I Give My First Love to You (僕の初恋をキミに捧ぐ Boku no Hatsukoi o Kimi ni Sasagu) adalah film Jepang tahun 2009 bergenre drama romantis. Film ini diadaptasi dari manga dengan judul yang sama karya Kotomi Aoki.
Film ini mengisahkan tentang hubungan percintaan antara Takuma, remaja yang diprediksi akan meninggal sebelum berusia 20 tahun karena sakit dengan Mayu, gadis lincah yang mengenal Takuma sejak kecil karena ayah Mayu merupakan dokter pribadinya Takuma.
Kisah mereka diwarnai oleh rasa cemburu karena munculnya Kou, remaja yang terang-terangan meminta Takuma menyerah karena dirinya juga menyukai Mayu. Siapa yang akhirnya dipilih oleh Mayu? Takuma yang sangat dicintainya tapi umurnya tak panjang atau Kou, remaja yang kuat dan sehat tapi tak dicintainya?
Kisah mereka diwarnai oleh rasa cemburu karena munculnya Kou, remaja yang terang-terangan meminta Takuma menyerah karena dirinya juga menyukai Mayu. Siapa yang akhirnya dipilih oleh Mayu? Takuma yang sangat dicintainya tapi umurnya tak panjang atau Kou, remaja yang kuat dan sehat tapi tak dicintainya?
Para pemain :
Mao Inoue sebagai Mayu Taneda
Masaki Okada sebagai Takuma Kakunouchi
Tetta Sugimoto sebagai Minoru Kakinouchi, ayahnya Takuma
Yoko Moriguchi sebagai Ryoko Kakinouchi, ibunya Takuma
Natsuki Harada sebagai Teru Uehara
Yoshihiko Hosoda sebagai Kou Suzuya
Keiko Horiuchi sebagai Yoshimi Suzuya, ibunya Kou
Yuki Terada sebagai Yuiko Tamura
Masataka Kubota sebagai Ritsu Sugiyama
Gaku Yamamoto sebagai Ryujo Suzuya, kakeknya Kou
Toru Nakamura sebagai Dr. Takahito Taneda, ayahnya Mayu dan dokternya Takuma
Sea Kumada sebagai Mayu Taneda kecil
Kaito Kobayashi sebagai Takuma Kakunouchi kecil
Sinopsis lengkap :
Narasi Takuma : Kehidupan cintanya memiliki batas waktu. Waktunya jauh lebih pendek dari kebanyakan orang. Oleh karena itu, Takuma tak akan menyia-nyiakan waktunya. Dia harus bersinar seperti kembang api di langit musim panas. Takuma mengetahui rahasia bahwa waktunya terbatas adalah saat dirinya masih berusia 8 tahun. Kemudian cerita bergulir kembali ke masa Takuma yang masih berumur 8 tahun.
Takuma sedang bermain bersama Mayu di sebuah kamar rumah sakit. Mayu berperan sebagai dokter yang memeriksa kondisi Takuma tapi Takuma enggan ketika Mayu berniat membuka bajunya. Mereka saling bercanda dan saat melihat ke arah jendela, mereka terpesona memandang langit yang bertabur cahaya kembang api.
Takuma dan Mayu segera berlari ke teras atas untuk melihat kemeriahan kembang api itu, mereka berteriak senang. Takuma berniat memanggil kedua orangtuanya agar bisa bergabung bersama mereka. Mayu mengiyakan sambil berpesan agar Takuma membawa makanan kecil juga. Takuma segera berlari mencari kedua orangtuanya.
Takuma senang melihat kedua orangtuanya sedang ngobrol bersama Dokter Takahito (ayah Mayu). Takuma berniat masuk tapi langkahnya terhenti di depan pintu. Takuma tak sengaja mendengar sesuatu yang tak seharusnya dia dengar. Takuma mendengar ayahnya bertanya apakah penyakitnya tak bisa disembuhkan? Dokter menjawab bahwa mereka tak boleh kehilangan harapan.
Dokter menjelaskan bahwa sampai sekarang belum ada obat yang bisa menyembuhkan Takuma, jadi apa yang dilakukan selama ini bukanlah obat. Semua pemeriksaan berkala, diet dan mengatur kegiatan fisik. Ayah memotong penjelasan dokter dengan menegaskan bahwa semua usaha itu hanya untuk memperpanjang umur putranya saja? Dokter hanya diam.
Ayah ingin tahu berapa lama lagi putranya akan bertahan hidup bila Takuma menjalani semua perawatan itu? Ibu sedih dan menarik lengan suaminya tapi ayah tetap ingin tahu yang sebenarnya. Melihat kondisi Takuma, dokter memperkirakan bahwa usia Takuma tak lebih dari 20 tahun. Ayah dan ibu kaget setelah mendengar hal itu.
Takuma kelihatan sangat shock mendengar bahwa umurnya tak lebih dari 20 tahun. Takuma berbalik dan dia melihat Mayu berdiri tak jauh dari belakangnya. Mayu menangis dan Takuma tak kuasa menahan tangisnya. Narasi Takuma : Takuma mengatakan bahwa kehidupan cinta mereka memiliki batas waktu.
Takuma meronta saat diikat dan ibu menjadi tidak tega. Dokter memastika bahwa apa yang dilakukan memang kelihatannya kejam tapi kalau Takuma bergerak mungkin akan merobek pembuluh darah dan Takuma akan mengalami pendarahan. Ayah dan ibu mencoba diam sementara Takuma terus meronta dan berjanji tak akan menyusahkan asal tidak diikat.
Ayah ibu terus menunggui Takuma dan Takuma mengeluh ingin pipis tapi ibu menyarankan agar Takuma pipis saja toh sudah memakai popok. Takuma enggan dan dia minta ibunya untuk mencoba kalau tak percaya. Takuma tak mau pipis di popok dan orang lain yang membersihkannya. Ibu mencoba tabah dan memaksakan sebuah senyum. Ibu berusaha menghibur putranya.
Takuma memalingkan wajahnya dan mengatakan bahwa dirinya sudah pipis, dia minta dibantu. Ibu tersenyum dan bergegas mengambil popok baru. Takuma minta maaf karena sudah menyusahkan, ibu menjadi terharu. Ayah tak tega melihat istrinya sedih, dia berinisiatif mengganti popok putranya dan meminta istrinya untuk keluar.
Ayah menutup tirai yang mengelilingi kamar putranya. Ayah seolah merasa bersalah melihat keadaan Takuma dan minta maaf. Ayah mengaku berdoa dan berusaha agar bisa menyembuhkan penyakit Takuma. Ayah kembali minta maaf karena Takuma harus mengalami semuanya. Takuma hanya diam menahan tangis sementara ibu yang berdiri di balik tirai berusaha keras agar tidak menangis mendengar apa yang dikatakan suaminya pada putra mereka.
Dokter sedang melamun sambil melihat hasil pemeriksaan Takuma. Suster Lizuka muncul memberikan minum. Dokter menoleh dan minta maaf padanya karena seragam Suster Lizuka menjadi kotor pasti karena ulah Mayu. Suster Lizuka kaget melihat seragamnya dan berusaha membersihkannya.
Dokter mengeluh karena dirinya terlalu sibuk kerja hingga melupakan putrinya. Suster Lizuka berbalik dan bertanya apakah dokter sedang memeriksa milik Takuma? Dokter kembali mengeluh bahwa dia memikirkan Mayu. Dulu Mayu kehilangan ibunya dan kini akan kehilangan temannya.
Dokter bertanya apakah sebaiknya dia tak lagi mengajak Mayu ke rumah sakit? Suster Lizuka tak tahu tapi dia mengingatkan bahwa hubungan Mayu dan Takuma tak hanya sekedar teman. Dokter tak percaya bahwa itu cinta pertama bagi mereka karena mereka masih 8 tahun.
Mayu sedang mencari sesuatu di hutan ketika Takuma muncul dan memanggilnya. Mayu heran melihat Takuma, dia bertanya apakah Takuma sudah sembuh? Takuma meyakinkan asal tidak berlari maka dia akan baik-baik saja.
Takuma balik bertanya apa yang sedang Mayu cari? Mayu menjelaskan bila dia membuat permohonan di daun semanggi (daun segi empat) maka permohonannya akan terkabul. Takuma tak pernah mendengarnya tapi Mayu pernah mendengarnya.
Takuma ikut membantu mencari dan dia bertanya bila Mayu menemukan daun semanggi permohonan apa yang dia minta? Mayu mengaku belum tahu dan dia kesal karena Takuma terlalu banyak tanya. Mayu terpaksa mengaku kalau dirinya bosan saat Takuma sakit karena terpaksa bermain sendirian. Mayu menggoda Takuma dan bertanya apakah masih mengenakan popok? Takuma hanya diam menunduk sementara Mayu tertawa.
Takuma ingin memastikan dengan bertanya apakah dirinya bisa membuat permohonan bila bisa menemukan daun semanggi? Mayu balik bertanya tentang permohonannya dan Takuma menjelaskan bahwa keinginannya adalah menjadi astronot dan menikah dengan Mayu. Takuma membayangkan akan bekerja dan memiliki rumah, pasti hal itu menyenangkan dan membuat mereka berdua bahagia. Mayu hanya diam tapi matanya menatap Takuma dengan tajam.
Tiba-tiba Takuma berteriak karena telah menemukan daun semanggi. Mayu mendorong Takuma hingga terjatuh dan dia menghadap ke arah daun semanggi lalu membuat permohonan. Mayu ingin Takuma selamat dan tidak meninggal. Mayu ingin mereka terus bersama. Mayu ingin penyakit Takuma bisa disembuhkan.
Mayu terus berteriak memohon sambil menangis. Takuma terharu dan tidak tega melihat Mayu terus menangis. Akhirnya Takuma mencium Mayu agar berhenti menangis. Narasi Takuma : saat itu dirinya masih tak mengerti apa yang dimaksud dengan meninggal. Dia berjanji kelak akan menikahi Mayu tapi hampir saja janji itu terabaikan.
Dokter mengajak Mayu untuk sarapan tapi Mayu tak muncul juga. Dokter mencari di kamar dan ternyata Mayu sedang bergaya seperti seorang pengantin. Mayu memotong tirai jendela dan menggunakannya sebagai gaunnya. Mayu mengaku dirinya tak bisa menahan diri karena Takuma telah melamarnya. Dokter hanya bisa mengeluh melihat tingkah putri kecilnya.
Takuma sedang duduk termenung di taman rumah sakit, tiba-tiba ada bola yang meluncur pelan ke arahnya. Beberapa anak meminta bola itu ketika Takuma sedang memegangnya. Akhirnya Takuma ikut bermain walaupun dia tahu itu dilarang. Takuma langsung drop dan dokter berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkannya.
Kini Takuma kecil sudah menginjak remaja. Dia sedang diperiksa dan dokter memastikan kondisinya stabil. Takuma senang karena dia bisa pulang setelah menginap seminggu di RS. Dokter mengingatkan untuk tetap datang 2 hari sekali, minum obat dan menghindari latihan fisik. Takuma menyela dengan mengatakan bahwa dirinya sudah tahu dan langsung pamit pergi. Dokter mendesah dan seolah tak percaya bahwa kini Takuma bukan anak kecil lagi.
Takuma berjalan dan dia senang Mayu sedang menunggunya. Dia memanggil beberapa kali tapi Mayu tak dengar dan Takuma menghampirinya. Mereka akhirnya pulang bersama. Mayu mengeluh karena kini Takuma kian tinggi. Takuma balas menggoda bahwa ada bagian tubuh Mayu yang kini juga mulai tumbuh, hal itu membuat Mayu malu dan berusaha memukulnya. Mereka pulang sambil bercanda.
Kini Mayu dan Takuma sudah kelas 3 SMP. Saat pelajaran Bahasa Inggris, Mayu malah sibuk menggambar dan tak memperhatikan. Guru selesai menulis dan meminta Mayu untuk menerjemahkan. Mayu kelabakan dan berdiri. Dia minta bantuan Takuma yang duduk disebelahnya. Takuma mau membantu dan Mayu bisa menerjemahkan dengan lancar.
Guru menoleh dan tersenyum memuji Takuma yang bisa menerjemahkan kata yang sulit. Baik Mayu dan Takuma sama-sama kaget karena guru bisa mengetahuinya. Takuma tersenyum dan berterimakasih. Guru menyindir Mayu yang selalu bergantung pada Takuma karena saat ujian nanti tak ada yang membantunya. Mayu hanya bisa duduk kembali sambil mengomel sendiri.
Saat pelajaran olahraga Takuma hanya bisa duduk sambil melihat Mayu dan teman-temannya asyik bermain. Ketika olahraga telah usai, ada 3 cowok yang berniat menyiram air ke arah gadis yang montok agak bisa melihat warna branya. Mereka akhirnya menyiram Mayu dan mereka bersorak ketika bisa melihat Mayu mengenakan bra berwana pink.
Mayu kaget dan langsung duduk sambil menutupi dadanya. Takuma datang dan memberikan jaketnya untuk Mayu. Takuma tak terima melihat ulah ketiga temannya. Mereka mengaku kalau tak sengaja dan berniat kabur. Takuma mengejar dan menyerang mereka. Mayu tak mau hal buruk terjadi sehingga dia berusaha melerai, Mayu tak segan menampar Takuma agar tak berkelahi lagi.
Mayu menemani Takuma di ruang kesehatan, dia memberi minum air putih agar Takuma bisa meminum obatnya. Mayu menyindir dan bertanya apakah sekarang Takuma baikan? Takuma berbaring dan mengatakan kalau bukan itu masalahnya, dia meminta Mayu untuk ganti baju tapi Mayu bisa menjaga diri. Mayu tak ingin Takuma marah pada mereka.
Takuma merajuk, dia kesal karena mereka melihat bra Mayu sedangkan dirinya malah tak pernah padahal Mayu adalah pacarnya. Mayu kesal karena Takuma bisa saja terluka hanya karena masalah sepele. Takuma duduk dan berdalih bahwa ini menyangkut harga dirinya, dia ingin selalu menjadi yang pertama bagi Mayu. Mayu berpikir sejenak dan menutup semua tirai.
Mayu akan membiarkan Takuma menjadi yang pertama. Dia bersedia menunjukkannya kapan saja tapi Takuma harus berjanji tak akan berkelahi lagi seperti tadi. Takuma hanya diam menunggu. Mayu mulai membuka jaketnya, dia sebenarnya ragu untuk membuka kaosnya tapi dia sudah terlanjur berjanji dan Takuma juga menunggunya sambil menahan nafas.
Mayu memberanikan diri membuka kaosnya tapi baru setengah jalan, Takuma sudah menghentikannya sambil memegang dadanya. Bukannya Takuma tak ingin melihat tapi dia mengeluh dadanya sakit, bukan serangan jantung tapi ini lebih menyakitkan. Mayu kembali mengenakan jaketnya dan dia berjanji tak akan menunjukkannya lagi karena kegembiraan yang berlebihan bisa membunuh Takuma.
Takuma protes tapi Mayu sudah keburu lari. Takuma berusaha mengejarnya dan mereka malah berkejaran di ruang kesehatan. Takuma berhasil menangkap dan memeluk Mayu tapi mereka laangsung bersembunyi saat mendengar suara siswa yang berlarian di sekitar ruang kesehatan. Takuma memberanikan diri untuk mencium Mayu.
Rasanya sangat manis bila bersama dengan orang yang dicintai tapi Takuma sudah bertekad untuk melakukan sesuatu. Saat dirinya berjuang selama seminggu di rumah sakit, Takuma berjanji dalam hati bila dirinya bisa keluar dari rumah sakit maka dia akan mecium dan memegang tangan Mayu. Memeluknya dengan erat lalu memutuskannya.
