Wednesday, March 6, 2019

Koizora ~Film Jepang~

Koizora (恋空 Koizora, artinya: Sky of Love) adalah film Jepang tahun 2007 bergenre drama romantis, yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama. Film ini sangat sukses hingga akhirnya pada tahun 2008 diadaptasi kembali menjadi drama seri dengan 6 episode, dibintangi oleh Koji Seto dan Elena Mizusawa.


Para pemain :

Yui Aragaki sebagai Mika Tahara 
Haruma Miura sebagai Hiroki Sakurai 
Keisuke Koide sebagai Yu Fukuhara 
Asami Usuda sebagai Saki, mantan pacarnya Hiro 
Karina sebagai Minako Sakurai, kakaknya Hiro
Aoi Nakamura sebagai Nozomu, sahabat Hiro 
Haru sebagai Aya, sahabat Mika 
Ryuji Yamamoto sebagai Hirokazu Sakurai, ayahnya Hiro
Yumi Asou sebagai Akemi Sakurai, ibunya Hiro
George Takahashi sebagai Katsuji Tahara, ayahnya Mika
Yuko Asano sebagai Yasue Tahara, ibunya Mika

Sinopsis lengkap :

Film ini diawali dengan seorang wanita muda bernama Mika yang berdiri di stasiun sambil menelepon dan mengatakan akan libur 3 hari makanya dia pulang. Kini Mika duduk dalam kereta, sepertinya sedang mengenang seseorang yang penting dalam hidupnya sambil membuat burung dari kertas. Mika bersyukur bisa bertemu dan mengenal pria itu karena bersamanya, Mika bisa merasakan suka dukanya kehidupan remaja yang tak terlupakan. Kemudian Mika mengenang kembali peristiwa 7 tahun yang lalu saat dirinya masih sekolah.

Mika remaja sedang berada di toilet, dia sengaja bercermin untuk menggunakan lipgloss dibibirnya sebelum kembali ke kelas. Kedua sahabatnya sudah menunggu untuk makan siang bersama. Salah satu sahabatnya yang berkacamata menyindir bahwa Mika menggunakan lipgloss pasti sedang menyukai seseorang tapi Mika mengelak. Sahabat lain yang bernama Aya mengaku kalau dirinya sudah punya idaman hati yaitu Nozomu. Aya tak perduli saat si kacamata meledek Nozomu yang seperti anak nakal karena mengenakan anting.  

Mika dan si kacamata terpaksa menemani Aya yang ingin melihat Nozomu di kelasnya. Mika tak enak dan mengajak Aya pergi, mereka terpaksa pergi tapi Aya langsung tersenyum senang melihat Nozomu muncul bersama temannya. Mika agak ngeri melihat penampilan Nozomu, begitu pula dengan si kacamata yang memilih berdiri di belakang mereka. Mika hanya menggeleng saat Nozomu langsung menghampiri dan mengenalkan diri, dia bertanya apakah Mika mengenalnya? Nozomu tak marah dan dia malah langsung mengajak bertukar nomor handphone.

Mika agak bingung tapi Aya langsung maju dan mengatakan kalau dirinya ingin bertukar nomor dengan Nozomu. Mika mundur perlahan dan berniat menjauh tapi dia malah menabrak teman Nozomu, cowok berambut putih bernama Hiro. Mika kaget mendapat tatapan tajam dari Hiro, dia segera minta maaf dan langsung berlari menjauh tanpa menyadari bahwa Hiro terus melihat kearahnya. Mika bersembunyi di balik dinding sambil mengatur nafas.

Aya muncul tapi wajahnya masam karena nozomu tetap ingin mendapatkan nomor Mika walaupun dirinya sudah memberi nomornya. Mika tampaknya tak suka Aya memberikan nomornya pada orang yang tak disukainya. Aya minta agar Mika tak merebut Nozomu darinya, Mika berjanji tak akan melakukannya walaupun diberi uang sekalipun. Aya kembali ceria karena dia tahu Mika tak akan pernah bohong padanya.

Keesokan harinya, Mika mengepang rambutnya menjadi dua. Dia berjalan ke sekolah dan bertemu dengan Aya. Dia heran melihat Aya yang berdandan lebih menor dari biasanya. Aya mengaku kalau dirinya menghabiskan 2 jam untuk dandan, dia mengeluh karena memakai bulu mata palsu itu ternyata sulit. Mika agak heran setelah tahu alasan Aya dandan karena dia belum menyerah untuk mendapatkan Nozomu. 

Mika mengkritik setelah melihat salah satu bulu mata palsunya miring. Aya taka percaya dan minta Mika untuk membantunya tapi Mika malah melepaskan karena dia penasaran dengan bulu mata palsu itu. Jadilah mereka saling berkejaran untuk mendapatkannya. Pada saat itu Hiro muncul dengan mengendarai sepedanya dengan santai melewati mereka berdua.

Hari itu Mika kebingungan, ponselnya hilang saat jam istirahat. Mika mencari di kelas dan mengaduk-aduk isi tasnya tapi tak ada. Aya membantu untuk menelepon sehingga mereka bisa mendengar suaranya tapi sepertinya ponsel Mika tak ada di kelas. Mika menduga bahwa mungkin saja ponselnya tertinggal di perpustakaan, tanpa pikir panjang dia langsung berlari menuju kesana.

Sesampainya di perpustakaan yang sepi, Mika mencoba mencari ponselnya tapi tetap tak ketemu. Samar-samar dia mendengar nada dering ponselnya dan Mika mulai mencari asal suaranya. Mika lega menemukan ponselnya terselip diantara buku yang ada di rak. Mika mengira Aya yang membantunya dengan terus menelepon ponselnya tapi saat dia menerimanya ternyata bukan Aya melainkan seorang cowok yaitu Hiro.

Mika mengecek isi ponselnya dan dia agak kesal karena semua nomor kontak di ponselnya telah dihapus. Mika kembali menelepon Hiro, dia marah karena Hiro telah lancang menghapus semua nomor kontaknya. Hiro heran karena Mika marah hanya gara-gara nomor kontak, bila mereka memang ingin ngobrol maka mereka yang akan menelepon Mika duluan. 

Saat makan malam, Mika mendapat sms dari Aya yang bertanya apakah ponsel Mika sudah ketemu dan Mika langsung membalasnya. Mika kembali melanjutkan makannya dan sempat berebut dengan kakaknya. Ibu iri melihat mereka berdua yang masih senang berebut seperti anak kecil. Kakak Mika ingin mereka pergi berlibur tapi ayah menolak karena ada banyak pekerjaan yang tak bisa ditunda. Mereka agak kecewa tapi bisa mengerti.

