Tuesday, February 12, 2019

A Moment to Remember ~Film Korea~

Hampir sebulan aku harus absen membuat review karena laptopku ngambek dan harus opname, uhh...sekarang aku hepi karena laptopku sudah sembuh dan siap membuat review lagi. πŸ˜„

Memasuki bulan Februari yang identik dengan cinta dan kasih sayang maka aku usahakan membuat review film yang mengulas cinta dari berbagai sisi. Ada rasa sedih, bahagia, suka dan duka biar cocok dengan suasana yang selalu mendung dan gerimis tapi tetap optimis. Aku mulai dengan mereview film a moment to remember.

A Moment to Remember (Hangul: λ‚΄ 머리 μ†μ˜ μ§€μš°κ°œ; RR: Nae Meorisogui Jiugae; lit. "Ada penghapus di kepalaku") adalah film Korea 2004 yang diadaptasi dari drama televisi Jepang 2001 berjudul Pure Soul. Film ini menceritakan tentang kisah asmara antara pria dan wanita yang menderita penyakit Alzheimer.  


Beberapa film dan drama seri lain yang memiliki plot yang mirip dengan film ini (wanita penderita Alzheimer dan pasangan yang setia mendampingi) adalah :
2008 India film U Me Aur Hum ("You, me, and us")
2011 Korea drama seri A Thousand Days' Promise
2012 Turki film Evim Sensin ("You are my home")
2012 Malaysia Film Selagi Masih Ada 

Para pemain :

Son Ye Jin sebagai Kim Su Jin
Jung Woo Sung sebagai Choi Chul Soo
Baek Jong Hak sebagai Seo Yeong Min
Lee Seon Jin sebagai Anna Jung
Park Sang Gyu sebagai Tuan Kim
Kim Hee Ryeong sebagai Ibu
Seon Ji Hyun sebagai Jeong Eun
Kim Bu Seon sebagai Madam Oh
Kim Joong Ki sebagai Ketua Sesi Cha
Hyun Young sebagai Yuna
Park Mi Suk sebagai Ji Hyun
Shin Cheol Jin sebagai Manajer Taman
Jin Yong Ok sebagai pekerja konstruksi 1
Shin Hyun Tak sebagai pekerja konstruksi 3
Kwon Byeong Kil sebagai Ph.D Lee
Oh Gwang Rok sebagai bum di stasiun
Jung Min Sung sebagai penelpon pada telepon
Choi Gyo Sik sebagai perwira publik
David Lee McInnis sebagai peragawan

Sinopsis lengkap :

Di sebuah stasiun kereta, seorang pria berbaju rapi dan berambut agak gondrong bernama Chul Soo sedang duduk melamun sambil memandangi kereta yang melintas. Pria lain yang berpakaian lusuh sedang tiduran di bangku di belakang Chul Soo itu merasa terusik dan bangun, dia minta diberi api sambil menunjukkan sebatang rokok ditangannya. Chul Soo malah menyodorkan secarik kertas lusuh sambil mengatakan sesuatu tentang kenangan. 

Pria berbaju lusuh itu menjelaskan arti kenangan menurut versinya bahwa dia sudah lama menunggu seseorang yang bisa memberinya korek api. Tapi seseorang yang diajak berbicara oleh pria berbaju lusuh itu bukan lagi Chul Soo melainkan seorang wanita cantik yang bernama Su Jin. Pria berbaju lusuh itu kembali bertanya apakah Su Jin memiliki korek api dan Su Jin menggeleng. Pria itu kecewa dan kembali berbaring sambil mengeluh kapan dirinya akan bisa menghisap rokoknya.

Su Jin bingung sambil memperhatikan jam tangannya, dirinya memegang 2 tiket kereta dan seolah sedang menunggu sesorang tapi hingga kereta lewat tak ada seorangpun yang datang menghampirinya. Su Jin menahan tangis dan pergi sambil membawa tas miliknya. Su Jin berjalan menuju box telepon umum. Dia kembali menangis sambil meremas tiketnya. Su Jin meninggalkan tiketnya yang telah lusuh dan dia mantap berjalan meninggalkan stasiun kereta.

Sepertinya seseorang telah membuat Su Jin patah hati dan dia pergi ke minimarket untuk membeli minuman kaleng. Setelah membayar minumannya, Su Jin langsung pergi tanpa memperhatikan dompet dan minumnya yang masih ada di meja kasir. Su Jin baru menyadarinya saat merasa haus dan ingin minum, dia mengeluh dan terpaksa kembali ke minimarket. Su Jin berpapasan dengan seorang pria yang bernama Chul Soo ketika hendak masuk minimarket dan Su Jin agak kesal karena mengira pria itu telah mengambil minumannya apalagi setelah dia melirik ke dalam dan minumannya tak ada lagi di meja kasir.

Chul Soo yang merasa tak punya masalah dengan Su Jin hanya menatap singkat sambil membuka minumannya. Su Jin salah paham dan melampiaskan kekesalannya pada Chul Soo. Su Jin merebut minumannya dan meminum dengan kasar lalu pergi begitu saja setelah menyerahkan kembali kaleng minuman yang telah kosong. Chul Soo hanya bisa tersenyum masam ketika melihat tingkah Su Jin. Chul Soo mencoba meminumnya tapi ternyata isinya telah tandas. Chul Soo meremas kaleng itu dan melemparkannya ke tong sampah. 

Su Jin baru menyadari kesalahannya saat hendak membayar bis dan tak menemukan dompetnya dalam tas. Su Jin terpaksa kembali ke minimarket dan Si penjaga toko tersenyum sambil mengembalikan dompet dan minuman miliknya. Su Jin merasa bersalah tapi tidak bisa berbuat apapun karena Chul Soo sudah pergi.

Su Jin akhirnya memilih pulang ke rumah orangtuanya. Ibu menyambut dengan ramah dan memintanya beristirahat sedangkan adiknya malah menakuti bahwa ayah pasti akan marah. Nyatanya ayahnya hanya diam saja ketika esok paginya mereka semua sarapan bersama di rumah. Tak ada seorangpun yang berani berbicara saat itu karena takut bila ayah benar-benar marah. 

