Tuesday, February 19, 2019

Unstoppable Marriage ~Film Korea~

Bermula dari rasa benci bisa berubah menjadi cinta, itulah yang dialami oleh Ki Baek dan Eun Ho. Jalinan cinta yang mulai terasa manis berubah menjadi asam ketika orangtua keduanya menentang hubungan itu dengan alasan sepele. Ibu Ki Baek kesal dan marah karena ayah Eun Ho tak mau menjual sebidang tanah padanya. Mereka sepakat untuk mengacaukan hubungan Ki Baek dan Eun Ho. 

Film Korea berjudul Unstoppable Marriage yang dirilis tahun 2007 ini bergenre komedi romantis, menggambarkan konflik keluarga yang unik tapi nyata terjadi di masyarakat. Jujur film ini adalah film favoritku, khususnya karakter Ibu Shim (ibunya Ki Baek) yang sangat norak khas orang kaya baru tapi sebenarnya sangat mencintai anak-anaknya.


Para pemain :

Kim Soo Mi sebagai Shim Mal Nyeon
Im Chae Moo sebagai Park Ji Man
Eugene sebagai Park Eun Ho
Ha Seok Jin sebagai Hwang Ki Baek
Yoon Da Hoon sebagai Park Ji Ru
Ahn Yeon Hong sebagai Hwang Ae Suk

Sinopsis lengkap :

Hwang Ki Baek adalah seorang dokter bedah plastik yang sukses. Suatu hari, salah satu pacarnya mengajak Ki Baek untuk berjalan-jalan. Ki Baek melirik pacarnya yang mengenakan rok mini nan seksi, pacarnya berjanji akan membuat Ki Baek serasa terbang di langit. Ki Baek hanya tersenyum sambil memacu mobilnya. 

Ternyata pacarnya mengajak Ki Baek ke suatu tempat untuk terbang di langit dengan berparalayang. Ki Baek yang sama sekali tidak pernah berparalayang dibantu oleh seorang instruktur yang mengendalikan arah serta tujuan mereka. Pacarnya gembira saat melihat Ki Baek berteriak histeris dan ketakutan sambil terus memanggil ibunya.

Di sisi lain dari bukit yang sama, seorang wanita bernama Ibu Shim ditemani oleh asistennya yang bernama Tuan Kim sedang mengagumi bukit yang luas. Ibu Shim berencana untuk membuat lapangan golf yang mewah. Tiba-tiba muncul Ki Baek yang meluncur dengan paralayangnya sambil terus berteriak. Ibu Shim marah karena ada orang asing yang melintas di wilayahnya. 

Ibu Shim bertanya pada Tuan Kim, apakah semua tempat ini sudah menjadi miliknya? Dengan takut, Tuan Kim bilang kalau masih ada tempat yang belum dibeli karena pemiliknya tidak mau menjual apapun alasannya. Ibu Shim kembali mengomel dan ingin menghubungi sendiri si pemilik tanah.

Di bukit yang lain, dua orang pria sedang berjalan di sekitar bukit. Mereka adalah Ayah Park dan adiknya yang bernama Jiru. Jiru bertanya kepada kakaknya, mengapa sekarang mengganti nomor ponselnya. Ayah Park beralasan kalau akhir-akhir ini ada orang aneh yang terus mencarinya agar mau menjual tanahnya. Saat sedang ngobrol, mereka melihat Ki Baek yang meronta-ronta diatas paralayang.

Ki Baek yang terus meronta membuat instrukturnya tidak bisa konsentrasi saat Ki Baek merengek ingin segera turun sambil meraba-raba dada instrukturnya, akibatnya mereka kehilangan keseimbangan dan nyangkut di pohon. Ki Baek pingsan saat instruktur itu membantunya melepaskan semua tali pengaman. Ki Baek terbangun saat dirinya jatuh ke tanah, dia ingin marah tapi langsung terpesona saat menyadari ternyata instrukturnya seorang wanita cantik, yaitu Eun Ho.

Eun Ho tidak memperdulikan Ki Baek, dia sibuk dengan peralatannya untuk mencari petunjuk tempat mereka berada saat ini tapi Ki Baek tidak suka diacuhkan, dia mulai mengomel tentang Eun Ho yang tidak terampil menjadi instruktur karena dia seorang wanita. Eun Ho yang mulai kesal kian marah saat mendapati celananya basah dan bau. Dia menoleh dan ternyata, Ki Baek ngompol karena ketakutan saat naik paralayang. 

Eun Ho marah dan ingin menyerang Ki Baek tapi yang ada malah dirinya tersandung dan jatuh menimpa Ki Baek, mereka tidak sengaja berciuman. Eun Ho kesal dan pergi meninggalkan Ki Baek. Ki Baek menyusul Eun Ho sambil terus merayunya, dia bahkan menawarkan uang 1000 dollar agar Eun Ho mau memaafkannya tapi Eun Ho tetap cuek. Ki Baek ragu apakah Eun Ho tahu jalan pulang dan takut tersesat tapi Eun Ho hanya diam dan berjalan. 

Ibu Shim dan kakak Ki Baek yang bernama Ae Suk sedang ngobrol tentang barang bermerek. Ae Suk menyindir ibunya yang selalu menyikat sepatu adiknya setiap pagi padahal hal itu bisa dilakukan oleh pembantu. Ibu marah dan bersikeras bahwa tak ada yang boleh menyikat sepatu putranya selain dirinya. Ibu langsung tersenyum melihat putranya yang sudah rapi dan siap berangkat kerja. Ibu menyambut dan menyerahkan sepatu pada Ki Baek.

Ibu Shim sedang asyik ngobrol bersama kedua temannya di toko tas bermerek miliknya saat Ayah Park dan Jiru tak sengaja berdiri di luar toko Ibu Shim karena Ayah Park menerima telepon. Setelah menerima telepon, Ayah Park tertarik mengintip ke dalam toko dan dia mengkritik penampilan Ibu Shim. Ibu Shim juga mengomel melihat penampilan Ayah Park. 

Suatu hari, Ki Baek sedang menangani seorang pasien yang ingin membesarkan payudaranya saat seorang suster masuk sambil membawa anak dari pasien itu yang mengompol. Ki Baek hanya diam dan mengintip celana anak kecil itu tapi dia langsung kesal saat menerima sms dari Eun Ho. Ki Baek marah dan membela anak kecil itu bahwa mengompol itu bukan perbuatan yang disengaja. Hal itu membuat suster dan si pasien melongo, Ki Baek keluar ruangannya sambil mengomel.

Malam itu Ki Baek mencari alamat toko boneka Eun Ho. Dia kembali mengomentari dan mencela Eun Ho. Ki Baek menyerahkan uang 1000 dollar pada Eun Ho dan minta agar gadis itu tidak lagi mengiriminya gambar yang tidak disukainya. Eun Ho menolak uang itu tapi Ki Baek bersikeras bahwa uang itu sebagai biayanya naik paralayang. Eun Ho tidak ingin mendapat uang gratis maka dia menyarankan Ki Baek ikut kursus di tokonya selama setahun. Ki Baek tidak mau tapi dia agak takut saat melihat Eun Ho melotot ke arahnya.

Ki Baek terpaksa mulai ikut kursus bersama 4 ibu-ibu yang terus melirik sambil tersenyum jahil ke arahnya. Seorang teman menelepon Ki Baek agar datang ke klub tapi Ki Baek terpaksa menolak karena Eun Ho terus mengawasinya. Eun Ho mengancam kalau Ki Baek tidak boleh pulang sebelum menyelesaikan bonekanya.

Di kamarnya, Ki Baek terus mengomel sambil menusuk boneka yang tadi dibuatnya dengan jarum, dia ingin mengutuk Eun Ho. Ki Baek membakar kaki boneka itu dan berharap hal yang sama terjadi pada Eun Ho, ternyata Eun Ho yang sedang memijit bahu ayahnya mengeluh kalau kakinya terasa panas seperti terbakar. Ayahnya menghibur dan mengatakan mungkin Eun Ho kecapekan saja.