Malamnya, saat Mika sudah hampir terlelap, ponselnya berbunyi dan ternyata dari Hiro. Mika agak kesal karena tidurnya terganggu tapi tak mau mengaku kalau dirinya mengantuk. Tanpa pikir panjang Mika langsung menutup teleponnya tapi sejak saat itu, Hiro tak menyerah untuk terus menelepon Mika. Awalnya reaksi Mika sangat ketus dan judes tapi lama-lama dia jadi terbuka dan saling bertukar cerita tentang apapun terutama hal yang berkaitan dengan sekolah. Mika tak keberatan walaupun Hiro masih merahasiakan namanya.

Suatu saat, Mika kembali mengeluh karena merasa tak adil, Hiro tak mau menyebutkan namanya dan Hiro selalu bilang "Itu rahasia!". Ibu sempat mengingatkan Mika agar tak tidur terlalu malam dan Mika pura-pura tidur tapi saat Hiro ingin menyudahi Mika menolaknya karena masih penasaran dengan Hiro. Mika ingin mereka bertemu di tahun ajaran baru tapi dia mengelak saat Hiro bertanya apakah Mika ingin bertemu dengannya, Mika beralasan bahwa dia ingin tahu wujud cowok yang selama ini selalu ngobrol dengannya. 

Akhirnya mereka ngobrol hingga pagi. Mika kaget saat Hiro menginginkan dirinya melihat ke arah langit. Mika baru sadar kalau sudah pagi saat menengok ke arah jendela. Mika takjub melihat jejak asap di langit dan Hiro juga melihatnya. Dia minta Mika untuk memotretnya sebagai kenangan pagi mereka bersama. Mika menutup telepon dan memotretnya, saat itulah Mika baru merasakan pegal dan mengantuk.

Mika agak kecewa, perayaan ulangtahunnya tak berjalan lancar. Ayah dan ibunya sedang berdebat tentang suatu hal. Hiro bisa merasakan hal itu saat dia menelepon Mika, dia berusaha menghiburnya dengan menyanyikan lagu selamat ulangtahun. Mika agak terhibur dan tertawa senang. Mika tak bisa berkata apapun saat Hiro memintanya untuk datang ke kolam renang besok karena dia ingin merayakannya walau terlambat.

Aya membantu Mika untuk berdandan sebelum bertemu Hiro. Mika mengaku kalau dirinya agak takut dan gugup, dia takut harapannya tak sesuai dengan kenyataan. Aya mencoba menyemangati sahabatnya dengan mengatakan walaupun ragu dan takut tapi sebenarnya Mika ingin sekali bertemu dengan cowok itu kan? Mika menguatkan hati dan pergi menuju kolam renang.

Mika mengedarkan pandangan tapi dia tak melihat siapapun, Mika berjalan dan menunggu sambil melihat pemandangan. Dari belakangnya muncul cowok berambut pirang, dialah Hiro. Mika agak kaget melihatnya dan berniat kabur tapi Hiro memanggilnya. Hiro menghampiri dan menyindir Mika yang menggunakan make up sambil berusaha menghapusnya.

Hiro menyodorkan bunga dan memperkenalkan diri. Mika tak percaya dengan apa yang terjadi. Hiro mengeluarkan ponsel dan menunjukkan foto jejak asap yang mereka buat bersama. Mika kelihatan sangat shock setelah menyadari bahwa cowok yang selama ini menemani hari-harinya lewat suara di telepon adalah Hiro. Mika berlari tanpa perduli dengan Hiro.

Mika kembali ke kelas saat jam pelajaran sudah di mulai. Aya penasaran dan Mika hanya menjawab kalau ternyata cowok itu berambut putih yang menakutkan. Aya menebak kalau cowok itu adalah temannya Nozomu dan Mika mengiyakan, nama cowok itu adalah Hiro. Si kacamata menimpali bahwa dia mendengar gosip bahwa Hiro itu sudah punya pacar tapi dari sekolah lain.

Saat pulang sekolah, Mika tak sengaja melihat Hiro berlari sambil membawa sesuatu. Mika ingin tahu dan dia melihat Hiro sedang memupuk tanaman. Hiro senang melihat Mika dan Mika tanpa ragu bertanya apakah Hiro sudah punya pacar. Hiro mengaku kalau dulu dia memang punya tapi sekarang tidak. Mika senang mendengarnya. Hatinya kian berbunga saat Hiro memberinya hadiah berupa pelangi yang dibuatnya dari pantulan air.

Kini Mika seolah sudah tersihir dengan pesona Hiro, Mika bahkan tak segan berbohong pada guru saat jam pelajaran dengan alasan sakit padahal Hiro memintanya untuk datang ke perpustakaan. Aya dan si kacamata tahu pasti bahwa Mika berbohong agar bisa bertemu dengan hiro. Mika pura-pura sakit tapi setelah keluar kelas, dia segera berlari menuju perpustakaan.

Mika mencari dan akhirnya menemukan Hiro di perpustakaan. Hiro menyarankan agar hari ini mereka membolos saja. Mika menurut saja ketika Hiro mengajaknya pulang dengan naik sepedanya. Setibanya di rumah, mereka bertemu kakaknya Hiro yang bernama Minako. Minako langsung pergi setelah menyapa Mika.

Mika merasa tak nyaman, mereka hanya berdua saja di rumah. Hiro memberi minum dan mengajak Mika berfoto bersama. Semula Mika agak tegang saat Hiro menciumnya dan Hiro menebak kalau ini pengalaman pertama Mika tapi gadis itu menggeleng. Hiro berjanji akan memperlakukan Mika dengan lembut, hal itu membuat Mika menyerah. Mika menghalau rasa takutnya untuk mencoba merasakan pengalaman cinta pertamanya bersama Hiro.

Mika terbangun dan merapikan diri, dia bahagia tapi hanya sejenak. Dia merasa sedih saat Hiro salah menyebut namanya dengan nama gadis lain yaitu Saki. Mika pulang tanpa berpamitan pada Hiro. Di perjalanan, Hiro sms untuk minta maaf karena tak bisa mengantar pulang dengan alasan dirinya tertidur. Mika ingin membalas dengan bertanya tentang Saki tapi dia mengurungkan niatnya. Mika hanya bertanya apakah dirinya bisa mempercayai Hiro? Hiro meyakinkannya dan Mika tersenyum puas.

Suatu hari Mika janjian dengan Hiro tapi dirinya datang terlalu cepat sehingga memutuskan untuk menunggu sambil berdandan. Tiba-tiba mobil van hitam berhenti dan dua orang pria menculiknya. Mika berteriak histeris dan mobil itu akhirnya berhenti. Mika berlari sekuat tenaga dan 3 pria itu mengejarnya. Mereka mengerjai Mika dan memotretnya, setelah itu Mika ditinggal begitu saja.

