Wednesday, April 17, 2019

Clover ~Film Jepang~

Clover (クローバー Kuroba) adalah film Jepang yang dirilis tahun 2014 bergenre komedi romantis. Film ini diadaptasi dari manga dengan judul yang sama karya Toriko Chiya. 

Film ini bercerita tentang kisah cinta Suzuki, gadis pemalu yang bingung menentukan siapa yang sebenarnya dicintainya. Apakah Haruki, teman masa kecil dan juga cinta pertamanya sayangnya pria itu pergi tanpa kabar. Tapi kini Haruki kembali muncul sebagai artis yang bermasalah. Atau memilih Tsuge, atasan di hotel tempatnya bekerja yang dingin dan cuek.


Para pemain :

Emi Takei sebagai Saya Suzuki
Tadayoshi Okura sebagai Susumu Tsuge
Kento Nagayama sebagai Hino Haruki 
Natsuna Watanabe sebagai Shiori Tsutsui
Yusuke Kamiji sebagai Yoshimichi Tsutsui
Haruka Kinami sebagai Ichiyo Tanigami
Erena Mizusawa sebagai Ririka Matsuzawa
Yasuko Mitsura sebagai Sakurako Kisaragi
Anna Konno sebagai Rumi Kashiwabara
Risa Naito sebagai Kaoru Ueda
Taku Suzuki sebagai Tazaki
Kai Shishido sebagai presiden Komatsu
Kenji Murakami sebagai Mitsunari Goda
Rie Shibata sebagai peramal
Masahiko Nishimura sebagai direktur Matsushita

Sinopsis lengkap :

Tiga orang wanita sedang berjalan-jalan dan salah satu dari mereka yang bernama Suzuki tertarik untuk diramal. Peramal mengatakan bahwa Suzuki akan memiliki hubungan seperti roller coaster. Suzuki tak mengerti dan peramal itu menambahkan akan ada kecemasan dan kabut dalam hati Suzuki. Setelah semuanya menghilang, akan muncul seseorang dan dia akan menjadi yang terbaik dan terburuk dari takdirnya. Suzuki masih tak mengerti dengan apa yang dikatakan peramal itu tapi hanya diam saja.

Suzuki mengeluh tentang hasil ramalannya, kedua temannya mengatakan bahwa setidaknya Suzuki akan bertemu jodohnya. Ririka mengeluh tak percaya bahwa dirinya memiliki kutukan dan Suzuki menambahkan bahwa itu sebabnya Ririka  selalu memilih pria dari tampangnya. sedangkan Ichiyo tak percaya bahwa dirinya diramal akan menikah pada umur 40 tahun, entah itu benar atau tidak. 

Suzuki terdengar santai dengan mengatakan kalau saat ini dirinya tidak memikirkan cinta. Ichiyo penasaran dan bertanya mengapa Suzuki terdengar pesimis? Apakah ada seseorang di masa lalu yang tak bisa dilupakan? Suzuki hanya diam sambil tersenyum misterius.

Tiba-tiba Ririka berteriak saat melihat iklan di layar besar. Ririka sangat menyukai aktor yang bernama Hino Haruki. Dia ingin memiliki pacar yang keren seperti Haruki dan Ichiyo menyindir bahwa hal itu tidak mungkin terjadi. Suzuki melihat Haruki yang seolah menatap dan mengatakan sesuatu padanya. 

Ingatan Suzuki terbang ke masa lalu saat Haruki dan dirinya sedang mencari daun semanggi kemudian beberapa polisi membawa Haruki pergi. Suzuki melihat Haruki di layar besar mengatakan 'aku akan menemuimu' seolah kata-kata itu ditujukan padanya padahal itu adalah promo film Haruki yang baru.

Pagi itu Suzuki agak terlambat pergi ke hotel tempatnya bekerja. Dia berjalan mengendap-endap dan mengambil rute agak memutar agar tidak ketahuan bosnya. Suzuki bekerja di bagian perencanaan kegiatan. Suzuki agak bergegas menuju kantornya dan dia langsung ditegur oleh bosnya yang bernama Tsuge. Tsuge mengingatkan Suzuki agar selalu datang 30 menit lebih awal bila ada kegiatan. Suzuki minta maaf.

Tsuge tak perduli dengan permintaan maaf Suzuki. Dia mengabarkan bahwa perayaan hari ini mundur dari jam 2 menjadi jam 1, apakah Suzuki sudah menyiapkan ruangannya? Suzuki berniat pergi untuk memastikannya. Tsuge menghentikan langkah Suzuki dan bertanya mengapa baru melakukannya sekarang? Tsuge sudah memeriksanya dan kursinya kurang. Suzuki bingung dan Tsuge memerintahkan agar Suzuki cepat pergi dan menambah kursi yang kurang. Suzuki segera berlari tapi Tsuge memperingatkan agar Suzuki tak berlari di aula.

Tsuge pergi dan 2 orang pegawai wanita tersenyum dan memuji bahwa Tsuge-san itu keren. Suzuki yang mendengar hal itu menjadi kesal karena mereka tak tahu sisi buruknya Tsuge. Suzuki mengingat kembali beberapa kejadian yang pernah dialaminya saat bertemu dengan Tsuge. Suzuki sangat membenci Tsuge bahkan di rumahnya, Suzuki memiliki sansak tinju yang ditempeli dengan gambar tsuge dan bila merasa kesal dan marah pada Tsuge maka Suzuki akan memukuli sansaknya seolah sedang memukuli Tsuge.

Suzuki kembali membuat kesalahan saat menyambut tamu yang ingin makan, dia hanya fokus pada si anak yang alergi susu sedangkan dirinya tak bisa menjawab saat ibu si anak bertanya apakah mereka menyediakan sayuran organik. Suzuki pamit untuk mencari tahu, dia berpapasan dengan Tsuge yang sejak tadi mengamatinya.

Tsuge mengatakan bahwa tamu kelas atas pasti memiliki kebutuhan khusus, dia bertanya apakah Suzuki tidak mengkonfirmasikan sebelumnya? Suzuki minta maaf karena harus fokus pada alergi. Tsuge menyindir Suzuki yang tak bisa fokus pada banyak hal, kapasitas otak Suzuki tak sebesar milik hewan. Suzuki masih shock saat Tsuge memberinya waktu 30 menit untuk membeli sayuran organik di toko terdekat. 

Suzuki berusaha mencari di toko terdekat tapi ternyata tokonya sudah tutup. Suzuki melihat mobil pengantar sayuran yang hendak mengirim ke tempat lain, dia berusaha mengejar dan tak perduli dengan keselamatannya sendiri. Suzuki berhasil mengatasi masalah sayuran organik dan dia senang dengan hal itu.

Saat memberikan makanan pada tamu, Suzuki memberi mereka hadiah sebagai tanda terima kasih. Suzuki puas melihat tamunya senang tapi Tsuge tetap saja mengkritiknya dengan mengatakan bila Suzuki mengkonfirmasikan sejak awal pasti dia tak akan kerepotan seperti tadi. Tsuge menilai bahwa Suzuki tidak efisien dan Suzuki terpaksa membenarkannya. Suzuki mengomel tapi Tsuge malah memintanya menunggu di aula, kemudian dia pergi.

Suzuki menunggu dan berpikir pasti akan dimarahi lagi secara pribadi. Saat melihat Tsuge muncul maka Suzuki berpesan agar Tsuge tidak marah secara berlebihan karena kapasitas otaknya kecil. Tsuge kembali mengkritiknya karena memiliki ingatan yang buruk. Suzuki protes tapi Tsuge malah mengajaknya berpacaran. Suzuki bingung dan mengira Tsuge hanya bercanda tapi Tsuge menegaskan kalau dirinya serius.

Suzuki menduga kalau Tsuge menyukainya tapi Tsuge tak mengiyakan, hal itu membuat Suzuki kian bingung. Tsuge beralasan walaupun dirinya tak menyukai Suzuki tapi bila mereka bersama dan mencari kecocokan maka ada kemungkinan mereka akan menikah. Suzuki kaget dan saking kagetnya hingga menjerit tapi langsung menutup mulutnya.

Tsuge mengungkapkan alasannya, dia tak ingin membuang waktu dengan melakukan kencan yang tak berguna. Tsuge berencana meningkatkan karier ke luar negeri dan bila memiliki pasangan maka cita-citanya akan mudah tercapai. Selama bekerja bersama Suzuki, Tsuge merasa bahwa tata cara Suzuki memang buruk tapi Suzuki pandai berbaur.

Suzuki mulai bisa mengerti keinginan Tsuge dan dia agak kesal karena semuanya hanya demi kepentingan Tsuge saja. Tsuge bertanya apakah Suzuki membencinya? Suzuki mengaku karena Tsuge atasannya maka dia tak bisa bilang suka atau benci. Tsuge mendekati Suzuki dan bertanya apa jawaban Suzuki atas ajakannya?

Suzuki curhat pada kedua sahabatnya, Ichiyo dan Ririka yang kebetulan bekerja di hotel yang sama dengan Suzuki. Ichiyo tak percaya dan bertanya bagaimana raut wajah Tsuge saat mengatakannya? Suzuki agak bingung. Ririka yang sejak tadi hanya mendengarkan kini ikut berkomentar. Ririka senang karena Tsuge itu sangat mahir. 