Eun Ho sedang mengajarkan cara membuat tangan dan jari boneka kepada muridnya tapi salah seorang wanita bertanya tentang Ki Baek yang tak pernah datang lagi. Wanita yang lain beralasan bahwa mereka khawatir tentang Ki Baek dan rasanya sepi bila tak ada Ki Baek. Wanita yang bertanya duluan menambahkan bahwa temannya tidak mau kursus karena Ki Baek tidak datang. Mereka menyarankan agar Eun Ho menelepon Ki Baek. Eun Ho kaget melihat ketiga muridnya berebut ingin menelepon Ki Baek.

Eun Ho menelepon Ki Baek saat semua muridnya sudah pulang, Ki Baek sok jual mahal dan mengaku kalau dirinya sibuk. Dia sengaja meminta Eun Ho datang dan mengajarinya, Ki Baek berjanji akan membayar 2x lipat dan Eun Ho langsung setuju padahal saat itu Ki Baek sedang pergi ke klub. Ki Baek senang karena Eun Ho masuk perangkapnya.

Ki Baek dan teman-temannya sedang pesta minum ketika Eun Ho memaksa masuk dan dia kesal saat melihat tatapan aneh dari teman-teman Ki Baek. Eun Ho tidak perduli, dia duduk dan membuka tasnya, mengeluarkan semua peralatan untuk membuat boneka dan meletakkannya di atas meja. Hal itu membuat semua teman Ki Baek heran dan Ki Baek berusaha keras menghalangi niat Eun Ho.

Para gadis sibuk mencela Eun Ho sebagai penguntit atau mantan pasien Ki Baek tapi Ki Baek menegur mereka. Eun Ho mulai kesal karena terus diremehkan, dia mengambil minum dan menyahut kalau dirinya datang untuk mengajari Ki Baek membuat boneka kertas dan Ki Baek langsung tersedak karena kaget dan malu. Eun Ho merasa di atas angin, dia mengatakan kalau semua itu bermula dari permainan paralayang dan Ki Baek langsung menutup mulut Eun Ho agar tidak membuka aibnya. Ki Baek mengalihkan pembicaraan dan mengajak semuanya untuk turun ke lantai dansa. 

Eun Ho tidak suka berada di tempat itu, dia memilih menjauh tapi Ki Baek menarik dan memintanya berdansa. Eun Ho kesal tapi mulai bersiap, bukannya berdansa, Eun Ho malah mempraktekkan jurus silat yang sering diajarkan ayahnya. Hal itu membuat semua orang menertawainya hingga tanpa sengaja Eun Ho memukul seorang pria yang asik berdansa. Pria itu marah dan hendak memukul Eun Ho dengan botol, Ki Baek menolong Eun Ho dan dia pingsan karena kepalanya dipukul dengan botol.

Ki Baek bersikeras mengantar Eun Ho pulang tapi dia mengeluh karena Eun Ho berjalan terlalu cepat. Eun Ho ingin mengusir Ki Baek begitu mereka sampai di depan rumah karena takut ayahnya marah. Bukannya menurut, Ki Baek malah diam saja ketika Ayah Park memanggil putrinya. Eun Ho panik dan berusaha mengusir Ki Baek dengan menarik tangannya. Ayah Park muncul dan melihat putrinya sedang memeluk lengan seorang pria. Eun Ho ingin mengelak tapi ayahnya malah mengajak Ki Baek untuk masuk ke dalam rumah.

Ayah Eun Ho mengajak Ki Baek minum dan bertanya tentang latar belakang Ki Baek. Ayah terkesan saat mengetahui kalau Ki Baek adalah seorang dokter tapi ayah langsung marah ketika menyadari bahwa Ki Baek adalah dokter bedah plastik yang menyarankan agar Eun Ho segera dioperasi agar memiliki payudara yang indah sehingga tidak akan mengecewakan kekasih atau suaminya kelak. Ayah marah dan mengusir Ki Baek.

Eun Ho mengantar Ki Baek keluar, Eun Ho menyindir Ki Baek yang tak mau pergi sebelum ketahuan ayahnya. Ki Baek kesal tapi Eun Ho membela ayahnya dengan mengatakan bahwa orangtua manapun pasti akan marah bila mendapat perlakuan yang tak sopan seperti yang dilakukan Ki Baek. Ki Baek tak mau kalah dan mengatakan bila Eun Ho punya ayah maka dirinya punya ibu di rumah. 

Ki Baek tiba-tiba punya ide untuk membalas Eun Ho saat dirinya menerima telepon dari ibunya. Ki Baek sengaja bilang kalau dirinya baru saja bertemu dengan ayah pacarnya dan dia janji besok akan mengenalkan Eun Ho pada ibunya. Ki Baek meminta ibunya yang mengatur semuanya dan sengaja menyerahkan ponselnya agar Eun Ho mau menyapa ibunya. Tentu saja Eun Ho tidak mau tapi Ki Baek beralasan bahwa kini saatnya Eun Ho untuk bertemu ibunya.

Eun Ho terpaksa menyapa Ibu Shim dan Ibu Shim menyarankan untuk bertemu besok siang. Ae Suk yang sedang menemani ibunya penasaran mendengar pembicaraan itu tapi Ibu Shim meminta putrinya untuk diam agar Eun Ho tak mendengarnya dan langsung menutup teleponnya. Eun Ho panik tapi Ki Baek pura-pura cuek toh bukan dirinya yang mengatur pertemuan itu. Eun Ho kesal karena Ki Baek langsung pulang setelah menyindirnya agar besok mengenakan baju yang pantas karena ibunya agak bawel.

Besoknya, Ki Baek menunggu Eun Ho di depan pintu rumahnya. Ki Baek agak kesal karena Eun Ho kesasar padahal dirinya sudah memberi petunjuk dengan jelas. Dia langsung tersenyum saat melihat Eun Ho keluar dari dalam taksi, dia menyindir kalau gaya berpakaian Eun Ho seperti pegawai asuransi. Kini Eun Ho yang kesal tapi Ki Baek hanya cuek dan mengajaknya segera masuk.

Ki Baek masuk rumah duluan dan Ae Suk bertanya tentang Eun Ho, Ki Baek hanya mengatakan bahwa Ae Suk harus bersikap ramah pada Eun Ho. Ibu Shim dan Ae Suk menyambut Eun Ho tapi mereka malah mengira kalau Eun Ho adalah pembantu yang baru datang dan Ibu Shim menyuruh Eun Ho untuk segera berganti baju dan ke dapur untuk bekerja. Ki Baek mengingatkan ibunya kalau Eun Ho ini pacarnya. Ibu Shim dan Ae Suk kaget melihat penampilan Eun Ho. Eun Ho menunduk untuk memperkenalkan diri.

Mereka duduk bersama di ruang tamu, Eun Ho merasa tidak enak karena Ibu Shim terus menatapnya dan bertanya apakah dirinya seorang pegawai asuransi. Eun Ho menjelaskan kalau dirinya seorang pembuat boneka kertas. Ki Baek hanya tersenyum senang saat ibu dan kakaknya menginterogasi Eun Ho. Ibu Shim juga bertanya tentang orangtuanya dan Eun Ho menjawab bila ibunya sudah meninggal dan ayahnya adalah seorang ahli topografi.

Ibu Shim kembali tidak paham dan mengira ayah Eun Ho sebagai peramal. Ibu Shim mencoba mengalihkan pembicaraan dengan bertanya apakah Eun Ho tahu kalau putranya seorang dokter. Dengan polosnya, Eun Ho menjawab kalau Ki Baek sudah memintanya untuk menjalani operasi karena Ki Baek adalah seorang dokter bedah plastik, hal itu membuat Ki Baek yang sedang minum langsung terbatuk sementara Ibu Shim mendelik kaget.