Saat hari telah gelap Mika berjalan pulang tapi dia langsung bersembunyi ketika mendengar teriakan Hiro. Hiro memanggil namanya sambil mencoba meneleponnya. Akhirnya mereka bertemu tapi Mika menolak mendekat sambil minta maaf karena merasa dirinya kotor. Hiro menenangkannya dan berjanji akan membalas dendam karena sepertinya Hiro tahu siapa dalang penculikan Mika.

Hiro membawa Mika pulang ke rumahnya sedangkan dirinya pergi ke suatu tempat. Hiro bertemu dengan ketiga pria itu dan menghajarnya hingga babak belur. Mereka mengaku kalau mereka melakukan itu atas perintah seorang gadis yang bernama Saki sambil menunjukkan bukti rekaman yang sudah mereka buat. Hiro menghancurkan bukti rekaman itu. 

Minako menyarankan Mika pergi ke rumah sakit untuk periksa, Minako berjanji akan menemani bila dibutuhkan. Minako memeluk Mika dengan sayang seperti memeluk adiknya sendiri dan mengatakan bahwa Mika tak perlu takut karena ada Hiro yang akan membantunya. 

Tiba-tiba terdengar suara gaduh, ternyata Hiro datang bersama Saki. Hiro mengatakan bahwa Saki adalah dalang penculikan dan dia menunggu perintah Mika untuk menghukum Saki tapi Mika malah takut. Minako maju sambil membawa gunting, dia memutuskan memotong rambut Saki tanpa ampun. Minako menghentikan tindakannya saat mendengar jeritan tertahan dari Mika yang ditenangkan oleh Hiro.

Hiro mengantar Mika pulang dan beralasan bahwa mereka jatuh dari sepeda makanya Mika agak lecet. Ibu kaget sekaligus senang melihat putrinya pulang, ibu langsung mengajak Mika masuk rumah sedangkan ayah, tanpa banyak kata langsung menutup pintu tanpa perduli pada Hiro.

Mika pamit pada Hiro bahwa hari ini dia tak masuk sekolah. Mika akan periksa ke rumah sakit ditemani ibunya. Mika menunggu sementara ibu masih ngobrol dengan dokter. Ibu muncul dan memastikan bahwa kondisi Mika aman, Mika tidak hamil sehingga Mika tak perlu malu untuk kembali sekolah.

Mika sedang memandangi seragamnya saat ponselnya berbunyi. Hiro meneleponnya dan Mika meyakinkan bahwa hari ini dia akan sekolah. Hiro minta agar Mika membuka jendela kamarnya dan ternyata Hiro datang untuk menjemputnya. Mereka akhirnya berangkat sekolah bersama. 

Mika dan Hiro sedang duduk sambil memandangi sungai, Hiro mengaku kalau ini adalah tempat favoritnya. Hiro menceritakan sedikit masa kecilnya dan dia bila dirinya merasa lemah maka dia akan kemari. Mika membenarkan dugaannya bahwa baginya Hiro itu seperti sungai yang terus mengalir ke depan. Hiro mencondongkan tubuhnya dan ingin mencium tapi Mika menolak sambil minta maaf. Ada raut kecewa di wajah Hiro tapi dia langsung mengalihkan pembicaraan.

Hiro merebahkan diri di atas rumput, dia ingin menjadi langit daripada menjadi sungai. Langit yang luas akan dengan mudah bisa menemukan keberadaan Mika. Dia bisa dengan mudah membantu Mika bila mengalami kesulitan. Mika memberanikan diri untuk berbaring di sisi Hiro sambil memandang ke arah langit. Hiro meraba tangan Mika tapi Mika hanya diam tak membalas.


Suatu hari Mika mendapat sms dari nomor yang tak dikenal yang isinya adalah Mika tak pantas untuk Hiro. Sms itu membuat Mika kaget dan takut. Hari selanjutnya, teror itu kembali muncul berupa tulisan di papan tulis yang ada di semua kelas. Hiro tampak sangat marah dan berusaha menghapus semuanya, dia bahkan mengancam akan membalas dendam pada siapapun yang berani menganggu Mika. 


Hiro mengajak Mika ke perpustakaan. Mika sangat berterimakasih karena Hiro ada untuk membantunya. Mika mencairkan suasana dengan membersihkan lengan baju Hiro yang terkena noda kapur tulis. Mika menegaskan kalau dia tak akan takut lagi dengan apapun dan mencium Hiro. Hiro terharu dan balas memeluk Mika dengan hangat. Mika tidak keberatan saat Hiro kembali mengajaknya berhubungan intim.


Bulan terus berganti dan kini sudah menginjak bulan Desember, keceriaan Natal mulai terasa tapi Mika justru mengalami hal yang belum saatnya dia alami. Mika sedang makan bersama kakaknya ketika ada sms teror masuk yang isinya kata "putus" sebanyak-banyaknya. Mika tak terlalu menanggapinya tapi kemudian dia malah merasa mual, ayah dan ibunya kaget begitu pula dengan kakaknya. Mika mengaku kalau dirinya tak apa tapi ibu menyarankan agar besok mereka pergi ke rumah sakit, ayah juga ingin ikut.


Ayah menunggu dengan gelisah saat Mika dan ibunya berada dalam ruang dokter. Hiro datang dan heran melihat Mika mengajaknya bertemu, dia meyakinkan bahwa bila Mika ingin putus maka Hiro tak mau dengar. Mika gugup dan memilih minum sebelum mengaku kalau dirinya sedang hamil dan itu adalah anak Hiro. Hiro kaget dan langsung berlari keluar tanpa mengatakan apapun.


Mika tetap menunggu dan akhirnya menyerah, dia memilih pulang karena kecewa dengan reaksi Hiro yang kabur begitu saja. Hiro muncul dan dengan nafas yang masih terengah, dia memberi selamat sambil menyodorkan hadiah. Mika kaget mendengar janji Hiro yang akan membuatnya bahagia. Mereka bahkan membeli cincin pasangan, seolah ingin meresmikan hubungan mereka dan saling berjanji untuk membesarkan anak bersama.


Hiro mengajak Mika untuk menemui kedua orangtua dan kakaknya. Ibu bertanya apa rencana Hiro untuk membesarkan anaknya? Hiro mengaku kalau ingin berhenti sekolah dan bekerja agar bisa menghidupi Mika dan calon anak mereka. Ayah bertanya apakah Hiro bisa membahagiakan Mika? Hiro yakin dirinya mampu melakukannya. Ayah akhirnya menyetujui hubungan mereka. Hiro dan Mika senang, ibunya Hiro bahkan memberinya syal saat mereka pamit.


Hiro kini telah mengganti warna rambutnya menjadi hitam. Dia menghadap orangtua Mika untuk meminta restu. Ayah dan ibu Mika tampak masih shock mendapati kenyataan bahwa putrinya hamil sebelum lulus sekolah. Ibu berusaha menasihati Mika bahwa menjadi ibu itu sangat sulit tapi Mika berusaha meyakinkan ibunya bahwa dirinya pasti bisa.