Takuma tak ingin Mayu selalu sedih saat bersamanya. Dia tak ingin Mayu selalu mengkhawatirkan kesehatannya. Takuma tak mau Mayu khawatir tentang kapan kemungkinan dirinya akan meninggal. Bila Takuma tak ingin Mayu sedih terus maka dia harus memutuskannya selagi masih hidup.
Takuma pergi ke ruang guru dan menemui guru Bahasa Inggrisnya. Takuma ingin dibantu agar bisa masuk ke SMU Shido. Guru tak masalah karena sekolah itu yang terbaik dan Takuma juga memiliki nilai yang bagus tapi guru masih ingin tahu pendapat orangtua Takuma dulu. Bila mereka mengizinkan maka pihak sekolah akan membantu.
Ayah ibu sangat keberatan bila Takuma memilih sekolah Shido karena itu adalah sekolah asrama. Ibu tak mengizinkannya karena khawatir terjadi apa-apa dan mereka tak bisa membantu. Takuma bersikeras ingin mencoba hidup mandiri dan mendapatkan banyak pengalaman sebelum dirinya meninggal. Ayah dan ibu terhenyak karena ternyata Takuma tahu rahasia itu. Takuma beralasan bahwa dia ingin melakukan apapun agar tidak menyesal.
Ibu menduga bahwa alasan Takuma pergi pasti ada hubungannya dengan Mayu tapi Takuma mengelak. Ibu tak percaya dan menemui Mayu. Ibu berpesan pada Mayu agar menasihati Takuma, mereka ingin Takuma sekolah yang ada di dekat rumah saja. Mayu serba salah dan mengaku kalau SMA Shido terlalu berat baginya, dia tak mungkin bisa masuk ke sekolah itu. Ada tatapan sedih di wajah Mayu karena Takuma berniat menjauhinya.
Saat pelajaran diskusi kelompok, Mayu sengaja bertingkah konyol dan Takuma meledeknya. Mayu iseng bertanya tentang rencana Takuma, dengan berat hati Takuma mengatakan kalau dia akan melanjutkan ke SMU Shido. Mayu mengeluh bahwa dirinya tak mungkin bisa masuk karena nilainya pas-pasan. Takuma balik bertanya dan Mayu mengatakan kalau dia tak akan melanjutkan sekolah. Dia mengingatkan tentang rencana masa kecil mereka tapi Mayu harus kecewa karena Takuma tak mengingatnya.
Ibu memegang surat penerimaan Takuma di SMU Shido. Ibu masih merasa berat merelakan pilihan putranya tapi ibu juga tak ingin mengekang kebebasannya. Takuma tersenyum dan berterimakasih atas restu ibunya kini dia bisa sekolah di SMU Shido dan yang terpenting dia bisa menjauhi Mayu.
Saat acara wisuda telah usai, ayah menyarankan agar mereka makan bersama tapi Takuma minta izin untuk mencari Mayu. Takuma mencari-cari tapi tak melihat Mayu. Tiba-tiba Mayu muncul dan memukul kepalanya. Takuma kaget dan pura-pura tak mencari siapapun. Mayu berjalan santai dan Takuma mengejarnya, dia ingin tahu Mayu akan melanjutkan kemana. Mayu mengaku pesimis, hingga menit terakhir dirinya tak bisa mengerjakan ujian karena dirinya memang bodoh.
Takuma merasa prihatin tapi Mayu menjawab dengan enteng bahwa dirinya mungkin akan kerja di kapal untuk memancing ikan. Takuma kesal karena Mayu bercanda terus dan Mayu hanya tersenyum. Mayu mengeluh karena ini terakhir kalinya mereka bertemu. Takuma ingin mengatakan sesuatu tapi mulutnya terkunci saat Mayu pamit. Sebenarnya Takuma ingin mengatakan cinta karena dia tak sanggup mengucapkan kata berpisah. Takuma merasa dirinya seperti pecundang, hanya bisa diam saat Mayu pamit dan berjalan menjauh.
Malamnya, Takuma kembali melihat semua album fotonya bersama Mayu. Dia bahagia bersama Mayu tapi dia juga tak ingin membuat Mayu sedih. Takuma bimbang dengan keputusan yang sudah diambilnya, apakah benar meninggalkan Mayu dengan cara seperti ini? Takuma kian galau dan memilih tidur saja.
Tiba saatnya penerimaan siswa baru di SMU Shido. Takuma mengganti gaya rambutnya dan berjalan dengan langkah mantap. Ibu dan ayah berlari mengejarnya. Mereka ingin berjalan bersama tapi Takuma enggan, mungkin dia merasa malu karena sudah besar tapi masih saja dikawal oleh kedua orangtuanya.
Takuma tak bisa menahan kantuk saat upacara penyambutan oleh pihak sekolah tapi matanya langsung terbelalak saat giliran penyambutan oleh siswi teladan yang bernama Mayu Taneda. Semula Takuma mengira pasti ada siswi yang namanya mirip dengan Mayu tapi ternyata yang berdiri di depan mimbar adalah Mayu yang dikenalnya!
Mayu berdiri sambil mengedarkan pandangan seolah sedang mencari seseorang. Dia tersenyum menang ketika melihat Takuma dan memanggilnya. Bukannya berpidato, Mayu malah menumpahkan kekesalannya. Takuma tak bisa menyingkirkannya dengan mudah. Mayu belajar giat dengan dibantu beberapa guru les privat hingga akhirnya bisa menjadi siswi teladan sedangkan Takuma hanya menjadi siswa biasa.
Mayu kesal karena Takuma meremehkan kemampuannya. Takuma juga kesal dan berdiri, dia mengatakan bahwa tak pernah meremehkan Mayu. Mereka bertengkar seolah tak perduli dengan semua orang yang hadir di aula itu. Dua orang maju dan berniat menurunkan Mayu tapi gadis itu menolak.
Mayu marah karena Takuma mengacaukan rencananya. Mayu tak pernah ingin melanjutkan sekolah, dia ingin ikut kursus memasak dan tata rias agar menjadi wanita yang anggun. Dia ingin menikah dengan Takuma bila sudah cukup umur dan Mayu mengancam agar Takuma tak melupakan janji mereka. Beberapa orang memaksa Mayu untuk pergi. Mayu berteriak kesal dan Takuma hanya bisa diam membisu.
Mereka masih saja bertengkar saat upacara telah usai. Pertengkaran mereka menjadi tontonan gratis bagi para siswa yang kebetulan lewat. Takuma ingin berdebat tapi dia malah tertawa melihat Mayu yang memakai make up. Mayu kesal dan dia balik meledek Takuma yang mengubah gaya rambutnya.
Ada yang berusaha menggoda mereka dan bertanya apakah mereka akan menikah? Takuma ingin membantahnya tapi Mayu menanggapinya dengan serius. Mayu mengancam agar tak ada yang berani mendekati Takuma sambil menggandeng lengan Takuma dengan erat. Takuma enggan berlama-lama dengan Mayu tapi Mayu tetap tak mau mengerti. Dia terus saja mengejar Takuma yang berusaha kabur darinya. Mereka tak menyadari ada sepasang mata yang mengamati mereka dengan rasa penasaran.
Takuma sedang menata barang-barangnya saat ada seseorang berkacamata masuk, dia kaget melihat Takuma dan bertanya apakah Takuma adalah cowok yang disukai gadis itu? Takuma hanya diam dan Si kacamata memperkenalkan dirinya sebagai Ritsu. Takuma berdiri dan menyambut tangan Ritsu dengan senang hati. Kini Takuma punya teman sekamar.
Mayu masuk dan melihat kamarnya telah terisi oleh seseorang. Gadis yang ada di kamar itu kaget dan bertanya bukankah Mayu adalah gadis yang jatuh cinta itu? Mayu memperkenalkan diri dan mengulurkan tangan, gadis itu tersenyum menyambut uluran tangan Mayu dan balas memperkenalkan diri sebagai Yuiko.
Seorang cowok sedang duduk melamun di depan asrama wanita. Beberapa gadis berkerumun dan ada seorang gadis berkacamata memberanikan diri menegurnya dan mengatakan kalau asrama cowok ada di tempat yang berbeda. Cowok itu tidak marah justru mengatakan dia lebih suka di asrama wanita dan menghabiskan waktu bersama mereka.
Cowok itu menghampiri gadis berkacamata dan tanpa permisi langsung melepaskan kacamata itu. Semua kaget termasuk si gadis ketika cowok itu memuji kecantikannya. Cowok itu memperkenalkan dirinya sebagai Kou siswa baru. Kou membungkuk di hadapan gadis berkacamata dan hal itu membuat yang lainnya berteriak karena merasa iri.
Takuma dan Ritsu sedang melihat Mayu yang sedang berlatih panahan. Ritsu memuji Mayu yang pintar dan atletis, benar-benar wanita idaman. Takuma mengatakan kalau Mayu memang memiliki banyak potensi. Saat mereka asyik ngobrol, Mayu tak sengaja melihat mereka dan Mayu langsung girang. Takuma dan Ritsu tertawa melihat Mayu dimarahi pembimbingnya karena banyak tingkah.
Mayu terus mengikuti Takuma yang akan pergi kontrol ke rumah sakit. Sebenarnya Takuma merasa risih karena Mayu tak malu untuk menempel terus walaupun mereka duduk dalam bis. Takuma berusaha melepaskan diri tapi Mayu tetap saja menempel. Ulah mereka membuat beberapa penumpang terganggu dan Takuma terpaksa minta maaf sedangkan Mayu hanya cuek.
Dokter memuji keadaan Takuma yang stabil, Takuma mengeluh bahwa bila tak ada kelas maka dia akan tidur di kamar. Dokter bisa memahaminya. Takuma ingin tahu apakah dirinya boleh melakukan kegiatan fisik atau olahraga yang tak memerlukan berjalan? Contohnya olahraga panahan atau seks.
Dokter langsung marah dan mematahkan pensil yang dipegangnya. Dokter berdiri dan hendak menampar Takuma, hal itu membuat Takuma mundur. Dokter mengatur nafasnya dan sambil berkacak pinggang bertanya dengan siapa Takuma akan melakukannya? Takuma ketakutan dan berjanji tak akan melakukannya dengan Mayu. Takuma berdalih kalau dia bertanya karena tak punya pengalaman apapun.
Dokter mendesah dan kembali duduk. Dokter mengatakan bahwa mungkin hal itu akan berat bagi Takuma. Kini giliran Takuma yang mendesah kecewa. Dokter kembali mengingatkan bahwa sebagai dokter, dirinya tidak menyarankan Takuma untuk melakukannya. Seolah ingin menyindir dirinya sendiri, Takuma mengatakan bahwa dirinya tak bisa berhubungan seks dan tidak bisa menikah dengan siapapun.
Takuma kembali dibuat kesal oleh ulah Mayu yang kembali menempel dilengannya. Takuma ingin melepaskan diri karena dia tak bisa berjalan dengan nyaman tapi Mayu tak mau tahu. Mayu malah berganti gaya dengan mengunci tubuh Takuma, hal itu membuat Takuma kian kesal tapi dia tak bisa marah padanya. Mayu tak ingin Takuma malu dengan hubungan mereka.
Saat menunggu lift, Takuma bertemu dengan gadis berambut panjang bernama Teru. Mereka saling memandang dengan takjub seolah kangen karena sudah lama tak bertemu. Mayu mengintip dari balik punggung Takuma dan dia terpaksa merelakan Takuma untuk pergi ngobrol dengan Teru.
Takuma dan Teru saling melepas kangen dengan saling bertukar cerita. Rupanya mereka sama-sama pasien sakit jantung dan Teru kembali ke rumah sakit karena mengalami serangan jantung. Kini usianya sudah 20 tahun dan menunggu transplantasi. Teru melirik ke arah Mayu yang duduk sendiri sambil cemberut. Mereka ngobrol dan sesekali tertawa riang, hal itu membuat Mayu kesal karena merasa diabaikan.
Mayu masih marah saat mereka pulang. Mayu tak mau lagi duduk dan bermanja dengan Takuma. Takuma berusaha menjelaskan tentang Teru karena dulu mereka pernah bermain bersama tapi Mayu mengatakan bahwa dirinya tak tertarik dengan teru karena dia hanya perduli pada Takuma.
Mayu kesal dan pindah tempat duduk. Mayu mengejek bahwa pria selalu begitu, bersikap lembut pada wanita cantik. Takuma mendekati Mayu dan balas mengatakan bahwa wanita juga sama saja, selalu tersenyum dan menggoda pria. Mereka tak ada yang mau mengalah dan saling mengejek.
Mayu mencari Takuma di kelasnya tapi Ritsu mengatakan kalau Takuma pulang lebih awal untuk pergi ke rumah sakit. Mayu heran karena sekarang bukan jadwalnya check up. Ritsu menambahkan bahwa sore ini Takuma akan pulang tapi Mayu tidak yakin, dia tahu pasti alasan Takuma pergi ke rumah sakit.
Sementara itu, di salah satu kamar rumah sakit, Teru sedang melamun sambil memandang ke arah langit ketika mendengar suara pintu kamarnya diketuk. Takuma masuk sambil memberinya sebuket bunga. Teru tersenyum senang dan menerimanya. Teru mengucapkan terima kasih dan Takuma balas tersenyum.
Mayu keluar dari kelasnya Takuma dengan langkah kesal, dia merasa kecolongan karena Takuma pergi tanpa pamit. Mayu berjalan tanpa melihat dan dia tak sengaja menabrak Kou hingga dirinya jatuh. Kou tidak marah, justru dia minta maaf dan berusaha membantu Mayu dengan mengulurkan tangan tapi Mayu memilih berdiri sendiri dan mengabaikan pertolongan Kou.
Mayu berjalan acuh dan meninggalkan Kou tapi Kou memanggilnya. Kou memperkenalkan dirinya dan mengatakan bahwa dirinya pemilik nilai terbaik kedua setelah Mayu. Kou berlutut dan mencoba merayu dengan memegang tangan Mayu. Bukannya senang, Mayu malah kelihatan kesal dan dia menarik paksa tangannya dari genggaman Kou kemudian pergi tanpa menoleh lagi.
Takuma pulang dan berjalan kaki menuju asramanya. Dia tak sengaja melihat Kou mendapat kunjungan dari ibunya yang membawa makanan dan berpesan agar Kou belajar giat. Kou tak ingin ibunya datang, ibunya hanya tersenyum dan pergi. Beliau kaget melihat Takuma dan mereka saling memberi salam.
Kou malu dan meminta agar Takuma tak menceritakan apa yang dilihatnya pada teman yang lain karena bisa merusak reputasinya akibat memiliki keluarga yang membosankan. Kou mengalihkan pembicaraan dan bertanya apakah Takuma memiliki kelainan jantung? Sejak kapan? Takuma tak suka dengan pertanyaan itu, dia memilih pergi tapi Kou menghentikannya dengan memanggil nama lengkapnya. Dia ingin mengajak Takuma bicara serius.
Takuma terpaksa mengikuti Kou. Kou duduk sambil memeriksa tas pemberian ibunya, dia mengambil sebotol minuman dan menyerahkan pada Takuma. Takuma hanya diam tak menerimanya, Kou menegur dirinya sendiri dengan mengatakan bahwa Takuma tak boleh makan dan minum yang manis. Kou membuka botol dan hendak meminumnya tapi Takuma menghentikannya dengan pertanyaan.
Takuma penasaran dan bertanya mengapa Kou bisa tahu kondisinya. Kou menjelaskan bahwa dirinya mengenal orang dengan kondisi yang sama seperti Takuma yaitu ayahnya sendiri jadi dia lebih tahu daripada Takuma atau Mayu. Kou minum dan menceritakan keadaan ayahnya yang meninggal karena tak punya uang untuk transplantasi.