Su Jin datang ke kantor dan semua sibuk membicarakannya. Atasannya tak yakin Su Jin bisa bekerja di divisi pakaian laki-laki tapi Su Jin meyakinkan bahwa dirinya mampu. Seorang wanita bernama Anna Jung muncul dan memperkenalkan diri dengan ramah tapi sebenarnya dia menyindir status Su Jin sebagai pelakor. Rupanya kemarin Su Jin berencana minggat dengan kekasihnya yang bernama Yeong Min padahal Yeong Min sudah menikah. Nyatanya Yeong Min tak datang ke stasiun, pria itu lebih memilih kembali pada istrinya. Su Jin ingin memotong pendek rambutnya tapi mengurungkan niatnya dan hanya minta agar rambutnya dipotong sedikit untuk membuang sial.

Hari terus berlalu dan kini Su Jin telah akur dengan ayahnya, suatu hari Su Jin ikut ayahnya meninjau proyek. Su Jin minta maaf karena telah banyak merepotkan ayahnya tapi ayah justru senang Su Jin menyadari kesalahannya. Ayah menasihati agar Su Jin melupakan masa lalu dan mulai lagi dari awal. Su Jin enggan ikut ayahnya dan memilih menunggu dalam mobil dengan alasan banyak debu dalm proyek itu. Saat menunggu, Su Jin melihat Chul Soo tapi dia ragu apakah Chul Soo juga mengingatnya. Su Jin terus mengawasi Chul Soo saat ayahnya kembali sambil mengomel tentang sikap Chul Soo yang keras kepala. 

Di tempat kerjanya, atasan Su Jin gelisah karena ruangan yang akan digunakan belum selesai direnovasi dan temannya membawa lari uang muka renovasi. Su Jin tak tega dan berjanji akan membantu mencari orang yang tepat, atasannya tampak senang mendengarnya. Su Jin menelepon ayahnya dan minta agar Chul Soo dikirim ke kantornya. Ayah menyarankan orang lain tapi Su Jin hanya ingin Chul Soo. Ayah menurut dan memperingatkan putrinya bahwa Chul Soo itu orangnya kasar.

Su Jin dan atasannya menunggu di depan lift untuk menyambut Chul Soo. Ketika lift terbuka, baik Chul Soo dan Su Jin sama-sama kaget karena keduanya mengingat kejadian di depan minimarket waktu itu. Chul Soo hanya cuek dan Su Jin langsung kabur ketika atasannya ngobrol dengan Chul Soo. Su Jin mengamati dari jauh cara kerja Chul Soo tanpa berani mendekat. Ketika Su Jin menunggu minuman pilihannya di mesin otomatis, tiba-tiba Chul Soo muncul dan mengambil kaleng minumannya. Tanpa sungkan Chul Soo membalas perbuatan Su Jin waktu itu, merebut minuman dan menghabiskannya. Su Jin malu karena ternyata Chul Soo mengenalinya.

Pulang kerja, Su Jin berjalan sambil tersenyum mengingat kejadian sebelumnya dan tiba-tiba Chul Soo menyapanya. Su Jin gugup ketika menjawab pertanyaan Chul Soo. Chul Soo berjalan menuju mobil bututnya saat Su Jin berdiri di pinggir jalan untuk menyetop taksi. Su Jin sibuk merentangkan tangannya untuk menyetop taksi dan dia tak menyadari seorang pencopet mengincar tasnya. Chul Soo sigap menolong dengan sengaja membuka pintu mobilnya hingga copet itu terjatuh dari motornya. Chul Soo tak ragu mengantarnya pulang menggunakan mobil bututnya yang penuh dengan perkakas pertukangan. Su Jin awalnya ragu dan dia risih sendiri saat sudah duduk dalam mobil tapi akhirnya Su Jin malah menikmati perjalanannya justru Chul Soo yang kerepotan sendiri.

Esoknya, Su Jin sengaja berdandan agak tebal dan membawa banyak makanan untuk Chul Soo tapi menurut atasannya, hari ini Chul Soo tak datang karena sibuk di proyek. Su Jin agak kecewa tapi dia punya ide untuk menguntit Chul Soo di proyek dan mencoba mengintip isi mobilnya tapi dia langsung kabur ketika ditegur oleh seorang pekerja. Su Jin kembali berbalik saat melihat Chul Soo keluar dari proyek bersama beberapa rekannya. Su Jin berlari sambil mengenakan kacamata hitamnya.

Malamnya Su Jin mengajak beberapa temannya untuk menggoda Chul Soo dan rekan kerjanya yang sedang makan di kedai. Teman Su Jin dan Chul Soo kesal karena Su Jin dan Chul Soo hanya duduk berdekatan tapi hanya diam membisu. Mereka tidak tahu bahwa di bawah meja, Chul Soo sedang meremas mesra tangan Su Jin. Mereka yang kesal akhirnya meninggalkan Chul Soo dan Su Jin. Su Jin menerima tantangan Chul Soo bahwa bila Su Jin meminum segelas soju sampai habis maka mereka resmi berpacaran.

Sejak itu mereka resmi berpacaran dan kian mesra, Chul Soo rela mencukur janggutnya dan berpenampilan lebih bersih karena dia tahu Su Jin adalah putri bosnya. Su Jin merasa dunianya ceria kembali ketika bersama Chul Soo. Chul Soo mengajarinya beberapa hal yang belum pernah Su Jin lakukan sebelumnya, misalnya bermain memukul bola dengan bantuan mesin otomatis. Su Jin juga berkunjung ke rumah Chul Soo dan dia jadi tahu kalau Chul Soo belajar arsitek. 

Saat berkunjung ke pabrik kain, Su Jin tak sengaja menemukan kunci apartemen Yeong Min dalam tasnya. Su Jin datang ke apartemen itu dan mengambil sisa barangnya tak lupa Su Jin mengembalikan kunci itu dalam kotak surat. Su Jin menceritakan hal itu pada Chul Soo tapi Chul Soo malah menanggapinya dengan cuek, Su Jin ngambek dan terpaksa Chul Soo mengalah dan membujuknya.