Suzuki malah mencibir, Suzuki berpendapat bahwa Tsuge itu mengerikan, membodohi orang dengan kata-katanya. Ririka tetap memberi nilai lebih untuk Tsuge karena Tsuge memang pandai dan menduduki posisi penting di hotel padahal usianya masih muda tapi Suzuki masih enggan. 


Ririka diikuti oleh Ichiyo dan Suzuki melihat para pria yang berlalu lalang di lobi hotel dan Ririka memberi nilai jelek pada mereka semua. Ririka langsung girang saat melihat Tsuge berjalan dengan santai dan berhenti sejenak untuk melihat ponselnya. Ririka menyemangati Suzuki dengan mengatakan bahwa Tsuge itu sempurna dan juga masih lajang. Ririka menduga bahwa Tsuge akan dipromosikan ke luar negeri dan berniat mengajak Suzuki.


Ririka dan Ichiyo ingin tahu jawaban yang akan Suzuki berikan untuk Tsuge. Mereka kaget karena Suzuki berniat untuk menolaknya. Ririka langsung tersenyum manja dan menyarankan agar Tsuge diberika untuknya saja tapi Ichiyo menyindir sambil mencolek pundaknya. Ririka hanya tersenyum malu.


Suzuki baru saja selesai bekerja dan dia sedang melihat film Hino dari ponselnya sambil mengenang kembali cinta pertamanya. Seorang rekan bernama Sakurako mengabarkan bahwa ada tamu yang bernama Shizuku Mitsumi meninggalkan barangnya. Dia meminta bantuan Suzuki untuk mengembalikannya, tamu itu menginap di Royal Suite. Suzuki bersedia membantunya.


Suzuki menyusuri koridor Royal Suite dan dia berhenti di depan kamar Shizuku. Dia memencet bel sambil menunggu. Pintu terbuka dan seorang wanita cantik berambut panjang tampak kesal karena merasa terganggu dengan kehadiran Suzuki yang memberikan barangnya secara langsung padahl bisa lewat manajernya saja. Suzuki hanya diam tapi matanya langsung terbelalak saat tak sengaja melihat pria yang baru selesai mandi, dialah Hino Haruki, cinta pertamanya dulu.


Suzuki pulang kerja dan dia melihat Tsuge. Dia memanggil Tsuge dan langsung mengajaknya berpacaran. Suzuki bingung sendiri saat Tsuge hanya diam tak bereaksi ketika Suzuki memintanya menjadi pacarnya dalam semalam saja. Suzuki buru-buru pamit tapi langkahnya terhenti ketika Tsuge mengiyakan ajakannya.


Mereka minum bersama dan Suzuki menceritakan kisah cinta pertamanya saat masih SMP bersama Hino pada Tsuge. Dulu Suzuki dan Haruki adalah tetangga dan teman sekelas tapi ayah Haruki harus pindah ke Amerika. Mereka tidak ingin berpisah makanya mereka memutuskan untuk kabur. Tsuge menyindir bahwa kabur adalah cara kuno.


Suzuki tak perduli dengan ejekan Tsuge karena yang dia rasakan saat itu hanya kebahagiaan. Tanpa sengaja Suzuki mengatakan bahwa dirinya tetap jomblo hingga kini karena percaya dengan janji Haruki yang suatu saat akan menemuinya. Tsuge kembali menyindirnya. Kali ini Suzuki menumpahkan kekesalannya setelah melihat Haruki menginap dengan seorang wanita dengan menghentakkan gelasnya, hal itu membuat pelayan menoleh. 


Tsuge hanya diam mendengarkan sambil minum. Tanpa disadari, Suzuki bercerita dengan suara yang keras seolah menahan marah. Pelayan meminta Suzuki untuk mengecilkan suaranya karena menganggu tamu yang lain, Suzuki malu dan berniat pergi tapi Tsuge mengatakan kalau ceritanya belum selesai jadi mereka masih akan tinggal. 


Pelayan terpaksa memberi Tsuge minum kembali. Suzuki malu dan membenamkan wajahnya dalam jaket sambil kembali melanjutkan ceritanya. Tsuge menawarinya agar mereka berpacaran. Dia akan membantu Suzuki agar bisa mencintai lagi.


Suzuki menyodorkan beberapa proposal rencana kegiatan pada Tsuge dan Tsuge mengkritik bahwa tak ada yang bagus dan banyak yang salah ketik. Suzuki mengangguk dan pergi. Saat berada di mejanya, Suzuki melirik tajam ke arah Tsuge yang sibuk mengetik. Dia tak mengerti, katanya ingin membantu kehidupan cintanya tapi tingkahnya masih kejam.


Tn. Matsushita muncul dan mengabarkan bahwa tamu undangan kampanye Valentine tahun ini adalah Hino Haruki dan Kubota Rina. Tn. Matsushita ingin Suzuki yang menghubungi kantor mereka sambil menyerahkan sebuah proposal. Suzuki menerima proposal itu dan menyanggupinya. Suzuki melihat beberapa rekannya senang saat mengetahui Haruki akan ada di hotel mereka.


Suzuki menyiapkan rencana agar acaranya menarik yaitu penggemar boleh membuat coklat buatan sendiri untuk diberikan pada Hino. Acara promosi berjalan sukses, 200 tiket terjual habis dan mereka hanya tinggal menunggu hari H saja. Saat Suzuki dan rekan setimnya senang, Tn. Matsushita datang dan mengatakan bahwa jadwal Kobuta Rina hanya sampai jam 7 saja padahal acara mereka sampai jam 9. 


Suzuki mengaku sudah menghubungi pihak mereka dan sudah mengirimkan surel juga. Tsuge muncul dan bertanya apakah Suzuki sudah memastikannya secara langsung? Suzuki minta maaf. Tn. Matsushita bingung, mereka tak mungkin mengembalikan uang penggemar, hal itu bisa merusak citra hotel mereka. Suzuki berniat melakukan sesuatu, dia akan memperbaiki kesalahannya.


Suzuki menemui manajer dan bos Rina tapi mereka semua cuek dan menolak membantunya tapi kemudian semuanya berubah saat manajer muncul dan memanggil bosnya. Setelah menunggu beberapa menit, bos muncul dan kali ini sikapnya lebih ramah pada Suzuki. Bos berjanji akan membantunya dan Suzuki tampak puas, dia langsung menelepon Tsuge dan menyombongkan diri. Suzuki tak tahu bahwa semuanya berkat usaha Tsuge bukan dirinya.


Acaranya berlangsung sukses dan Suzuki puas melihatnya. Dia pergi dan berniat menulis memo untuk Haruki. Tiba-tiba Haruki muncul dan merebut memo itu. Suzuki kaget saat Haruki menyarankan agar mengatakan langsung padanya daripada membuat memo, Suzuki berusaha merebut kembali memonya. Haruki membaca memonya dan memasukkan dalam saku, dia mengaku kaget saat itu. Suzuki tak menduga kalau Haruki masih mengingatnya.


Suzuki bertanya apakah Haruki berpacaran dengan artis itu? Haruki mengaku kalau dia tak berpacaran dengan Shizuku. Haruki balik bertanya apakah Suzuki sudah punya pacar? Suzuki mengiyakan dan dia ingin menunjukkannya pada Haruki tapi Suzuki sempat salah menunjuk orang yaitu bosnya Tn. Matsushita. Suzuki menunjuk Tsuge, pria yang berkacamata dan berusaha memanggilnya tapi Tsuge seolah tak mendengar dan masuk dalam lift. Haruki meledek karena Suzuki diabaikan oleh pacarnya sendiri.


Haruki menyindir Suzuki yang menjaga jarak dengannya padahal mereka adalah teman. Suzuki kaget dan tampak kecewa tapi dia mencoba tersenyum dan mengiyakan. Haruki mengalihkan pembicaraan dengan mengatakan kalau Suzuki cocok memakai seragam itu. Haruki melihat jadwal kerja Suzuki yang penuh, dia memuji Suzuki yang kini telah dewasa. Suzuki tersenyum mengangguk.


Suzuki pergi ke kantor Kobuta Rina untuk mengucapkan terima kasih tapi saat menunggu, dia tak sengaja mendengar pembicaraan 2 pria tentang Tsuge di ruangan sebelah. Acara Valentine itu sukses berkat campur tangan pacar Tsuge yang bernama Ijuin Hisako. Ijuin tahu kalau bos dan Rina berselingkuh makanya mereka langsung patuh ketika Tsuge menelepon bos dan meminta Rina untuk mengikuti acara hingga jam 9.


Tanpa permisi, Suzuki langsung masuk dan melihat Ijuin dari dekat. Dia tak percaya kalau wanita secantik dan sepandai Ijuin adalah mantan pacarnya Tsuge. Suzuki kembali ke hotel dengan kesal, dia ingin bertanya langsung pada Tsuge.  


Sesampainya di hotel dan bertemu Tsuge, Suzuki langsung mengomelinya. Dia menuduh Tsuge berperilaku buruk karena memanfaatkan mantan pacar untuk urusan pekerjaan. Tsuge tak menanggapi tuduhan itu dan pergi meninggalkan Suzuki. Suzuki masih belum puas, dia terus membuntuti Tsuge dan menuduhnya enak-enakan tertawa saat dirinya bekerja keras. Suzuki curiga bahwa saat dirinya kedinginan menunggu bos, semuanya sebenarnya telah diatur.