Ibu Shim menatap tajam ke arah Eun Ho kemudian mendekatinya dengan kesal. Ibu Shim menuduh Eun Ho sengaja mendekati putranya karena matre, Eun Ho tahu bahwa putranya dokter bedah terkenal yang punya banyak uang. Eun Ho hanya bisa berteriak ketakutan dan minta maaf saat Ibu Shim memukulinya dengan bantal kursi sementara Ki Baek dan kakaknya hanya diam sambil minum. Ibu Shim terbangun dari lamunannya dan berusaha menahan diri agar tidak melakukan apa yang ada dalam pikirannya. Ibu Shim mengajak Eun Ho untuk makan bersama.

Di meja makan, mereka heran melihat cara makan Eun Ho yang terlihat norak dan kampungan. Ibu Shim minta maaf karena dirinya tak tahu bila Eun Ho makan dengan cara tradisional makanya tak menyediakan saus khusus. Eun Ho tak keberatan karena apa yang ada sudah enak menurutnya. Eun Ho mencoba menyuapi Ibu Shim tapi Ibu Shim menolak karena tak terbiasa.

Ibu Shim sengaja ingin pamer dan meminta pembantunya menyediakan wine dari Paris. Ibu kembali pamer, dia sengaja berbicara dengan bahasa aneh dengan putrinya dan saat Eun Ho menatapnya dengan tatapan aneh, Ibu Shim menjelaskan kalau mereka sedang bicara dalam bahasa Perancis. Tiba-tiba Eun Ho mengambil botol wine dan membacanya, dia meralat bahwa wine itu bukan dari Paris tapi dari Australia. Ibu Shim dan putrinya langsung kaget, dia tidak menyangka kalau Eun Ho bisa bahasa Perancis.

Ki Baek mengantarkan Eun Ho sampai di depan pintu gerbang. Eun Ho menyerahkan barang bawaannya dan beralasan bahwa tak sopan bila bertamu tapi tak memberi hadiah. Ki Baek merasa tidak enak ketika Eun Ho meminta untuk memakannya. Eun Ho mengatakan kalau Ki Baek tidak perlu lagi datang ke tokonya karena sekarang mereka sudah impas. Melihat Ki Baek hanya diam maka Eun Ho pamit. Ki Baek baru sadar kalau Eun Ho salah jalan setelah gadis itu agak jauh. 

Ibu Shim dan Ae Suk sedang duduk di meja makan ketika pembantu menyodorkan tomat ceri. Rupanya Ibu Shim dan Ea Suk sangat tergila-gila dengan segala hal yang berbau Perancis sehingga Ae Suk mengira tomat ceri itu berasal dari Perancis makanya rasanya manis. Ibu Shim menambahkan bahwa buah terbaik pasti dari perkebunan Perancis. Mereka asyik makan sambil membicarakan Eun Ho yang kampungan dan norak. 

Ki Baek hanya duduk melamun saat ibu dan kakaknya asyik makan tomat pemberian Eun Ho sambil membicarakan gadis itu. Ki Baek lama-lama kesal juga dan menyahut dengan malas kalau tomat itu pemberian Eun Ho, hal itu membuat ibu dan kakaknya langsung berwajah masam. Ibu Shim mengomeli putranya karena tidak ngomong sejak awal. Ibu Shim langsung memerintahkan pembantunya untuk memberikan air untuk berkumur. Mereka pergi meninggalkan Ki Baek sambil terus mengomel.

Baik Eun Ho maupun Ki Baek, keduanya sama-sama tidak bisa tidur malam itu. Mereka tersenyum sambil membayangkan pertemuan mereka. Paginya, Eun Ho sedang mempersiapkan peralatan paralayang ketika melihat mobil Ki Baek muncul. Eun Ho tersenyum dan pura-pura sibuk. Ki Baek mengedarkan pandangan dan segera menghampiri Eun Ho. Ki Baek tersenyum dan beralasan bahwa dirinya tertarik untuk ikut paralayang lagi ketika Eun Ho bertanya padanya. Eun Ho ikutan tersenyum.

Kali ini Ki Baek mulai bisa menikmati pemandangan di sekelilingnya walaupun rasa takut masih menghantuinya dan sesekali Ki Baek masih memejamkan matanya. Ki Baek bertanya pada Eun Ho bagaimana caranya agar tak takut dan Eun Ho mengatakan bahwa Ki Baek harus menganggap paralayang sebagai sayap yang menjadi bagian tubuhnya sehingga Ki Baek bisa terbang seperti burung. 


Ki Baek melepaskan pegangan tangannya dan bersikap seolah sedang terbang. Ki Baek mengatakan bahwa dirinya juga mulai tertarik dengan sesuatu dan jawaban nya membuat Eun Ho tersipu malu karena Ki Baek mengaku kalau Eun Ho membuatnya tertarik.

Kini hubungan Ki baek dan Eun Ho kian dekat. Ki Baek juga kembali rajin datang ke toko untuk belajar membuat boneka. Dia bahkan sengaja membuat boneka yang mirip dengan Eun Ho tapi Ki Baek langsung menyembunyikannya ketika Eun Ho muncul membawakan minum. Eun Ho yang penasaran berusaha melihatnya dan dia langsung tersipu. Ki Baek beralasan kalau bonekanya belum jadi makanya agak aneh bentuknya. 


Ibu Shim membangunkan Tuan Kim yang tertidur dalam perjalanan, Ibu Shim cemas karena masalah penjualan tanah belum selesai padahal bulan depan koleganya yang bernama Andrew akan datang. Ibu Shim bertanya apakah Tuan Kim sudah mendapatkan nomor telepon pemilik tanah incarannya. Tuan Kim mengatakan bahwa pemilik tanah tetap tidak mau menjualnya sedangkan adiknya setuju menjualnya.


Ibu Shim kesal dan berniat menghubungi sendiri si pemilik tanah. Ayah Park sedang menulis kaligrafi ketika ponselnya berbunyi, beliau mengomel karena kaget sehingga tulisannya jadi rusak. Ayah Park menjawab teleponnya dengan malas dan ternyata Ibu Shim yang menelepon. Mereka berbasa-basi sejenak tapi kemudian yang ada malah saling menyerang dan adu argumen, akhirnya mereka menutup teleponnya sambil terus mengomel.


Eun Ho dan Ki Baek sedang mengunjungi Jiru di toko. Ki Baek minta nasihat untuk meluluhkan hati Ayah Park. Jiru beralasan bahwa Ki Baek tak perlu buru-buru tapi ki Baek bersikeras. Jiru bersedia membantu asal Ki Baek mau membeli barangnya, Ki Baek setuju dan Jiru senang. Jiru mengatakan ada 2 hal yang bisa membuat hati Ayah Park luluh, yaitu membelikannya kotak tinta dari batu. Eun Ho mengiyakan bahwa ayahnya suka sekali mengoleksinya.


Ki Baek bertanya tentang cara lainnya tapi Jiru malah mengalihkan pembicaraan dan mengajak Ki Baek menjauhi Eun Ho. Jiru berbisik dan bertanya tentang jumlah pegawai yang dimiliki Ki Baek. Ki Baek tahu maksud Jiru dan kembali memberinya uang. Eun Ho tidak suka melihat Jiru yang memanfaatkan keingintahuan Ki Baek. Jiru malu dan mengatakan hal keduanya adalah berlagak seperti seorang tentara yang disiplin dan tegas.


Ki Baek mempraktekkan apa yang diajarkan oleh Jiru kepada Ayah Park. Ki Baek sengaja berbicara dengan keras dan tegas tapi dia malah bingung sendiri walaupun Jiru telah membantunya dengan memberi petunjuk. Ayah Park mulai curiga ketika Ki Baek tak bisa menjawab pertanyaannya. Ayah Park menjadi marah dan mengusirnya walaupun Ki Baek beralasan bahwa dirinya terpaksa berbohong karena dia sangat mencintai Eun Ho.