Su Jin meminta bantuan ketiga sahabatnya untuk membuatkan baju baru untuk Chul Soo agar tampil keren saat mengikuti ujian menggambar. Mereka mengeluh karena selera Su Jin aneh, bukannya menyukai pria yang tampan dan keren tapi malah menyukai pria kasar seperti Chul Soo. Su Jin tak marah karena hatinya dipenuhi cinta untuk Chul Soo. Chul Soo bersikap biasa saja saat Su Jin memuji baju buatannya. Chul Soo berpesan agar Su Jin tak menunggunya tapi Su Jin menunggu dengan sabar sampai Chul Soo selesai mengikuti ujiannya. 

Su Jin tersenyum sendiri saat duduk bersama ayahnya di ayunan. Ayah penasaran tapi Su Jin takut mengatakan identitas Chul Soo karena dia tahu ayahnya pasti tak setuju. Ayah terus mendesak dan Su Jin mengatakan kalau pacarnya seorang arsitek. Ayah kian penasaran dan meminta Su Jin untuk membawa pacarnya ke rumah karena ayah ingin mengenal lebih jauh. Su Jin ragu untuk mengiyakan tapi ayah terus memaksa dan Su Jin terpaksa setuju walau tak tahu bagaimana reaksi Chul Soo.

Su Jin mencoba membujuk Chul Soo dan mengusulkan agar mereka menemui orangtua Su Jin tapi Chul Soo menolak dengan alasan mereka berbeda status. Su Jin terus merajuk tapi Chul Soo tetap pada pendiriannya, hal itu membuat Su Jin sedih. Su Jin terus menguntit Chul Soo dan Chul Soo mulai gusar, dia bertanya apa yang membuat Su Jin menyukainya. Su Jin bingung sejenak dan mengedarkan pandangan, dia langsung menunjuk minimarket tempat mereka pertama kali bertemu. Chul Soo tak bergeming dan dia tetap menolak untuk pergi. 

Ketika mereka sedang makan malam bersama, Su Jin kembali merajuk dan Chul Soo mengatakan bahwa dirinya tak bisa dan tak mau berkomitmen dengan seseorang. Chul Soo menjelaskan sesuatu yang tak bisa Su Jin mengerti. Su Jin hanya tahu bahwa dirinya menyukai Chul Soo. Saat mereka sedang berdebat, Su Jin pura-pura terkejut melihat orangtua dan adiknya muncul tapi ayahnya malah menyindirnya dan mengatakan bahwa Su Jin yang telah mengundang mereka. Chul Soo merasa terjebak dan ingin pergi tapi Su Jin membujuknya agar tetap tinggal. 

Su Jin minta izin pergi ke toilet tapi ternyata toilet dalam restoran sedang diperbaiki dan seorang pegawai mengantar Su Jin ke toilet yang ada di luar. Ayah Su Jin semula tidak setuju dengan Chul Soo karena status sosial mereka yang berbeda dan ayah khawatir putrinya akan patah hati lagi tapi keputusan ayah langsung berubah ketika melihat kesungguhan dan kekhawatiran Chul Soo saat membawa Su Jin yang pingsan kehujanan ke rumah sakit. Hati ayah luluh melihat putrinya yang baru siuman langsung tersenyum dan memeluk Chul Soo dengan erat. Ayah tidak keberatan merestui pernikahan mereka.

Su Jin dan Chul Soo menjalani kehidupan pernikahan yang bahagia apalagi Chul Soo berhasil mendapat ijasah arsitek. Su Jin tak keberatan pindah ke rumah Chul Soo yang amburadul. Suatu hari, masalah kecil yang sering dianggap wajar muncul, Su Jin lupa mematikan kompor dan Su Jin yang baru keluar dari kamar mandi menjadi bingung sendiri. Chul Soo tak marah dan dia malah menggoda istrinya yang baru selesai mandi. 

Ayah mulai menerima dan membantu karir Chul Soo dengan mengenalkan Chul Soo pada temannya. Chul Soo mampu menunjukkan kualitas dirinya dan berhasil mendapatkan kontrak atas usahanya sendiri. Su Jin tentu saja senang mendengar berita itu. Keduanya sama-sama fokus pada pekerjaan masing-masing tapi masalah mulai muncul justru dari Su Jin, dia mulai lupa terhadap suatu hal yang dikerjakannya. 

Suatu hari, Su Jin pergi dan berkumpul dengan ketiga sahabatnya. Ketiganya asyik ngobrol tapi Su Jin malah melamun sendiri. Tiba-tiba Su Jin bertanya apakah mereka pernah lupa jalan pulang. Mereka hanya tertawa meledek saat mendengar pertanyaan Su Jin, mereka mengira Su Jin sengaja membuat lelucon. Mereka balas menggoda bahwa Chul Soo yang salah karena telah membuat Su Jin sibuk terus tiap malam sehingga Su Jin bisa lupa jalan pulang ke rumah. Mereka tak menyadari raut gelisah yang terpancar di wajah Su Jin.

Su Jin berusaha keras mengingat jalan pulang, dia melihat sekeliling sebelum naik tangga menuju rumahnya. Su Jin agak ragu ketika memasukkan anak kunci dan dia lega setelah pintu berhasil terbuka. Su Jin merasa agak asing saat masuk dalam rumah, dia merasa ada yang berubah tapi belum yakin. Chul Soo muncul saat Su Jin mulai menyadari bahwa dapur mereka kini telah berubah, lebih bersih, rapi dan menggunakan kompor yang lebih aman. Su Jin tak mampu berkata-kata selain menahan tangis bahagia. Su Jin merasa sangat beruntung bisa mencintai suaminya.