Kou secara terus terang mengakui kalau dirinya tidak tertarik pada orang yang meninggal tapi dia perduli pada orang yang ditinggalkan. Ibunya selalu merindukan ayahnya sehingga terus menangis. Kou tersenyum mengejek dan bertanya apakah ini takdir karena wanita yang dicintainya sudah punya pacar dan pacarnya itu punya penyakit yang sama seperti ayahnya.
Kou berpikir saat bertemu dengannya dan dia membayangkan bila pacarnya meninggal maka wanita yang dicintainya akan sedih dan terus menangis. Kou tak mau hal itu terjadi maka dia berencana akan membuat wanita itu mencintainya sebelum Takuma meninggal. Kou tahu tujuan Takuma ke sekolah ini adalah agar bisa putus dengan Mayu dan Kou menyarankan agar Takuma menjalankan rencananya itu, putus dengan Mayu.
Mayu sedang berjalan bersama beberapa temannya ketika Kou memanggilnya dengan sebutan "Putri". Mayu berhenti dan menunggu, Kou berdiri di samping Mayu dan bertanya apakah Mayu mau kencan dengannya? Mayu kaget tapi Kou meralat omongannya, Kou memeluknya dan meminta Mayu untuk menjadi pacarnya. Mayu berontak dan melepaskan diri dari tangan Kou. Dia ingin membantah tapi Kou memotong dengan mengatakan kalau dirinya akan menunggu dengan sabar balasan dari Mayu. Mayu hanya diam saat Kou berbalik pergi dengan langkah ringan.
Saat pelajaran olahraga, Takuma hanya bisa duduk sambil memandangi teman-temannya. Para gadis sibuk berbisik saat melihat Kou akan balapan lari dengan beberapa teman. Takuma menatap Kou yang berlari dengan kencang seolah tanpa takut tubuhnya bermasalah. Beberapa gadis langsung bersorak saat Kou mencapai finish duluan, Kou dengan santai memberikan ciuman jauh pada mereka. Takuma iri pada Kou dan dia memilih pergi meninggalkan lapangan.
Saat pelajaran sejarah, Mayu malah sibuk menggambar dan tak memperhatikan. Mayu sempat menunjukkan gambarnya pada Yuiko yang duduk dibelakangnya. Mayu tak sengaja melihat Takuma berjalan sendirian. Dia heran dan segera minta izin pada guru dengan alasan ingin pergi ke toilet.
Mayu mengejar Takuma yang galau setelah melihat Kou berlari dan masih sehat. Takuma berniat pergi ke rumah sakit. Mayu tidak suka Takuma pergi menemui Teru tapi Takuma berdalih bahwa Mayu tak akan bisa mengerti teru kesepian di rumah sakit. Takuma meminta Mayu agar tidak cemburu dan perhatian padanya. Mayu kaget mendengar Takuma bicara ketus padanya. Takuma mengambil bangku dan memanjat pagar, dia tak sadar kertas disaku celananya jatuh.
Saat di kamar Teru, Takuma baru sadar kalau kertasnya hilang. Teru bertanya tentang barang apa yang hilang dan Takuma menjawab kalau kertas jimatnya hilang. Dia menulisnya saat masih kecil, isinya doa. Takuma yakin bahwa dirinya masih hidup hingga sekarang karena kertas itu makanya dia menyebut jimat keberuntungan.
Takuma berusaha mencari tapi tak ketemu, dia menduga kalau kertasnya jatuh saat memanjat pagar. Takuma berharap Mayu menemukan dan menyimpannya. Teru tersenyum dan mengatakan kalau Takuma sangat beruntung karena memiliki Mayu. Teru iri karena dia tak punya siapapun, hingga kini dirinya belum punya pacar. Takuma kaget mendengar pengakuan Teru.
Teru mengatakan bila dirinya mendapat transplantasi jantung maka akan ada bekas luka yang besar di dadanya. Teru yakin bahwa tak akan ada pria yang mau melihatnya makanya dia tak akan pernah bisa punya pacar. Takuma mencoba menghibur Teru dengan mengatakan bahwa hal itu tak penting karena Teru adalah wanita yang cantik.
Tiba-tiba teru bertanya apakah Takuma mau menciumnya? Takuma tentu saja kaget mendengar permintaan itu. Sementara itu di sekolah, Mayu sedang duduk sendiri di bangku sambil memandangi kertas doa milik Takuma yang tadi jatuh saat memanjat pagar sekolah. Mayu mengomel sendiri, dia tak menyangka Takuma masih menyimpan kertas doa itu.
Takuma masih diam saat Teru memintanya untuk mendekat. Teru mengaku kalau dirinya belum pernah merasakan jatuh cinta jadi tidak pernah dicium. Teru tak ingin meninggal seperti ini. Melihat Takuma hanya diam, Teru bertanya apakah Takuma tidak menyukainya? Takuma tersentak, dia merasa tak enak saat Teru mengambil kesimpulan bahwa Takuma tak mau mencium karena tak menyukainya.
Takuma tak berani mengatakan kalau dia menyukai Teru tapi tak ingin menciumnya. Teru memastikan hanya sebuah ciuman saja. Teru berinisiatif mendekati Takuma dan menciumnya dengan singkat. Teru kembali duduk dan mengakui bahwa itu ciuman pertamanya.
Malam itu Mayu mencari Takuma di ruang teropong bintang. Takuma sebenarnya ingin sendiri tapi Mayu penasaran tentang apa yang dilakukan Takuma di rumah sakit. Mereka malah jadi bertengkar saat Takuma jujur mengakui kalau dirinya dan Teru telah berciuman. Mayu marah dan Takuma mengusulkan agar mereka putus saja. Mayu kesal dan melemparkan kertas doanya dan menyetujui bahwa mereka putus saja.
Paginya, Mayu berjalan dengan sedih saat Yuiko menyapanya. Mayu tak sengaja melirik Takuma yang berjalan tak jauh darinya tapi Takuma hanya cuek. Tiba-tiba Kou muncul dan memanggil Mayu sambil memeluknya. Mayu kesal dan melepaskan diri karena tak enak kepada Takuma. Takuma yang berjalan dibelakang Mayu hanya cuek saat Ritsu menegurnya.
Mayu tak bisa konsentrasi berlatih panahan, panahnya selalu gagal mencapai sasaran. Mayu mendesah kesal. Takuma memutuskan untuk bolos dan pergi menemui Teru. Dia naik dan duduk sendirian dalam bis padahal biasanya selalu ada Mayu yang bergelayut manja padanya.
Takuma memberanikan diri membuka kamar Teru, dia heran melihat kasur Teru telah dirapikan. Takuma bertanya pada suster yang merapikan kasur Teru. Suster menjawab kalau semalam Teru meninggal akibat serangan jantung. Suster merasa kasihan pada Teru karena mengalami serangan jantung secara tiba-tiba dan tak ada yang bisa dilakukan.
Takuma pergi menyendiri. Perasaannya campur aduk dan dadanya terasa sangat sakit. Takuma mencoba melonggarkan dasinya tapi itu tak membantu. Takuma tak kuat berjalan dan akhirnya jatuh sambil memegangi dadanya. Nafasnya tersengal dan dia memanggil Mayu.
Mayu mencoba memanah lagi tapi tetap saja gagal dan dia memutuskan menyudahi latihannya. Kou muncul dan mencoba merayunya tapi Mayu tetap cuek karena dia tak menyukai Kou. Bukannya marah, Kou malah mengaku kalau dirinya hanya menyukai Mayu yang acuh padanya. Mayu menolak saat Kou meminta mereka untuk mencoba karena dia lebih menyukai Takuma daripada Kou.
Kou mulai kesal dan mengatakan kalau Takuma akan meninggal, tak lama lagi Takuma pasti akan meninggal. Mayu marah dan menampar Kou. Mayu kesal dan akan membunuhnya bila Kou berani mengatakan hal itu lagi padanya. Mayu yakin Takuma tak akan meninggal dan meninggalkannya. Mayu tak suka Kou mengatakan hal tentang Takuma seolah dia mengenalnya.
Mayu berniat pergi tapi Kou menghentikan langkahnya dengan bertanya bagaimana perasaan Mayu bila kehilangan orang yang mencintainya? Mayu terdiam seolah tak mengerti apa yang ditanyakan Kou. Kou yakin Mayu tak mengerti apa rasanya kehilangan orang yang mencintainya.
Kou bertanya bila Takuma meninggal, apa yang akan terjadi pada Mayu? Kou tak ingin melihat Mayu terluka. Kou memeluk Mayu dengan erat dan Mayu melepaskan diri sekuat tenaga hingga Kou jatuh terlentang. Kou tertawa gusar dan pergi meninggalkan Mayu.
Takuma merasa baikan dan dia memandang ke arah langit biru. Takuma menemui Kou dan menantangnya lomba lari 100m. Kou enggan menanggapinya tapi Takuma memberikan penawaran. Bila kou menang maka Mayu akan menjadi milik Kou tapi bila Kou kalah maka Kou harus menjauhi Mayu. Kou tidak boleh berbicara atau melihat Mayu lagi.
Takuma dan Kou sudah bersiap di lapangan bersama seorang teman yang berperan sebagai wasit. Mereka mulai berlari saat pistol ditembakkan ke udara. Kou langsung tancap gas dan Takuma mengejar sekuat tenaga. Dia berjanji dalam hati untuk tidak meninggal, dia akan berusaha untuk Mayu. Kou terus berlari meninggalkan Takuma dan Takuma berusaha mengejar kembali.
Takuma sampai di garis finish duluan dan Kou tampak kecewa dengan hasilnya. Dengan nafas yang masih ngos-ngosan, Takuma meminta Kou untuk menepati janji yang sudah mereka sepakati sebelumnya. Kou harus menjauhi Mayu. Takuma puas dan mengatakan bahwa sudah lama dirinya tak berlari seolah takjub dengan keberhasilannya mengalahkan Kou. Takuma tertawa senang sambil berbaring di lapangan.
Malam itu, Mayu sedang mengamati rambutnya di kasur sedangkan Yuiko belajar. Mereka kaget mendengar suara dari jendela dan saat mereka mengintip, ternyata Takuma yang melempari jendela mereka dengan kerikil. Mayu menegur Takuma yang datang ke asrama wanita. Takuma menyapa Yuiko dan mengajak Mayu untuk kencan di bawah sinar bulan. Mayu heran karena seingatnya mereka sudah putus. Takuma pura-pura tak ingat dan berjalan pergi. Mayu kesal karena Takuma telah mempermainkannya.
Takuma mengajak Mayu ke tempat latihan panahan. Takuma berniat ikut bergabung di klub panahan dan Mayu kaget mendengarnya. Takuma beralasan pasti rasanya menyenangkan bila berada satu klub dengan Mayu karena Mayu tampak seksi dengan pakaian khususnya. Takuma mencoba memanah tapi gerakan dan cara memegang Takuma masih salah, Mayu berusaha membantunya.
Tiba-tiba Takuma mengajak Mayu untuk berhubungan intim sebagai hadiah untuk kemenangannya. Mayu tak mengerti dengan apa yang dikatakan Takuma. Takuma menjawab bahwa sebuah penghargaan untuk hidup. Mayu masih bingung saat Takuma memeluk dan menciumnya. Mayu berontak karena ini adalah tempat umum tapi Takuma tak memberi Mayu kesempatan untuk protes. Mereka melakukannya di sana.
Takuma hendak memanjat pagar saat Mayu menegurnya. Takuma beralasan kalau dirinya ingin ke makam Teru, dia bertanya apakah Mayu ingin ikut dan Mayu mengiyakan. Saat mereka hendak pergi, Kou muncul dan mengatakan kalau kini dirinya sudah punya pacar di luar asrama dan lebih seksi.
Takuma agak kesal saat Kou mengatakan kalau dirinya masih menyukai Mayu. Takuma meminta Kou untuk menepati janji mereka. Kou mengalihkan pembicaraan dengan bertanya mengapa mereka tidak berteman saja? Takuma tak mengerti dan Kou menjawab kalau dirinya tak pernah berjalan dengan cowok sebelumnya. Kou pamit sambil mengatakan bahwa dirinya akan menunggu balasan dari Takuma dengan sabar.
Takuma dan Mayu berdoa di makam Teru. Narasi Takuma : dirinya dijatuhi hukuman mati sejak masih kecil bahwa dirinya tak akan bisa hidup melebihi usia 20 tahun. Tapi takdir bisa berkata lain, apapun bisa terjadi dalam hidup ini. Yang sehat bisa meninggal secara mendadak sedangkan yang sakit bisa berumur panjang.
Kou pulang dari rumah pacarnya. Kou bermain ponsel saat mendengar suara bel yang menandakan kereta api akan lewat. Kou bergegas berlari sebelum kereta datang. Dia hampir saja menabrak orang yang bersepeda tapi Kou malah tertabrak mobil.
Takuma dan kedua orangtuanya menemui dokter yang mengabarkan bahwa ada seorang pemuda yang tewas. Pemuda itu membawa kartu donor organ. Semuanya cocok dengan Takuma dan keluarga pendonor juga sudah setuju. Mereka tampak lega dan senang tapi Takuma masih galau. Dokter menyarankan agar Takuma istirahat total karena 2 hari lagi akan menjalani operasi.
Takuma bertanya apakah setelah dirinya melakukan operasi maka dirinya akan bebas makan apapun dan melakukan kegiatan apapun tanpa khawatir termasuk kuliah dan menikah? Dokter meyakinkan bahwa Takuma bisa melakukan apapun bila operasinya berhasil. Takuma menghela nafas lega, dia tak kuasa menahan tangis karena selangkah lagi dirinya akan menjadi manusia yang sehat sepenuhnya.
Mayu menunggu di teras atas rumah sakit. Dia tak sabar menunggu dan memutuskan untuk mencari Takuma. Mayu tak sengaja bertemu dengan beberapa teman sekolahnya, beberapa diantara mereka ada yang mengis. Mayu heran dan bertanya, dia kaget mendengar kabar Kou mendapat kecelakaan dan hingga kini belum sadar karena mengalami koma.
Mayu menemui ayahnya dan ingin memastikan apakah Kou yang akan menjadi pendonor bagi Takuma? Dokter tak ingin menanggapi Mayu dan memintanya untuk pergi dan menemani Takuma yang sedang istirahat total.
Kou yang masih koma ditemani ibu dan kakeknya. Mereka tak menyangka dibalik sikap Kou yang cuek ternyata dia memiliki perhatian yang sangat besar. Mereka bisa mengerti keputusan Kou yang ingin mendonorkan jantungnya karena tak ingin ada orang lain yang mengalami hal yang sama seperti ayahnya.
Di sisi lain, Takuma sudah membayangkan bila kelak dirinya sembuh total. Takuma ingin makan mie ramen dan minum soda juga mencoba makanan yang lainnya. Ibu ikut senang dan mengatakan bahwa Takuma memang masih kecil karena sejak dulu hingga sekarang keinginannya tetap sama. Mayu menjadi galau dan hanya mengintip mereka dari balik jendela.
Takuma keluar dan menyapa Mayu. Takuma mengabarkan bahwa 2 hari lagi dirinya akan dioperasi dan Mayu mengucapkan selamat sambil tersenyum. Takuma mengaku sangat tidak sabar dan kalau bisa dia ingin dioperasi saat ini juga. Takuma ingin mengajak Mayu pergi berenang bila dirinya sembuh karena dia ingin melihat Mayu mengenakan bikini. Mereka tertawa bahagia membayangkan semua rencana indah itu.
Mayu sedang naik lift untuk turun saat melihat beberapa teman sekolahnya datang ke rumah sakit untuk mengunjungi Kou. Mayu mengikuti mereka dari jauh dan melihat mereka masuk ke ruang ICU. Mayu memutuskan untuk pergi menemui Takuma di kamarnya.