Suzuki masih kesal sehingga dia tetap mengomel saat bertemu Tsuge. Itu yang dilakukannya saat dirinya memasukkan koper dalam bagasi bis dan Tsuge sibuk mengecek semuanya. Suzuki bingung sendiri, dulu Tsuge berpacaran dengan Ijuin yang terkenal dan kini dengan dirinya. Suzuki tak mengerti mengapa Tsuge mau berpacaran dengannya tapi sekali lagi tsuge hanya cuek dan meninggalkan Suzuki tanpa mengatakan apapun.


Ketika tiba di tempat wisata dan waktunya makan bersama. Suzuki melirik Tsuge yang hanya duduk sendiri. Dia menghampiri Tsuge dan menuangkan minuman sambil menyindir bahwa Tsuge itu penyendiri. Suzuki kesal karena Tsuge hanya diam. Tsuge menoleh dan mengajaknya pergi. Suzuki bingung dan terpaksa ikut dengan masih membawa botol kosongnya.


Suzuki menjadi gugup saat Tsuge membawanya ke kamar. Tsuge bertanya tentang apa yang ingin dikatakan Suzuki padanya. Suzuki bertanya mengapa Tsuge mengajaknya berpacaran, apa ingin membodohinya? Tsuge menyindirnya karena terlalu percaya diri padahal dia sudah mengatakan alasannya sejak awal.


Suzuki masih tak mengerti mengapa mereka berpacaran bila tak saling suka? Suzuki mengeluh bahwa sejak awal dirinya tak merasa menyetujuinya tapi dirinya tak keberatan karena Tsuge mengatakan bahwa itu untuk pemulihan perasaan cintanya. Tsuge bertanya mengapa Suzuki mengomel sendiri? Suzuki menegaskan bahwa dirinya tak mengerti apa yang Tsuge pikirkan tentang dirinya.


Tsuge menatap Suzuki dengan tajam dan mendekatinya sambil memegangi wajahnya. Suzuki kaget dan Tsuge menyindir bahwa bentuk bibir seperti karakter 'he' atau kotak. Tsuge menarik kedua ujung bibir Suzuki hingga terlihat seperti tersenyum dan dia menilai bahwa bila seperti itu maka karakter 'he' tak terlihat lagi. Suzuki marah dan menampar Tsuge.


Paginya, dua orang wanita muda yang bernama Rumi dan Kaoru berusaha menarik perhatian Tsuge tapi Tsuge tetap cuek dan pergi. Kemudian muncul Sakurako dan mengusir Rumi, wanita bertopi. Sakurako khawatir melihat pipi Tsuge yang kemerahan dan berusaha memberinya saputangan tapi Tsuge menghindari mereka. Rumi kesal dan melemparkan topinya. Dia berniat minta tolong pada Tsuge untuk mengambilkan topinya.


Suzuki kesal melihat pemandangan itu, Ichiyo mendekat seraya mengatakan seperti biasanya Tsuge selalu populer. Suzuki menghela nafas dan berbalik sambil mencela Tsuge. Ichiyo mengatakan bahwa semalam saat bosnya mabuk, beliau mengatakan sebagai akibat kesalahan Suzuki waktu itu, Suzuki akan diturunkan jabatannya ke Hokkaido tapi Tsuge menghentikannya.


Suzuki kaget dan Ichiyo mengiyakan. Suzuki masih sebal dan mengatakan kalau dirinya tak tahan dengan sikap Tsuge. Ichiyo membela Tsuge dengan mengatakan bahwa orang yang memiliki harga diri yang tinggi mau pergi menemui mantan adalah hal yang penting. Ichiyo menyimpulkan bahwa Tsuge mau melakukan hal itu pasti demi Suzuki. Perhatian mereka teralih saat Rumi terus meminta Tsuge membantunya mengambil topi.


Suzuki naik perahu bebek sendirian sambil mengamati Tsuge yang pergi bersama Rumi untuk mengambil topinya. Suzuki bahkan memantau mereka dengan menggunakan teropong. Tsuge berhasil mengambil topi itu dan Rumi berusaha untuk mencium Tsuge. Suzuki tidak rela hal itu terjadi, dia ingin mencegahnya tapi dia lupa kalau sedang di danau. Suzuki tercebur dan dia tenggelam, samar-samar dia melihat Tsuge datang untuk menolongnya. 


Suzuki terbangun dan dia kaget melihat Tsuge duduk di samping kasur sambil mengamatinya. Tsuge langsung mengomelinya karena selalu merepotkan dirinya. Tsuge mengeluh karena dia harus menolong Suzuki. Suzuki membuang muka, dia menyesal telah mengikuti Tsuge tapi dia merasa sakit karena tak ingin ada wanita lain disamping Tsuge. Suzuki tak tahan bila melihat Tsuge berciuman dengan wanita lain di depan matanya.


Tsuge kembali menyindir Suzuki yang bodoh. Suzuki menoleh dan Tsuge berdiri kemudian membungkuk ke arahnya. Dia mencium Suzuki dan dia menyudahinya sambil mengatakan bahwa dirinya tak bilang bahwa ciuman tadi tak memiliki perasaan. Suzuki hanya diam karena dia merasa takjub dengan perubahan sikap Tsuge padanya.


Suzuki mengira sikap Tsuge telah berubah tapi ternyata dugaannya keliru. Saat kembali bekerja, sikap Tsuge kembali cuek dan acuh padanya. Ketika Suzuki masuk lift dan Tsuge menyusulnya, Suzuki membayangkan Tsuge akan bersikap mesra padanya saat hanya berduaan saja tapi nyatanya Tsuge bersikap dingin dan pergi begitu saja saat lift terbuka. Begitu pula saat mereka berpapasan, Tsuge hanya cuek seolah tak melihatnya. Hal itu membuat Suzuki kecewa.


Suzuki sengaja menelepon Tsuge setelah pulang kerja. Tsuge yang sedang ada acara makan malam bersama kolega menjawab teleponnya dengan nada datar saat bertanya ada perlu apa Suzuki mencarinya. Suzuki gugup dan mengaku tak ada hal penting lalu menutup teleponnya. Suzuki mengeluh dengan sikap Tsuge yang tak bisa dia mengerti.


Paginya, Suzuki tak sengaja melihat Tsuge dan dia pura-pura cuek tapi Tsuge memanggilnya. Tsuge memintanya untuk memeriksa rencana kegiatan sambil menyodorkan sebuah proposal. Suzuki menerima dan Tsuge langsung pergi tanpa mengatakan apapun. Suzuki membuka dan dia kaget melihat memo yang ditulis Tsuge untuknya. Memo itu berisi permintaan untuk datang ke Pusat Buku yang ada di seberang sungai jam 7 malam. Suzuki terkejut tapi bahagia karena ini berarti ajakan kencan.


Suzuki sampai di Pusat Buka dan dia mencari Tsuge. Dia tersenyum dan melambaikan tangan ke arah Tsuge, Tsuge menoleh dan balas tersenyum tipis. Mereka berjalan sambil menikmati kelopak bunga sakura yang berjatuhan. Suzuki begitu bahagia, berjalan sambil bergandengan tangan dan dihiasi dengan taburan kelopak bunga. Suzuki tanpa sadar melepaskan genggaman tangan Tsuge saat angin berhembus agak kencang.


Suzuki baru sadar kalau kini dirinya sendirian, dia bingung akan mencari Tsuge kemana. Banyak orang yang berlalu lalang. Suzuki hanya bisa diam dan menunggu. Tsuge muncul dibelakangnya sambil mengomel karena Suzuki melepaskan tangannya. Dia mengulurkan tangan dan Suzuki menyambutnya dengan antusias. Mereka menghabiskan sisa malam di apartemen Tsuge.


Paginya, Tsuge tanpa ragu mengeringkan rambut Suzuki yang indah dan panjang dengan menggunakan hairdryer. Suzuki bertanya apakah mereka benar-benar pacaran? Tsuge mengiyakan. Suzuki ingin mereka berkencan selama beberapa hari misalnya dengan pergi ke taman hiburan. Suzuki agak ciut nyalinya saat Tsuge hanya diam tapi dia langsung senang saat Tsuge mengiyakan.


Di taman hiburan, mereka naik kereta luncur. Suzuki sangat senang dan berteriak puas tapi Tsuge hanya diam tanpa ekspresi. Suzuki khawatir saat Tsuge berjalan agak sempoyongan setelah turun dari kereta luncur. Tsuge mengaku kalau dirinya takut ketinggian. Suzuki merasa tak enak dan bertanya mengapa Tsuge tak mengatakannya sejak awal. Kalau Suzuki tahu maka dia tak akan mengajak Tsuge naik kereta luncur.


Tsuge tak ingin mengatakannya karena bisa menodai harga dirinya sebagai pria. Tsuge tak ingin memperlihatkan kelemahannya di depan orang yang disukainya. Suzuki tersenyum dan meminta Tsuge untuk mengulanginya lagi tapi Tsuge menolak. Suzuki bertanya bagian mana dari dirinya yang baik? Tsuge menjawab tak ada yang baik dan Suzuki langsung cemberut. Tsuge menambahkan bahwa tak ada yang baik tapi baginya Suzuki adalah orang yang tenang.