Su Jin tak mampu menahan rasa penasaran tentang apa yang terjadi padanya dan dia memutuskan untuk pergi ke dokter. Su Jin agak ragu saat masuk dalam ruangan dokter yang berantakan dan dokternya juga agak nyentrik. Su Jin kembali dibuat heran saat dokter menyiapkan alat perekam saat memeriksanya tapi dokter beralasan bahwa rekaman itu kelak pasti akan berguna. Dokter bersikeras agar Su Jin menjawab saja apa yang dia tanyakan dan Su Jin kembali bercerita bahwa dirinya pernah menyukai pria beristri dan beberapa hari sebelumnya pernah dilabrak istrinya. Dokter menyarankan agar minggu depan Su Jin datang lagi untuk periksa MRI dan CT scan. 

Chul Soo sedang pindahan ke kantor baru dibantu beberapa temannya, mereka ikut senang dengan perkembangan karier Chul Soo. Chul Soo senang dan tersenyum mendengar gurauan mereka yang ingin dibuatkan kartu nama juga seperti dirinya tapi senyum Chul Soo langsung lenyap saat seorang wanita muncul di kantor barunya. Wanita itu adalah ibunya dan Chul Soo tak suka menerima kedatangannya karena ibunya datang hanya untuk minta uang demi membayar hutangnya. Chul Soo tak mau dengar apapun dan berharap ibunya dipenjara saja karena tak sanggup bayar hutang. 

Chul Soo membawa Su Jin untuk bertemu ayah angkatnya. Ayah mengeluh karena mereka baru datang setelah menikah saat Chul Soo menunjukkan hasil ukirannya. Ayah mengamati sekilas dan kembali mengeluh karena ukiran Chul Soo tak pas. Mungkin ini sebuah kode atau ayahnya benar-benar tak suka dengan hasil ukirannya tapi Chul Soo langsung pamit dengan alasan ingin mengambil air minum. Setelah suaminya pergi, Su Jin berniat menyuapi mertuanya tapi ayah langsung memuji tangan SU Jin yang halus sambil bertanya apakah Su Jin sudah bertemu dengan istrinya (ibunya Chul Soo). Su Jin agak kaget dan menggeleng, Su Jin mengira ibunya Chul Soo sudah meninggal. Ayah mengeluh dan menceritakan trauma masa lalu Chul Soo pada Su Jin.

Malamnya, Su Jin menyelinap keluar kamar setelah memastikan suaminya tertidur lelap. Su Jin berusaha mencari petunjuk tentang mertuanya dan dia teringat bahwa Chul Soo pernah mengancamnya agar tidak berusaha membuka dan mencari tahu isi laci yang terkunci rapat. Su Jin takut ketahuan tapi rasa penasaran mengalahkan rasa takutnya dan akhirnya dia berhasil mengetahui semuanya. Paginya Su Jin mencari alamat yang ada dalam dokumen itu. Su Jin menemukan rumah yang kumuh tak terawat.

Su Jin berusaha membujuk suaminya agar bersedia memaafkan ibunya tapi Chul Soo menolak, Chul Soo menganggap dirinya tak punya ibu dan dia tak suka Su Jin mencampuri urusannya. Chul Soo menegaskan tak akan membantu ibunya karena uang tabungannya ingin digunakannya untuk membangun rumah impiannya bersama Su Jin. Su Jin tak keberatan bila tak punya rumah baru asal Chul Soo bersedia memaafkan ibunya. Chul Soo marah dan menggebrak meja hingga tangannya berdarah. Su Jin takut melihat kemarahan suaminya dan hanya bisa menangis. Chul Soo mengatakan bahwa dirinya tak akan menangis karena airmatanya sudah habis saat dulu ibu pergi meninggalkannya. 

Su Jin memberanikan diri untuk mendekati suaminya dan mengobati luka ditangannya. Su Jin kembali mencoba membujuk suaminya dan Chul Soo mengalah. Chul Soo pergi ke penjara untuk menemui ibunya tapi ibunya masih sakit hati dan mengusirnya. Chul Soo mengepalkan tangannya yang masih berdarah demi menahan amarahnya. Chul Soo membayar semua hutang ibunya dan kini dirinya tak punya tabungan lagi.

Chul Soo dan Su Jin pergi ke kedai tempat mereka pertama kencan. Chul Soo mengeluh kalau sekarang dirinya bangkrut gara-gara membayar hutang ibunya. Su Jin tak marah justru dengan nada bercanda dia mengatakan bahwa dirinya yang akan membayar tagihan makanan mereka. Su Jin mengambil uang dari saku celananya dan menemukan kartu, Su Jin melirik suaminya yang masih galau dan berinisiatif menghibur suaminya dengan permainan tebak kartu. Chul Soo menatap istrinya dengan mesra dan memeluknya dengan hangat sebagai perwujudan rasa terimakasih atas pengertian Su Jin.

Su Jin kembali ke dokter dan dokter menyalakan perekam sebelum memberinya pertanyaan sederhana tentang sekarang hari apa tapi Su Jin menjawab kalau dirinya tak terlalu memperhatikan. Su Jin hanya bisa terdiam saat dokter menegurnya karena Su Jin baru datang lagi setelah 2 minggu padahal dokter memintanya datang seminggu yang lalu. Dokter kembali bertanya apakah Su Jin memiliki saudara dan berapa umurnya. Su Jin agak bingung saat mengingat umur adiknya dan dia tak bisa menjawab ketika dokter bertanya tanggal lahir adiknya. Su Jin kemudian menjalani pemeriksaan MRI dan CT scan.

Di kantor, Su Jin menjadi tak nyaman saat mendengar kabar bahwa Yeong Min datang dan bergabung kembali di kantornya. Su Jin berusaha bersikap profesional saat mengetahui kalau kini Yeong Min menjadi atasannya. Yeong Min sedang ngobrol dengan Anna Jung saat Su Jin muncul di ruangan Yeong Min. Anna Jung langsung pamit dan memberi ruang agar mereka berdua bisa ngobrol tapi Su Jin tak tertarik untuk membahas masa lalu.  