Hiro bersikeras tak akan pergi sebelum mendapat restu dari ayahnya Mika. Ayah mengaku kalau semuanya terlalu mendadak, ayah ingin agar Hiro bisa memahami perasaannya. Mika berbaring di kamarnya saat mendengar suara Hiro, dia terpaksa pulang sebelum mendapat restu tapi dia bertekad tak akan menyerah sampai orangtua Mika setuju. Mika memanggilnya dari jendela. Hiro senang karena Mika tetap menyemangati dan menghiburnya. 


Sepulang sekolah, Aya dan Nozomu berniat mengajak Mika untuk menikmati malam Natal bersama tapi Mika menolak dengan alasan ini malam Natal terakhirnya bersama Hiro. Baik Aya maupun Nozomu tak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Mika.


Mika agak kaget saat Saki dan beberapa temannya muncul dan menghadang langkahnya. Saki masih tak terima Hiro berpacaran dengan Mika, apalagi sekarang dia mendengar kabar bahwa Hiro akan berhenti sekolah. Saki menyalahkan Mika, dia bahkan mendorong Mika hingga jatuh. Maki tak takut, dia balik menyindir Saki yang suka memakai cara kotor untuk mendapatkan sesuatu. Maki meyakinkan bahwa tak ada yang bisa menghalangi perasaannya pada Hiro.


Hiro dan Mika menikmati malam Natal dengan berjalan-jalan, mereka membayangkan bahwa tahun depan mereka akan jalan-jalan bertiga dengan anak mereka. Mika mengatakan bahwa sekarang mereka juga sudah bertiga. Hiro memberinya hadiah untuk bayi mereka dan Mika tampak senang tapi beberapa saat kemudian Mika mengeluh perutnya sangat sakit.


Di rumah sakit, Mika dikelilingi oleh kakak dan orangtuanya. Mereka terutama ibu sangat khawatir dan cemas melihat keadaannya. Mika terbangun dan heran melihat mereka, Mika bertanya tentang bayinya dan ibu menjawab kalau Mika keguguran. Ibu bertanya apakah Mika pernah jatuh sebelumnya? Mika tak menjawab, dia hanya menangis dan bertanya tentang Hiro. Kakak menjawab kalau Hiro langsung pergi saat mendengar bayinya dalam bahaya.


Mika pulang tapi Hiro datang sambil berlari. Orangtua dan kakaknya memilih pergi duluan agar mereka bisa ngobrol. Hiro menyodorkan jimat doa agar bayinya selamat tapi Mika malah sedih dan mengatakan kalau bayinya sudah hilang. Mika menangis seolah ingin minta maaf karena tak bisa menjaga bayinya. Hiro shock mendengarnya dan dia berusaha menghibur Mika, mereka berdua menangis bersama. Menangisi bayi yang belum sempat melihat dunia.


Mika mengajak Hiro ke taman di dekat sekolah, tempat Hiro menanam bunga. Mika ingin meletakkan hadiah Hiro di dekat bunga. Mika mengatakan kalau bayi mereka adalah perempuan. Mika mengajak Hiro berdoa untuk bayi mereka. Hiro mengusulkan agar mereka datang ke tempat ini setiap tanggal 24 Desember dan Maki setuju.


Tahun ajaran baru telah di mulai tapi akhir-akhir ini Hiro jarang sekali masuk sekolah. Maki datang ke kelasnya tapi Hiro tak ada. Maki mencoba berkunjung ke rumahnya tapi menurut Minako, Maki harus memberi Hiro waktu karena masih sedih dengan kejadian itu. Maki memaksakan tersenyum walaupun agak kecewa dengan sikap Hiro. Minako menasihati adiknya agar tak bersembunyi dalam kamar terus.


Mika sedang belajar saat ponselnya berbunyi, rupanya Aya yang menelepon. Aya bertanya apakah besok Mika akan ke rumah Hiro? Mika tak mengerti dan Aya mendengar kabar bahwa besok rumah Hiro kosong dan dia ingin mengadakan pesta. Mika mengaku kalau dirinya lupa. Aya menawarkan diri untuk mengajak berangkat bersama tapi Mika ingin pergi sendiri.


Mika agak kaget, ternyata pesta yang diinginkan Hiro adalah minum dan mabuk-mabukan. Hiro kini kembali mengecat rambutnya dan mengaku kalau Mika adalah pacarnya. Mika merasa tak nyaman apalagi saat Nozomu yang mabuk mencoba menciumnya dengan paksa. Mika pergi untuk membasuh muka tapi saat dia kembali, dia malah melihat Hiro berciuman dengan gadis lain.


Mika shock dan patah hati, dia pulang sambil berlari kencang tanpa perduli pada apapun. Mika tak tahu bahwa Hiro hanya berpura-pura, Mika tak tahu kalau Hiro melihat kepergiannya dari jendela kamarnya. Mungkin Hiro ingin membuat rencana agar Mika membencinya dan mau putus dengannya.


Mika menemui Hiro di perpustakaan, dengan nada ringan Hiro menyarankan agar mereka putus saja. Mika tak mengerti dan Hiro beralasan bahwa kemarin dia melihat Mika berciuman dengan Nozomu. Mika membalas dengan mengatakan bahwa kemarin Hiro juga mencium gadis lain. Hiro mengaku kalau dia ingin bersama gadis lain. Mika marah dan mencopot cincinnya, dia melemparkan cincin itu ke arah Hiro dan pergi.


Mika tak tenang, saat pelajaran berlangsung dia mengirim sms pada Hiro. Mika ingin mereka bertemu usai sekolah di perpustakaan tapi hingga malam, Hiro tak muncul juga. Mika mencoba menelepon tapi tak aktif. Mika berpesan bahwa dia minta maaf tentang kejadian sebelumnya dan dia akan tetap menunggu Hiro.


Paginya Mika mencoba menelepon Hiro kembali tapi yang menjawab malah Minako. Minako mengatakan bahwa bila Mika memang ditakdirkan bersama Hiro maka apapun yang terjadi mereka pasti akan bisa bersama kelak. Minako langsung menutup teleponnya. Mika tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, apa kesalahannya hingga Hiro menjauhinya.


Mika mengirim sms terakhir pada Hiro. Mika sangat menyukai dan tak ingin putus dengan Hiro. Besok pagi sebelum sekolah, Mika akan menunggu Hiro di tempat favoritnya dan bila Hiro tak datang maka dia akan menyerah. Hiro membaca sms itu, wajahnya terlihat sedih.