Suzuki tersenyum senang, dia bahkan menggoda dan bertanya pada Tsuge. Apakah dirinya boleh melakukan kesalahan yang menarik karena Tsuge adalah orang yang pengecut? Tsuge tak suka dibilang pengecut, dia pergi meninggalkan Suzuki. Suzuki mengejarnya dengan mengatakan bahwa Tsuge adalah orang yang keras kepala. Suzuki melingkarkan tangannya di lengan Tsuge dan mereka menikmati hari itu dengan ceria.


Tsuge sedang berdiskusi dengan bosnya yang bernama Yoshimichi. Yoshimichi bertanya tentang kemungkinan membuka hotel cabang di luar Jepang dan Tsuge mengiyakan karena perhotelan Jepang diakui di luar negeri. Yoshimichi masih ragu karena hotel Jepang memiliki ciri khas yaitu pemandian air panas. Tsuge mengatakan bahwa hal itu tidak sulit karena mereka bisa menemukan pemandian air panas contohnya di Canada Harrison dan New Zealand Taupo. Mereka bisa memadukan keramahan dan suasana yang tenang dari penginapan Jepang sebagai ciri utamanya.


Yoshimichi terkesan dengan ide yang diutarakan oleh Tsuge. Dia telah memutuskan bahwa pimpinan proyek pembangunan untuk hotel baru di Paris akan digantikan oleh Tsuge. Tsuge kaget saat Yoshimichi mengatakan bahwa pengelola layanan hotel baru akan diserahkan pada Tsuge. Tsuge tersenyum dan berterimakasih karena sudah menjadi impiannya mengelola hotel cabang di luar negeri. Yoshimichi tersenyum dan mengatakan kalau semuanya di mulai bulan depan. Yoshimichi bertanya untuk menegaskan bahwa Tsuge sanggup bekerja karena tak punya prioritas di Jepang. Tsuge mengiyakan tapi dia ragu. Yoshimichi kembali bertanya dan Tsuge menyanggupi.


Suzuki sedang ngobrol dengan Ichiyo dan Ririka. Suzuki galau karena tak tahu bagaimana caranya memberitahu Tsuge bahwa Sabtu besok adalah hari ulangtahunnya. Ririka menyarankan agar Suzuki mengatakan langsung tapi Suzuki enggan karena hal itu kesannya seperti memaksa. Ichiyo menyarankan agar mereka melakukan kencan ganda dan Ichiyo akan menceritakan pada Tsuge secara halus. Suzuki mengangguk setuju.


Suzuki menyindir Ichiyo yang sudah banyak melakukan kemajuan bersama pacarnya dan Ichiyo hanya tersenyum. Ririka menambahkan bahwa Ichiyo kini telah menunjukkan kemampuannya. Ririka ingin ikut kencan ganda tapi Ichiyo melarangnya, hal itu membuat Ririka agak kecewa. 


Ichiyo bertanya hadiah apa yang diinginkan untuk ulangtahunnya? Ririka memberikan ide sambil menunjukkan iklan cincin di majalah. Desain cincin itu orisinil dan butuh waktu sebulan untuk membuatnya. Ichiyo mengatakan bahwa waktunya tak cukup dan Suzuki mengiyakan. Suzuki setuju saat kedua temannya mengatakan bahwa pasti menyenangkan bila mendapat cincin yang seperti iklan itu.


Tsuge dan Yoshimichi akan pergi untuk menemui klien. Yoshimichi meminta Tsuge melakukan yang terbaik dan Tsuge hanya diam sambil berjalan menuju mobil yang sudah menunggu. Tsuge kaget melihat bosnya kini bertugas menjadi sopir dan bertanya apa yang terjadi. Yoshimichi menjelaskan bahwa Tn. Matsushita menolak dipindah ke hotel Sydney dengan alasan tahun ini putrinya akan ujian. Yoshimichi menyindir bahwa masih ada saja orang yang lebih memilih rumah daripada pekerjaan. Tsuge melirik mantan bosnya yang hanya tersenyum masam.


Mereka pergi ke sebuah restoran dan bertemu dengan Shiori adiknya Yoshimichi yang sedang kencan buta. Yoshimichi menyindir adiknya yang kali ini kembali menjalani perjodohan. Yoshimichi memperkenalkan diri pada pria teman kencan Shiori. Pria itu bernama Tasaki dari Bank Tokyo. Shiori langsung tertarik saat kakaknya memperkenalkan Tsuge padanya.


Yoshimichi dan Tsuge sedang memilih menu saat Shiori ikut bergabung, dia hanya cuek saat kakaknya menyindir karena Shiori meninggalkan teman kencannya. Shiori beralasan kalau bersama mereka lebih menarik. Tiba-tiba ponsel Yoshimichi berbunyi dan dia segera pamit. Saat Yoshimichi pergi, Shiori mencoba mengajak Tsuge ngobrol tapi Tsuge hanya menjawab singkat semua pertanyaannya seolah tak nyaman.


Yoshimichi muncul beberapa menit kemudian dan mengatakan ada hal penting sehingga Tsuge bisa makan bersama Shiori. Yoshimichi kemudian pergi. Tsuge ikutan pamit tapi Shiori protes karena Tsuge membiarkannya makan sendirian. Tsuge menyarankan agar Shiori kembali pada teman kencannya. Shiori kesal dan bersikap arogan, dia minta Tsuge kembali duduk karena Tsuge hanya pegawai makanya harus patuh padanya.


Tsuge terpaksa duduk kembali. Shiori mengeluh bahwa acara perjodohan itu membosankan karena ayahnya hanya menganggap dirinya sebagai alat untuk memperluas hotel saja. Tsuge menyarankan agar sejak awal Shiori menolak perjodohannya. Shiori menjadi marah karena Tsuge berani lancang padanya. Shiori berniat kembali pada pasangannya tapi dia malah menabrak pelayan yang membawa makanan yang panas.


Shiori mengaduh kepanasan dan Tsuge langsung menolong dengan memberinya es batu. Semula Shiori tak mau tapi dia langsung terpesona saat Tsuge memintanya untuk diam dan bila perlu dia akan membawa Shiori ke rumah sakit. Tsuge menemani Shiori di rumah sakit dan mengantarnya pulang dengan taksi.


Paginya, ruang ganti wanita bagian perencanaan kegiatan menjadi heboh saat Sakurako mengabarkan bahwa semalam dirinya tak sengaja melihat Tsuge berjalan mesra bersama Shiori dan naik taksi. Ichiyo melirik Suzuki dan mengatakan mungkin saja mereka membicarakan masalah pekerjaan. 


Sakurako meragukannya dan dia memperagakan cara Tsuge memegang Shiori dengan dibantu Rumi. Rumi mengeluh bahwa bila Tsuge berkencan dengan Shiori maka mereka tak mendapat kesempatan lagi. Rumi, Kaoru dan Sakurako langsung terduduk lemas karena mereka sangat mengidolakan Tsuge. Ichiyo kembali melirik Suzuki yang tampak kesal sambil mengunci lockernya kemudian pergi begitu saja.


Saat sedang memeriksa menu makanan, Suzuki melirik Tsuge yang berjalan menjauh karena menerima telepon. Suzuki penasaran dan ingin bertanya tapi tak berani. Tsuge mendapat telepon dari Shiori. Shiori memintanya untuk datang dan tak perduli bahwa Tsuge juga sedang bekerja. 


Shiori ingin menujukkan bahwa kini dirinya menjadi penasihat khusus untuk Hotel Tokyo di Paris tapi dia tak tahu apa yang harus dilakukannya. Tsuge sebenarnya enggan bersama Shiori tapi Shiori justru tertarik dengan Tsuge yang dingin dan cuek.


Suzuki sedang memeriksa buku agendanya dan melihat jadwal kencan gandanya dengan Kazuyo tapi kemudian ponselnya berbunyi, ada sms dari Haruki yang bertanya apakah Suzuki sehat? Besok hari ulangtahunnya, kan?


Suzuki dan Haruki makan bersama di kedai milik nenek langganan mereka dulu. Nenek senang karena Haruki memberinya poster dan minta ditandatangani. Haruki berjanji akan mengundang nenek ke acaranya, hal itu membuat nenek kian senang. Mereka tak mengira kalau nenek pemilik kedai tak banyak berubah.


Haruki memberi Suzuki hadiah berupa boneka beruang kecil berwarna coklat. Suzuki senang menerimanya dan dia berterimakasih. Dia iseng bertanya pada Haruki apakah pernah diselingkuhi? Suzuki malu dan meminta Haruki tak menjawabnya tapi Haruki mengiyakan, hal itu membuat Suzuki kaget.


Haruki menjelaskan bahwa orang yang selingkuh itu berarti mereka tak serius dengan hubungan yang mereka jalin. Pria tak akan selingkuh bila dirinya serius dengan pasangannya. Haruki balik bertanya apakah Suzuki diselingkuhi? Suzuki menyangkal, dia hanya tak percaya diri karena Tsuge orang yang hebat, dia tak tahu mengapa Tsuge bisa memilih dirinya. Haruki menyemangati dirinya dan mencoba membuat Suzuki percaya diri.