Ayah Park tetap ingin mengusir Ki Baek tapi beliau langsung bersikap lembut saat Ki Baek menyerahkan hadiah kesukaannya yaitu kotak tinta dari batu. Ayah senang menerima hadiah itu tapi Ki Baek lupa membuang label harganya dan meminta kotak tintanya kembali. Ayah Park beralasan bahwa dirinya yang akan mencopot labelnya. Mereka saling berebut hingga akhirnya kotak itu jatuh dan pecah. Ayah Park merasa bersalah melihat ekspresi wajah Ki Baek yang terlihat sangat kecewa.


Ibu Shim dan Ae Suk sedang main kartu ketika Ki Baek mengajak Eun Ho masuk ke dalam rumah. Ibu Shim dan agak kesal karena akhir-akhir ini Eun Ho sering datang ke rumahnya. Ibu Shim yang tersadar sedang memakai piyama, rambut di gulung dan merokok langsung melarang Eun Ho masuk, mereka berkemas dan lari ke kamar masing-masing karena merasa tidak rapi. Mereka tidak tahu bahwa Eun Ho dan Ki Baek melihat tingkah mereka. 


Kini Ibu Shim dan Ae Suk telah berdandan dan duduk manis untuk menemui Eun Ho dan Ki Baek di ruang tamu. Ibu Shim dan Ae Suk mengintip apa yang dibawa Eun Ho dan mereka langsung menjauh setelah mencium aroma kimchi yang menyengat. Ki Baek mengatakan bahwa Eun Ho sendiri yang membuatnya berdasarkan resep keluarga. Ibu Shim tersinggung karena Eun Ho memberinya makanan orang biasa dan Ae Suk mengkritik Eun Ho bahwa dirinya tak mungkin makan sesuatu yang menjijikkan.


Ki Baek tak suka ibu dan kakaknya menyindir Eun Ho, dia menyindir ibunya dan mengatakan kalau dulu ibunya suka makan kimchi. Ibu Shim marah dan bersikeras tak suka tapi Ki Baek mengingatkan saat mereka miskin dulu, ibunya suka sekali makan kimchi. Ibu Shim marah dan mengatakan bahwa mereka sekarang tidak miskin dan dirinya tak pernah makan kimchi. Ibu Shim ingin agar kimchinya dibuang karena beliau tidak suka. Ibu Shim meninggalkan mereka diikuti oleh Ae Suk. 


Ki Baek terkejut dan tak percaya dengan apa yang didengarnya saat ibunya menyarankan agar mereka segera bertemu dengan keluarga Eun Ho. Ki Baek tak melihat wajah ibunya yang muram karena dia kegirangan. Ki Baek merasa ibunya mulai menyetujui hubungannya dengan Eun Ho. Ki Baek terus memuji dan memeluk ibunya. Ae Suk penasaran melihat adiknya sangat girang sambil terus memeluk ibunya. 


Saat pertemuan keluarga, baik Ayah Park maupun Ibu Shim saling menatap dengan penuh kebencian seolah ingin saling menjatuhkan. Ibu Shim sengaja memuji Eun Ho yang cantik dan polos tapi menyindir bahwa Eun Ho sepertinya belum pernah berpacaran sebelumnya. Sedangkan putranya adalah orang yang sukses, kaya dan tampan. Ibu Shim mengeluh bahwa dia capek karena banyaknya gadis yang mendekati putranya. 


Ayah Park kesal dan berniat balas dendam dengan mengatakan bahwa Ki Baek memang pandai dan bertanggungjawab tapi ada satu hal yang membuatnya tampak buruk yaitu kemampuan dalam bidang militer. Ibu Shim tak sengaja membuka aib putranya dengan mengatakan bahwa dulu dirinya sempat menyogok agar putranya tidak ikut wamil tapi ditolak pemerintah.


Baik Ki Baek dan Eun Ho merasa tak enak melihat orangtua mereka yang seolah saling membenci dan saling menjelekkan. Jiru muncul dan langsung cocok dengan Ae Suk. Ibu Shim kesal dan mengejek keluarga Ayah Park. Ayah Park tidak terima dan ganti mengejek Ibu Shim. Hal itu membuat Ibu Shim marah dan dia kian sebal melihat putrinya akrab dengan Jiru.


Ki Baek merasa tidak enak kepada Eun Ho tapi Eun Ho tidak marah. Eun Ho tak ingin mengakhiri hubungan mereka tapi dia bingung dengan ayahnya karena sangat membenci Ibu Shim. Eun Ho terkejut saat Ki Baek bilang kalau ibunya mengundang keluarga Eun Ho ke rumahnya karena ayahnya juga mengatakan hal yang sama, ingin mengundang keluarga Ki Baek ke rumahnya.


Ayah Park langsung mengomel saat melihat rumah Ki Baek yang boros listrik, Ibu Shim sengaja pamer dengan mengenakan gaun ala putri tapi yang membuat ayah terkejut ternyata adiknya sudah datang duluan. Tak ada masalah saat mereka makan bersama. Masalah baru muncul ketika mereka sedang menikmati teh.


Ayah Park merasa ingin ke kamar mandi dan Ibu Shim sengaja menyindir Ayah Park kebanyakan makan. Ayah Park tak perduli karena sudah tak tahan ingin segera buang air. Ayah yang berasal dari desa sangat kebingungan melihat kamar mandi yang mewah dan canggih hingga menimbulkan kehebohan. Semuanya kaget melihat Ayah Park yang keluar dari kamar mandi dengan tubuh basah kuyup.


Tiba giliran keluarga Ki Bek yang berkunjung ke rumah Eun Ho. Ibu Shim terkejut melihat rumah Eun Ho yang sangat sederhana. Ibu Shim membayangkan bahwa Eun Ho dan ayahnya muncul dari dalam rumah yang reot dan kumuh, mereka menyambut Ibu Shim dengan ramah. Ibu Shim kaget dan menggelengkan kepalanya. Eun Ho dan ayahnya muncul dari dalam rumah tradisional yang sederhana tapi bersih. 


Saat duduk bersama untuk minum teh, Ibu Shim tidak henti meraba meja yang dirasanya masih berdebu. Ayah Park berbasa-basi dan Ibu Shim menanggapi bahwa dirinya tidak menyangka masih ada rumah seperti ini, menurutnya rumah Eun Ho sangat kuno, kumuh dan kotor. Ayah Park mencoba menahan diri dengan mengatakan bahwa daerah ini adalah tempat terbaik di Seoul tapi Ibu Shim masih tak percaya. 


Ibu Shim membayangkan pasti di rumah ini banyak tikusnya dan Ayah Park tak menyangkal. Ki Baek berusaha menghiburnya dengan mengatakan bahwa jaman sekarang tak ada tikus. Eun Ho menambahkan bahwa ayahnya hanya bercanda. Tiba-tiba Jiro datang dan mengatakan kalau dirinya sudah membeli racun tikus, hal itu membuat ibu kian ketakutan dan memeluk putranya. Ibu Shim merajuk minta segera pulang. 


Ayah Park sedang menunjukkan beberapa hasil karya Eun Ho kepada Ibu Shim. Ibu Shim kelihatan tidak tertarik tapi dia tak suka Ayah Park terus membanggakan putrinya. Ibu Shim tak mau kalah membanggakan putranya dan hal itu membuat Ayah Park kesal. Tiba-tiba ponsel Ayah Park berbunyi. Ayah Park agak menjauh untuk menerima teleponnya. Ayah Park kesal dan mengatakan kalau dirinya tetap tidak mau menjual tanahnya lalu menutup teleponnya. 


Ibu Shim tertarik dan bertanya apa Ayah Park punya tanah? Ayah park menjawab kalau dirinya punya sebidang tanah di daerah Kwangwon dan ada wanita gila yang terus memaksanya untuk menjual tanah itu. Ibu Shim merasa punya teman curhat dan akhirnya cerita kalau dirinya punya masalah yang sama, ada pria tua yang tidak mau menjual tanah padanya hingga rencana proyeknya terganggu. Ibu Shim terkejut saat Ayah Park menunjukkan gambar tanahnya dan akhirnya mereka malah jadi bertengkar gara-gara masalah tanah. 