Mayu menemani Takuma bermain kartu. Takuma mengeluh kalau dirinya merasa frustrasi karena tak tahu siapa pendonornya bahkan dokter juga tidak tahu. Takuma mengerti bahwa hal itu bersifat rahasia tapi dia ingin sekali berterimakasih pada pendonor dan keluarganya. Mayu tidak mengatakan apapun dan hanya mengiyakan pendapat Takuma. Mayu langsung berdiri saat Takuma ingin pergi tapi Takuma beralasan kalau dirinya ingin ke toilet.
Mayu agak kaget saat Takuma bertanya apakah ada siswa Shido yang dirawat di rumah sakit ini karena dia terus melihat ada siswi dari Shido yang datang ke rumah sakit ini. Mayu pura-pura tak tahu dan mengatakan mungkin saja siswa dari kelas lain. Takuma seolah mengerti dan tak bertanya lagi.
Setelah menjenguk Takuma, Mayu memberanikan diri pergi ke ruang ICU untuk melihat kondisi Kou. Mayu mengintip dari balik jendela dan dia melihat ibunya Kou menyambut beberapa temannya. Ibu bertanya apakah mereka teman sekelas Kou? Mereka kompak menjawab bahwa kelas mereka tak penting karena bagi mereka Kou itu cowok yang paling populer di sekolah.
Takuma sedang tidur saat beberapa cowok masuk ke kamarnya. Mereka mengeluh karena suster memberi petunjuk yang salah dan mereka tak mengira ada siswa Shido lain yang sakit. Takuma terbangun dan bertanya pada mereka. Mereka bermaksud mengunjungi Kou yang mengalami kecelakaan dan sekarang koma. Mereka kembali mengeluh dan Takuma langsung berlari meninggalkan mereka.
Seolah menyadari ada yang mengintip, ibunya Kou menoleh ke arah jendela dan melihat Mayu. Mayu merasa tidak enak dan memilih pergi. Takuma berlari menuruni tangga dan dia berpapasan dengan Mayu. Dia bertanya apakah Mayu sudah mengetahui yang sebenarnya?
Mereka berdebat di teras atas rumah sakit. Takuma merasa semua orang telah menipunya dan dia tak bisa menjalaninya, bertahan hidup dengan mengambil milik orang lain. Mayu tak perduli selama Takuma bisa hidup, dia tak perduli jantung siapa yang ada dalam tubuh Takuma. Mayu mengingatkan bahwa semalam Takuma sangat bahagia membayangkan akan hidup normal.
Mayu berjanji tak akan membiarkan Takuma membatalkan operasinya. Takuma mengeluh karena Mayu dan dokter tak mengerti dirinya. Takuma tak tahu apa artinya meninggal dan seberapa menakutkannya hal itu. Takuma merasa bahwa kondisinya sekarang sama seperti Kou. Takuma bertanya tentang artinya hidup pada Mayu. Apakah dirinya harus mengambil jantung temannya agar bisa hidup lebih lama? Takuma tak ingin hal itu terjadi.
Di kamar Kou, seorang teman menunjukkan bahwa dia melihat Kou meneteskan airmata. Sontak saja ibunya Kou kaget dan mencoba memastikan dengan melihatnya dari dekat. Sedangkan di kamar Takuma, ibu bingung dengan perubahan sikap putranya yang mendadak tak mau dioperasi. Takuma ngambek dan tak mau bicara, dia menyembunyikan tubuhnya di balik selimut. Mayu hanya bisa diam membisu.
Ibunya Kou berbicara dengan dokter untuk menanyakan tentang kondisi putranya, mengapa Kou bisa meneteskan airmata padahal sedang koma. Dokter mengatakan bahwa Kou bisa meneteskan airmata walaupun kelak Kou sudah meninggal, hal itu disebut tanda Lazarus. Bahkan beberapa ada yang menyebabkan pasien terlihat tersenyum tapi semua itu sebenarnya hanya refleks gerakan tulang belakang.
Dokter mengatakan bahwa sejauh ini kondisi Kou masih tetap sama. Ibu merasa sedih melihat putranya yang terbaring lemah tanpa daya. Ibu memegang tangan putranya saat dokter meminta maaf karena tak bisa membantu Kou. Ibu memutuskan untuk menarik persetujuan donor organ putranya. Ibu minta maaf tapi ibu bersikeras melihat putranya menangis dan dia menolak mendonorkan jantung putranya. Dokter tampak kecewa tapi dia tak bisa memaksa.
Ayah ibu Takuma tampak kecewa saat dokter mengabarkan bahwa pihak keluarga pendonor membatalkan persetujuan donornya. Ayah bertanya apakah hal itu diperbolehkan? Dokter mengiyakan, untuk melakukan transplantasi dibutuhkan persetujuan dari pihak pendonor dan keluarganya. Jika keluarganya menolak maka operasinya tidak bisa dilakukan.
Ayah tak bisa menahan diri dan bertanya mengapa mereka membatalkan persetujuannya di saat semuanya sudah dipersiapkan. Dokter minta maaf tapi ayah masih marah dan ibu hanya bisa menangis. Takuma menyela kemarahan ayahnya dengan mengatakan bahwa dirinya akan bertahan. Takuma mengajak Mayu kembali karena dia ingin sekolah lagi.
Di dalam bis, Takuma dan Mayu duduk bersisian tapi mereka hanya diam seolah tenggelam dengan pikirannya sendiri. Mayu memperingatkan Takuma agar tak menyerah dan tak memikirkan kematian karena dia tak akan membiarkannya. Takuma malah tersenyum dan mengatakan kalau mendengar kata-kata itu membuat rasa sakitnya pergi. Mayu tersenyum dan menyombongkan diri bahwa dirinya adalah obat yang paling ampuh bagi Takuma. Mereka tertawa bersama.
Takuma sudah mengenakan seragam tapi dia merasa tak enak badan sehingga hanya duduk bersandar di kursi. Ritsu pamit, dia minta Takuma untuk istirahat dan menjaga diri. Ritsu berjanji akan mengatakan pada guru kalau Takuma hari ini absen. Takuma mencoba tersenyum pada Ritsu tapi dia meringis kesakitan setelah ditinggal sendirian.
Malamnya kondisi Takuma drop. Mayu berlari sekuat tenaga dan mengantar Takuma ke rumah sakit dengan ambulans. Dokter berusaha sekuat tenaga agar Takuma bisa sadar kembali. Mayu dan kedua orangtua Takuma menunggu dengan gelisah. Dokter keluar dan meminta ayah ibu untuk menjenguk Takuma mungkin untuk yang terakhir kalinya.
Dokter juga meminta Mayu untuk masuk tapi Mayu tidak tahan melihat ibu yang menangis dan menyalahkan dirinya sendiri karena melahirkan Takuma dalam keadaan yang tidak sehat. Mayu tidak tega melihat kondisi mereka. Mayu ingin berbuat sesuatu untuk bisa menolong Takuma, harapannya adalah Kou.
Mayu memutuskan berlari menuju kamar Kou. Dia menangis memohon pada ibu dan kakeknya Kou agar mereka bersedia memberikan jantung Kou untuk Takuma. Mayu menyadari kalau dirinya egois tapi dia tak bisa melihat kondisi Takuma yang kini kritis. Dokter mengejar Mayu dan dia merasa tak enak melihat tingkah putrinya dan berusaha mengajaknya pergi tapi Mayu tak mau.
Kakek Kou mendekati Mayu dan berusaha menenangkannya. Kakek tahu kesedihan Mayu tapi Mayu juga harus tahu bahwa Kou sempat meneteskan airmata dan jarinya juga sempat bergerak. Dokter mengatakan bahwa hal itu hanya refleks saja tapi bagi mereka itu adalah harapan. Bisa saja terjadi keajaiban atau obat baru telah ditemukan dan mungkin saja besok pagi Kou akan sadar.
Keluarga tidak ingin menghancurkan harapan Kou dengan berbuat egois dan memutuskan sesuatu tanpa persetujuan Kou. Kakek memohon agar Mayu bisa mengerti keadaan mereka. Ibunya Kou mendekat dan bertanya tentang Takuma. Mayu mengatakan kalau Takuma itu adalah tunangannya. Ibu minta maaf karena tak bisa membantu Mayu dan Takuma.
Mayu menangis pilu, dia tak tahu lagi bagaimana caranya menolong Takuma, satu-satunya harapan adalah donor organ dari Kou tapi kakek dan ibunya Kou menolak karena mereka juga berharap adanya keajaiban sehingga Kou bisa sadar dan sembuh.
Narasi Takuma : Dia bertanya pada dewa dari daun semanggi tentang apa artinya hidup. Takuma tahu bahwa Mayu pasti menangis. Dia mohon agar diberi waktu sedikit lebih lama lagi.
Ayah dan ibu yang sedang menunggu adanya keajaiban menjadi kaget saat merasakan jari Takuma bergerak. Mereka sontak berdiri dan melihat kedua mata Takuma yang perlahan terbuka kembali, Takuma telah sadar!
Mayu berjalan gontai menuju kamar Takuma dan dia panik melihat tempat tidur yang berantakan dan kosong. Tiba-tiba Takuma muncul dari dalam toilet dan meminta waktu agar bisa bersiap-siap. Mayu heran saat Takuma mengatakan ini kesempatan terakhir mereka karena ayah ibunya sedang pergi mencari dokter untuk mengabarkan bahwa dirinya telah sadar.
Setelah mengenakan jaketnya, Takuma mengajak Mayu pergi tapi Mayu masih bingung dan Takuma ingin mengajaknya bulan madu. Mayu mengejar Takuma dan mengajaknya kembali tapi Takuma malah mengatakan kalau sepertinya langit hari ini cerah. Mayu merasa kalau apa yang mereka lakukan tidak benar, dia ingin Takuma kembali agar bisa diperiksa.
Takuma menolak karena dia merasa hari ini dirinya lebih kuat dari sebelumnya. Dia ingin Mayu tutup mulut dan menikmati bulan madu mereka. Mayu protes karena mereka belum menikah mana bisa pergi bulan madu? Takuma tak perduli soal itu, hari ini dia akan menuruti kemanapun Mayu ingin pergi. Mayu terpaksa mengikuti Takuma.
Mereka pergi ke taman bermain. Awalnya mereka naik perahu luncur dan Mayu masih khawatir tentang kondisi Takuma tapi Takuma memastikan bahwa dirinya lebih baik bahkan lebih baik dari sebelumnya. Takuma mengajak Mayu naik kereta luncur semula Mayu enggan tapi akhirnya mereka menikmati perjalanan naik kereta luncur.
Mereka menikmati waktu seharian di taman bermain, melihat pertunjukan lumba-lumba hingga makan siang bersama. Bermain air dan pasir di pantai. Takuma membuat Mayu terpesona saat mereka berhimpitan di dalam kereta. Takuma melindunginya dari desakan penumpang lain dan Mayu malah mendekatkan dirinya pada Takuma.
Mereka menikmati senja di bukit yang indah. Mayu senang dengan pengalamannya hari ini dan dia ingin suatu saat bisa terulang lagi. Takuma hanya diam saat Mayu bersandar manja padanya. Takuma bertanya apakah hari ini Mayu senang dan Mayu mengangguk. Takuma mengulang bahwa mereka selalu bersenang-senang.
Mayu heran dan menatap Takuma saat Takuma minta maaf karena tak bisa menepati janjinya pada Mayu. Takuma mengatakan kalau dewa dari daun semanggi telah memberinya waktu sedikit lebih lama. Takuma mengajak Mayu kembali sambil menyerahkan kertas doanya pada Mayu. Mayu hanya diam saat Takuma kembali mengajaknya pulang.
Saat di rumah sakit, ibu tak bisa menahan diri dan menampar Mayu. Ibu marah karena Mayu bukannya menolong Takuma tapi malah membahayakan nyawa putranya dengan mengajaknya pergi seharian tanpa sepengetahuan dokter. Ayah mencoba menenangkan istrinya dan mengajaknya masuk untuk melihat kondisi putra mereka.
Takuma terbaring pingsan. Dokter dan beberapa rekan dan juga suster berusaha membantu Takuma agar bisa sadar kembali. Kali ini usaha mereka sia-sia, Takuma tak akan pernah bisa membuka matanya kembali. Takuma menyerah dan berhenti berjuang, dia meninggal. Ayah dan ibu tak kuasa menahan kesedihan saat dokter memberi ucapan belasungkawa. Mereka tak menyalahkan dokter dan tetap berterimakasih atas usaha kerasnya.
Dokter keluar dan memanggil Mayu. Mayu bisa mengerti saat melihat kesedihan orangtua Takuma, dia tahu kalau kini Takuma telah meninggalkannya. Mayu bergegas pergi ke teras atas. Saat meraba saku jaketnya, Mayu menemukan kertas doa milik Takuma. Mayu membuka kertas itu dan membaca isinya.
Ternyata Takuma kecil sudah menulis surat wasiat yang selalu dibawanya kemanapun dia pergi dan dianggapnya sebagai jimat. Takuma menulis doa untuk semua orang yang dicintainya, Takuma memohon agar merelakan kepergiannya dengan senang hati. Mayu tersenyum miris setelah membaca tulisan Takuma kecil. Mayu tak kuasa menahan tangis karena kini Takuma telah pergi meninggalkannya.
Mayu pergi ke rumah Takuma dan dia melihat ke dalam kamar Takuma yang masih menyimpan jejak cinta dan keinginannya. Ada teropong dan juga foto kenangan mereka berdua yang banyak bertebaran di sana.
Ayah Takuma menyerahkan guci abu milik Takuma pada Mayu. Mayu berterimakasih karena mereka mempercayakan hal itu padanya. Ayah beralasan bahwa pasti Takuma lebih bahagia bila Mayu yang melakukannya karena itu yang selalu diinginkan oleh Takuma.
Mayu pamit tapi ibu memanggilnya. Ibu ingin mengatakan terima kasih atas semua hal yang dilakukan Mayu untuk Takuma. Ibu berterimakasih karena Mayu menyayangi putranya dengan setulus hati. Mayu tak mengatakan apapun, dia hanya tersenyum bahagia karena ibu tak menyalahkannya.
Dokter menunggu di taman gereja saat Mayu yang mengenakan gaun pengantin dan membawa guci abu Takuma berdoa. Mayu tak menyesal dengan apa yang telah terjadi, hidup memang selalu diwarnai dengan kesedihan tapi Mayu tak perduli dengan hal itu. Mayu yakin bila kelak mereka bertemu kembali, dia pasti akan jatuh cinta lagi pada Takuma.
Ingatan Mayu kembali ke masa mereka pertama kali bertemu, saat itu mereka masih 8 tahun. Mayu kecil mengintip dari balik pohon saat melihat Takuma kecil sedang membawa mainannya dan ingin duduk di bangku. Mayu menegur Takuma yang duduk di bangku, Takuma kaget dan berdiri sambil melihat piyamanya yang kotor.
Takuma agak kesal dan ingin melapor pada kepala perawat tapi Mayu malah menawarinya untuk melakukan hal yang sama sambil menyodorkan krayon miliknya. Mayu mengajarinya mencoreti bangku dan Mayu langsung duduk diatasnya. Takuma kaget dengan tingkah Mayu. Mayu mengatakan kalau sekarang mereka impas dan minta maaf.
Takuma membalas kalau dirinya sejak awal tidak pernah marah pada Mayu. Mayu heran, dia telah menjahilinya tapi Takuma tidak marah padanya. Takuma mengaku kalau dirinya juga tak mengerti. Mayu tersenyum dan mengajaknya berkenalan, Takuma menyambutnya dengan ramah.
Narasi Mayu : dirinya tak pernah menyesali apapun. Tak perduli berapa kali mereka bertemu lagi, dia yakin pasti akan jatuh cinta kembali pada Takuma. Bersama Takuma, Mayu selalu merasakan kebahagiaan dan kesenangan.