Saat acara kencan ganda, Ichiyo begitu kompak dan mesra bersama pacarnya. Mereka berjalan sambil bergandengan tangan sedangkan Suzuki dan Tsuge berjalan agak berjauhan. Saat Suzuki ingin membeli makan seperti mereka, Tsuge menolak dengan alasan akan kekenyangan dan Suzuki terpaksa menurut.


Ketika di toko mainan, Suzuki dan pacarnya Ichiyo asyik mencoba dan bercanda sedangkan Tsuge menunggu di luar toko. Ichiyo mendekat dan memancingnya dengan pertanyaan tentang tanggal ulangtahunnya dengan alasan dirinya punya aplikasi ramalan cinta. Suzuki muncul dengan maksud menunjukkan topeng pandanya dan langsung kaget. Ternyata ulangtahun Tsuge sudah lewat, 2 minggu yang lalu. Suzuki melepaskan topengnya dan pergi.



Suzuki masuk toko pakaian dan dia membeli syal untuk Tsuge sebagai hadiah ulangtahun. Pacar Ichiyo keluar dan bertanya tentang Suzuki. Mereka bingung karena Suzuki menghilang, Tsuge langsung berlari mencarinya. Suzuki keluar dari toko dengan perasaan puas karena telah mendapat hadiah yang pas untuk Tsuge.


Suzuki senang saat melihat Tsuge mencarinya tapi dia kecewa ketika Tsuge malah memarahinya karena pergi tanpa pamit. Suzuki menyembunyikan hadiahnya dan protes karena merasa hubungan mereka seperti guru dan murid saja. Dia tak tahu apa yang dipikirkan Tsuge tentang dirinya, Tsuge bahkan tak mau menceritakan hari ulangtahunnya.


Suzuki bertanya apakah Tsuge pacaran dengan Shiori? Tsuge menyangkalnya dan beralasan bahwa semua itu atas perintah Yoshimichi. Suzuki kian kesal karena semua orang menduga kalau Tsuge pacaran dengan Shiori padahal Tsuge pacarnya. Tsuge tak mau membahasnya karena tak akan mengubah apapun. Dia tak mungkin melawan perintah atasan. 


Suzuki menuduh bahwa semua demi kepentingan Tsuge sendiri. Suzuki tak bisa membendung rasa marahnya saat melihat Tsuge hanya diam saja. Suzuki berbalik dan berlari. Tsuge berusaha mengejarnya dan dia kaget saat melihat Suzuki hampir saja tertabrak mobil. Suzuki berhasil menghindar tapi tasnya jatuh dan terlindas ban mobil. Suzuki tak perduli dengan hadiahnya, dia berlari pulang.


Saat Suzuki sedang mengetik, Tsuge datang dan memintanya untuk memeriksa proposal dan Suzuki menjawab dengan dingin. Hal itu sempat membuat Ichiyo prihatin. Ketika Suzuki bersiap pulang, Ichiyo menasihatinya agar percaya pada apa yang dikatakan oleh Tsuge tapi Suzuki sepertinya masih kesal. Menurut Ichiyo, Tsuge termasuk pria yang tak mau menunjukkan perasaannya.


Ichiyo menceritakan saat dirinya ngobrol dengan Tsuge. Ichiyo memancing obrolan dengan mengatakan kalau Suzuki merasa tak aman karena Tsuge selalu berwajah dingin. Tsuge ingin Suzuki menjadi orang yang kuat karena sebentar lagi dirinya akan dipromosikan ke Paris sehingga dirinya tak selalu ada untuk Suzuki. Dan hari itu sebenarnya Tsuge ingin mengatakannya pada Suzuki.


Suzuki menunggu Tsuge di halaman apartemennya. Dia senang ketika melihat Tsuge pulang dengan mengenakan syal yang dia belikan sebagai hadiah. Mereka berdua tampak canggung saat ngobrol selama beberapa menit. Suzuki meminta Tsuge untuk menceritakan semua padanya. Suzuki mengaku kalau dirinya bodoh sehingga selalu khawatir walaupun itu hanya gosip. Tsuge sebenarnya ingin mengajak Suzuki tapi waktunya terlalu dekat dan dirinya tak bisa memilih mana yang harus diutamakan. Tsuge mengaku selalu bingung bila dihadapkan pada dua pilihan. 


Tsuge mengambil sesuatu dari dalam tasnya dan berjalan mendekat ke arah Suzuki sambil menyerahkan sebuah kotak kecil. Suzuki kaget dan dia bertanya apakah Tsuge tahu hari ulangtahunnya? Tsuge membuang muka dan mengeluh mengapa harus mengajaknya ikut kencan ganda, padahal kemarin dia ingin memberikan cincin itu secara langsung. 


Suzuki tersenyum dan mulai membuka pita kotak itu. Suzuki terpesona saat membuka kotak itu, isinya adalah cincin yang seperti dalam iklan majalah yang pernah ditunjukkan Ririka padanya. Suzuki tersenyum dan mendekati Tsuge sambil mengucapkan terima kasih tapi Tsuge hanya diam seperti patung.


Tsuge mengajak Suzuki masuk ke apartemennya. Suzuki heran karena ternyata tak banyak barang dalam apartemen itu. Tsuge menjawab bahwa akan sulit melepaskan barang jika terus menyimpannya. Suzuki tak mengerti dan Tsuge menceritakan pengalaman masa kecilnya yang buruk pada Suzuki.


Suzuki mendengarkan cerita Tsuge dan dia mengenggam tangan Tsuge untuk memberikan dukungan. Suzuki menghiburnya dengan mengatakan bahwa tak apa bila Tsuge jatuh karena ada dirinya yang akan membantunya. Tanpa ragu Suzuki mencium Tsuge sekilas sambil tersenyum. Tsuge balas mencium dan memeluk Suzuki dengan hangat. 



Akhirnya Tsuge pergi ke Paris. Suzuki berusaha bekerja dengan giat dan selalu mengirim sms pada Tsuge tapi dia kesal karena Tsuge tak pernah membalas dan hanya membacanya saja.  Saat rapat, Suzuki melihat buku agendanya dan dia senang karena minggu depan Tsuge akan pulang. Suzuki sudah tak sabar ingin menghabiskan liburan di pemandian air panas bersama Tsuge. Suzuki sangat girang karena bisa bertemu lagi dengan Tsuge setelah sekian lama berpisah.


Tapi Suzuki harus kecewa karena malamnya saat mereka melakukan video call, Tsuge mengabarkan kalau dirinya tak bisa pulang karena banyak pekerjaan yang menumpuk. Suzuki tak bisa menutupi rasa kecewanya tapi dia mencoba mengerti dan berpesan agar Tsuge menjaga kesehatan. 


Suzuki bertanya apakah Tsuge akan pulang di pernikahan Kazuyo tapi belum sempat Tsuge menjawab, Suzuki sempat melihat Shiori muncul dan Tsuge buru-buru mengakhiri obrolan mereka. Suzuki kembali kecewa dan kali ini ditambah dengan rasa penasaran yang amat dalam tapi dia tak bisa berbuat apapun.


Suzuki mengeluh pada Haruki saat mereka bertemu. Suzuki merasa menjalin hubungan jarak jauh itu sulit karena dia tidak tahu apa yang Tsuge lakukan disana, hal itu membuatnya merasa tak nyaman. Haruki menyarankan agar Suzuki mempercayai Tsuge, mungkin Tsuge menyembunyikan sesuatu karena tak ingin Suzuki menjadi khawatir.


Haruki mengatakan bahwa bila seorang pria bekerja keras maka dia tak ingin mengungkapkannya pada pasangan. Haruki mengaku saat di Amerika dirinya ingin sekali menghubungi Suzuki tapi tidak berhasil. Haruki merasa menjadi lemah dan putus asa bila mendengar suara Suzuki. Suzuki tertawa senang mendengar pengakuan Haruki. 


Suzuki mengira Haruki telah melupakannya. Haruki menyangkal tapi dia langsung mengalihkan pembicaraan, Haruki memastikan bahwa meskipun Tsuge tidak mengungkapkannya pasti Tsuge tetap memikirkan Suzuki. Suzuki merasa lega setelah berbicara dengan Haruki. Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang memotret mereka berdua.


Haruki mengantar Suzuki pulang dan Suzuki mengatakan kalau dirinya ingin sekali melihat Haruki manggung. Haruki hanya tersenyum mengiyakan kemudian pamit. Saat di rumah, Suzuki membuka ponselnya dan ingin mencari berita tentang jadwal panggung Haruki tapi dia kaget karena berita yang ada isinya hanya menghujat dan mencela Haruki.


Suzuki sedang ngobrol bersama Ichiyo dan Ririka saat Tsuge mengabarkan kalau dirinya sudah tiba di Bandara Narita. Mereka janjian untuk bertemu di tempat upacara. Ririka senang akhirnya Ichiyo menikah, itu artinya ramalannya waktu itu salah. Ririka berharap hal yang bagus juga terjadi padanya dan Suzuki mengiyakan.


Ichiyo bertanya apakah Suzuki sedang sms-an dengan Tsuge? Suzuki hanya tersenyum saat Ichiyo menambahkan bahwa mereka sudah 6 bulan tak bertemu pasti Suzuki senang sekali. Suzuki tersenyum malu dan dia kian malu ketika Ririka bertanya apakah Suzuki sudah membeli lingerie baru? 