Ayah Park bertekad tak mau menjual tanahnya dan mengejek Ibu Shim. Ibu Shim tak mau kalah, dia tak mau punya menantu seperti Eun Ho. Ketika mereka saling mengejek dan tidak mau jadi besan, mereka mendengar suara ki Baek dan Eun Ho yang sedang asyik bercanda. Mereka tak menyadari bahwa Ayah Park berencana untuk memisahkan hubungan cinta mereka. Mau tak mau Ibu Shim menyetujui usul Ayah Park. 


Ayah Park dan Ibu Shim janjian untuk membahas bagaimana cara untuk memisahkan putra putri mereka. Ayah Park mengeluh bahwa hubungan mereka kian serius. Ibu Shim mengejek Eun Ho dan Ayah Park hanya diam. Ayah Park mengusulkan agar tak membiarkan mereka hanya berduaan saja. 

Ayah Park dan Ibu Shim mulai memata-matai mereka tapi yang ada malah Ayah Park dan Ibu Shim ribut sendiri. Ayah Park meminta Ibu Shim diam karena takut mereka mendengar tapi Ibu Shim berdalih bahwa mereka tak mungkin dengar. Kan mereka melihat dari layar TV. Ayah sok tahu dengan mengatakan dirinya bisa menerjemahkan apa yang dikatakan putrinya. Ujung-ujungnya Ayah Park dan Ibu Shim bertingkah seperti seorang dubber


Jiru sengaja mendatangi salon kecantikan milik Ae Suk dan melakukan perawatan. Jiru sengaja menarik tangan Ae Suk ketika wanita itu berkeliling untuk melihat kliennya. Ae Suk kaget sekaligus senang melihat Jiru, apalagi saat Jiru berjanji akan lebih sering datang. Ae Suk mengira Jiru akan menjadi pelanggannya tapi Jiru memalingkan wajah dan pura-pura tidur.

Ki Baek mengajak Eun Ho untuk berlibur tapi Eun Ho enggan karena sejak dulu ayahnya selalu ikut bahkan saat liburan kampus. Ki Baek meyakinkan bahwa semuanya akan beres tapi kenyataan berbicara lain. Ayah Park dan Ibu Shim akhirnya malah ikut liburan bersama mereka. Eun Ho dan Ki Baek kelihatan kesal tapi ketika mereka saling menatap sambil tersenyum masam, baik Ayah Park dan Ibu Shim memperingatkan mereka agar tak saling melihat. 


Hotel yang mereka tuju ternyata hanya menyisakan satu kamar besar dengan 2 kamar tidur. Ki Baek menyarankan agar kamarnya digunakan oleh ayah ibu sedangkan dirinya dan Eun Ho tidur di ruang tama tapi Ibu Shim langsung menginjak sepatu Ki Baek tanda tidak setuju. Ayah Park memutuskan bahwa dirinya bisa sekamar dengan Ki Baek dan ibunya sekamar dengan Eun Ho.


Mereka langsung melepas penat dengan bermain ke wahana kolam renang. Ayah Park, Ki Baek dan Eun Ho bersenang-senang dengan bermain seluncuran sementara Ibu Shim menunggu sambil memegang kamera. Ibu Shim mengedarkan pandangan dan terbersit ide untuk menggoda mereka. Ibu Shim berniat memotret mereka saat air dari bak raksasa tumpah. Ibu Shim tertawa senang karena berhasil memperdaya mereka.


Mereka beralih ke kolam air panas. Ki Baek yang melihat ayah ibu yang berendam sambil memejamkan mata, mengambil kesempatan untuk mendekati Eun Ho dan berusaha menciumnya tapi Ayah Park segera bertindak untuk mencegah tapi yang terjadi malah Ayah Park mencium Ki Baek. Untuk menutupi rasa malunya, Ayah Park memukuli Ki Baek dengan alasan akan menganggu Eun Ho.  


Eun Ho sedang mengamati Ibu Shim yang memakai krim wajah, dia heran melihat ibu mengoleskan banyak krim di wajahnya. Ibu Shim menyindir Eun Ho yang hanya menggunakan satu botol saja. Eun Ho mengaku kalau dirinya merasa cukup dengan apa yang dimilikinya. Eun Ho minta agar ibu bersedia memberinya pijatan di wajah dan sebagai gantinya Eun Ho akan memijat tubuh ibu. Ibu Shim kaget mendengar permintaan Eun Ho yang dianggapnya terlalu berani.

Di kamar yang lain, Ayah Park meminta Ki Baek untuk mematikan lampu dan tidur. Ayah langsung bereaksi saat Ki Baek berniat tidur di lantai, beliau mengunci tubuh Ki Baek dengan kedua kakinya. Sedangkan Ki Baek meronta dan berusaha melepaskan diri.


Ibu Shim sedang bersiap melakukan pijatan untuk Eun Ho, ibu sengaja meluapkan kekesalannya dengan dalih pijatannya untuk kebaikan Eun Ho. Ibu senang mendengar Eun Ho yang mendesah kesakitan tapi Eun Ho hanya diam tidak membantah. 


Tiba giliran Eun ho untuk membantu ibu. Tubuh ibu ditekuk dengan berbagai posisi dan saat selesai ibu hendak marah tapi ibu malah merasa enakan saat menggerakkan tubuhnya. Ibu merasa malu saat melihat senyum tulus di wajah Eun Ho.


Paginya, Ayah Park mengajak Eun Ho dan Ki Baek untuk senam. Ayah tidak suka melihat Ki Baek yang malah tertidur, beliau ingin menendang Ki Baek tapi Eun Ho menangkis. Yang ada malah ayah yang jatuh bergulingan. Ibu hanya melihat dari balkon kamarnya sambil masih memakai master wajah.


Ayah Park mengajak mereka mendaki bukit, Ki Baek mengeluh capek tapi ayah menyindir bahwa putrinya menyukai pria yang tangguh. Ki Baek langsung semangat dan berjalan mendahului Ayah Park. Akhirnya mereka duduk bersama sambil menikmati indahnya pemandangan. Ibu Shim menyindir saat Eun Ho menyodorkan sepiring buah yang diiris dan ditata rapi tapi Ayah Park membela putrinya. Ibu mulai tersentuh hatinya saat melihat Eun Ho menyodorinya jus buah dan melarangnya minum soda karena tidak baik untuk kesehatan.


Mereka melanjutkan acaranya dengan pergi karaoke, tapi yang ada justru ibu dan ayah yang bersemangat menyanyi bahkan ayah sampai terkilir tangannya hingga harus dipapah oleh Ki Baek dan Eun Ho. Di kamar, Ki Baek membantu ayah hingga tangan ayah sembuh. Ayah kesenangan tapi ibu malah kesal karena acaranya terganggu dan terpaksa pulang dengan membawa jaket mereka semua.


Ayah mulai bersikap lunak, beliau mengizinkan Ki Baek mengajak Eun Ho jalan-jalan tapi ibu tidak setuju. Ayah Park tak perduli dengan omelan Ibu Shim dan justru mengusir mereka. Ibu kesal dan pura-pura pusing tapi malah berpesan pada Ki Baek kalau tidak boleh pergi lebih dari 7 menit.



Eun Ho berjalan bersama Ki Baek. Dia mengatakan bahwa sejak ibunya meninggal, ayah selalu menyisir rambutnya hingga dirinya dewasa. Ki Baek juga cerita kalau sampai saat ini ibunya selalu menyiapkan sepatunya setiap pagi. Saat kedua anaknya berjalan-jalan, Ayah Park dan Ibu Shim ternyata pergi minum bersama. 