Adegan favoritku :
Cinta memang egois, Mayu tak bisa hanya melihat kekasihnya meninggal tanpa berbuat sesuatu untuk menolongnya. Mayu bergegas menuju kamar Kou, dia menangis dan meminta agar kakek dan ibunya Kou memberikan jantung Kou untuk Takuma. Lha, bukankah itu sangat egois? Aku pasti akan melakukan hal yang sama bila ada di posisi Mayu. Tak perduli orang lain menderita asal orang yang dicintai bisa terus hidup.
Aku sangat terkesan saat mendengar penjelasan kakek Kou pada Mayu. Masalah donor organ tak hanya bisa dengan mengatakan "iya" saja. Mungkin awalnya mereka setuju saat mendengar penjelasan dokter bahwa keadaan Kou koma tapi ternyata Kou menunjukkan sinyal bahwa dirinya masih ingin hidup, contohnya dengan meneteskan airmata dan menggerakkan jarinya. Jelas saja pihak keluarga menarik kembali persetujuan donor karena mereka berharap Kou mendapat kesempatan untuk sadar (walaupun mungkin butuh waktu lama).
Secara tidak langsung keluarga Kou memberi harapan pada Takuma tapi pada akhirnya menarik harapan itu karena mereka sendiri juga berharap terjadi keajaiban pada Kou. Cinta memang egois dan tak perduli pada apapun, yang penting adalah kesembuhan orang yang dicintai.
Hikmah yang bisa diambil dari film ini :
Menjadi hidup itu sangat mahal tapi indah. Takuma bisa dikatakan memiliki kehidupan yang nyaman tapi satu hal yang kurang, harapan hidupnya terbatas. Dia memiliki orangtua yang sangat menyayanginya juga kekasih yang sangat mencintainya tapi mereka tak bisa memberikan sesuatu yang sangat dibutuhkan Takuma yaitu waktu.
Takuma bukan tipe orang yang serakah, sejak kecil dia sudah tahu bahwa waktunya memiliki batas. Memang semua orang memiliki waktu yang terbatas karena semua pasti akan meninggal, bedanya bila orang lain tak tahu batas waktunya maka Takuma tahu bahwa usianya tak akan lebih dari 20 tahun.
Takuma mengisi hidupnya dengan membuat banyak kenangan terutama bersama Mayu, kekasihnya sejak masih kecil. Saat waktunya telah tiba, Takuma tak menyesali jalan hidupnya begitu pula dengan Mayu, dia tak menyesal karena Takuma tak bisa menepati janjinya. Mayu bahkan tak ragu untuk jatuh cinta lagi pada Takuma bila waktu bisa diulang kembali.
Jadi menurutku, waktu memang penting tapi apa gunanya memiliki waktu yang panjang tapi tak bisa mengisinya dengan hal-hal yang berguna dan menyenangkan? Sia-sia saja rasanya. Memang sih, kalau bisa memiliki waktu yang banyak dan mengisinya dengan banyak hal yang indah tapi hidup kan pilihan, yang penting adalah cinta karena cinta bisa mengubah kesedihan menjadi kebahagiaan.
Komentarku :
Aku suka sekali dengan film ini, ceritanya tidak membosankan dan terkesan manis ala cinta remaja yang masih polos tapi ketulusan cinta Takuma dan Mayu tak diragukan lagi. Sayangnya Takuma akhirnya meninggal. Awalnya, kupikir Takuma bisa sehat kembali karena mendapat donor organ dari Kou. Ternyata Kou sendiri juga ingin berjuang untuk tetap hidup.
Takuma dan Mayu memiliki sifat dan kepribadian yang berbeda tapi mereka bisa menyatu dan saling melengkapi. Takuma kecil yang pendiam, pemalu dan minder karena harus keluar masuk rumah sakit bertemu dengan Mayu kecil yang ceria, ceplas ceplos dan suka menjahilinya. Sejak bertemu mereka langsung akrab dan Mayu menangis saat tak sengaja menguping pembicaraan ayahnya dengan orangtua Takuma. Mayu bahkan berusaha mencari daun semanggi agar bisa membuat permohonan untuk kesembuhan Takuma.
Jujur aku sangat menikmati film ini, kisah cinta Takuma dan Mayu mengalir seperti kisah remaja pada umumnya. Ada rasa cemburu, kesal, benci tapi cinta mengalahkan semuanya. Kurasa sikap manja Mayu yang terus menempel pada Takuma bukan hanya karena cinta tapi juga adanya rasa ingin melindungi. Mayu sadar kalau Takuma bukan cowok biasa makanya dia ingin melindunginya agar dia bisa membantu bila dibutuhkan. Sayangnya sikap manja Mayu membuat Takuma gerah makanya dia berniat pindah sekolah asrama tapi ternyata Mayu masih terus mengejarnya.
Oya, aku suka dengan karakter Kou yang ceria, gaul dan ramah pada setiap gadis makanya tak salah bila banyak yang merasa kehilangan saat Kou koma. Kupikir Kou tak serius menyukai Mayu, mungkin dia hanya penasaran dan ingin menguji kekuatan cinta Mayu dan Takuma.
Cuman satu yang tak aku suka dari film ini, mengapa Takuma harus meninggal??? Maunya sih, Takuma mendapat donor dari orang lain dan Kou juga bisa sembuh sehingga mereka bisa bersahabat dan pergi sekolah bersama. Hehehe...itu hanya keinginanku saja sih. Aku agak sesak bila nonton film yang sad ending tapi yah, hidup kan emang tak seindah drama. Ada suka pasti ada duka, ada kesedihan pasti ada kebahagiaan biar seimbang.
Begitulah komentarku tentang film ini. Terima kasih sudah mampir dan membaca review film ini.
Takuma ingin memastikan dengan bertanya apakah dirinya bisa membuat permohonan bila bisa menemukan daun semanggi? Mayu balik bertanya tentang permohonannya dan Takuma menjelaskan bahwa keinginannya adalah menjadi astronot dan menikah dengan Mayu. Takuma membayangkan akan bekerja dan memiliki rumah, pasti hal itu menyenangkan dan membuat mereka berdua bahagia. Mayu hanya diam tapi matanya menatap Takuma dengan tajam.
Tiba-tiba Takuma berteriak karena telah menemukan daun semanggi. Mayu mendorong Takuma hingga terjatuh dan dia menghadap ke arah daun semanggi lalu membuat permohonan. Mayu ingin Takuma selamat dan tidak meninggal. Mayu ingin mereka terus bersama. Mayu ingin penyakit Takuma bisa disembuhkan.
Mayu terus berteriak memohon sambil menangis. Takuma terharu dan tidak tega melihat Mayu terus menangis. Akhirnya Takuma mencium Mayu agar berhenti menangis. Narasi Takuma : saat itu dirinya masih tak mengerti apa yang dimaksud dengan meninggal. Dia berjanji kelak akan menikahi Mayu tapi hampir saja janji itu terabaikan.
Dokter mengajak Mayu untuk sarapan tapi Mayu tak muncul juga. Dokter mencari di kamar dan ternyata Mayu sedang bergaya seperti seorang pengantin. Mayu memotong tirai jendela dan menggunakannya sebagai gaunnya. Mayu mengaku dirinya tak bisa menahan diri karena Takuma telah melamarnya. Dokter hanya bisa mengeluh melihat tingkah putri kecilnya.
Takuma sedang duduk termenung di taman rumah sakit, tiba-tiba ada bola yang meluncur pelan ke arahnya. Beberapa anak meminta bola itu ketika Takuma sedang memegangnya. Akhirnya Takuma ikut bermain walaupun dia tahu itu dilarang. Takuma langsung drop dan dokter berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkannya.
Kini Takuma kecil sudah menginjak remaja. Dia sedang diperiksa dan dokter memastikan kondisinya stabil. Takuma senang karena dia bisa pulang setelah menginap seminggu di RS. Dokter mengingatkan untuk tetap datang 2 hari sekali, minum obat dan menghindari latihan fisik. Takuma menyela dengan mengatakan bahwa dirinya sudah tahu dan langsung pamit pergi. Dokter mendesah dan seolah tak percaya bahwa kini Takuma bukan anak kecil lagi.
Takuma berjalan dan dia senang Mayu sedang menunggunya. Dia memanggil beberapa kali tapi Mayu tak dengar dan Takuma menghampirinya. Mereka akhirnya pulang bersama. Mayu mengeluh karena kini Takuma kian tinggi. Takuma balas menggoda bahwa ada bagian tubuh Mayu yang kini juga mulai tumbuh, hal itu membuat Mayu malu dan berusaha memukulnya. Mereka pulang sambil bercanda.
Kini Mayu dan Takuma sudah kelas 3 SMP. Saat pelajaran Bahasa Inggris, Mayu malah sibuk menggambar dan tak memperhatikan. Guru selesai menulis dan meminta Mayu untuk menerjemahkan. Mayu kelabakan dan berdiri. Dia minta bantuan Takuma yang duduk disebelahnya. Takuma mau membantu dan Mayu bisa menerjemahkan dengan lancar.
Guru menoleh dan tersenyum memuji Takuma yang bisa menerjemahkan kata yang sulit. Baik Mayu dan Takuma sama-sama kaget karena guru bisa mengetahuinya. Takuma tersenyum dan berterimakasih. Guru menyindir Mayu yang selalu bergantung pada Takuma karena saat ujian nanti tak ada yang membantunya. Mayu hanya bisa duduk kembali sambil mengomel sendiri.
Mayu kaget dan langsung duduk sambil menutupi dadanya. Takuma datang dan memberikan jaketnya untuk Mayu. Takuma tak terima melihat ulah ketiga temannya. Mereka mengaku kalau tak sengaja dan berniat kabur. Takuma mengejar dan menyerang mereka. Mayu tak mau hal buruk terjadi sehingga dia berusaha melerai, Mayu tak segan menampar Takuma agar tak berkelahi lagi.
Mayu menemani Takuma di ruang kesehatan, dia memberi minum air putih agar Takuma bisa meminum obatnya. Mayu menyindir dan bertanya apakah sekarang Takuma baikan? Takuma berbaring dan mengatakan kalau bukan itu masalahnya, dia meminta Mayu untuk ganti baju tapi Mayu bisa menjaga diri. Mayu tak ingin Takuma marah pada mereka.
Takuma merajuk, dia kesal karena mereka melihat bra Mayu sedangkan dirinya malah tak pernah padahal Mayu adalah pacarnya. Mayu kesal karena Takuma bisa saja terluka hanya karena masalah sepele. Takuma duduk dan berdalih bahwa ini menyangkut harga dirinya, dia ingin selalu menjadi yang pertama bagi Mayu. Mayu berpikir sejenak dan menutup semua tirai.
Mayu akan membiarkan Takuma menjadi yang pertama. Dia bersedia menunjukkannya kapan saja tapi Takuma harus berjanji tak akan berkelahi lagi seperti tadi. Takuma hanya diam menunggu. Mayu mulai membuka jaketnya, dia sebenarnya ragu untuk membuka kaosnya tapi dia sudah terlanjur berjanji dan Takuma juga menunggunya sambil menahan nafas.
Mayu memberanikan diri membuka kaosnya tapi baru setengah jalan, Takuma sudah menghentikannya sambil memegang dadanya. Bukannya Takuma tak ingin melihat tapi dia mengeluh dadanya sakit, bukan serangan jantung tapi ini lebih menyakitkan. Mayu kembali mengenakan jaketnya dan dia berjanji tak akan menunjukkannya lagi karena kegembiraan yang berlebihan bisa membunuh Takuma.
Takuma protes tapi Mayu sudah keburu lari. Takuma berusaha mengejarnya dan mereka malah berkejaran di ruang kesehatan. Takuma berhasil menangkap dan memeluk Mayu tapi mereka laangsung bersembunyi saat mendengar suara siswa yang berlarian di sekitar ruang kesehatan. Takuma memberanikan diri untuk mencium Mayu.
Rasanya sangat manis bila bersama dengan orang yang dicintai tapi Takuma sudah bertekad untuk melakukan sesuatu. Saat dirinya berjuang selama seminggu di rumah sakit, Takuma berjanji dalam hati bila dirinya bisa keluar dari rumah sakit maka dia akan mecium dan memegang tangan Mayu. Memeluknya dengan erat lalu memutuskannya.
Takuma tak ingin Mayu selalu sedih saat bersamanya. Dia tak ingin Mayu selalu mengkhawatirkan kesehatannya. Takuma tak mau Mayu khawatir tentang kapan kemungkinan dirinya akan meninggal. Bila Takuma tak ingin Mayu sedih terus maka dia harus memutuskannya selagi masih hidup.
Takuma pergi ke ruang guru dan menemui guru Bahasa Inggrisnya. Takuma ingin dibantu agar bisa masuk ke SMU Shido. Guru tak masalah karena sekolah itu yang terbaik dan Takuma juga memiliki nilai yang bagus tapi guru masih ingin tahu pendapat orangtua Takuma dulu. Bila mereka mengizinkan maka pihak sekolah akan membantu.
Ayah ibu sangat keberatan bila Takuma memilih sekolah Shido karena itu adalah sekolah asrama. Ibu tak mengizinkannya karena khawatir terjadi apa-apa dan mereka tak bisa membantu. Takuma bersikeras ingin mencoba hidup mandiri dan mendapatkan banyak pengalaman sebelum dirinya meninggal. Ayah dan ibu terhenyak karena ternyata Takuma tahu rahasia itu. Takuma beralasan bahwa dia ingin melakukan apapun agar tidak menyesal.
Ibu menduga bahwa alasan Takuma pergi pasti ada hubungannya dengan Mayu tapi Takuma mengelak. Ibu tak percaya dan menemui Mayu. Ibu berpesan pada Mayu agar menasihati Takuma, mereka ingin Takuma sekolah yang ada di dekat rumah saja. Mayu serba salah dan mengaku kalau SMA Shido terlalu berat baginya, dia tak mungkin bisa masuk ke sekolah itu. Ada tatapan sedih di wajah Mayu karena Takuma berniat menjauhinya.
Saat pelajaran diskusi kelompok, Mayu sengaja bertingkah konyol dan Takuma meledeknya. Mayu iseng bertanya tentang rencana Takuma, dengan berat hati Takuma mengatakan kalau dia akan melanjutkan ke SMU Shido. Mayu mengeluh bahwa dirinya tak mungkin bisa masuk karena nilainya pas-pasan. Takuma balik bertanya dan Mayu mengatakan kalau dia tak akan melanjutkan sekolah. Dia mengingatkan tentang rencana masa kecil mereka tapi Mayu harus kecewa karena Takuma tak mengingatnya.
Ibu memegang surat penerimaan Takuma di SMU Shido. Ibu masih merasa berat merelakan pilihan putranya tapi ibu juga tak ingin mengekang kebebasannya. Takuma tersenyum dan berterimakasih atas restu ibunya kini dia bisa sekolah di SMU Shido dan yang terpenting dia bisa menjauhi Mayu.
Saat acara wisuda telah usai, ayah menyarankan agar mereka makan bersama tapi Takuma minta izin untuk mencari Mayu. Takuma mencari-cari tapi tak melihat Mayu. Tiba-tiba Mayu muncul dan memukul kepalanya. Takuma kaget dan pura-pura tak mencari siapapun. Mayu berjalan santai dan Takuma mengejarnya, dia ingin tahu Mayu akan melanjutkan kemana. Mayu mengaku pesimis, hingga menit terakhir dirinya tak bisa mengerjakan ujian karena dirinya memang bodoh.
Takuma merasa prihatin tapi Mayu menjawab dengan enteng bahwa dirinya mungkin akan kerja di kapal untuk memancing ikan. Takuma kesal karena Mayu bercanda terus dan Mayu hanya tersenyum. Mayu mengeluh karena ini terakhir kalinya mereka bertemu. Takuma ingin mengatakan sesuatu tapi mulutnya terkunci saat Mayu pamit. Sebenarnya Takuma ingin mengatakan cinta karena dia tak sanggup mengucapkan kata berpisah. Takuma merasa dirinya seperti pecundang, hanya bisa diam saat Mayu pamit dan berjalan menjauh.