Obrolan mereka terhenti saat Sakurako dan Kaoru masuk untuk memberi ucapan selamat pada Ichiyo. Sakurako merasa iri karena satu per satu akan menikah dan mungkin giliran selanjutnya adalah Suzuki. Suzuki kaget dan mengelak tapi Sakurako menyodorkan majalan yang berisi artikel tentang dirinya dan Haruki. Semuanya kaget termasuk Ichiyo dan Ririka.


Yoshimichi marah sambil melemparkan majalah yang berisi artikel tentang Suzuki dan Haruki. Tsuge mencoba membela Suzuki dengan mengatakan bahwa pasti ada kesalahpahaman. Shiori heran dan bertanya bagaimana Tsuge bisa tahu? Tsuge menjelaskan bahwa Suzuki itu bawahannya dan tak mungkin berbuat hal yang merugikan perusahaan dan dirinya sendiri. Yoshimichi tak ingin memperpanjang masalah, dia ingin makan sambil membicarakan hal penting dengan Tsuge.


Yoshimichi segera pergi diikuti oleh Shiori. Tsuge memberanikan diri untuk menyela dengan mengatakan bahwa hari ini ada bawahannya yang menikah. Yoshimichi berbalik dan bertanya sambil tersenyum sinis, apakah pernikahan bawahannya lebih penting daripada dirinya? Yoshimichi tak menunggu jawaban Tsuge, dia langsung pergi diikuti oleh Shiori. Mereka meninggalkan Tsuge yang masih diam.


Acara pernikahan Ichiyo berlangsung meriah tapi hati Suzuki galau karena Tsuge tak kunjung datang. Dia gelisah sambil melihat ponselnya dan Suzuki kian gelisah karena tak ada kabar lagi dari Tsuge. Sakurako, Rumi dan Kaoru juga gelisah, mereka khawatir kalau Tsuge tak jadi datang.


Di tempat yang berbeda. Shiori sibuk membicarakan tentang pesta pernikahan dan bulan madu, Yoshimichi menanggapi bahwa tidak boleh terlalu lama karena Tsuge itu tangan kanannya sehingga hanya boleh cuti 2 minggu saja. Shiori mengeluh dan Tsuge tampak tidak nyaman dengan isi pembicaraan mereka.


Tsuge bertanya apakah isi pembicaraan ini tentang pernikahannya dengan Shiori? Yoshimichi mengiyakan dan heran melihat ekspresi Tsuge yang hanya diam, dia balik bertanya bukankah itu tujuan Tsuge? Tsuge minta maaf dan mengatakan bahwa dirinya sudah punya pacar. Shiori langsung menduga bahwa orang itu adalah yang bersama Hino di artikel majalah. Yoshimichi terkejut karena adiknya bisa tahu, Shiori berdalih bahwa dia tahu dari ekspresi wajah Tsuge saat melihat foto itu.


Shiori memanasi Tsuge dengan mengatakan bahwa mereka sudah 6 bulan tidak bertemu jadi Tsuge tak bisa menjaganya. Bila pria seperti Haruki mendekati Suzuki, mungkin saja dia akan berpaling pada Hino. Yoshimichi menambahkan bahwa Tsuge itu orang pintar tak seperti Tn. Matsushita. Yoshimichi mengingatkan bahwa bagi pria, cinta dan pernikahan itu berbeda.


Suzuki pulang dengan langkah gontai. Haruki muncul dan mendekatinya, Suzuki langsung panik dan mengajaknya pergi ke tempat agak sepi. Haruki ingin minta maaf tentang artikel itu yang mungkin akan menyebabkan masalah bagi Suzuki tapi Suzuki hanya diam. Suzuki seperti tenggelam dalam pikirannya sendiri dan tak menanggapi apa yang dikatakan Haruki. 


Haruki bertanya apa yang terjadi dan Suzuki bercerita kalau hari ini temannya menikah. Tsuge berjanji akan datang tapi ternyata tidak datang. Suzuki mencoba menelepon tapi tak diangkat. Haruki merasa tak enak, dia menduga pasti Tsuge sudah salah paham. Haruki ingin minta maaf pada Tsuge, dia mengajak Suzuki untuk menemui Tsuge dan menjelaskan yang sebenarnya.


Tn. Matsushita tiba-tiba berlari sambil memanggil taksi. Yoshimichi muncul dengan diikuti oleh Tsuge yang memapah Shiori yang berjalan sempoyongan akibat mabuk. Yoshimichi tersenyum dan meminta Tsuge mengantar Shiori pulang. Tsuge tak nyaman saat dalam taksi, Shiori yang mabuk dan tidur dipangkuannya. Shiori tak menjawab saat Tsuge bertanya minta diantar kemana. Akhirnya Tsuge memutuskan membawa Shiori ke apartemennya.


Suzuki dan Haruki tiba di halaman apartemen Tsuge. Suzuki mengaku kalau dirinya tak tahu letak apartemen Tsuge dan Haruki menyarankan agar mereka menunggu hingga Tsuge pulang. Mereka tak sengaja melihat sebuah taksi berhenti dan Tsuge muncul dengan memapah Shiori. Haruki ingin melindungi Suzuki tapi Suzuki malah berlari sambil memanggil Tsuge. Tsuge kaget dan melepaskan Shiori.


Shiori yang semula sempoyongan langsung terkejut melihat Suzuki, dia mendekati Suzuki sambil menyindirnya. Haruki tak bisa mengendalikan kemarahannya, dia berjalan mendekati Tsuge dan memukulnya hingga Tsuge terjatuh. Suzuki marah dan berusaha membantu Tsuge. Haruki ingin mengajak Suzuki pergi tapi Suzuki bersikeras ingin bicara berdua dengan Tsuge.


Haruki terpaksa pergi dan Shiori agak ketakutan saat Haruki berjalan ke arahnya. Tsuge mencoba berdiri dan mengusir Shiori karena ketahuan telah pura-pura mabuk. Shiori pergi dengan santai seolah tak terjadi apapun.


Ketika di apartemen Tsuge, Suzuki bertanya mengapa Tsuge bersama Shiori? Bukannya menjawab Tsuge malah balik bertanya mengapa Suzuki bersama Haruki, Tsuge melarang Suzuki bertemu dengan Haruki lagi. Suzuki menolak karena Haruki adalah temannya. Suzuki ingin bersamanya bila Haruki membutuhkannya. Suzuki mengaku kalau Haruki bukan pacarnya tapi seseorang yang penting baginya.


Tsuge mengulangi apa yang dikatakan Suzuki bahwa Haruki bukan pacaranya tapi seseorang yang penting. Tsuge mengaku bahwa dirinya tak mengerti dan Suzuki balik membalas bahwa dirinya yang tak mengerti. Dia ingin sekali bertemu Tsuge tapi Tsuge malah bersama Shiori. Dengan nada marah Tsuge menegaskan bahwa tak ada hubungan apapun antara dirinya dan Shiori.


Suzuki menyindir walaupun tak ada hubungan, Tsuge masih bisa menikahi Shiori demi kariernya. Shiori menuduh Tsuge selalu melakukan apapun demi kepentingan sendiri. Suzuki bertanya apa arti dirinya bagi Tsuge? Tsuge menjawab tidak tahu. Suzuki bertanya apakah dirinya sudah tepat berada dalam hati Tsuge atau tidak?


Suzuki mengeluh mengapa Tsuge tak bisa bersamanya? Padahal dia ingin lebih dekat Tsuge, ingin mengenggam tangan Tsuge, ingin mendengar sedikit kabar dari Tsuge. Selama masa menunggu itu, Haruki selalu bersamanya. Walaupun Haruki orangnya keras, dia selalu diam mendengarkan keluhannya dan tersenyum. Haruki membuatnya merasa aman dan nyaman tidak seperti Tsuge. 


Tsuge seolah mulai mengerti dengan apa yang terjadi, dia mengambil kesimpulan bahwa semua berakhir setelah 6 bulan. Tsuge kembali bersikap dingin, dia meminta Suzuki pulang dan langsung masuk kamarnya tanpa memperdulikan Suzuki lagi. Suzuki keluar apartemen Tsuge dengan rasa marah dan kesal.


Di kantor, trio Sakurako, Rumi dan Kaoru sedang sibuk menulis. Kaoru kaget melihat Tn. Matsushita muncul sambil tersenyum senang. Kaoru bertanya apa yang dilakukan mantan bosnya di kantor?. Tn. Matsushita menjawab dengan riang bahwa kini dirinya menjadi bos kembali. Tn. Matsushita tak tahu apa yang terjadi tapi dia senang bisa kembali lagi. Beliau meminta semuanya untuk semangat. Sedangkan meja Suzuki tampak kosong, di daftar absen tertulis kalau Suzuki sedang cuti.

Sore itu Suzuki baru pulang, dia berlari kecil agar tidak kehujanan dan bisa cepat sampai di rumah. Suzuki kaget melihat Haruki sudah menunggunya di depan pintu. Suzuki tak ingin bertemu dengan Haruki dan memintanya untuk pergi. Suzuki tak memberi kesempatan Haruki untuk berbicara, dia segera masuk ke dalam rumah tanpa menoleh lagi.