Malamnya, Su Jin duduk di lantai sambil menempelkan kliping artikel tentang suaminya dan Chul Soo duduk di kursi sembari meruncingkan pensil dengan pisau. Tiba-tiba Su Jin berdiri dan menuju dapur seolah sedang mencari sesuatu. Chul Soo yang penasaran, menoleh dan melihat apa yang dilakukan istrinya. Chul Soo merasa aneh saat istrinya membuka kulkas dan mencari sesuatu tapi tak jadi, kemudian Su Jin membuka pintu seolah sedang menunggu sesorang. Su Jin agak bingung dan dia kaget sekaligus senang melihat suaminya ternyata sedang duduk di kursi. Su Jin kembali duduk dan bertanya apakan Chul Soo yang sudah memberi lem di potongan kertasnya. Chul Soo tak mengiyakan sambil terus menatap istrinya, kemudian Chul Soo bertanya tentang hasil pemeriksaan dokter dan Su Jin menjawab kalau minggu depan dirinya harus kembali. Chul Soo heran tapi tak bertanya lagi.


Su Jin kembali ke dokter dan dia penasaran karena dokter seolah berat untuk mengatakan yang sebenarnya. Setelah berpikir agak lama, akhirnya dokter mengatakan bahwa Su Jin menderita Alzheimer. Su Jin tak mengerti dan tak bisa mengerti bagaimana bisa dia menderita pikun padahal usianya masih muda. Su Jin shock dan hanya bisa menangis ketika dokter menyarankan agar dirinya segera mengundurkan diri dari pekerjaannya karena tak lama lagi Su Jin tak akan mampu mengerjakan hal-hal kecil sendirian, contohnya mengetik atau menerima telepon.


Malamnya, Su Jin sengaja memasak dan menyambut suaminya dengan hangat. Tentu saja Chul Soo senang tapi dia agak bingung ketika Su Jin tiba-tiba mengutarakan niatnya untuk berhenti bekerja dengan alasan ingin fokus mengurus rumah tangga dan ingin segera punya anak. Su Jin tak mau mengungkapkan alasan yang sebenarnya tapi rasanya Chul Soo mulai penasaraan dengan apa yang terjadi pada istrinya. Chul Soo kian bingung ketika Su Jin bersikeras ingin main tebak kartu tapi akhirnya malah menyerah sambil menangis pergi padahal Chul Soo sudah menyiapkan 3 kartu As sehingga apapun yang dipilih istrinya pasti menang. 


Su Jin resmi berhenti bekerja dan suatu pagi, dia sengaja pergi ke pasar untuk memasak bekal yang istimewa untuk Chul Soo. Chul Soo tentu saja sangat senang mendapat bekal makan dari istrinya, dia bahkan tak henti tersenyum saat makan siang tiba dan semua teman menggodanya. Tapi senyum Chul Soo langsung hilang saat mengetahui bahwa kedua kotak makannya berisi nasi semua, tak ada sayur atau lauknya.


Sementara itu, Su Jin merasa jenuh di rumah sendirian tanpa melakukan apapun. Su Jin tiduran dan terbangun saat mendengar suara telepon. Yeong Min telepon dan minta penjelasan mengapa Su Jin tiba-tiba berhenti kerja. Yeong Min ingin mereka bertemu dan berbicara, sebenarnya Su Jin enggan tapi akhirnya menyerah dan bersedia bertemu. Di tengah jalan, tiba-tiba Su Jin menjadi pusing melihat banyaknya orang yang lalu lalang. Su Jin mengambil ponsel dari dalam tasnya tapi dia seolah tak tahu bagaimana cara menggunakannya. Su Jin tak kuat menahan diri dan akhirnya duduk meringkuk sambil menahan tangis.


Entah bagaimana Chul Soo bisa sampai ke dokter yang memeriksa Su Jin, mungkin Chul Soo tak bisa lagi menahan rasa penasaran dan bingung melihat gelagat istrinya yang aneh. Chul Soo menduga dokter salah orang tapi dokter bersikeras bahwa dirinya tak salah. Chul Soo tak bisa menahan amarahnya karena dokter mengatakan semuanya pada Su Jin. Chul Soo menganggap bahwa kejujuran itu sangat menyakiti hati istrinya. Dokter beralasan bahwa Su Jin harus mempersiapkan dirinya sendiri menghadapi kemungkinan yang terburuk. Chul Soo masih berharap bahwa apa yang dikatakan dokter tentang istrinya itu keliru. Dokter mulai sewot dan meminta Chul Soo memeriksakan Su Jin ke dokter lain bila tak percaya dengan hasil analisisnya. Chul Soo kesal dan ingin memukul dokter nyentrik itu tapi suster dan dokter lain menahan Chul Soo. Suster mengatakan bahwa istri dokternya juga meninggal karena penyakit yang sama dengan Su Jin dan telah menghabiskan sisa hidupnya untuk meneliti penyakit Alzheimer itu. Chul Soo shock dan tak bisa berkata apapun.


Seorang polisi datang dan membantu Su Jin. Su Jin seperti orang yang ketakutan, memegang lengan baju polisi itu dengan erat. Polisi itu jadi serba salah karena Su Jin menolak diajak ke dokter tapi tak tahu kemana tujuannya. Polisi terpaksa menurut saat Su Jin minta mereka berjalan dulu. Yeong Min yang muncul dari arah yang berlawanan menjadi heran melihat kondisi Su Jin dan dia minta penjelasan pada polisi itu. Sebelum polisi sempat menjelaskan, Su Jin menatap Yeong Min dan tersenyum senang sambil mengenggam tangan mantannya itu. Yeong Min agak kaget melihat perubahan sikap Su Jin.


Sementara itu, dokter mencoba menenangkan Chul Soo dan menceritakan pengalamannya saat terakhir bersama istrinya yang perlahan-lahan mulai kehilangan ingatannya dan akhirnya meninggal. Chul Soo masih tak percaya dengan apa yang terjadi pada Su Jin tapi dokter memberi nasihat berdasarkan pengalaman pribadinya. Chul Soo mencari Su Jin dan mencoba meneleponnya tapi seseorang menjawab teleponnya dan mengatakan bahwa dia menemukan ponsel Su Jin di jalan.