Paginya, Mika tampak kecewa karena Hiro tak ada. Mika menunggu dan dia senang melihat Hiro tapi Hiro tak ingin Mika mendekatinya karena mereka tak saling kenal. Hiro tak ingin bertemu dengan Mika lagi dan dia melemparkan sesuatu ke arah Mika. Mika menangkapnya dan ternyata Hiro mengembalikan cincinnya. Hiro berbalik dan mengayuh sepedanya dengan kuat, Mika berusaha mengejarnya tapi Hiro sudah terlalu jauh.


Mika kembali mengenakan cincin pemberian Hiro dan pergi ke perpustakaan, dia mengenang kembali saat pertama berbicara dengan Hiro. Saat ponselnya hilang dan Hiro yang menemukannya. Bagi Mika, Hiro adalah cinta pertamanya dan dia tak tahu bagaimana mengakhiri hubungan mereka. Saat mereka tak sengaja berpapasan dan Hiro pura-pura tak melihatnya, itu hal yang sangat menyakitkan bagi Mika. Mika melepas cincin pemberian Hiro dan menyimpannya bersama barang kenangan yang lain. Mika bertekad tak akan mau jatuh cinta lagi.


Tanggal 24 Desember, Mika datang ke tempat Aya tapi ternyata di sana juga ada pria. Aya mengatakan obatnya putus cinta ya harus cari yang lain. Teman Aya sangat sopan dan dewasa tapi Mika tak dapat menikmati pestanya. Saat melihat salju yang turun, Mika buru-buru pergi tanpa pamit. Kepergian Mika diketahui oleh Yu, pria yang sepertinya menyukai Mika.


Ternyata Mika pergi ke taman untuk memperingati bayinya tapi sepertinya Hiro juga sudah datang terlebih dulu. Mika berusaha mencari Hiro tapi dia malah bertemu dengan Yu. Yu beralasan kalau dirinya khawatir dengan Mika makanya dia berusaha mencari tapi dirinya malah kesasar. Yu menawarkan tumpangan pada Mika.


Yu bisa saja mengatakan kalau semuanya hanya kebetulan tapi Mika yakin bahwa bayinya yang mengatur pertemuannya dengan Yu. Mungkin bayinya ingin agar Mika tak mengatakan sesuatu yang membuat orang lain sedih. Bila Mika merasa kesepian maka dirinya juga akan merasakan hal yang sama. Mika menangis sedih dan Yu membiarkan Mika tenggelam dalam lamunannya. Yu tak ingin mengusik Mika, hanya ingin mengantarkan pulang saja.


Tahun berganti dan kini Aya sedang ngobrol dengan Mika. Aya bertanya tentang rencana masa depan Mika, Mika ingin ikut ujian di universitas Keidai. Aya menyindir bahwa sekarang Mika sudah lengket dengan Yu tapi Mika mengelak dan mengatakan kalau Yu hanya membantunya belajar saja. 


Aya menasihati Mika bahwa sudah saatnya untuk memulai hubungan baru tapi Mika hanya tersenyum. Mika balik bertanya tentang kabar Nozomu, Aya mengatakan kalau Nozomu akan ikut sekolah khusus sama seperti Hiro. Aya merasa tak enak sudah menyebut nama Hiro tapi Mika tak keberatan dan mereka tersenyum bersama.


Mika pergi ke perpustakaan bersama Yu. Yu memujinya karena berhasil menjawab semua soal dengan benar. Yu mengacak rambut Mika dengan lembut dan sayang. Hal itu membuat Mika mengingat kembali kenangannya bersama Hiro, bedanya Hiro mengacak rambutnya dengan gemas dan agak kasar sehingga rambutnya menjadi berantakan. Mika merasa melihat bayangan Hiro tapi sepertinya tak mungkin.


Mika menunggu di tepi pantai sambil melamun. Yu muncul sambil membawa sebuket bunga berwarna putih dan kecil-kecil. Mika kaget dan hanya diam saja saat Yu menyodorkan bunga itu sambil menunduk. Yu agak kecewa karena Mika tak menerimanya. Mika penasaran dan bertanya mengapa Yu tak ingin tahu tentang apa yang terjadi saat malam Natal, mengapa dirinya ada di tempat itu? Yu menjawab kalau dirinya tahu tentang masalah itu.


Yu penasaran dan ingin tahu seperti apa cowok yang disukai Mika. Mika menjawab kalau Hiro itu seperti sungai, gelombang yang membawa semuanya pergi dan tak pernah berhenti mengalir. Pada akhirnya dirinya juga ditinggalkan. Kini Yu bisa mengerti, bila Mika menganggap Hiro seperti sungai maka dirinya ingin menjadi laut bagi Mika.


Tak perduli berapa kali tapi dia pasti akan kembali. Tak akan pernah meninggalkan Mika sendiri. Yu ingin menjadi laut, jadi Mika bisa tetap menyimpan perasaan sedihnya dan datang padanya. Mika penasaran dan bertanya mengapa Yu memilihnya. Yu agak malu dan mengatakan kalau Mika itu seperti adik kecilnya. Mika protes karena dirinya bukan anak kecil. Yu mengaku kalau dirinya punya adik perempuan dan usianya 5 tahun. 


Mereka saling tertawa. Yu kembali menyodorkan bunganya dan kali ini Mika menerimanya sambil tersenyum. Bagi Mika, cinta keduanya bersama Yu sangat berbeda dengan Hiro. Sangat tenang dan lembut. 


Mika memutuskan pergi ke tempat Yu setelah mendengar pertengkaran orangtuanya yang berniat akan bercerai. Yu mencoba menghibur Mika yang ketakutan bila orangtuanya benar-benar bercerai, dia tak bisa membayangkan bila sebelumnya selalu bersama dan akhirnya harus berpisah. Yu tak mengatakan apapun, hanya memeluk Mika agar gadis itu merasa tenang dan aman.


Paginya, Mika yang tertidur di sofa terbangun karena Yu membuka gorden jendela. Mika tak percaya kalau semalam dirinya tak pulang. Mika melihat Yu sudah berpakaian rapi dan mengajaknya bergegas pergi. Mika menurut dan mengambil tasnya. Yu mengantarkannya pulang agar tak dimarahi orangtuanya. 


Mika pulang dan mendapati rumahnya kosong. Mika melihat album fotonya berserakan dan beberapa foto disobek, sobekan foto itu berserakan di meja. Mika tak bisa menutupi kesedihannya. Yu berinisiatif mengambil isolasi dan berencana menyatukan kembali foto yang telah sobek. Mika membantunya tapi ada perasaan sedih dan tak rela bila kedua orangtuanya berpisah karena dia mencintai keduanya.


Ayah sedang duduk di sofa dan ibu berkemas saat melihat Mika muncul dari dalam kamarnya bersama Yu. Yu memperkenalkan diri sebagai pacar Mika dan minta maaf karena semalam Mika menginap di tempatnya. Yu mengungkapkan perasaan Mika tentang pertengkaran orangtuanya dan Mika semalam menangis karena tak ingin orangtuanya bercerai.