Malamnya, Takuma kembali melihat semua album fotonya bersama Mayu. Dia bahagia bersama Mayu tapi dia juga tak ingin membuat Mayu sedih. Takuma bimbang dengan keputusan yang sudah diambilnya, apakah benar meninggalkan Mayu dengan cara seperti ini? Takuma kian galau dan memilih tidur saja.
Tiba saatnya penerimaan siswa baru di SMU Shido. Takuma mengganti gaya rambutnya dan berjalan dengan langkah mantap. Ibu dan ayah berlari mengejarnya. Mereka ingin berjalan bersama tapi Takuma enggan, mungkin dia merasa malu karena sudah besar tapi masih saja dikawal oleh kedua orangtuanya.
Takuma tak bisa menahan kantuk saat upacara penyambutan oleh pihak sekolah tapi matanya langsung terbelalak saat giliran penyambutan oleh siswi teladan yang bernama Mayu Taneda. Semula Takuma mengira pasti ada siswi yang namanya mirip dengan Mayu tapi ternyata yang berdiri di depan mimbar adalah Mayu yang dikenalnya!
Mayu berdiri sambil mengedarkan pandangan seolah sedang mencari seseorang. Dia tersenyum menang ketika melihat Takuma dan memanggilnya. Bukannya berpidato, Mayu malah menumpahkan kekesalannya. Takuma tak bisa menyingkirkannya dengan mudah. Mayu belajar giat dengan dibantu beberapa guru les privat hingga akhirnya bisa menjadi siswi teladan sedangkan Takuma hanya menjadi siswa biasa.
Mayu kesal karena Takuma meremehkan kemampuannya. Takuma juga kesal dan berdiri, dia mengatakan bahwa tak pernah meremehkan Mayu. Mereka bertengkar seolah tak perduli dengan semua orang yang hadir di aula itu. Dua orang maju dan berniat menurunkan Mayu tapi gadis itu menolak.
Mayu marah karena Takuma mengacaukan rencananya. Mayu tak pernah ingin melanjutkan sekolah, dia ingin ikut kursus memasak dan tata rias agar menjadi wanita yang anggun. Dia ingin menikah dengan Takuma bila sudah cukup umur dan Mayu mengancam agar Takuma tak melupakan janji mereka. Beberapa orang memaksa Mayu untuk pergi. Mayu berteriak kesal dan Takuma hanya bisa diam membisu.
Mereka masih saja bertengkar saat upacara telah usai. Pertengkaran mereka menjadi tontonan gratis bagi para siswa yang kebetulan lewat. Takuma ingin berdebat tapi dia malah tertawa melihat Mayu yang memakai make up. Mayu kesal dan dia balik meledek Takuma yang mengubah gaya rambutnya.
Ada yang berusaha menggoda mereka dan bertanya apakah mereka akan menikah? Takuma ingin membantahnya tapi Mayu menanggapinya dengan serius. Mayu mengancam agar tak ada yang berani mendekati Takuma sambil menggandeng lengan Takuma dengan erat. Takuma enggan berlama-lama dengan Mayu tapi Mayu tetap tak mau mengerti. Dia terus saja mengejar Takuma yang berusaha kabur darinya. Mereka tak menyadari ada sepasang mata yang mengamati mereka dengan rasa penasaran.
Takuma sedang menata barang-barangnya saat ada seseorang berkacamata masuk, dia kaget melihat Takuma dan bertanya apakah Takuma adalah cowok yang disukai gadis itu? Takuma hanya diam dan Si kacamata memperkenalkan dirinya sebagai Ritsu. Takuma berdiri dan menyambut tangan Ritsu dengan senang hati. Kini Takuma punya teman sekamar.
Mayu masuk dan melihat kamarnya telah terisi oleh seseorang. Gadis yang ada di kamar itu kaget dan bertanya bukankah Mayu adalah gadis yang jatuh cinta itu? Mayu memperkenalkan diri dan mengulurkan tangan, gadis itu tersenyum menyambut uluran tangan Mayu dan balas memperkenalkan diri sebagai Yuiko.
Seorang cowok sedang duduk melamun di depan asrama wanita. Beberapa gadis berkerumun dan ada seorang gadis berkacamata memberanikan diri menegurnya dan mengatakan kalau asrama cowok ada di tempat yang berbeda. Cowok itu tidak marah justru mengatakan dia lebih suka di asrama wanita dan menghabiskan waktu bersama mereka.
Cowok itu menghampiri gadis berkacamata dan tanpa permisi langsung melepaskan kacamata itu. Semua kaget termasuk si gadis ketika cowok itu memuji kecantikannya. Cowok itu memperkenalkan dirinya sebagai Kou siswa baru. Kou membungkuk di hadapan gadis berkacamata dan hal itu membuat yang lainnya berteriak karena merasa iri.
Takuma dan Ritsu sedang melihat Mayu yang sedang berlatih panahan. Ritsu memuji Mayu yang pintar dan atletis, benar-benar wanita idaman. Takuma mengatakan kalau Mayu memang memiliki banyak potensi. Saat mereka asyik ngobrol, Mayu tak sengaja melihat mereka dan Mayu langsung girang. Takuma dan Ritsu tertawa melihat Mayu dimarahi pembimbingnya karena banyak tingkah.
Mayu terus mengikuti Takuma yang akan pergi kontrol ke rumah sakit. Sebenarnya Takuma merasa risih karena Mayu tak malu untuk menempel terus walaupun mereka duduk dalam bis. Takuma berusaha melepaskan diri tapi Mayu tetap saja menempel. Ulah mereka membuat beberapa penumpang terganggu dan Takuma terpaksa minta maaf sedangkan Mayu hanya cuek.
Dokter memuji keadaan Takuma yang stabil, Takuma mengeluh bahwa bila tak ada kelas maka dia akan tidur di kamar. Dokter bisa memahaminya. Takuma ingin tahu apakah dirinya boleh melakukan kegiatan fisik atau olahraga yang tak memerlukan berjalan? Contohnya olahraga panahan atau seks.
Dokter langsung marah dan mematahkan pensil yang dipegangnya. Dokter berdiri dan hendak menampar Takuma, hal itu membuat Takuma mundur. Dokter mengatur nafasnya dan sambil berkacak pinggang bertanya dengan siapa Takuma akan melakukannya? Takuma ketakutan dan berjanji tak akan melakukannya dengan Mayu. Takuma berdalih kalau dia bertanya karena tak punya pengalaman apapun.
Dokter mendesah dan kembali duduk. Dokter mengatakan bahwa mungkin hal itu akan berat bagi Takuma. Kini giliran Takuma yang mendesah kecewa. Dokter kembali mengingatkan bahwa sebagai dokter, dirinya tidak menyarankan Takuma untuk melakukannya. Seolah ingin menyindir dirinya sendiri, Takuma mengatakan bahwa dirinya tak bisa berhubungan seks dan tidak bisa menikah dengan siapapun.
Takuma kembali dibuat kesal oleh ulah Mayu yang kembali menempel dilengannya. Takuma ingin melepaskan diri karena dia tak bisa berjalan dengan nyaman tapi Mayu tak mau tahu. Mayu malah berganti gaya dengan mengunci tubuh Takuma, hal itu membuat Takuma kian kesal tapi dia tak bisa marah padanya. Mayu tak ingin Takuma malu dengan hubungan mereka.
Saat menunggu lift, Takuma bertemu dengan gadis berambut panjang bernama Teru. Mereka saling memandang dengan takjub seolah kangen karena sudah lama tak bertemu. Mayu mengintip dari balik punggung Takuma dan dia terpaksa merelakan Takuma untuk pergi ngobrol dengan Teru.
Takuma dan Teru saling melepas kangen dengan saling bertukar cerita. Rupanya mereka sama-sama pasien sakit jantung dan Teru kembali ke rumah sakit karena mengalami serangan jantung. Kini usianya sudah 20 tahun dan menunggu transplantasi. Teru melirik ke arah Mayu yang duduk sendiri sambil cemberut. Mereka ngobrol dan sesekali tertawa riang, hal itu membuat Mayu kesal karena merasa diabaikan.
Mayu masih marah saat mereka pulang. Mayu tak mau lagi duduk dan bermanja dengan Takuma. Takuma berusaha menjelaskan tentang Teru karena dulu mereka pernah bermain bersama tapi Mayu mengatakan bahwa dirinya tak tertarik dengan teru karena dia hanya perduli pada Takuma.
Mayu kesal dan pindah tempat duduk. Mayu mengejek bahwa pria selalu begitu, bersikap lembut pada wanita cantik. Takuma mendekati Mayu dan balas mengatakan bahwa wanita juga sama saja, selalu tersenyum dan menggoda pria. Mereka tak ada yang mau mengalah dan saling mengejek.
Mayu mencari Takuma di kelasnya tapi Ritsu mengatakan kalau Takuma pulang lebih awal untuk pergi ke rumah sakit. Mayu heran karena sekarang bukan jadwalnya check up. Ritsu menambahkan bahwa sore ini Takuma akan pulang tapi Mayu tidak yakin, dia tahu pasti alasan Takuma pergi ke rumah sakit.
Sementara itu, di salah satu kamar rumah sakit, Teru sedang melamun sambil memandang ke arah langit ketika mendengar suara pintu kamarnya diketuk. Takuma masuk sambil memberinya sebuket bunga. Teru tersenyum senang dan menerimanya. Teru mengucapkan terima kasih dan Takuma balas tersenyum.
Mayu keluar dari kelasnya Takuma dengan langkah kesal, dia merasa kecolongan karena Takuma pergi tanpa pamit. Mayu berjalan tanpa melihat dan dia tak sengaja menabrak Kou hingga dirinya jatuh. Kou tidak marah, justru dia minta maaf dan berusaha membantu Mayu dengan mengulurkan tangan tapi Mayu memilih berdiri sendiri dan mengabaikan pertolongan Kou.
Mayu berjalan acuh dan meninggalkan Kou tapi Kou memanggilnya. Kou memperkenalkan dirinya dan mengatakan bahwa dirinya pemilik nilai terbaik kedua setelah Mayu. Kou berlutut dan mencoba merayu dengan memegang tangan Mayu. Bukannya senang, Mayu malah kelihatan kesal dan dia menarik paksa tangannya dari genggaman Kou kemudian pergi tanpa menoleh lagi.
Takuma pulang dan berjalan kaki menuju asramanya. Dia tak sengaja melihat Kou mendapat kunjungan dari ibunya yang membawa makanan dan berpesan agar Kou belajar giat. Kou tak ingin ibunya datang, ibunya hanya tersenyum dan pergi. Beliau kaget melihat Takuma dan mereka saling memberi salam.
Kou malu dan meminta agar Takuma tak menceritakan apa yang dilihatnya pada teman yang lain karena bisa merusak reputasinya akibat memiliki keluarga yang membosankan. Kou mengalihkan pembicaraan dan bertanya apakah Takuma memiliki kelainan jantung? Sejak kapan? Takuma tak suka dengan pertanyaan itu, dia memilih pergi tapi Kou menghentikannya dengan memanggil nama lengkapnya. Dia ingin mengajak Takuma bicara serius.
Takuma terpaksa mengikuti Kou. Kou duduk sambil memeriksa tas pemberian ibunya, dia mengambil sebotol minuman dan menyerahkan pada Takuma. Takuma hanya diam tak menerimanya, Kou menegur dirinya sendiri dengan mengatakan bahwa Takuma tak boleh makan dan minum yang manis. Kou membuka botol dan hendak meminumnya tapi Takuma menghentikannya dengan pertanyaan.
Takuma penasaran dan bertanya mengapa Kou bisa tahu kondisinya. Kou menjelaskan bahwa dirinya mengenal orang dengan kondisi yang sama seperti Takuma yaitu ayahnya sendiri jadi dia lebih tahu daripada Takuma atau Mayu. Kou minum dan menceritakan keadaan ayahnya yang meninggal karena tak punya uang untuk transplantasi.
Kou secara terus terang mengakui kalau dirinya tidak tertarik pada orang yang meninggal tapi dia perduli pada orang yang ditinggalkan. Ibunya selalu merindukan ayahnya sehingga terus menangis. Kou tersenyum mengejek dan bertanya apakah ini takdir karena wanita yang dicintainya sudah punya pacar dan pacarnya itu punya penyakit yang sama seperti ayahnya.
Kou berpikir saat bertemu dengannya dan dia membayangkan bila pacarnya meninggal maka wanita yang dicintainya akan sedih dan terus menangis. Kou tak mau hal itu terjadi maka dia berencana akan membuat wanita itu mencintainya sebelum Takuma meninggal. Kou tahu tujuan Takuma ke sekolah ini adalah agar bisa putus dengan Mayu dan Kou menyarankan agar Takuma menjalankan rencananya itu, putus dengan Mayu.
Mayu sedang berjalan bersama beberapa temannya ketika Kou memanggilnya dengan sebutan "Putri". Mayu berhenti dan menunggu, Kou berdiri di samping Mayu dan bertanya apakah Mayu mau kencan dengannya? Mayu kaget tapi Kou meralat omongannya, Kou memeluknya dan meminta Mayu untuk menjadi pacarnya. Mayu berontak dan melepaskan diri dari tangan Kou. Dia ingin membantah tapi Kou memotong dengan mengatakan kalau dirinya akan menunggu dengan sabar balasan dari Mayu. Mayu hanya diam saat Kou berbalik pergi dengan langkah ringan.
Saat pelajaran olahraga, Takuma hanya bisa duduk sambil memandangi teman-temannya. Para gadis sibuk berbisik saat melihat Kou akan balapan lari dengan beberapa teman. Takuma menatap Kou yang berlari dengan kencang seolah tanpa takut tubuhnya bermasalah. Beberapa gadis langsung bersorak saat Kou mencapai finish duluan, Kou dengan santai memberikan ciuman jauh pada mereka. Takuma iri pada Kou dan dia memilih pergi meninggalkan lapangan.
Saat pelajaran sejarah, Mayu malah sibuk menggambar dan tak memperhatikan. Mayu sempat menunjukkan gambarnya pada Yuiko yang duduk dibelakangnya. Mayu tak sengaja melihat Takuma berjalan sendirian. Dia heran dan segera minta izin pada guru dengan alasan ingin pergi ke toilet.
Mayu mengejar Takuma yang galau setelah melihat Kou berlari dan masih sehat. Takuma berniat pergi ke rumah sakit. Mayu tidak suka Takuma pergi menemui Teru tapi Takuma berdalih bahwa Mayu tak akan bisa mengerti teru kesepian di rumah sakit. Takuma meminta Mayu agar tidak cemburu dan perhatian padanya. Mayu kaget mendengar Takuma bicara ketus padanya. Takuma mengambil bangku dan memanjat pagar, dia tak sadar kertas disaku celananya jatuh.
Saat di kamar Teru, Takuma baru sadar kalau kertasnya hilang. Teru bertanya tentang barang apa yang hilang dan Takuma menjawab kalau kertas jimatnya hilang. Dia menulisnya saat masih kecil, isinya doa. Takuma yakin bahwa dirinya masih hidup hingga sekarang karena kertas itu makanya dia menyebut jimat keberuntungan.
Takuma berusaha mencari tapi tak ketemu, dia menduga kalau kertasnya jatuh saat memanjat pagar. Takuma berharap Mayu menemukan dan menyimpannya. Teru tersenyum dan mengatakan kalau Takuma sangat beruntung karena memiliki Mayu. Teru iri karena dia tak punya siapapun, hingga kini dirinya belum punya pacar. Takuma kaget mendengar pengakuan Teru.