Semula mereka saling menyindir kekurangan putra putri masing-masing tapi kemudian yang ada malah mereka saling curhat tentang masa lalu. Ayah Park bercerita tentang putrinya yang tumbuh hanya bersama ayah dan pamannya sehingga Eun Ho tak tahu bagaimana cara berdandan atau berbusana modis. Ibu Shim secara tulus memuji Eun Ho yang memiliki kulit halus.


Ki Baek melanjutkan cerita tentang pengorbanan ibunya pada Eun Ho. Saat dirinya gagal ikut tes spesialis, ibunya terus menyemangatinya dan mengatakan bila Ki Baek gagal menjadi dokter maka dirinya bisa menjadi pengacara. Ki Baek tak mengerti mengapa ibunya sangat mempercayai dirinya. Eun Ho mengingatkan bahwa tanpa usaha ibunya maka Ki Baek tak mungkin bisa sukses seperti sekarang. 


Kini giliran Ibu Shim yang curhat tentang masa lalunya yang susah. Ayah Ki Baek pergi dengan wanita lain, meninggalkan Ibu Shim yang miskin bersama 2 anak yang masih kecil. Ibu Shim mau melakukan apa saja asal anaknya terutama Ki Baek bisa makan enak. Ibu Shim mengabaikan dirinya sendiri demi berjuang membesarkan 2 anak sendirian. Ayah Park tak tega melihat Ibu Shim menangis dan berusaha menghiburnya bahwa pengorbanan Ibu Shim tak sia-sia karena kini anak-anaknya telah sukses.


Ki Baek dan Eun Ho tak mengerti mengapa orangtua mereka tak menyukai dan ingin menghalangi hubungan mereka. Ki Baek sudah memutuskan bahwa dirinya akan berterus terang pada Ayah Park dan ibunya. Mereka harus melakukan berbagai cara agar mendapat restu dari orangtua mereka masing-masing. 


Sementara itu, baik Ayah Park dan Ibu Shim sudah mulai mabuk karena terlalu banyak minum. Ibu Shim terus memperingatkan Ayah Park agar tidak menipu dan mengkhianatinya. Ayah Park menjamin bahwa anak-anak mereka pasti punya cara untuk berpisah. Ayah Park membantu Ibu Shim untuk berdiri dan memapahnya kembali ke kamar. Mereka berdua berjalan sempoyongan dan Ibu Shim mengeluh kepalanya pusing.


Eun Ho dan Ki Baek masuk hotel sambil berpegangan tangan. Ki Baek bertanya apakah orangtua mereka masih menunggu di kamar dan Eun Ho menjawab mungkin saja. Mereka tidak sengaja melihat ayah ibu yang menempel di tembok sambil berpelukan. Ki Baek dan Eun Ho kaget dengan apa yang dilihatnya, mereka mulai menyadari alasan ayah ibu menentang hubungan mereka. Ayah Park ingin menyangkal tapi Ibu Shim malah terang-terangan mengiyakan dan bahkan tanpa sungkan memaksa mencium Ayah Park.


Kejadian itu membuat Ki Baek dan Eun Ho jadi canggung. Tanpa mereka sadari, mereka saling menjauh dan menjaga jarak. Ki Baek tidak lagi masuk ke toko dan hanya melihat Eun Ho dari jauh. Eun Ho melamun sambil memandangi bonekanya dan dia sontak keluar ketika melihat sorot lampu mobil yang bergerak menjauh. Eun Ho melihat belakang mobil Ki Baek dengan tatapan sedih.


Di rumah, Ibu Shim sedang menelepon Ayah Park agar mau menjual tanahnya tapi suara dan sikapnya langsung berubah mesra saat melihat Ki Baek masuk dengan langkah gontai. Ibu Shim seolah tak perduli dengan salam atau tatapan sedih putra kesayangannya itu. Ibu Shim bersikap seolah sedang jatuh cinta setengah mati pada Ayah Park. Ki Baek mengalah dan pergi ke kamarnya.


Ayah Park bersikeras tak mau menjual tanahnya pada Ibu Shim. Ayah kian kesal mendengar perubahan sikap dan suara Ibu Shim yang mendadak mesra dan manja. Ayah langsung waspada ketika mendengar Eun Ho masuk dan menyajikan minuman, ayah juga bersikap seolah sedang jatuh cinta pada ibu. Eun Ho langsung pergi dan Jiru yang baru datang menatap curiga pada kakaknya.


Jiru bertemu dengan Ae Suk dan menceritakan kecurigaannya. Jiru tidak tega melihat perubahan sikap Eun Ho sejak pulang dari liburan. Ae Suk juga mengatakan hal yang sama, dia sedih melihat Ki Baek yang kini menjadi murung terus. Jiru merencanakan sesuatu untuk membantu mereka.


Ki Baek dan Eun Ho bertemu untuk membahas hubungan mereka. Eun Ho mengaku bahwa sejak kecil dirinya selalu mengandalkan dan bersandar pada ayahnya bila ada masalah. Sekarang dia baru menyadari bahwa mungkin ayahnya juga ingin bersandar pada orang lain bukan putrinya. Eun Ho tidak ingin mengambil kebahagiaan ayahnya jadi dia memutuskan untuk menyerah walaupun Ki Baek tidak setuju. Eun Ho mengatakan bahwa mereka masih bisa menjadi saudara.


Eun Ho bahkan menemui Ibu Shim dan memintanya menganggap dirinya sebagai putri dari pacarnya bukan pacar anaknya. Ibu Shim tidak bisa berkata-kata saat Eun Ho mengatakan bahwa dirinya tahu kalau Ibu Shim tak menyukainya. Ibu Shim beralasan bahwa Eun Ho tak cocok untuk putranya. Eun Ho mengaku kalau dirinya menyukai Ibu Shim dan senang Ibu Shim akan menjadi ibunya. 


Eun Ho memberikan hadiah kalung pada Ibu Shim. Eun Ho minta agar Ibu Shim tak melihat harganya karena Eun Ho sangat ingin memberikan kalung itu bila dirinya berkesempatan memiliki seorang ibu. Ibu Shim terdiam tak bisa berkata-kata melihat ketulusan Eun Ho. Ibu Shim berdalih bahwa putusnya hubungan mereka bukan kesalahannya saja, toh Ayah Park juga tak menyukai Ki Baek.


Ibu Shim bertemu dengan Ayah Park di kedai minum. Mereka bingung dengan kenyataan yang ada, mereka merasa bersalah terhadap Ki Baek dan Eun Ho. Ibu menyalahkan ayah karena tidak menyukai Ki Baek dan ayah menyalahkan ibu yang tidak menyukai Eun Ho. Ibu mengakui kalau dirinya tidak suka dengan orang yang tersenyum dengan tulus. Eun Ho memiliki senyum yang tulus dan ibu sangat iri padanya. 


Ayah Park menyimpulkan bahwa bukan Eun Ho yang salah tapi memang Ibu Shim yang bermasalah. Ayah menyalahkan Ibu Shim yang membesarkan anak hanya dengan uang. Ibu Shim tentu tak mau disalahkan begitu saja dan berdalih karena tak ingin anak-anaknya mengalami nasib seperti dirinya dulu, miskin dan kekurangan.


Ibu Shim kembali mengungkit soal Ayah Park yang tidak mau menjual tanahnya. Akhirnya ayah cerita kalau ibu Eun Ho dimakamkan di sana. Mereka pernah berjanji kalau Eun Ho sudah menikah, mereka akan membangun rumah dan menghabiskan sisa hidup bersama. Ibu Shim terdiam dan menyarankan agar Ayah Park melepaskan istrinya dan mulai hidup baru tapi ayah tidak mau. Ayah Park membalas agar Ibu Shim membiarkan Ki Baek memulai hidup baru. Mereka berakhir dengan bertengkar dan Ibu Shim pergi meninggalkan Ayah Park.