Mika mengaku tak ingin orangtuanya bercerai. Yu menyerahkan sebuah amplop pada ibu dan mengajak Mika untuk segera pergi. Ibu penasaran dan berniat membuka amplopnya, ayah juga mendekat karena ingin tahu. Mereka berdua terharu karena foto-foto yang sempat mereka sobek kini telah utuh kembali berkat usaha Mika dan Yu. 


Mereka tak menyadari bahwa sebenarnya Mika dan Yu tidak pergi, mereka mengintip dari balik pintu. Yu senang usahanya bisa berhasil, Mika tak kalah senangnya. Tanpa ragu dia memeluk Yu sambil mengucapkan terima kasih. Yu menyindir keberanian Mika yang memeluknya tanpa takut orangtuanya akan melihat.


Kini keluarga Mika bisa bersama dan tersenyum kembali. Ayah dan ibu tidak jadi bercerai dan anak-anak senang tinggal di rumah tanpa harus takut mendengar pertengkaran orangtuanya. Mika dan ibunya menyiapkan makanan sedangkan ayah dan kakak Mika asyik melihat foto jaman dulu. Mereka tertawa bersama seolah tak pernah terjadi masalah sebelumnya.


Pada tanggal 24 Desember, Yu mengantar Mika pergi ke tempat biasa. Yu begitu perhatian padanya hingga mengingatkan agar Mika membawa payung. Mika pergi sendirian sedangkan Yu menunggu di mobil. Mika berjalan pelan dan dia agak kaget melihat Hiro sudah ada di sana. mereka agak canggung ketika bertemu.


Mika terus terang terkejut melihat Hiro yang kini mengenakan topi tapi Hiro mengaku kalau itu gayanya yang baru. Mika menyindir Hiro yang jarang masuk sekolah dan dengan nada bercanda Hiro mengatakan kalau dirinya sedang banyak masalah. Mika tak mengira kalau Hiro masih mengingat bayi mereka. 


Mika penasaran mengapa hubungan mereka berakhir seperti ini? Mengapa Hiro selalu menghindar dan acuh padanya? Hiro sepertinya ingin menangis tapi dia menguatkan hati dan justru menyemangati Mika agar lulus ujian universitas. Hiro langsung pergi dan Mika berusaha mengejarnya tapi dia menjadi bimbang ketika jalan bercabang. Mika memutuskan kembali pada Yu dan tak mengejar Hiro.


Saat acara kelulusan, Mika galau dan menulis pesan di papan tulis tempat Hiro biasa belajar. Mika menulis "Apakah kamu bahagia?" kemudian Mika mengikuti acara kelulusan. Setelah acara selesai, Mika kembali ke perpustakaan dan dia kaget saat melihat tulisan balasan dari Hiro yang mengatakan "Aku sangat bahagia!". Mika tersenyum sedih dan mengucapkan salam perpisahan.


Kini Mika telah resmi menjadi mahasiswi dan hubungannya dengan Yu kian dekat. Mika ingin melupakan semua kenangan masa lalu dan dia hanya ingin mengingat tanggal 24 Desember saja. Malam itu Yu kembali mengantar Mika dan menyarankan untuk memakai topi tapi Mika malu. Mika melepas topinya tapi kaget melihat sebuah kotak. 


Yu mengingatkan agar segera membukanya kalau tidak dia akan mengambilnya kembali. Mika buru-buru mengambilnya dan ternyata isinya cincin yang bertuliskan "ikrar, sumpah". Yu memakaikan cincin itu dijari Mika dan mengatakan bahwa mulai sekarang Mika akan benar-benar menjadi miliknya. Mika mengangguk dan ingin segera pergi.


Yu sebenarnya ingin ikut tapi Mika menolaknya karena ingin pergi sendiri. Yu takut Mika akan bertemu lagi dengan Hiro tapi Yu buru-buru minta maaf. Mika menegaskan bahwa mereka baru saja saling berjanji sambil menunjukkan cincin di jarinya. Mika pamit pergi dan meminta Yu untuk menunggunya.


Di tempat itu, Mika kaget melihat Nozomu bukannya Hiro. Mika kian tak mengerti saat Nozomu mengatakan bahwa mulai sekarang dan seterusnya dialah yang akan datang. Akhirnya Nozomu menceritakan keadaan Hiro yang sakit kanker sejak 2 tahun yang lalu. Mika ingat bahwa 2 tahun yang lalu Hiro memutuskan cintanya dan mulai menjauhinya.


Yu mencari Mika karena khawatir, Mika sudah pergi lama tapi tak kunjung kembali. Yu melihat Mika duduk melamun dalam diam. Yu bertanya apa yang terjadi dan Mika menjelaskan bahwa mulai sekarang Hiro tak akan datang lagi karena sakit kanker. Mika ingin pergi tapi Yu mencoba menghalanginya.


Mereka sama-sama kaget ketika cincin yang dikenakan Mika jatuh, Mika minta maaf dan ingin mengambilnya tapi Yu melarangnya. Yu menyindir dirinya sendiri dengan mengatakan bahwa dirinya memang bodoh melarang orang yang dicintai untuk menemukan kebahagiannya sendiri. Yu membiarkan Mika pergi walaupun hatinya hancur dan ingin menangis tapi dia rela demi wanita yang dicintainya. 


Hiro sedang terbaring di rumah sakit dan dia mengira Nozomu tapi ternyata Mika yang datang. Mika sedih melihat keadaan Hiro apalagi setelah tahu Hiro masih mengenakan cincin mereka. Hiro meminta Mika untuk kembali pada Yu karena lebih dari dirinya. Ternyata saat di perpustakaan, Hiro memang datang dan melihat keakraban Mika dengan Yu.


Hiro minta maaf pada Mika atas semua perlakuan kasarnya selama ini dan dia senang Mika sudah datang mengunjunginya. Hiro berharap Mika akan bahagia. Mika menangis dan mengatakan bahwa dia tak akan bisa bahagia bila tak bersama Hiro. Mika hanya ingin kebahagian dari Hiro. Hiro jujur mengaku kalau umurnya tak lama lagi. 


Mika mengatakan kalau dia akan selalu mencintai Hiro, selamanya. Hiro terdiam saat Mika mendekati dan mencium pipinya. Mika memeluk Hiro dengan hangat dan Hiro akhirnya balas memeluk Mika. Dia terharu dengan ketulusan cinta Mika untuknya. Mereka menangis untuk memperingati kebersamaan mereka kembali. Kini Mika juga kembali mengenakan cincin yang masih disimpannya.


Mika memutuskan untuk fokus merawat Hiro, dia minta izin kepada kedua orangtua dan kakaknya karena ingin cuti kuliah. Kakaknya agak keberatan tapi Mika berdalih bahwa yang dia rasakan bukan simpati tapi cinta. Dia mencintai Hiro dan ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya. Mereka tak bisa berbuat apa-apa karena Mika bersikeras dengan keputusannya.