Teru mengatakan bila dirinya mendapat transplantasi jantung maka akan ada bekas luka yang besar di dadanya. Teru yakin bahwa tak akan ada pria yang mau melihatnya makanya dia tak akan pernah bisa punya pacar. Takuma mencoba menghibur Teru dengan mengatakan bahwa hal itu tak penting karena Teru adalah wanita yang cantik.
Tiba-tiba teru bertanya apakah Takuma mau menciumnya? Takuma tentu saja kaget mendengar permintaan itu. Sementara itu di sekolah, Mayu sedang duduk sendiri di bangku sambil memandangi kertas doa milik Takuma yang tadi jatuh saat memanjat pagar sekolah. Mayu mengomel sendiri, dia tak menyangka Takuma masih menyimpan kertas doa itu.
Takuma masih diam saat Teru memintanya untuk mendekat. Teru mengaku kalau dirinya belum pernah merasakan jatuh cinta jadi tidak pernah dicium. Teru tak ingin meninggal seperti ini. Melihat Takuma hanya diam, Teru bertanya apakah Takuma tidak menyukainya? Takuma tersentak, dia merasa tak enak saat Teru mengambil kesimpulan bahwa Takuma tak mau mencium karena tak menyukainya.
Takuma tak berani mengatakan kalau dia menyukai Teru tapi tak ingin menciumnya. Teru memastikan hanya sebuah ciuman saja. Teru berinisiatif mendekati Takuma dan menciumnya dengan singkat. Teru kembali duduk dan mengakui bahwa itu ciuman pertamanya.
Malam itu Mayu mencari Takuma di ruang teropong bintang. Takuma sebenarnya ingin sendiri tapi Mayu penasaran tentang apa yang dilakukan Takuma di rumah sakit. Mereka malah jadi bertengkar saat Takuma jujur mengakui kalau dirinya dan Teru telah berciuman. Mayu marah dan Takuma mengusulkan agar mereka putus saja. Mayu kesal dan melemparkan kertas doanya dan menyetujui bahwa mereka putus saja.
Paginya, Mayu berjalan dengan sedih saat Yuiko menyapanya. Mayu tak sengaja melirik Takuma yang berjalan tak jauh darinya tapi Takuma hanya cuek. Tiba-tiba Kou muncul dan memanggil Mayu sambil memeluknya. Mayu kesal dan melepaskan diri karena tak enak kepada Takuma. Takuma yang berjalan dibelakang Mayu hanya cuek saat Ritsu menegurnya.
Mayu tak bisa konsentrasi berlatih panahan, panahnya selalu gagal mencapai sasaran. Mayu mendesah kesal. Takuma memutuskan untuk bolos dan pergi menemui Teru. Dia naik dan duduk sendirian dalam bis padahal biasanya selalu ada Mayu yang bergelayut manja padanya.
Takuma memberanikan diri membuka kamar Teru, dia heran melihat kasur Teru telah dirapikan. Takuma bertanya pada suster yang merapikan kasur Teru. Suster menjawab kalau semalam Teru meninggal akibat serangan jantung. Suster merasa kasihan pada Teru karena mengalami serangan jantung secara tiba-tiba dan tak ada yang bisa dilakukan.
Takuma pergi menyendiri. Perasaannya campur aduk dan dadanya terasa sangat sakit. Takuma mencoba melonggarkan dasinya tapi itu tak membantu. Takuma tak kuat berjalan dan akhirnya jatuh sambil memegangi dadanya. Nafasnya tersengal dan dia memanggil Mayu.
Mayu mencoba memanah lagi tapi tetap saja gagal dan dia memutuskan menyudahi latihannya. Kou muncul dan mencoba merayunya tapi Mayu tetap cuek karena dia tak menyukai Kou. Bukannya marah, Kou malah mengaku kalau dirinya hanya menyukai Mayu yang acuh padanya. Mayu menolak saat Kou meminta mereka untuk mencoba karena dia lebih menyukai Takuma daripada Kou.
Kou mulai kesal dan mengatakan kalau Takuma akan meninggal, tak lama lagi Takuma pasti akan meninggal. Mayu marah dan menampar Kou. Mayu kesal dan akan membunuhnya bila Kou berani mengatakan hal itu lagi padanya. Mayu yakin Takuma tak akan meninggal dan meninggalkannya. Mayu tak suka Kou mengatakan hal tentang Takuma seolah dia mengenalnya.
Mayu berniat pergi tapi Kou menghentikan langkahnya dengan bertanya bagaimana perasaan Mayu bila kehilangan orang yang mencintainya? Mayu terdiam seolah tak mengerti apa yang ditanyakan Kou. Kou yakin Mayu tak mengerti apa rasanya kehilangan orang yang mencintainya.
Kou bertanya bila Takuma meninggal, apa yang akan terjadi pada Mayu? Kou tak ingin melihat Mayu terluka. Kou memeluk Mayu dengan erat dan Mayu melepaskan diri sekuat tenaga hingga Kou jatuh terlentang. Kou tertawa gusar dan pergi meninggalkan Mayu.
Takuma merasa baikan dan dia memandang ke arah langit biru. Takuma menemui Kou dan menantangnya lomba lari 100m. Kou enggan menanggapinya tapi Takuma memberikan penawaran. Bila kou menang maka Mayu akan menjadi milik Kou tapi bila Kou kalah maka Kou harus menjauhi Mayu. Kou tidak boleh berbicara atau melihat Mayu lagi.
Takuma dan Kou sudah bersiap di lapangan bersama seorang teman yang berperan sebagai wasit. Mereka mulai berlari saat pistol ditembakkan ke udara. Kou langsung tancap gas dan Takuma mengejar sekuat tenaga. Dia berjanji dalam hati untuk tidak meninggal, dia akan berusaha untuk Mayu. Kou terus berlari meninggalkan Takuma dan Takuma berusaha mengejar kembali.
Takuma sampai di garis finish duluan dan Kou tampak kecewa dengan hasilnya. Dengan nafas yang masih ngos-ngosan, Takuma meminta Kou untuk menepati janji yang sudah mereka sepakati sebelumnya. Kou harus menjauhi Mayu. Takuma puas dan mengatakan bahwa sudah lama dirinya tak berlari seolah takjub dengan keberhasilannya mengalahkan Kou. Takuma tertawa senang sambil berbaring di lapangan.
Malam itu, Mayu sedang mengamati rambutnya di kasur sedangkan Yuiko belajar. Mereka kaget mendengar suara dari jendela dan saat mereka mengintip, ternyata Takuma yang melempari jendela mereka dengan kerikil. Mayu menegur Takuma yang datang ke asrama wanita. Takuma menyapa Yuiko dan mengajak Mayu untuk kencan di bawah sinar bulan. Mayu heran karena seingatnya mereka sudah putus. Takuma pura-pura tak ingat dan berjalan pergi. Mayu kesal karena Takuma telah mempermainkannya.
Takuma mengajak Mayu ke tempat latihan panahan. Takuma berniat ikut bergabung di klub panahan dan Mayu kaget mendengarnya. Takuma beralasan pasti rasanya menyenangkan bila berada satu klub dengan Mayu karena Mayu tampak seksi dengan pakaian khususnya. Takuma mencoba memanah tapi gerakan dan cara memegang Takuma masih salah, Mayu berusaha membantunya.
Tiba-tiba Takuma mengajak Mayu untuk berhubungan intim sebagai hadiah untuk kemenangannya. Mayu tak mengerti dengan apa yang dikatakan Takuma. Takuma menjawab bahwa sebuah penghargaan untuk hidup. Mayu masih bingung saat Takuma memeluk dan menciumnya. Mayu berontak karena ini adalah tempat umum tapi Takuma tak memberi Mayu kesempatan untuk protes. Mereka melakukannya di sana.
Takuma hendak memanjat pagar saat Mayu menegurnya. Takuma beralasan kalau dirinya ingin ke makam Teru, dia bertanya apakah Mayu ingin ikut dan Mayu mengiyakan. Saat mereka hendak pergi, Kou muncul dan mengatakan kalau kini dirinya sudah punya pacar di luar asrama dan lebih seksi.
Takuma agak kesal saat Kou mengatakan kalau dirinya masih menyukai Mayu. Takuma meminta Kou untuk menepati janji mereka. Kou mengalihkan pembicaraan dengan bertanya mengapa mereka tidak berteman saja? Takuma tak mengerti dan Kou menjawab kalau dirinya tak pernah berjalan dengan cowok sebelumnya. Kou pamit sambil mengatakan bahwa dirinya akan menunggu balasan dari Takuma dengan sabar.
Takuma dan Mayu berdoa di makam Teru. Narasi Takuma : dirinya dijatuhi hukuman mati sejak masih kecil bahwa dirinya tak akan bisa hidup melebihi usia 20 tahun. Tapi takdir bisa berkata lain, apapun bisa terjadi dalam hidup ini. Yang sehat bisa meninggal secara mendadak sedangkan yang sakit bisa berumur panjang.
Kou pulang dari rumah pacarnya. Kou bermain ponsel saat mendengar suara bel yang menandakan kereta api akan lewat. Kou bergegas berlari sebelum kereta datang. Dia hampir saja menabrak orang yang bersepeda tapi Kou malah tertabrak mobil.
Takuma dan kedua orangtuanya menemui dokter yang mengabarkan bahwa ada seorang pemuda yang tewas. Pemuda itu membawa kartu donor organ. Semuanya cocok dengan Takuma dan keluarga pendonor juga sudah setuju. Mereka tampak lega dan senang tapi Takuma masih galau. Dokter menyarankan agar Takuma istirahat total karena 2 hari lagi akan menjalani operasi.
Mayu menunggu di teras atas rumah sakit. Dia tak sabar menunggu dan memutuskan untuk mencari Takuma. Mayu tak sengaja bertemu dengan beberapa teman sekolahnya, beberapa diantara mereka ada yang mengis. Mayu heran dan bertanya, dia kaget mendengar kabar Kou mendapat kecelakaan dan hingga kini belum sadar karena mengalami koma.
Mayu menemui ayahnya dan ingin memastikan apakah Kou yang akan menjadi pendonor bagi Takuma? Dokter tak ingin menanggapi Mayu dan memintanya untuk pergi dan menemani Takuma yang sedang istirahat total.
Kou yang masih koma ditemani ibu dan kakeknya. Mereka tak menyangka dibalik sikap Kou yang cuek ternyata dia memiliki perhatian yang sangat besar. Mereka bisa mengerti keputusan Kou yang ingin mendonorkan jantungnya karena tak ingin ada orang lain yang mengalami hal yang sama seperti ayahnya.
Di sisi lain, Takuma sudah membayangkan bila kelak dirinya sembuh total. Takuma ingin makan mie ramen dan minum soda juga mencoba makanan yang lainnya. Ibu ikut senang dan mengatakan bahwa Takuma memang masih kecil karena sejak dulu hingga sekarang keinginannya tetap sama. Mayu menjadi galau dan hanya mengintip mereka dari balik jendela.
Takuma keluar dan menyapa Mayu. Takuma mengabarkan bahwa 2 hari lagi dirinya akan dioperasi dan Mayu mengucapkan selamat sambil tersenyum. Takuma mengaku sangat tidak sabar dan kalau bisa dia ingin dioperasi saat ini juga. Takuma ingin mengajak Mayu pergi berenang bila dirinya sembuh karena dia ingin melihat Mayu mengenakan bikini. Mereka tertawa bahagia membayangkan semua rencana indah itu.
Mayu sedang naik lift untuk turun saat melihat beberapa teman sekolahnya datang ke rumah sakit untuk mengunjungi Kou. Mayu mengikuti mereka dari jauh dan melihat mereka masuk ke ruang ICU. Mayu memutuskan untuk pergi menemui Takuma di kamarnya.
Mayu menemani Takuma bermain kartu. Takuma mengeluh kalau dirinya merasa frustrasi karena tak tahu siapa pendonornya bahkan dokter juga tidak tahu. Takuma mengerti bahwa hal itu bersifat rahasia tapi dia ingin sekali berterimakasih pada pendonor dan keluarganya. Mayu tidak mengatakan apapun dan hanya mengiyakan pendapat Takuma. Mayu langsung berdiri saat Takuma ingin pergi tapi Takuma beralasan kalau dirinya ingin ke toilet.
Mayu agak kaget saat Takuma bertanya apakah ada siswa Shido yang dirawat di rumah sakit ini karena dia terus melihat ada siswi dari Shido yang datang ke rumah sakit ini. Mayu pura-pura tak tahu dan mengatakan mungkin saja siswa dari kelas lain. Takuma seolah mengerti dan tak bertanya lagi.
Setelah menjenguk Takuma, Mayu memberanikan diri pergi ke ruang ICU untuk melihat kondisi Kou. Mayu mengintip dari balik jendela dan dia melihat ibunya Kou menyambut beberapa temannya. Ibu bertanya apakah mereka teman sekelas Kou? Mereka kompak menjawab bahwa kelas mereka tak penting karena bagi mereka Kou itu cowok yang paling populer di sekolah.
Takuma sedang tidur saat beberapa cowok masuk ke kamarnya. Mereka mengeluh karena suster memberi petunjuk yang salah dan mereka tak mengira ada siswa Shido lain yang sakit. Takuma terbangun dan bertanya pada mereka. Mereka bermaksud mengunjungi Kou yang mengalami kecelakaan dan sekarang koma. Mereka kembali mengeluh dan Takuma langsung berlari meninggalkan mereka.
Seolah menyadari ada yang mengintip, ibunya Kou menoleh ke arah jendela dan melihat Mayu. Mayu merasa tidak enak dan memilih pergi. Takuma berlari menuruni tangga dan dia berpapasan dengan Mayu. Dia bertanya apakah Mayu sudah mengetahui yang sebenarnya?
Mereka berdebat di teras atas rumah sakit. Takuma merasa semua orang telah menipunya dan dia tak bisa menjalaninya, bertahan hidup dengan mengambil milik orang lain. Mayu tak perduli selama Takuma bisa hidup, dia tak perduli jantung siapa yang ada dalam tubuh Takuma. Mayu mengingatkan bahwa semalam Takuma sangat bahagia membayangkan akan hidup normal.
Mayu berjanji tak akan membiarkan Takuma membatalkan operasinya. Takuma mengeluh karena Mayu dan dokter tak mengerti dirinya. Takuma tak tahu apa artinya meninggal dan seberapa menakutkannya hal itu. Takuma merasa bahwa kondisinya sekarang sama seperti Kou. Takuma bertanya tentang artinya hidup pada Mayu. Apakah dirinya harus mengambil jantung temannya agar bisa hidup lebih lama? Takuma tak ingin hal itu terjadi.
Di kamar Kou, seorang teman menunjukkan bahwa dia melihat Kou meneteskan airmata. Sontak saja ibunya Kou kaget dan mencoba memastikan dengan melihatnya dari dekat. Sedangkan di kamar Takuma, ibu bingung dengan perubahan sikap putranya yang mendadak tak mau dioperasi. Takuma ngambek dan tak mau bicara, dia menyembunyikan tubuhnya di balik selimut. Mayu hanya bisa diam membisu.
Ibunya Kou berbicara dengan dokter untuk menanyakan tentang kondisi putranya, mengapa Kou bisa meneteskan airmata padahal sedang koma. Dokter mengatakan bahwa Kou bisa meneteskan airmata walaupun kelak Kou sudah meninggal, hal itu disebut tanda Lazarus. Bahkan beberapa ada yang menyebabkan pasien terlihat tersenyum tapi semua itu sebenarnya hanya refleks gerakan tulang belakang.
Dokter mengatakan bahwa sejauh ini kondisi Kou masih tetap sama. Ibu merasa sedih melihat putranya yang terbaring lemah tanpa daya. Ibu memegang tangan putranya saat dokter meminta maaf karena tak bisa membantu Kou. Ibu memutuskan untuk menarik persetujuan donor organ putranya. Ibu minta maaf tapi ibu bersikeras melihat putranya menangis dan dia menolak mendonorkan jantung putranya. Dokter tampak kecewa tapi dia tak bisa memaksa.