Su Jin dan Yeong Min duduk di bangku, Yeong Min secara terus terang bertanya apakah mereka bisa mengulang kisah cinta mereka seperti 2 tahun yang lalu dan jawaban Su Jin membuat Yeong Min bingung, Su Jin heran dan mengatakan bahwa mereka tak punya hubungan apapun karena 2 tahun yang lalu mereka belum bertemu. Tiba-tiba Su Jin berdiri seolah ingat sesuatu dan dia langsung berlari memanggil taksi tanpa memperdulikan Yeong Min lagi.


Chul Soo tak menyerah mencari istrinya, dia bahkan beberapa kali salah orang karena merasa melihat Su Jin pada diri wanita yang ditemuinya di jalan. Langkah Chul Soo membawanya ke tempat pertama kali dia melatih Su Jin bermain pukul bola. Su Jin tersenyum miris melihat suaminya, dia menduga bahwa Chul Soo sudah mengetahui penyakitnya sehingga dia meminta Chul Soo mengakhiri pernikahan mereka. Chul Soo tak kuasa menahan airmata dan mereka menangis bersama untuk saling menguatkan satu sama lain. Chul Soo hanya bisa tersenyum masam ketika Su Jin menyindirnya dengan kata-kata yang sama seperti saat dulu Chul Soo menolaknya. Chul Soo tidak ingin meninggalkan Su Jin dan dia berjanji akan menjadi ingatan bagi wanita yang sangat dicintainya. 


Sejak saat itu Chul Soo menghiasi seluruh sudut rumah mereka dengan berbagai memo pengingat bagi istrinya, bahkan dia membuat kalung pengenal untuk Su Jin agar tidak merepotkan orang lain bila dirinya tersesat. Suatu pagi, Chul Soo bersiap berangkat kerja dan Su Jin mengingatkan agar Chul Soo pulang lebih awal karena dia sengaja mengundang para orang tua mereka untuk merayakan ulangtahun ibunya Chul Soo. Chul Soo tersenyum dan agak khawatir meninggalkan istrinya sendirian tapi akhirnya dia berangkat juga.


Ketika Su Jin memasak, seseorang datang dan Su Jin mengira kalau suaminya pulang tapi ternyata yang datang adalah Yeong Min. Su Jin kaget tapi langsung menyambut Yeong Min dengan hangat dan mesra, hal itu membuat Yeong Min bingung dan heran. Yeong Min datang untuk mengembalikan barang Su Jin yang masih tertinggal tapi Su Jin malah meminta Yeong Min untuk segera mandi dan mereka akan makan bersama. Yeong Min kian bingung, dia berusaha menyadarkan Su Jin tapi Su Jin malah menangis dan mengira Yeong Min berniat meninggalkannya. 


Chul Soo yang mendapati istrinya bersama pria lain langsung terbakar api cemburu. Su Jin bukannya senang melihatnya tapi malah bersembunyi di balik punggung yeong Min. Chul Soo kesal dan tak perduli dengan pembelaan Yeong Min, Chul Soo memukuli Yeong Min dengan kalap. Su Jin mengira seseorang memukuli Chul Soo tapi dia tak mampu berbuat apapun karena pandangannya kabur dan akhirnya jatuh pingsan. Chul Soo baru menghentikan pukulannya ketika melihat kedatangan ibu, ayah angkat dan mertuanya.


Mereka semua berkumpul dan mendengar cerita Chul Soo tentang penyakit yang diderita Su Jin, termasuk Yeong Min yang babak belur dan diobati oleh ibunya Chul Soo. Ayah Su Jin berniat membawa putrinya pulang dan merawatnya di rumah tapi Chul Soo menolak karena Su Jin adalah istrinya. Chul Soo bertekad merawat istrinya dan meminta semua tamunya pulang. Su Jin terbangun dan heran melihat semua orang berkumpul di rumah. Mereka semua termasuk ayah angkat Chul Soo sangat kaget melihat Su Jin yang tak menyadari bahwa dirinya pipis begitu saja di depan para orangtua. Ibu menangis histeris, Chul Soo buru-buru membawa Su Jin masuk kembali dalam kamar dan membersihkan semuanya sambil menahan tangis.


Setelah semua tamunya pulang, Chul Soo langsung menuju ruang kerjanya dan menyelesaikan miniatur rumahnya agar besok pagi bisa segera ditunjukkan pada istrinya. Paginya, Su Jin terbangun dan melihat suaminya yang sedang memandanginya. Chul Soo menunjukkan hasil kerjanya dan meminta Su Jin mengoreksinya, Su Jin ingin jendela rumahnya diperbesar agar sinar matahari bisa leluasa masuk dalam rumah. Chul Soo berjanji akan menuruti permintaan Su Jin sambil bersiap berangkat kerja. 


Chul Soo menguatkan hati untuk pergi dan berusaha bersikap wajar, Su Jin bangkit dan mengatakan bahwa dia mencintai Yeong Min. Hati Chul Soo tercekat dan dengan senyum yang dipaksakan Chul Soo berbalik dan balas menjawab bahwa dirinya juga mencintai Su Jin. Setelah keluar rumah, Chul Soo tak kuasa membendung airmatanya.


Chul Soo mengeluh pada dokter bahwa kini istrinya mulai tidak mengenalinya. Su Jin memanggilnya dengan nama pria lain, yaitu Yeong Min, mantan kekasihnya dulu. Chul Soo ragu tentang siapa yang sebenarnya dicintai oleh istrinya tapi dokter menyarankan agar lebih sabar karena Chul Soo tidak bisa menyalahkan Su Jin karena Su Jin sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dokter membesarkan hatinya bahwa kenangan Su Jin yang baru tak akan bertahan lama dan kenangan lama yang akan bertahan. Chul Soo hanya bisa berharap bahwa apa yang dikatakan dokter itu benar dan akan terjadi pada Su Jin.


Di tempat kerjanya, Chul Soo yang mengutarakan niatnya untuk mengubah ukuran jendelanya mendapat penolakan dari rekan kerjanya karena hal itu akan membuang waktu dan tak mungkin dilakukan karena sama artinya dengan mengubah semuanya. Chul Soo seolah seperti orang linglung dan pergi begitu saja padahal biasanya Chul Soo selalu keras kepala dalam mempertahankan pendapatnya. Sikap Chul Soo membuat semua rekan kerja bingung.