Ibu Shim sedang berdandan saat Ae Suk menceritakan keanehan sikap Ki Baek. Ibu malah mengomeli Ae Suk yang kerjanya hanya shopping terus. Ae Suk menjadi kesal dan meninggalkan kamar ibu. Ibu hanya menghela nafas seolah sudah capek dengan masalah yang menimpa keluarganya. 


Ayah Park membuka laci dan mengeluarkan foto mendiang istrinya. Ayah Park memandangi foto itu dan seolah sedang berbicara dengan istrinya. Ayah membulatkan tekad untuk melepaskan istrinya dan akan menjual tanahnya. Ayah memeluk foto itu dengan erat.


Ibu Shim kelaparan dan memasak sendiri, mungkin sudah larut malam sehingga para pembantu sudah tidur. Ibu memasak dengan menggunakan kimchi kiriman Eun Ho dulu yang ternyata tak jadi dibuang. Ibu tampak menikmati makanannya yang masih panas tapi setelah beberapa suapan ibu malah menangis. Ae Suk yang baru datang mengeluh mencium bau tidak enak. Dia kaget melihat ibu makan di lantai dengan meja kecil seperti pembantu. Ibu marah dan mengusir Ae Suk.

Jiru kaget dan tidak percaya mendengar keputusan kakaknya yang akan memberinya uang 10.000 dollar dan memintanya memulai usaha baru dengan benar. Jiru memeluk kakaknya dengan girang tapi Ayah Park tidak suka dipeluk berlebihan. Jiru heran saat kakak memintanya segera pulang untuk menjaga rumah karena dirinya akan pergi. Ayah beralasan bahwa dirinya akan berpamitan pada ibunya Eun Ho. 


Jiru langsung pergi mencari Ae Suk yang saat itu sedang bersama ibunya. Jiru menduga kakaknya akan menjual tanahnya pada orang lain. Ibu Shim marah dan bergegas mencari Ayah Park. Mereka bertemu di jalan dan Ibu Shim langsung marah tapi Ayah Park bertanya apa ibu marah bila ayah menjual tanahnya pada orang lain?


Ibu Shim kesal karena merasa diabaikan padahal dirinya sudah bersikap lunak dan tidak lagi berniat membeli tanahnya. Ibu Shim bahkan menawarkan sejumlah uang bila Ayah Park memang sedang butuh uang tapi Ayah Park beralasan bahwa ada hal yang tidak bisa dibeli dengan uang. Ibu Shim kembali mengomel sementara Ayah Park cuek saja dan melangkah pergi. Tuan Kim memberanikan diri untuk meminta Ibu Shim masuk dalam mobil dan pergi.


Ibu Shim kembali marah saat Andrew, mitra bisnisnya berniat membatalkan kontrak perjanjian. Ibu Shim marah dan berjanji akan mendapatkan tanahnya seminggu lagi tapi sepertinya Andrew tetap pada pendiriannya. Ibu yang sok berbahasa Inggris malah mengacaukan semuanya, ibu hanya bisa memaki dan Andrew langsung pergi dengan langkah terburu-buru.


Ibu Shim dan sekretaris Andrew mencoba mengejarnya. Di depan pintu, Andrew malah bertabrakan dengan Eun Ho yang datang membawa hasil kerjanya. Ibu kian pusing melihat Eun Ho dan mengusirnya dengan alasan tak ingin bermain boneka tapi Andrew malah tertarik dengan karya Eun Ho. Andrew minta izin untuk melihatnya lebih dekat dan Eun Ho mengiyakan.


Mereka kembali duduk sambil mengagumi karya Eun Ho. Andrew melalui sekretarisnya bertanya apakah Eun Ho membuat sendiri hasil karyanya? Ibu Shim mencoba memotong jawaban Eun Ho dengan mengatakan bahwa Eun Ho mengerjakan sendiri sambil menunjukkan tangan Eun Ho. Andrew memujinya. Sekretaris Andrew menjelaskan kalau bosnya suka mengoleksi boneka dari berbagai negara. Andrew bertanya apa karya itu menceritakan sesuatu? 


Ibu Shim kembali memotong dengan mengatakan kalau Eun Ho membuatnya secara iseng. Eun Ho meralatnya, hal itu membuat Ibu Shim salah tingkah. Eun Ho menjelaskan bahwa karyanya mengisahkan kehidupan ibu dan kedua anaknya di masa sulit. Ibu melakukan pekerjaan apapun demi kelangsungan hidup mereka. Andrew bertanya, bila hidup mereka memang susah, mengapa banyak makanan enak di meja? Eun Ho menjawab semuanya untuk kedua anaknya.


Andrew terkesan dengan cerita Eun Ho dan bertanya apakah ini kisah ibunya sendiri? Eun Ho menjawab kalau ibunya sudah lama meninggal, kisah ini adalah tentang Ibu Shim, patner bisnis Andrew. Andew merasa menyesal telah salah menilai dan minta maaf pada Ibu Shim. Eun Ho berniat memberikan hasil karyanya pada Andrew atas nama Ibu Shim. Andrew kaget dan sangat senang mendengarnya. 


Andrew kembali bertanya ada hubungan apa antara Ibu Shim dengan Eun Ho, dengan tegas Ibu Shim menjawab kalau Eun Ho adalah calon menantunya, hal itu membuat Eun Ho kaget. Andrew berjanji akan mempertimbangkan kembali kontrak mereka. Ibu Shim senang mendengarnya dan minta maaf karena sudah bicara kasar pada Andrew. Ibu Shim bahagia karena Eun Ho secara tak sengaja sudah menyelamatkan bisnisnya.


Ibu dan ayah kembali berdebat tentang acara penikahan anak mereka. Ayah ingin acara yang tradisional saja biar tidak membuang banyak uang tapi ibu menolak. Ibu bersikeras agar acaranya digelar secara mewah dan di hotel berbintang. Ibu kesal dan cemberut karena selalu kalah bila berdebat dengan ayah.


Tiba-tiba ayah menyerahkan sebuah amplop besar dan ibu kaget melihat isinya. Ayah menggoda bahwa sejak awal dirinya memang berniat menjual tanahnya pada ibu hanya ayah ingin melihat kesungguhan ibu untuk merayunya. Ayah menambahkan bahwa tidak mungkin menjual tanah kepada orang lain karena ayah tahu kalau ibu sangat menginginkan tanahnya. Ibu yang gemas langsung menghampiri ayah dan memukulnya dengan manja.


Jiru dan Ae Suk muncul, mereka melarang Ayah Park dan Ibu Shim berdekatan. Ayah dan ibu heran melihat keduanya muncul sambil bergandengan tangan. Ibu kian pusing mendengar putrinya mengatakan semuanya terjadi begitu saja. Saat mereka masih bingung, Jiru dan Ae Suk malah berciuman dengan mesra. Di saat yang sama, Ki Baek dan Eun Ho masuk rumah. Mereka kaget melihat Jiru dan Ae Suk saling berciuman.


Ibu marah dan mengomel melihat ulah putrinya. Ibu menghalau Ae Suk agar menjauh dari Jiru. Jiru mengatakan kalau sebentar lagi mereka akan punya bayi sehingga ayah dan ibu tidak bisa bersama lagi. Ki Baek dan Eun Ho kaget tapi tak bisa berkata apapun. Jiru menenangkan Ki Baek bahwa pernikahan mereka masih bisa dilakukan.  Ibu Shim mengeluh sambil memegang kepalanya. 


Jiru mengolok kakaknya tapi Ayah Park malah marah dan menyebutnya bodoh. Ayah mengaku kalau dirinya dan ibu sudah merencanakan tanggal pernikahan untuk Ki Baek dan Eun Ho. Kini giliran Jiru dan Ae Suk yang kaget tapi ibu menyakinkan bahwa semuanya benar sambil mengerling rahasia kearah Eun Ho. Eun Ho hanya tersipu malu. 