Kadang Mika merasa tak tega melihat Hiro yang kian kurus dan lemah. Mika berdoa dengan khusyuk di kuil agar Tuhan tak mengambil Hiro darinya. Mika tak keberatan bila Tuhan memberinya banyak cobaan asal Hiro bisa tetap bersamanya. Mika ingin adanya keajaiban.


Suatu hari Hiro diizinkan pulang dan mereka memanfaatkan waktu dengan kembali ke perpustakaan sekolah. Mereka mengenang saat pertama mereka ngobrol (ketika ponsel Mika hilang dan Hiro yang menemukannya). Mika menunjukkan tulisan di papan tulis dan mereka baru menyadari bahwa itu komunikasi terakhir mereka.


Mereka melanjutkan perjalanan dengan makan siang bersama di tepi sungai. Mika menantang Hiro untuk menikahinya sebagai bukti bahwa dirinya memang istimewa bagi Hiro dan dirinya memang layak bersama Hiro. Hiro tersenyum dan berjanji akan melakukan apapun yang Mika minta.  


Hiro membawa mahkota berupa untaian bunga dan mengucapkan sumpah pernikahan. Mika menjawab iya dan Hiro memakaikan mahkota itu, mereka saling tersenyum malu. Hiro ingin merayakan bersama anak mereka, itulah impiannya saat ini. Hanya itu saja impiannya.


Tiba-tiba Hiro menjadi emosional dan menangis. Dia tak ingin mati karena dia masih ingin melakukan banyak hal. Mika berusaha menenangkan Hiro. Hiro masih ingin bersama Mika. Hiro yang biasanya selalu tabah, kini dia hanya bisa pasrah dan menangis. Mika sangat khawatir melihat Hiro yang tampak stress. 


Mika memeluk Hiro dengan hangat dan berusaha memberinya dukungan. Hiro melonggarkan pelukannya sambil menatap Mika, dia mengucapkan kata cinta. Mika tersenyum bahagia karena ini pertama kalinya Hiro mengatakan cinta. Mika balas mengatakan kalau dirinya juga mencintai Hiro. Mereka bahagia dan saling memeluk dengan erat seolah tak ingin terpisahkan.


Saat di rumah sakit, Mika tak sengaja berpapasan dengan Saki yang sedang hamil. Saki heran melihat Mika dan Mika beralasan kalau sedang merawat seseorang. Saki merasa bersalah pada Maki dan tak akan melawan bila Maki ingin balas dendam. Saki menggeleng, dia hanya minta izin agar diperbolehkan untuk memegang perut Saki yang buncit. 


Mika sedang menyulam dan dia mengomel sendiri karena salah. Tiba-tiba Hiro bertanya apa yang terjadi setelah orang meninggal? Mika menoleh dan menjawab pasti orang itu akan berada di surga. Hiro ingin menjadi langit agar bisa melihat Mika dari atas. Dengan nada bercanda, Mika mengatakan bahwa itu sama saja dengan penguntit dan Hiro hanya tersenyum malu.


Mika memandang langit dan mengatakan bahwa bila setiap saat dirinya melihat langit, dia akan menganggap Hiro. Bila langit cerah berarti suasana hati Hiro sedang baik. Bila musim hujan berarti Hiro sedang menangis. Bila matahari terbenam berarti hiro sedang malu. Bila langit malam berarti Hiro sedang memeluk dirinya.


Hiro tersenyum dan memandangi cincin yang melingkar di jari Mika. Dia merasa malu karena hanya bisa membelikan cincin murah dan sebagai gantinya Hiro akan memberikan semua bintang yang ada di alam semesta hanya untuk Mika. Mereka bertukar senyum. Hiro mengeluarkan kamera dari balik bantal dan memotret Mika.


Suster datang membawa kursi roda untuk Hiro karena harus menjalani pemeriksaan. Tiba-tiba Hiro menyodorkan kamera dan meminta Mika untuk mencetak hasilnya. Mika agak heran tapi hanya diam saat melihat suster membawa Hiro pergi. Hiro pamit sambil tersenyum.


Mika baru selesai mencetak foto ketika ponselnya berbunyi, ternyata dari Minako. Minako meminta Mika untuk segera ke rumah sakit karena kondisi Hiro tiba-tiba menurun. Mika berlari sekuat tenaga tapi dia terjatuh dan amplop yang berisi foto ikut jatuh berhamburan. Mika baru menyadari bahwa Hiro selalu memotretnya secara diam-diam.


Sementara itu, dokter dengan dibantu suster berusaha keras untuk membantu Hiro. Ayah, ibu dan Minako hanya bisa berdoa sambil berharap terjadi keajaiban. Tiba-tiba ponsel Hiro berbunyi dan saat suster akan menjawabnya, Minako melarangnya. Minako melihat kalau yang menelepon adalah Mika, dia menunjukkan ponsel itu ke arah Hiro yang masih terpejam. 


Mika berteriak memanggil Hiro dan terus menyemangatinya. Mika menelepon sambil terus berlari. Perlahan tapi pasti mata Hiro terbuka. Mika protes karena Hiro selalu mengambil gambarnya sendiri, Mika ingin mulai sekarang mereka akan mengambil gambar bersama.  Hiro minta agar Mika tersenyum untuknya. Mika tersenyum dan Hiro balas tersenyum kemudian menutup mata untuk selamanya. 


Ibunya masuk ke kamar Mika dan mengatakan bahwa upacara pemakaman Hiro telah selesai. Minako menitipkan sebuah buku yang ditulis Hiro untuk Mika. Mika hanya diam tak bereaksi sehingga ibu meletakkan buku itu di atas meja. Malamnya Mika tak bisa tidur dan memilih tidur bersama kakaknya. Mika mencoba memejamkan mata sambil mendekap buku Hiro.


Mika seperti kehilangan semangat setelah Hiro meninggal. Dia berjalan di atas jembatan dan berniat bunuh diri tapi kaget saat tiba-tiba muncul dua ekor burung dara berwarna putih yang terbang rendah kearahnya kemudian terbang tinggi. Buku dari Hiro yang terjatuh, terbuka lembar demi lembar karena tiupan angin. 


Mika tertarik dan melihat isi buku itu, ternyata Hiro menulis apapun tentang dirinya dan di akhir tulisan Mika melihat gambar sebuah keluarga yaitu dirinya, Hiro dan anak mereka. Hiro memintanya agar terus tersenyum. Mika menatap langit sambil terus memanggil nama Hiro.