Suzuki bermalas-malasan sambil nonton tv. Dia penasaran ingin melihat apakah hujannya sudah berhenti atau belum dan ternyata di luar masih hujan. Suzuki kembali penasaran dan ingin memastikan apakah Haruki sudah pergi atau belum. Dia kaget saat mengintip, ternyata Haruki masih di luar. 


Suzuki segera mengambil payung dan keluar untuk memayungi Haruki. Suzuki mengomeli Haruki tapi Haruki malah minta maaf, dia menyesal telah membuat semuanya berantakan. Dia menunduk sebagai tanda penyesalan yang dalam. Suzuki memarahi Haruki karena Haruki tak bersalah, baginya Haruki tetaplah orang baik.


Suzuki mengajak Haruki masuk dan memberinya minuman hangat. Suzuki ragu dan berdiri di depan kamarnya. Haruki mendekatinya dan mengatakan bahwa besok pagi dirinya akan pergi. Haruki akan mulai menjalani syuting di Karuizawa. Suzuki tak mengatakan apapun, hanya ucapan selamat malam dan dia langsung masuk kamarnya. Malam itu, mereka berdua tak bisa tidur karena tenggelam dalam pikirannya masing-masing.


Paginya, Haruki sudah bersiap dan dia ingin pamit tapi tak enak bila menganggu Suzuki. Haruki kaget saat berbalik, ternyata Suzuki sudah berdiri di belakangnya. Suzuki ingin mengantar Haruki ke stasiun tapi Haruki agak khawatir. Suzuki memastikan semuanya aman asal Haruki mau mengenakan jaket ayahnya sebagai penyamaran.


Mereka tiba di stasiun dan Suzuki tertawa melihat penampilan Haruki, dia senang karena jaket ayahnya pas untuk Haruki. Mereka berdua tampak canggung dan seolah tak ingin berpisah. Ketika bel tanda kereta akan berangkat telah berbunyi, Haruki hanya diam saat Suzuki memintanya segera pergi.


Haruki berpikir sejenak dan mengatakan bahwa dirinya menyerah, dia sudah tidak tahan lagi. Dia takkan menyerah pada Tsuge. Saat Suzuki masih tak mengerti dengan apa yang dikatakan Haruki, Haruki menarik tangan Suzuki dan mereka masuk ke dalam kereta yang mulai berjalan.


Haruki dan Suzuki berlari kecil sambil berlindung dalam jaket panjang untuk menghindari tetesan air hujan. Mereka berlari menuju sebuah gereja. Suzuki mencoba menghubungi Tsuge tapi Haruki mengambil ponselnya dan meletakkan di meja. Haruki ingin menciumnya tapi Suzuki menolak. Dia mengancam bila Haruki menciumnya maka mereka tak akan berteman lagi. Haruki tak keberatan karena dirinya menyukai Suzuki.


Haruki duduk di samping Suzuki dan memegang tangannya. Haruki senang karena kini bisa memegang tangannya, dia ingin selalu melakukannya. Haruki berpikir akan membuat Suzuki mencintainya lagi sebelum Suzuki melupakannya. Haruki mencoba mencium Suzuki tapi Suzuki tak membalasnya. Haruki menjauhkan tubuhnya dan mereka tampak kian canggung.


Shiori mengeluh bahwa mungkin sebentar lagi akan hujan kembali. Tsuge meminta Shiori untuk menikahinya. Shiori mengatakan bahwa pasti akan banyak keuntungan bila mereka menikah. Shiori setuju menikahi Tsuge dengan syarat malam ini Tsuge menghabiskan waktu bersamanya. Shiori ingin melihat sisi lain dari Tsuge. 


Tsuge bertanya apakah ada jaminannya? Shiori tak mengerti dan Tsuge menekankan bahwa apa jaminannya bila dia setuju maka Shiori akan memenuhi janjinya? Shiori janji tak akan bohong. Tiba-tiba terdengar suara petir yang keras dan Shiori menjerit lalu memeluk Tsuge dengan erat tapi Tsuge hanya diam saja. Shiori kecewa dan pamit ke dapur untuk membuat minum. Dia ingin memberi obat pada minuman Tsuge.


Haruki mengajak Suzuki berjalan-jalan ke padang yang luas nan hijau. Haruki bertanya apakah Suzuki masih ingat tempat ini? Suzuki tak menjawab tapi dia tertawa saat Haruki melipat jaketnya dan bergaya sebelum mencari daun semanggi. Ingatan Suzuki kembali ke masa lalu saat dirinya dan Haruki mencari daun semanggi.


Tiba-tiba Haruki berseru riang karena telah menemukan daun semanggi. Dia menunjukkan pada Suzuki, Suzuki mengiyakan dan menerima daun itu. Haruki mengatur suaranya dan mulai berteriak memanggil nama Suzuki sambil menyatakan rasa sukanya. Haruki meminta Suzuki melakukan hal yang sama dan Suzuki maju untuk berteriak memaki Tsuge.


Suzuki minta maaf pada Haruki tapi Haruki tak mempermasalahkannya. Haruki mencoba menghibur Suzuki dengan mengatakan mungkin Tsuge lebih mementikan pekerjaannya daripada Suzuki. Suzuki menyadari bahwa bukan seberapa banyak dirinya bisa mengenggam hati Tsuge tapi sebaliknya, seberapa banyak Tsuge mengenggam hatinya.


Suzuki mengembalikan daun semanggi itu pada Haruki. Dia mengatakan bahwa dirinya sudah lama menunggu Haruki datang dengan membawa daun semanggi tapi daun semanggi akan lebih mujarab bila dia menemukan sendiri. Suzuki yakin bahwa kelak dirinya akan menemukannya sendiri. Suzuki berterimakasih pada haruki kemudian dia pergi.


Tsuge terbangun dan Shiori menyambutnya dengan manis seraya menunjukkan bukti bahwa semalam mereka telah bersama. Tsuge agak kesal saat Shiori mengancam akan menunjukkannya pada Suzuki. Yoshimichi datang untuk menjemput Shiori. Shiori pergi meninggalkan Tsuge yang masih kesal seolah menyesali kebodohannya karena terjebak pada rayuan Shiori.


Ichiyo dalam perjalanan menuju hotel saat melihat berita pertunangan Tsuge dan Shiori dari internet. Dia segera berlari menuju hotel. Di hotel, semua pegawai wanita shock dan sedih melihat berita itu begitu pula dengan Rumi dan yang lainnya. Ichiyo berteriak memanggil Suzuki dan meminta untuk tidak membuka ponsel tapi Sakurako terlanjur menunjukkan berita itu pada Suzuki.


Tsuge agak kaget saat ayah Shiori menunjukkan berita tentang pertunangan mereka. Ayah bertanya apakah Tsuge yang mengirimkan berita itu tapi Tsuge membantahnya. Shiori mengakui kalau itu perbuatannya karena semalam dirinya bersama Tsuge. Ayah bertanya apakah itu benar dan Tsuge terpaksa mengiyakan.


Ayah tersenyum senang, beliau tak mempermasalahkan soal seks pranikah tapi beliau ingin memenuhi semua keinginan putrinya. Ayah menitipkan Shiori pada Tsuge sambil menunduk dan hal itu membuat Tsuge kian galau. Shiori melirik Tsuge dengan raut wajah puas. Yoshimichi menambahkan bahwa setelah menikah, Tsuge bisa tetap tinggal atau berhenti kerja dan melakukan apapun yang Tsuge inginkan. Tsuge hanya diam saat Yoshimichi memintanya memilih.


Tn. Matsushita masuk kantor dan mengumumkan bahwa Yoshimichi meminta semua pegawai berkumpul di Royal Garden untuk merayakan pesta pertunangan Tsuge dan Shiori. Tn. Matsushita memerintahkan mereka semua menyiapkan pesta walaupun waktunya singkat. Beberapa pegawai terlihat antusias tapi tidak dengan trio Sakurako, Rumi dan Kaoru. Mereka langsung lemas tak bertenaga. Suzuki hanya diam.


Suzuki ikut terlibat menyiapkan pesta tapi dia melakukannya dengan setengah hati. Ichiyo tak tega saat mendengar keluhan Suzuki yang mengatakan bahwa semuanya seperti mimpi. Ichiyo mencoba menghibur dengan mengatakan bahwa mungkin semua hanya salah paham. Sakurako muncul dan meminta Suzuki membawa buket bunga untuk diberikan pada Shiori. Suzuki menerima tanpa mengatakan apapun, hal itu membuat Ririka dan Ichiyo khawatir.


Suzuki berjalan sambil melamun dan dia tak segaja menabrak pegawai yang membawa peralatan makan. Suzuki memunguti bunga yang berhamburan dan dia tak sengaja menemukan daun semanggi. Suzuki menangis sedih dan bertanya sendiri mengapa baru sekarang dia menemukan sendiri daun semangginya?


Rumi mengumumkan bahwa pasangan baru akan segera tiba dan semua bertepuk tangan ketika Tsuge muncul sendiri sambil mengedarkan pandangan dari balkon. Semua masih bertepuk tangan, Ririka dan Ichiyo muncul. Ichiyo sangat kesal melihat Tsuge karena merasa telah dibohongi, dia bahkan mengambil tabung pemadam api. Ririka kaget melihat tingkah sahabatnya tapi Ichiyo sudah bertekad akan mengacaukan pestanya.