Ayah ibu Takuma tampak kecewa saat dokter mengabarkan bahwa pihak keluarga pendonor membatalkan persetujuan donornya. Ayah bertanya apakah hal itu diperbolehkan? Dokter mengiyakan, untuk melakukan transplantasi dibutuhkan persetujuan dari pihak pendonor dan keluarganya. Jika keluarganya menolak maka operasinya tidak bisa dilakukan.
Ayah tak bisa menahan diri dan bertanya mengapa mereka membatalkan persetujuannya di saat semuanya sudah dipersiapkan. Dokter minta maaf tapi ayah masih marah dan ibu hanya bisa menangis. Takuma menyela kemarahan ayahnya dengan mengatakan bahwa dirinya akan bertahan. Takuma mengajak Mayu kembali karena dia ingin sekolah lagi.
Di dalam bis, Takuma dan Mayu duduk bersisian tapi mereka hanya diam seolah tenggelam dengan pikirannya sendiri. Mayu memperingatkan Takuma agar tak menyerah dan tak memikirkan kematian karena dia tak akan membiarkannya. Takuma malah tersenyum dan mengatakan kalau mendengar kata-kata itu membuat rasa sakitnya pergi. Mayu tersenyum dan menyombongkan diri bahwa dirinya adalah obat yang paling ampuh bagi Takuma. Mereka tertawa bersama.
Malamnya kondisi Takuma drop. Mayu berlari sekuat tenaga dan mengantar Takuma ke rumah sakit dengan ambulans. Dokter berusaha sekuat tenaga agar Takuma bisa sadar kembali. Mayu dan kedua orangtua Takuma menunggu dengan gelisah. Dokter keluar dan meminta ayah ibu untuk menjenguk Takuma mungkin untuk yang terakhir kalinya.
Mayu memutuskan berlari menuju kamar Kou. Dia menangis memohon pada ibu dan kakeknya Kou agar mereka bersedia memberikan jantung Kou untuk Takuma. Mayu menyadari kalau dirinya egois tapi dia tak bisa melihat kondisi Takuma yang kini kritis. Dokter mengejar Mayu dan dia merasa tak enak melihat tingkah putrinya dan berusaha mengajaknya pergi tapi Mayu tak mau.
Kakek Kou mendekati Mayu dan berusaha menenangkannya. Kakek tahu kesedihan Mayu tapi Mayu juga harus tahu bahwa Kou sempat meneteskan airmata dan jarinya juga sempat bergerak. Dokter mengatakan bahwa hal itu hanya refleks saja tapi bagi mereka itu adalah harapan. Bisa saja terjadi keajaiban atau obat baru telah ditemukan dan mungkin saja besok pagi Kou akan sadar.
Keluarga tidak ingin menghancurkan harapan Kou dengan berbuat egois dan memutuskan sesuatu tanpa persetujuan Kou. Kakek memohon agar Mayu bisa mengerti keadaan mereka. Ibunya Kou mendekat dan bertanya tentang Takuma. Mayu mengatakan kalau Takuma itu adalah tunangannya. Ibu minta maaf karena tak bisa membantu Mayu dan Takuma.
Narasi Takuma : Dia bertanya pada dewa dari daun semanggi tentang apa artinya hidup. Takuma tahu bahwa Mayu pasti menangis. Dia mohon agar diberi waktu sedikit lebih lama lagi.
Ayah dan ibu yang sedang menunggu adanya keajaiban menjadi kaget saat merasakan jari Takuma bergerak. Mereka sontak berdiri dan melihat kedua mata Takuma yang perlahan terbuka kembali, Takuma telah sadar!
Mayu berjalan gontai menuju kamar Takuma dan dia panik melihat tempat tidur yang berantakan dan kosong. Tiba-tiba Takuma muncul dari dalam toilet dan meminta waktu agar bisa bersiap-siap. Mayu heran saat Takuma mengatakan ini kesempatan terakhir mereka karena ayah ibunya sedang pergi mencari dokter untuk mengabarkan bahwa dirinya telah sadar.
Setelah mengenakan jaketnya, Takuma mengajak Mayu pergi tapi Mayu masih bingung dan Takuma ingin mengajaknya bulan madu. Mayu mengejar Takuma dan mengajaknya kembali tapi Takuma malah mengatakan kalau sepertinya langit hari ini cerah. Mayu merasa kalau apa yang mereka lakukan tidak benar, dia ingin Takuma kembali agar bisa diperiksa.
Takuma menolak karena dia merasa hari ini dirinya lebih kuat dari sebelumnya. Dia ingin Mayu tutup mulut dan menikmati bulan madu mereka. Mayu protes karena mereka belum menikah mana bisa pergi bulan madu? Takuma tak perduli soal itu, hari ini dia akan menuruti kemanapun Mayu ingin pergi. Mayu terpaksa mengikuti Takuma.
Mereka pergi ke taman bermain. Awalnya mereka naik perahu luncur dan Mayu masih khawatir tentang kondisi Takuma tapi Takuma memastikan bahwa dirinya lebih baik bahkan lebih baik dari sebelumnya. Takuma mengajak Mayu naik kereta luncur semula Mayu enggan tapi akhirnya mereka menikmati perjalanan naik kereta luncur.
Mereka menikmati waktu seharian di taman bermain, melihat pertunjukan lumba-lumba hingga makan siang bersama. Bermain air dan pasir di pantai. Takuma membuat Mayu terpesona saat mereka berhimpitan di dalam kereta. Takuma melindunginya dari desakan penumpang lain dan Mayu malah mendekatkan dirinya pada Takuma.
Mereka menikmati senja di bukit yang indah. Mayu senang dengan pengalamannya hari ini dan dia ingin suatu saat bisa terulang lagi. Takuma hanya diam saat Mayu bersandar manja padanya. Takuma bertanya apakah hari ini Mayu senang dan Mayu mengangguk. Takuma mengulang bahwa mereka selalu bersenang-senang.
Mayu heran dan menatap Takuma saat Takuma minta maaf karena tak bisa menepati janjinya pada Mayu. Takuma mengatakan kalau dewa dari daun semanggi telah memberinya waktu sedikit lebih lama. Takuma mengajak Mayu kembali sambil menyerahkan kertas doanya pada Mayu. Mayu hanya diam saat Takuma kembali mengajaknya pulang.
Saat di rumah sakit, ibu tak bisa menahan diri dan menampar Mayu. Ibu marah karena Mayu bukannya menolong Takuma tapi malah membahayakan nyawa putranya dengan mengajaknya pergi seharian tanpa sepengetahuan dokter. Ayah mencoba menenangkan istrinya dan mengajaknya masuk untuk melihat kondisi putra mereka.
Dokter keluar dan memanggil Mayu. Mayu bisa mengerti saat melihat kesedihan orangtua Takuma, dia tahu kalau kini Takuma telah meninggalkannya. Mayu bergegas pergi ke teras atas. Saat meraba saku jaketnya, Mayu menemukan kertas doa milik Takuma. Mayu membuka kertas itu dan membaca isinya.
Ternyata Takuma kecil sudah menulis surat wasiat yang selalu dibawanya kemanapun dia pergi dan dianggapnya sebagai jimat. Takuma menulis doa untuk semua orang yang dicintainya, Takuma memohon agar merelakan kepergiannya dengan senang hati. Mayu tersenyum miris setelah membaca tulisan Takuma kecil. Mayu tak kuasa menahan tangis karena kini Takuma telah pergi meninggalkannya.
Mayu pergi ke rumah Takuma dan dia melihat ke dalam kamar Takuma yang masih menyimpan jejak cinta dan keinginannya. Ada teropong dan juga foto kenangan mereka berdua yang banyak bertebaran di sana.
Ayah Takuma menyerahkan guci abu milik Takuma pada Mayu. Mayu berterimakasih karena mereka mempercayakan hal itu padanya. Ayah beralasan bahwa pasti Takuma lebih bahagia bila Mayu yang melakukannya karena itu yang selalu diinginkan oleh Takuma.
Mayu pamit tapi ibu memanggilnya. Ibu ingin mengatakan terima kasih atas semua hal yang dilakukan Mayu untuk Takuma. Ibu berterimakasih karena Mayu menyayangi putranya dengan setulus hati. Mayu tak mengatakan apapun, dia hanya tersenyum bahagia karena ibu tak menyalahkannya.
Dokter menunggu di taman gereja saat Mayu yang mengenakan gaun pengantin dan membawa guci abu Takuma berdoa. Mayu tak menyesal dengan apa yang telah terjadi, hidup memang selalu diwarnai dengan kesedihan tapi Mayu tak perduli dengan hal itu. Mayu yakin bila kelak mereka bertemu kembali, dia pasti akan jatuh cinta lagi pada Takuma.
Ingatan Mayu kembali ke masa mereka pertama kali bertemu, saat itu mereka masih 8 tahun. Mayu kecil mengintip dari balik pohon saat melihat Takuma kecil sedang membawa mainannya dan ingin duduk di bangku. Mayu menegur Takuma yang duduk di bangku, Takuma kaget dan berdiri sambil melihat piyamanya yang kotor.
Takuma agak kesal dan ingin melapor pada kepala perawat tapi Mayu malah menawarinya untuk melakukan hal yang sama sambil menyodorkan krayon miliknya. Mayu mengajarinya mencoreti bangku dan Mayu langsung duduk diatasnya. Takuma kaget dengan tingkah Mayu. Mayu mengatakan kalau sekarang mereka impas dan minta maaf.
Takuma membalas kalau dirinya sejak awal tidak pernah marah pada Mayu. Mayu heran, dia telah menjahilinya tapi Takuma tidak marah padanya. Takuma mengaku kalau dirinya juga tak mengerti. Mayu tersenyum dan mengajaknya berkenalan, Takuma menyambutnya dengan ramah.
Narasi Mayu : dirinya tak pernah menyesali apapun. Tak perduli berapa kali mereka bertemu lagi, dia yakin pasti akan jatuh cinta kembali pada Takuma. Bersama Takuma, Mayu selalu merasakan kebahagiaan dan kesenangan.
Cinta memang egois, Mayu tak bisa hanya melihat kekasihnya meninggal tanpa berbuat sesuatu untuk menolongnya. Mayu bergegas menuju kamar Kou, dia menangis dan meminta agar kakek dan ibunya Kou memberikan jantung Kou untuk Takuma. Lha, bukankah itu sangat egois? Aku pasti akan melakukan hal yang sama bila ada di posisi Mayu. Tak perduli orang lain menderita asal orang yang dicintai bisa terus hidup.
Aku sangat terkesan saat mendengar penjelasan kakek Kou pada Mayu. Masalah donor organ tak hanya bisa dengan mengatakan "iya" saja. Mungkin awalnya mereka setuju saat mendengar penjelasan dokter bahwa keadaan Kou koma tapi ternyata Kou menunjukkan sinyal bahwa dirinya masih ingin hidup, contohnya dengan meneteskan airmata dan menggerakkan jarinya. Jelas saja pihak keluarga menarik kembali persetujuan donor karena mereka berharap Kou mendapat kesempatan untuk sadar (walaupun mungkin butuh waktu lama).
Secara tidak langsung keluarga Kou memberi harapan pada Takuma tapi pada akhirnya menarik harapan itu karena mereka sendiri juga berharap terjadi keajaiban pada Kou. Cinta memang egois dan tak perduli pada apapun, yang penting adalah kesembuhan orang yang dicintai.
Hikmah yang bisa diambil dari film ini :
Menjadi hidup itu sangat mahal tapi indah. Takuma bisa dikatakan memiliki kehidupan yang nyaman tapi satu hal yang kurang, harapan hidupnya terbatas. Dia memiliki orangtua yang sangat menyayanginya juga kekasih yang sangat mencintainya tapi mereka tak bisa memberikan sesuatu yang sangat dibutuhkan Takuma yaitu waktu.
Takuma bukan tipe orang yang serakah, sejak kecil dia sudah tahu bahwa waktunya memiliki batas. Memang semua orang memiliki waktu yang terbatas karena semua pasti akan meninggal, bedanya bila orang lain tak tahu batas waktunya maka Takuma tahu bahwa usianya tak akan lebih dari 20 tahun.
Takuma mengisi hidupnya dengan membuat banyak kenangan terutama bersama Mayu, kekasihnya sejak masih kecil. Saat waktunya telah tiba, Takuma tak menyesali jalan hidupnya begitu pula dengan Mayu, dia tak menyesal karena Takuma tak bisa menepati janjinya. Mayu bahkan tak ragu untuk jatuh cinta lagi pada Takuma bila waktu bisa diulang kembali.
Jadi menurutku, waktu memang penting tapi apa gunanya memiliki waktu yang panjang tapi tak bisa mengisinya dengan hal-hal yang berguna dan menyenangkan? Sia-sia saja rasanya. Memang sih, kalau bisa memiliki waktu yang banyak dan mengisinya dengan banyak hal yang indah tapi hidup kan pilihan, yang penting adalah cinta karena cinta bisa mengubah kesedihan menjadi kebahagiaan.
Komentarku :
Aku suka sekali dengan film ini, ceritanya tidak membosankan dan terkesan manis ala cinta remaja yang masih polos tapi ketulusan cinta Takuma dan Mayu tak diragukan lagi. Sayangnya Takuma akhirnya meninggal. Awalnya, kupikir Takuma bisa sehat kembali karena mendapat donor organ dari Kou. Ternyata Kou sendiri juga ingin berjuang untuk tetap hidup.
Takuma dan Mayu memiliki sifat dan kepribadian yang berbeda tapi mereka bisa menyatu dan saling melengkapi. Takuma kecil yang pendiam, pemalu dan minder karena harus keluar masuk rumah sakit bertemu dengan Mayu kecil yang ceria, ceplas ceplos dan suka menjahilinya. Sejak bertemu mereka langsung akrab dan Mayu menangis saat tak sengaja menguping pembicaraan ayahnya dengan orangtua Takuma. Mayu bahkan berusaha mencari daun semanggi agar bisa membuat permohonan untuk kesembuhan Takuma.
Jujur aku sangat menikmati film ini, kisah cinta Takuma dan Mayu mengalir seperti kisah remaja pada umumnya. Ada rasa cemburu, kesal, benci tapi cinta mengalahkan semuanya. Kurasa sikap manja Mayu yang terus menempel pada Takuma bukan hanya karena cinta tapi juga adanya rasa ingin melindungi. Mayu sadar kalau Takuma bukan cowok biasa makanya dia ingin melindunginya agar dia bisa membantu bila dibutuhkan. Sayangnya sikap manja Mayu membuat Takuma gerah makanya dia berniat pindah sekolah asrama tapi ternyata Mayu masih terus mengejarnya.
Oya, aku suka dengan karakter Kou yang ceria, gaul dan ramah pada setiap gadis makanya tak salah bila banyak yang merasa kehilangan saat Kou koma. Kupikir Kou tak serius menyukai Mayu, mungkin dia hanya penasaran dan ingin menguji kekuatan cinta Mayu dan Takuma.
Cuman satu yang tak aku suka dari film ini, mengapa Takuma harus meninggal??? Maunya sih, Takuma mendapat donor dari orang lain dan Kou juga bisa sembuh sehingga mereka bisa bersahabat dan pergi sekolah bersama. Hehehe...itu hanya keinginanku saja sih. Aku agak sesak bila nonton film yang sad ending tapi yah, hidup kan emang tak seindah drama. Ada suka pasti ada duka, ada kesedihan pasti ada kebahagiaan biar seimbang.
Begitulah komentarku tentang film ini. Terima kasih sudah mampir dan membaca review film ini.
Baru nonton film ny.
Mau nambahin Pas di adegan lompat pagar .si kou bilang bahwa ingin berteman dgn takuma... Dan dia menunggu jawaban takuma...sebelum akhirnya malah takuma meninggal.