Setelah Chul Soo berangkat kerja, Su Jin berjalan mengitari seisi rumah seolah baru pertama kali masuk ke rumah itu. Dia membaca memo dan melihat semua foto yang bertebaran di setiap dinding rumah. Seketika Su Jin mengingat semuanya dan dia merasa malu telah memanggil Chul Soo dengan nama pria lain. Su Jin memutuskan untuk pergi setelah menulis surat perpisahan dan Chul Soo langsung lemas mendapati istrinya telah pergi. Hatinya kian hancur setelah membaca surat terakhir dari Su Jin, Chul Soo menangis sambil memeluk surat istrinya. 


Dalam suratnya, Su Jin meminta Chul Soo menemui ayahnya. Ternyata Su Jin meminta ayahnya untuk membuatkan surat cerai untuk Chul Soo karena Su Jin tak ingin membebani dan menyakiti hati suaminya. Chul Soo menolak surat cerai itu dengan cara menyobeknya. Chul Soo bersikeras bahwa dirinya tak akan menceraikan Su Jin karena dia mencintai istrinya apapun keadaannya. Ayah mencoba membujuk menantunya tapi akhirnya menyerah melihat kesungguhan hati Chul Soo untuk putrinya.  


Sejak itu Chul Soo ikut-ikutan linglung, dia tidak semangat melakukan apapun. Di tempat kerja, Chul Soo hanya bisa melamun sambil mengenggam erat surat terakhir Su Jin. Saat di rumah, Chul Soo kian galau karena merindukan istrinya. Chul Soo tak berniat membersihkan rumah karena dia tak ingin menghapus jejak Su Jin. 


Chul Soo berusaha mencari jejak Su Jin bahkan hingga ke stasiun dan bertemu dengan pria yang meminta korek api untuk menyalakan rokoknya. Pria itu agak kesal karena dia minta korek api tapi Chul Soo malah menyodorkan surat istrinya dan mengatakan sesuatu tentang kenangan yang hilang. (Aku semula agak bingung dengan adegan ini karena di awal juga muncul tapi semula pria kumuh itu minta korek api pada Chul Soo tapi kemudian berubah menjadi Su Jin. Aku menyimpulkan bahwa sebelumnya pria kumuh itu bertemu dengan Su Jin yang galau karena Yeong Min tak muncul di stasiun kemudian Su Jin pergi dan akhirnya bertemu lalu menikah dengan Chul Soo. Beberapa waktu kemudian ganti Chul Soo yang bertemu dengan pria kumuh itu saat dia mencari jejak Su Jin.) Tak heran kalau pria kumuh itu kesal karena selama beberapa waktu tak ada seorangpun yang bersedia memberinya korek api hingga akhirnya pria itu membuang rokoknya yang sudah kumal.


Chul Soo berniat pindah rumah atau hanya sekedar pergi, entahlah! Yang jelas, suatu hari Chul Soo keluar rumah sambil membawa koper. Sebelum pergi, dia memeriksa kotak surat dan Chul Soo kaget setengah mati karena mendapat surat dari Su Jin. Su Jin mengatakan bahwa suatu hari tiba-tiba dirinya mengingat semua makanya dia berinisiatif menulis surat tapi Su Jin berpesan agar Chul Soo tak mencarinya. Setelah membaca surat itu, Chul Soo seolah mendapat kekuatan dan ide baru dimana dirinya harus mencari Su Jin.

Chul Soo mencoba mencari Su Jin di beberapa rumah sakit tapi tak ada jejak keberadaan istrinya. Chul Soo tak menyerah hingga akhirnya dirinya berhenti di rumah sakit terakhir yang ada di kota Gangneung (kota tempat Su Jin tinggal sesuai cap pos yang tertera di suratnya). Dalam mobil, Chul Soo sengaja menggunakan aroma yang disukai Su Jin sebelum bertemu dengannya. Seorang suster mengantar Chul Soo menemui Su Jin di kamarnya. Suster menjelaskan keadaan dan menunjukkan isi kamar Su Jin pada Chul Soo. Chul Soo mendengarkan sambil berharap cemas dan ingin segera melihat istrinya.


Chul Soo melihat istrinya sedang duduk di balkon sambil menggambar, ketika suster mengatakan bahwa dirinya ada tamu, Su Jin berdiri dan menjatuhkan buku gambarnya. Chul Soo mengambil buku itu dan melihat isinya, hatinya berbunga karena Su Jin tak pernah melupakannya karena buku itu penuh dengan sketsa wajahnya. Senyum Chul Soo seketika hilang saat dia mengembalikan buku itu dan Su Jin langsung mengucapkan terima kasih dengan nada hormat seperti pada orang yang baru dikenalnya. Su Jin heran melihat wajah Chul Soo yang kecewa dan bertanya apakah mereka pernah bertemu sebelumnya. Chul Soo menguatkan hati dan mengatakan salam perkenalan padanya.


Chul Soo ikut makan siang bersama Su Jin tapi dia tak ikut makan hanya menatap istrinya yang makan dengan dibantu susternya. Tiba-tiba Su Jin seolah pernah mencium aroma Chul Soo. Chul Soo berharap agar istrinya bisa mengingat dirinya tapi harapan Chul Soo kembali harus pupus karena ternyata Su Jin tak bisa mengingatnya. Tak terasa Chul Soo menangis, dia menjadi malu saat Su Jin bertanya apa yang terjadi padanya. Chul Soo buru-buru menggunakan kacamata hitam untuk menutupi airmatanya. Chul Soo bertanya pada suster apakah Su Jin boleh keluar untuk jalan-jalan dan suster mengizinkan.

Su Jin berjalan bersama suster. Tiba-tiba Su Jin seolah teringat sesuatu saat berjalan di seberang minimarket. Su Jin menoleh ke arah suster seolah ingin minta izin dan Su Jin melangkah dengan rasa ingin tahu yang besar menuju minimarket, dimana Chul Soo sudah menunggunya. Chul Soo ingin membuat reka ulang kenangan Su Jin tentang peristiwa pertama kali mereka bertemu di minimarket. 