Semua langsung terdiam dan suara tepuk tangan mendadak sirna ketika Tsuge berteriak memanggil nama Suzuki. Tsuge kembali memanggil tapi tak ada sahutan. Tsuge tak perduli dan minta maaf karena telah meragukan hubungan pertemanan Suzuki dengan Haruki. Tsuge mengaku iri dengan mereka yang memiliki masa lalu yang indah. Tsuge juga menjelaskan bahwa dia memutuskan pertunangan dengan Shiori, dia yakin akibat ulahnya dirinya akan dikirim ke tempat yang kumuh atu bahkan dipecat. 


Tsuge menyerahkan pilihan pada Suzuki, apakah akan tetap ikut dirinya atau tidak. Tsuge mengakui semua sifat pengecutnya tapi dia tak tahu Suzuki bersembunyi dimana. Tsuge meminta Suzuki untuk keluar. Suzuki muncul dan dia menyindir Tsuge yang terus mengatakan hal yang tak dia mengerti padahal bukan itu yang ingin dia dengar.


Tsuge berlari menuruni tangga dan berjalan mendekati Suzuki. Dengan disaksikan oleh semua rekan kerja dan juga Tn. Matsushita, Tsuge menyatakan cinta dan meminta Suzuki untuk menikahinya. Suzuki menangis terharu saat Tsuge memeluknya. Semua bersorak senang dan bergembira menyambut pasangan baru itu. Ichiyo sempat menyindir Tn. Matsushita yang terlalu semangat tapi beliau tak perduli.


Yoshimichi dan Shiori melihat dari tempat yang agak tersembunyi. Shiori kembali mengingat saat Tsuge meminta maaf agar Shiori bersedia melepaskannya. Tsuge mengaku bahwa dirinya hanya pria biasa ketika Shiori menyindirnya. Shiori tak bisa menyembunyikan airmatanya. Yoshimichi menyindir bahwa Tsuge sangat keren, tak salah bila Shiori sampai jatuh hati padanya. 


Shiori membantah, dirinya hanya merasa tak biasa melihat pria yang tak mau menuruti kemauannya. Shiori mengambil ponselnya dan dengan berat hati dirinya menghapus semua foto Tsuge kemudian pergi. Yoshimichi menelepon Tsuge dan memujinya sebagai pria yang hebat. Yoshimichi mengaku tak bisa memecat atau mengusir Tsuge dari hotel begitu saja. Yoshimichi mengisyaratkan bahwa baginya Tsuge masih menjadi pegawainya.


Suzuki mendapat selamat dari Ririka dan Ichiyo. Tiba-tiba Tn. Matsushita yang mabuk langsung memeluk Suzuki dari belakang. Suzuki kaget dan daun semanggi yang sejak tadi dipegangnya lepas. Beberapa rekan pria datang dan membawa Tn. Matsushita pergi. Suzuki berusaha mencari kembali semangginya.


Suzuki membungkuk dan mengedarkan pandangan sambil meraba-raba rumput. Suzuki mencari hingga ke bawah meja, dia tersenyum ketika menemukan apa yang dicarinya. Suzuki mengulurkan tangan dan hendak mengambil semanggi itu tapi dia kaget saat melihat Tsuge juga mengulurkan tangan. Suzuki tersenyum senang.


Suzuki mengambil daun semangginya kemudian menyerahkan pada Tsuge. Tsuge menerima semanggi itu dan memajukan tubuhnya untuk mencium Suzuki. Kisah mereka berakhir bahagia karena mereka menikah setelah berhasil melewati cobaan yang menguji besarnya kadar cinta mereka.


Adegan favoritku :

Cinta bertepuk sebelah tangan itu memang menyakitkan, itulah yang dialami oleh Shiori. Shiori adalah putri pemilik hotel dan bagi ayahnya, Shiori hanyalah alat untuk bisa memperluas jaringan hotelnya saja. Shiori terbiasa mendapatkan apapun yang diinginkannya dengan cepat dan tak ada yang berani membantahnya. Hal itu membuatnya menjadi pribadi yang egois dan mau menang sendiri tanpa perduli dengan orang lain.


Awalnya Shiori kesal dengan sikap Tsuge yang cenderung menentang dan mengabaikan dirinya padahal bisa dibilang Shiori adalah atasannya. Tapi dengan berjalannya waktu Shiori menjadi terpesona dan jatuh cinta padanya walaupun Tsuge mengacuhkannya, hal itu karena Shiori merasa penasaran dan tertantang. Selama hidupnya, baru Tsuge yang berani cuek padanya. Shiori melakukan segala cara termasuk mengancam agar bisa bersama Tsuge.


Sayangnya, Tsuge yang semula bingung dengan prioritas hidupnya kini baru menyadari bahwa dirinya mencintai Suzuki. Tsuge yang semula hanya diam seperti patung mendadak berubah pikiran, dia bahkan rela meminta maaf di hadapan Shiori. Jelas terlihat airmata kesedihan di mata Shiori, dia memang sudah jatuh cinta pada Tsuge. Shiori merasa kalah dengan Suzuki yang hanya gadis biasa dan tak sekaya dirinya.

Kurasa Shiori sungguh patah hati ketika Tsuge bersimpuh padanya demi wanita lain tapi itulah cinta, cinta tak harus memiliki. Apalagi bila ceritanya cinta bertepuk sebelah tangan.

Hikmah yang bisa diambil dari film ini :

Rasa cinta bisa berubah seiring dengan berjalannya waktu, cinta bisa bertambah atau berkurang bahkan hilang tak berbekas. Cinta ibaratnya seperti tanaman, harus dipupuk dan disiram agar bisa tumbuh subur. Bila dibiarkan saja maka tanaman itu akan layu dan mati. Itulah yang bisa digambarkan dari kisah cinta Suzuki dan Haruki. Cinta mereka mungkin bisa dibilang cinta monyet karena saat itu mereka masih SMP. Jalinan cinta mereka berhenti di tengah jalan karena Haruki harus pindah mengikuti orangtuanya ke Amerika.

Waktu terus berjalan hingga 8 tahun dan Suzuki kembali bertemu Haruki yang kini telah menjadi artis dan Suzuki telah menjalin hubungan dengan Tsuge. Mungkin Haruki tak akan berani berharap bila melihat hubungan Suzuki dan Tsuge yang harmonis tapi mereka sedang bermasalah dan Suzuki seolah menemukan kesejukan saat curhat dengan Haruki.

Haruki masih berharap dan mencoba mengoyahkan pendirian Suzuki tapi ternyata kini Suzuki hanya menganggap Haruki sebagai teman makanya dia tak membalas saat Haruki menciumnya. Kini Suzuki hanya berharap pada Tsuge saja makanya Suzuki berani mengambil langkah tegas yaitu meninggalkan Haruki. Walaupun Haruki memberinya kenyamanan dan keamanan tapi tak ada cinta untuk Haruki. 

Suzuki memang selalu merasa tak nyaman bila bersama Tsuge tapi dia ingin memperjuangkan cintanya. Suzuki yakin Tsuge juga mencintainya tapi masih butuh waktu bagi Tsuge untuk menyadarinya. 

Komentarku :

Secara keseluruhan film ini bagus dan aku merasa tak rugi setelah melihatnya. Semua aktor dan aktrisnya mampu menampilkan akting yang maksimal. Tokoh yang paling menarik bagiku adalah Susumu Tsuge dan Shiori Tsutsui.

Tsuge yang selalu menampilkan wajah yang datar tanpa ekspresi karena masa lalunya yang kelam, hal itu membuat Tsuge menjadi pribadi yang tertutup karena tak ingin orang lain tahu kelemahannya dan susah menentukan apa yang paling penting dalam hidupnya (cinta atau karier).

Shiori merupakan pribadi yang egois dan semua keinginannya harus terpenuhi tak perduli apakah hal itu akan melukai orang lain atau tidak. Semua pria pasti akan bertekuk lutut padanya karena dia adalah putri pemilik hotel terkenal tapi semuanya berubah saat bertemu dengan Tsuge yang dingin dan cuek.

Kupikir pasti seru bila akhirnya Tsuge memilih Shiori dan Suzuki kembali pada Haruki tapi ternyata Shiori dan Haruki harus gigit jari. Tsuge yang tertutup dan dingin memang lebih cocok bersama Suzuki yang ceria, polos dan ramah. Baik tsuge dan Suzuki bisa sama-sama belajar menghayati cinta mereka. Suzuki harus belajar bersabar menghadapi Tsuge yang kadang lemot dan keras kepala. Sedangkan Tsuge harus belajar membuka diri karena Suzuki orangnya bawel dan selalu ingin tahu apa yang dipikirkan Tsuge tentang dirinya.

Ada satu hal yang membuatku penasaran yaitu tentang daun semanggi (clover). Apakah memang ada mitosnya bila menemukan daun semanggi dan berdoa dengan tulus maka doanya akan terkabul (mitos di negara Jepang). Duh penasaran banget deh, soalnya di film I Give My First Love to You juga ada scene yang menunjukkan hal yang sama. Entahlah...aku tak terlalu paham soal itu, yang penting aku suka dengan filmnya. 















































































































































































  






































































Review Film Menarik Lainnya

0 comments:

Post a Comment