Acara pernikahan digelar dengan cara yang unik, yaitu di bukit milik ayah yang sebentar lagi akan diambil alih oleh Ibu. Ki Baek dan Eun Ho segaja datang ke acara resepsi dengan naik paralayang dan kali ini Ki Baek yang menjadi pemandunya. Para tamu sangat terkesan dengan apa yang dilakukan pasangan baru itu.


Ki Baek dan Eun Ho mendarat dengan sempurna tapi mereka tak kunjung keluar dari parasutnya. Ibu Shim dan yang lain segera mendekat karena takut terjadi hal yang tak diinginkannya. Kekhawatiran mereka ternyata tak beralasan karena saat dibuka, justru Ki Baek dan Eun Ho malah sedang asyik berciuman. Para tamu tertawa begitu pula dengan Ibu Shim walaupun masih suka diselingi dengan umpatan khasnya.

Adegan favoritku :

Ketika Ibu Shim lapar dan tanpa diketahui oleh siapapun, ibu membuat masakan favoritnya saat masih miskin dulu. Ibu Shim memasak dengan menggunakan kimchi buatan Eun Ho padahal Ibu Shim sempat marah dan mengaku tak suka dengan kimchi. Ibu Shim begitu menikmati makanannya sambil mengenang masa lalunya yang pahit hingga tanpa terasa airmata jatuh menetes membasahi pipinya. 

Orang bisa saja membuat identitas baru dan melupakan masa lalunya tapi tak bisa dipungkiri bahwa sepahit apapun masa lalu takkan bisa dilupakan karena pasti ada saja hal yang akan mengingatkannya tentang masa lalu itu. Hal ini sangat cocok dengan Ibu Shim yang ingin menghapus masa lalunya yang kelam karena kini dirinya telah kaya dan mampu membeli kemewahan apa saja tapi Ibu Shim lupa bahwa tak semua hal bisa dibeli dengan uang, contohnya kenangan.

Mungkin sebagian orang berpikir untuk apa mengingat segala hal yang pahit, mending dilupakan saja. Hal itu juga pernah ada dibenakku tapi itu dulu, sekarang aku lebih memilih untuk mengenang dan menyimpan semua hal baik buruk dari masa laluku karena hal itu bisa jadi pedoman agar tak salah langkah dan lebih mensyukuri apa yang kumiliki sekarang. 

Kadang kalau tak sengaja mengingat masa lalu yang mungkin dulu kuanggap memalukan tapi kini setelah dewasa, aku malah menganggap kejadian dulu itu lucu. Tak jarang aku malah ketawa sendiri bila mengingatnya dan berujar dalam hati,"Kok bisa ya, aku dulu melakukan itu?"

Hikmah yang bisa diambil dari film ini :

Saat Eun Ho mengatakan pada Ki Baek bahwa dirinya tidak mungkin merampas kebahagiaan ayahnya karena sejak ibunya meninggal, ayah yang selalu merawat dan mengasihinya. Mungkin sudah saatnya bagi Eun Ho untuk membahagiakan ayahnya. Jadi, bila ayahnya bisa berbahagia bersama ibu maka Eun Ho akan rela bila harus putus dengan Ki Baek toh mereka masih bisa menjadi saudara. 

Scene ini benar-benar mengena, kadang sebagai anak, kita lebih banyak menuntut dan jarang memahami perasaan orangtua terutama orang tua yang memilih menjadi single parent. Orangtua memang suka bawel, kepo tapi semua pasti demi kebaikan anaknya walaupun kadang cara mereka mengekspresikannya membuat anak merasa tak nyaman karena dianggap masih seperti anak kecil yang harus dijaga terus.

Komentarku :

Sebenarnya sudah lama saat aku pertama kali nonton film ini tapi saat itu belum terpikir untuk membuat blog review seperti sekarang. Dulu, paling setelah nonton cuma bisa berkata dalam hati, "Oh, film ini bagus juga!" atau "Oh, film ini lucu juga!". 

Tapi ternyata ada banyak hal yang bisa diambil hikmah dari sebuah film yang ditonton, saat itulah aku mulai berpikir untuk berbagi kesanku setelah nonton sebuah film melalui blog review ini. Dengan blog ini aku juga belajar menjadi penonton yang cerdas. Jadi ada sesuatu yang diperoleh setelah menonton sebuah film dan biar tak lupa maka aku tulis dalam blog ini.

Aku suka film ini karena tertarik dengan tokoh ayah dan ibunya. Mereka sangat pas dengan perannya. Ayah Eun Ho tipe orang yang sederhana, tradisional, sabar, pendiam dan penyayang. Setelah istrinya meninggal, ayah membesarkan Eun Ho dengan kasih sayang dan cinta sepenuhnya tapi tanpa campur tangan seorang ibu sehingga Eun Ho tumbuh menjadi gadis yang tomboi dan kuno. Tidak tahu cara berdandan dan agak kampungan. Hal itulah yang membuat ibu Ki Baek tidak setuju Eun Ho berpacaran dengan putranya. Tapi Eun Ho membuat ibu terkejut karena ternyata Eun Ho memiliki beberapa kelebihan, contohnya bisa berbahasa Perancis, memiliki senyum yang tulus dan kulit yang halus.

Sedangkan Ibu Ki Baek tipe orang kaya baru, mentang-mentang kaya dan merasa apapun bisa dibeli dengan uang maka cenderung meremehkan orang lain. Gayanya sok kebarat-baratan dan ciri khasnya adalah mengumpat. Tapi di balik sikap ibu yang agak menyebalkan ternyata ibu Ki Baek adalah sosok ibu yang super. Ibu berasal dari keluarga miskin, suaminya lari bersama wanita lain, meninggalkan ibu dengan kedua anaknya yang masih kecil. 

Sejak itu, ibu bekerja banting tulang untuk membiayai hidup kedua anaknya terutama Ki Baek, putranya agar bisa menjadi dokter. Pengorbanan ibu begitu besar bahkan hingga Ki Baek dewasa dan sudah menjadi dokter, ibu masih setia membersihkan sepatu putranya sebelum berangkat kerja. Tidak salah bila Ki Baek tumbuh menjadi pria dewasa tapi kadang masih suka menjadi 'anak mama'. Contohnya saat Ki Baek ketakutan ketika naik paralayang, dia tidak henti memanggil ibunya. Ayah Eun Ho tidak suka dengan profesi Ki Baek sebagai dokter bedah plastik.

Ternyata bukan karena perbedaan latar belakang saja yang membuat ayah dan ibu menentang hubungan Ki Baek dan Eun Ho. Ibu kesal karena ayah tidak mau menjual tanahnya pada ibu, padahal ibu berencana membangun tempat golf yang super mewah. Alasan ayah tidak mau menjual tanahnya karena ibu Eun Ho dimakamkan di sana. 

Ayah dan ibu sepakat untuk bekerjasama mengacaukan hubungan percintaan anaknya, mereka sering janjian untuk bertemu, pada awalnya mereka suka bertengkar tapi mereka malah saling curhat. Pada akhirnya baik ayah dan ibu menyadari bahwa tidak ada yang salah dengan pilihan anaknya. Ayah dan ibu mulai belajar berkompromi bahwa tidak selamanya anak harus dilindungi dan dikekang, ada saatnya seorang anak membutuhkan orang lain yaitu menemukan pasangan hidupnya sendiri. 

Mungkin film ini cocok untuk para orangtua yang memiliki anak yang sudah memasuki masa puber dan mulai menyukai lawan jenisnya. Tugas orangtua bukan untuk melarang dan mengekang tapi justru harus mengarahkan agar anak tidak salah jalan. Kalau orangtua memang tidak menyukai pilihan anaknya, hendaknya menunjukkan alasan yang jelas dan bisa dimengerti bukannya membiarkan tapi diam-diam malah menguntit kemanapun si anak pergi. Yah, kalau menurutku, seperti itulah inti cerita dari film ini.


Review Film Menarik Lainnya

0 comments:

Post a Comment