Kini sudah 7 tahun Mika menjalani hidup tanpa Hiro. Mika kembali membuat burung kertas untuk menemani burung kertas yang sudah dibuatnya. Mika kembali mengenang Hiro. Saat bahagia yang sudah dilewatinya bersama Hiro tak akan menjadi kenangan karena apapun yang dilakukannya, Mika merasa Hiro selalu ada bersamanya.


Mika berjanji dalam hati bahwa dirinya akan selalu mencintai langit biru. Mulai sekarang dan selamanya, cintanya pada Hiro adalah cinta terakhirnya. Mika sampai di stasiun dan dia senang melihat kedua orangtua dan kakaknya datang menjemputnya.

Adegan yang tak kusukai :


Zaman memang sudah modern tapi kurasa ada beberapa hal yang tak harus mengikuti trend, contohnya seks pranikah di usia sekolah. Dalam film ini, Mika tak menolak saat Hiro mengajaknya berhubungan intim atas nama cinta sebanyak 2x. Yang pertama mereka lakukan di kamar Hiro, okelah tempatnya memang tertutup dan tak ada orang di rumah. Tapi yang kedua? mereka melakukannya di perpustakaan yang merupakan tempat umum yang bisa saja ada orang yang melihatnya.

Aku tak ingin menjadi orang yang sok benar, hanya saja sedikit banyak film ini ingin menunjukkan bahwa kalau kamu memang mencintai pacarmu maka sah saja bila dia mengajakmu berhubungan intim. Padahal itu jelas SALAH!!! Cinta memang harus dibuktikan tapi bukan dengan berhubungan intim tapi dengan saling menjaga agar indah pada waktunya.

Adegan favoritku :

Cinta memang dituntut untuk bisa melakukan apapun termasuk berkorban demi orang yang dicintai. Yu termasuk pemuda pandai, sopan dan mencintai Mika sepenuh hati, dia tak perduli dengan masa lalu Mika yang pernah hamil diluar nikah. Tapi hal itu tak bisa menghentikan Mika untuk menemui Hiro saat Mika mendengar kabar bahwa Hiro sakit kanker dan selama ini menunggunya.


Yu bisa saja melarang Mika untuk menemui Hiro karena Mika sudah pernah berjanji bahwa mulai sekarang dia akan bersama Yu dan mengenakan cincin pemberiannya. Cinta Yu memang tulus, dia membiarkan Mika pergi darinya. Yu dengan lapang dada menerima kekalahannya, dia memang merasa sedih dan marah tapi Yu tak bisa membiarkan Mika tak bahagia bersamanya. Yu menyadari bahwa kebahagian Mika hanya saat bersama Hiro.

Hikmah yang bisa diambil dari film ini :

Inti dari film ini adalah cinta itu tak hanya suka tapi juga duka, cinta tak hanya perasaan bahagia saja tapi sedih juga. Cinta tak hanya menerima tapi juga memberi. Hal itulah yang membuat cinta menjadi berwarna dan indah. Tiga tokoh utama dalam film ini memiliki cinta dalam versi yang berbeda-beda untuk orang yang dicintainya. 

Hiro mencintai Mika tapi saat mengetahui bahwa dirinya sakit dan tak akan berumur panjang maka Hiro menghindari Mika. Hiro sengaja menyakiti hati Mika agar Mika membenci dan melupakannya. Hal itu dilakukan Hiro agar Mika tak khawatir dengan kondisinya padahal sebenarnya Hiro ingin Mika ada disisinya agar dia merasa kuat melawan penyakitnya.

Yu mencintai Mika tapi saat mengetahui bahwa Mika masih perduli dengan Hiro walaupun Hiro sudah menyakiti dan meninggalkannya maka Yu memilih untuk mengalah, dia memberi Mika kebebasan agar bisa kembali dan merawat Hiro. Yu memang marah dan kecewa tapi dia sadar bahwa cinta tak harus memiliki, bila Mika memang bahagia bersama Hiro maka Yu tak keberatan.

Saat Mika mulai bisa membuka hati dan menerima kehadiran Yu, Mika mendengar kabar bahwa ternyata Hiro sakit dan selama ini selalu menunggunya. Mika menjadi bimbang, dia ingin melihat keadaan Hiro, cinta pertamanya tapi dia juga merasa tak enak menyakiti hati Yu. Mika harus memilih dan Mika memilih meninggalkan Yu. Mika kembali pada Hiro.

Cinta memang pilihan, tak ada pilihan yang salah. Semua tergantung pada cara pandang tiap individu saja, subyektif sifatnya. Pilihan Hiro, Yu dan Mika tentang cinta mereka tak ada yang salah. Semuanya ingin bahagia dengan caranya masing-masing.

Komentarku :

Semula aku agak bingung saat melihat poster film ini karena nama dan gambar artisnya beda, ternyata memang ada 2 versi yaitu versi film dan versi drama seri. Kupikir film ini pasti bagus karena dibuat versi drama serinya juga apalagi pemainnya cukup terkenal yaitu Haruma Miura dan Yui Aragaki.

Jujur, setelah nonton filmnya memang cukup bagus. Film ini menceritakan tentang suka dukanya mencintai seseorang. Tapi aku kurang sreg dengan gaya berpacaran Hiro dan Mika yang melakukan seks pranikah sehingga Mika menjadi hamil. Memang ini hanya sebagian kecil dari seluruh durasi film tapi adegan itu agak menganggu saja. 

Kalau menurutku sih, lebih baik scene itu dihilangkan tapi pasti ceritanya agak berbeda karena Hiro dan Mika bisa bertemu kembali setelah Mika melihat Nozomu di tempat kenangan mereka. Yah, sebagai penonton sah saja mengomentari sebuah film yang sudah ditontonnya.

Mungkin ada yang bilang, "Ah, sok suci deh! Kan remaja sekarang sudah biasa melakukan seks pranikah. Jadi tak usah terlalu didramatisir deh!" Memang sih, remaja zaman now sudah tak asing dengan seks pranikah tapi itu kan hal yang tak baik terutama bagi perempuannya, banyak ruginya dan sebaiknya dihindari. 

Cinta tak harus dibuktikan dengan seks pranikah. Bila cowok masih pacaran saja sudah minta itu sebaiknya ditinggal saja karena cowok yang seperti itu tiap berduaan pasti mikirnya seks melulu. Aku pribadi sih lebih suka bila Mika bersama Yu karena Yu memiliki sikap dan cara berfikir yang dewasa. Tapi kalau sudah ngomong cinta memang susah ya? Kan Mika cintanya hanya sama Hiro karena Hiro adalah cinta pertamanya.

Itu saja sih keberatanku setelah nonton film ini. Selebihnya, film ini cukup menghibur ditambah dengan akting para pemainnya yang tak diragukan lagi. Pantas saja film ini bisa sukses besar hingga dibuat versi drama serinya juga.   
































































































































































Review Film Menarik Lainnya

0 comments:

Post a Comment