Tanpa ragu Su Jin melangkah ke arah minimarket dan Chul Soo keluar sambil membawa minuman kaleng, dia berdiri di depan pintu dan Su jin pelan-pelan mengambil kaleng itu dari tangan Chul Soo. Su Jin masuk ke dalam minimarket dan dokter yang berperan sebagai penjaga toko langsung tersenyum sambil menunjukkan dompet dan minuman Su Jin. Su Jin mengedarkan pandangan, dia melihat ayah angkat Chul Soo bertugas sebagai pembersih lantai, beliau tersenyum ke arah Su Jin. Su Jin juga melihat orangtua dan adiknya juga ibu Chul Soo yang menoleh sambil meneteskan airmata. 


Su Jin tersenyum senang karena bisa mengenali dan mengingat mereka semua. Chul Soo menghampirinya dan Su Jin terharu, dia bertanya apakah ini di surga karena dia bisa mengingat semuanya. Chul Soo tak mampu berkata apapun, dia hanya tersenyum haru. Chul Soo mengajak Su Jin untuk pergi dan Su Jin tersenyum bahagia ketika Chul Soo mengenggam tangannya sambil berjalan meninggalkan minimarket.


Chul Soo mengajak Su Jin pergi dengan mengendarai mobil jip bututnya. Su Jin tampak senang dan langsung memeluk suaminya ketika untuk pertama kalinya Chul Soo menyatakan cinta pada istrinya.

Adegan favoritku :


Adegan yang membuatku tersenyum geli adalah ketika Su Jin yang merupakan putri orang kaya dan terbiasa naik mobil mewah yang bersih dan harum terpaksa menumpang mobil Chul Soo yang butut dan dipenuhi dengan berbagai peralatan pertukangan. Mobil Chul Soo tak hanya butut tapi juga tanpa kaca depan dan pintu sehingga angin bebas malam dengan leluasa mempermainkan rambut dan gaun Su Jin. Tak ada sabuk pengaman sehingga Su Jin harus berpegangan pada kayu. Chul Soo takut gagal fokus sehingga menggunakan kacamata dan Su Jin harus puas menggunakan helm pelindung untuk mengelas.

Hikmah yang bisa diambil dari film ini :

Cinta sejati membutuhkan ketulusan dan sanggup menerima segala kekurangan pasangan. Melewati rasa suka bersama sangat mudah dilakukan tapi melewati rasa duka membutuhkan banyak kesabaran bagi pasangan yang bermasalah seperti yang dialami oleh Su Jin dan Chul Soo. Setelah nonton film ini aku merasa bahwa karakter Chul Soo hampir sama dengan Taro dalam film April Bride, yaitu kesetiaan seorang suami terhadap istrinya. Bedanya, April Bride berdasarkan kisah nyata dan endingnya sedih karena istrinya meninggal sedangkan dalam film ini ide ceritanya rekaan dan menurutku endingnya kurang jelas. 

Komentarku :

Film ini sukses membuatku meneteskan airmata melihat ketulusan cinta Chul Soo pada Su Jin tapi kurasa endingnya menggantung dan bikin penasaran (walaupun hepi ending), apakah Su Jin akhirnya meninggal seperti yang terjadi pada istrinya dokter yang menangani Su Jin atau malah Su Jin bisa sembuh kembali. Mungkin sutradaranya menyerahkan keputusan endingnya pada asumsi dari tiap penonton saja, apakah Su Jin akan meninggal atau sembuh dan bisa hidup normal kembali, semua terserah pada penonton.

Seandainya kita sendiri yang menderita penyakit seperti Su Jin, tentu akan sangat menakutkan. Pikiran menjadi blank, tidak tahu apa dan siapa yang ada di depan kita. Rasanya seperti orang tersesat tapi lebih parah. Kalau kita tersesat masih bisa bertanya pada seseorang, kita hendak kemana atau mencari siapa. Tapi kalau menderita Alzeimer? Pasti akan bingung sendiri seperti yang dialami Su Jin ketika hendak menemui Yeong Min, tiba-tiba menjadi pusing, matanya berkunang-kunang dan menangis sendiri. Ketika polisi datang dan bertanya, Su Jin malah kelihatan seperti orang bingung dan ketakutan.

Kurasa pesan dari film adalah membuat kenangan indah sebanyak-banyaknya dengan orang-orang yang kita sayangi karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari. Kenangan akan membuat hidup lebih berwarna, kalaupun kita tidak bisa mengingatnya satu per satu pasti akan ada orang-orang di sekitar kita yang akan mengingatkannya untuk kita.








Review Film Menarik Lainnya

6 comments:

  • Kurniawan Pratama says:
    June 6, 2020 at 8:20 AM

    Hai, terimakasih sudah membahas film ini, salah satu film romantis terbaik yang tak pernah habis dimakan jaman.

  • Tyana says:
    June 7, 2020 at 7:09 PM

    Sama-sama. Terima kasih juga krn sudah mampir ke blog ini. ^_^

  • Unknown says:
    July 30, 2020 at 1:45 AM

    happy ending ga ya, aku males bgt kalo nontom tapi sad ending, mana udah setengah film:(

  • Tyana says:
    July 30, 2020 at 2:23 AM

    Happy ending Kak, cuman emang nanggung endingnya karena ga tahu apakah Su Jin benar-benar sembuh atau malah meninggal seperti istrinya si dokter.

  • Unknown says:
    September 14, 2020 at 11:43 AM

    Aku suka film ini, pemeran pria nya sangat macho dan tampan, karakter Dia yg membuat film ini menjadi begitu bagus..

  • Unknown says:
    October 11, 2020 at 9:56 PM

    Terimakasih banyak sudah menulis ulang ceritanya sampai selesai. πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ™
    Ditunggu cerita2 nya lagi dari drama2 terbaik ya kak.. πŸ˜‡πŸ‘

Post a Comment