Friday, April 5, 2019

Seducing Mr. Perfect ~Film Korea~

Seducing Mr. Perfect adalah film Korea Selatan bergenre komedi romantis yang dirilis pada 7 Desember 2006. Film ini mengisahkan tentang seorang gadis naif bernama Min June yang selalu dicampakkan oleh kekasihnya padahal dirinya selalu menuruti apapun kemauan kekasihnya. Di sisi lain, Min June sangat membenci bosnya yang bernama Robin karena selalu mengkritik caranya mencintai seseorang tapi akhirnya mereka malah saling jatuh cinta.


Para pemain : 

Uhm Jung Hwa sebagai Min June
Daniel Henney sebagai Robin Heiden
Baek Do Bin sebagai Hong Dae Ri
Holly Carrol Clark sebagai Jennifer Cohen
Kim Ki Hyeon sebagai ayah Min June
Lee Sung Min as Direktur Yang 
Su Mun sebagai Jun Hyung
Oh Mi Yeon sebagai ibu Min June
Ok Ji Young sebagai Yoon Mi
Park Hyeon Yeong sebagai Sun Young

Sinopsis lengkap :

Min June seorang wanita cantik dan memiliki karir yang lumayan. Baginya kopi, belanja dan hiburan adalah tiga hal penting dalam hidupnya. Salah satu keinginannya adalah mengunjungi kota-kota yang menarik di berbagai negara. Min June merasa kesempatan itu datang saat mengetahui pacarnya, Jun Hyung ada pekerjaan di Hong Kong. Diam-diam Min June mencari berbagai referensi dan akomodasi untuk ke Hong Kong, dia juga berencana cuti kerja dengan alasan sakit.

Semua persiapan sudah lengkap tapi saat Min June tiba di Hong Kong, pacarnya tidak pernah muncul. Ponselnya juga tidak aktif, Min June kecewa dan dia mulai berpikir apakah mustahil mendapatkan cinta seseorang yang tidak membuatnya merasa sendirian tapi membuatnya senang dan bahagia? Min June bertanya dalam hati apakah dia bisa bertemu dengan orang yang benar-benar mencintainya? Min June terpaksa menikmati liburannya sendirian.

Suatu pagi Min June tidak sengaja menabrak mobil seseorang. Rupanya Min June sedang menyetir sambil berdandan makanya tidak konsen padahal lampu lalin menyala merah. Min June kesal dan keluar dari mobilnya, begitu pula dengan pengemudi mobil di depannya, yang ternyata seorang pria tampan bernama Robin.

Min June keluar dari mobilnya begitu pula dengan Robin. Robin melirik mobilnya yang agak penyok dan Min June malah langsung mengomel karena Robin berhenti mendadak. Robin tidak bisa menyembunyikan senyumnnya ketika melihat wajah Min June yang belepotan lipstik. Min June kian kesal karena Robin malah tersenyum. Robin menunjuk lampu lalin yang berwarna merah, Min June langsung malu dan minta maaf. 

Robin berbicara dalam Bahasa Inggris dan minta kartu nama karena dirinya tak punya banyak waktu, Min June hanya diam. Dia ingin membantah saat Robin bertanya apakah dirinya tak bisa Bahasa Inggris tapi tak jadi, dia pura-pura tidak bisa Bahasa Inggris. Robin mengalah dan minta no telepon tapi Min June berkata kalau dia tidak mengerti apa yang dibicarakan pria itu. 

Tiba-tiba ponsel Min June berbunyi, dia segera berlari menuju mobil dan menumpahkan isi tasnya untuk mengambil ponselnya. Min June mengira kalau itu pacarnya tapi ternyata temannya, yaitu Sun Young yang bertanya tentang liburannya ke Hong Kong. Min June mengeluh kalau pacarnya tak datang, Sun Young kesal mendengarnya tapi Min June meyakinkan kalau hari ini pacarnya akan meneleponnya karena sekarang hari ulangtahunnya.

Min June bertanya pada Sun Young dimana letak usus buntu karena dia beralasan cuti untuk operasi usus buntu pada kantor. Robin kesal karena Min June malah asik ngobrol dan mengabaikannya. Robin mencolek bahu Min June dan langsung memotretnya ketika Min June menoleh. Kini giliran Min June yang kesal, dia menutup teleponnya. Robin merebut ponselnya dan berkata kalau sekarang dia punya foto dan no telepon Min June seraya mengembalikan ponselnya. 

Robin berbalik dan berjalan menuju mobilnya, Min June menyusul dan menyerahkan kartu namanya, dia ingin agar Robin menghapus fotonya. Robin menerima kartunya sambil mengangguk, dia mengambil sesuatu di saku jasnya tapi ternyata malah mengambil kacamata hitam dan memakainya. Robin berbalik lalu masuk ke dalam mobilnya meninggalkan Min June yang mengomel. 

Di dalam mobilnya sendiri, Min June masih mengomel sambil bercermin menggunakan kaca mobil. Dia baru menyadari mengapa sejak awal Robin sudah tersenyum melihatnya. Ternyata lipstiknya belepotan. Min June merasa malu sekali bila mengingat pertengkarannya dengan Robin tadi.

Di kantor, Min June bertemu beberapa rekan kerjanya di lift. Yoon Mi iseng bertanya tentang operasi usus buntu yang dijalani Min June selama cuti. Min June tersenyum masam dan menjawab operasinya lancar. Brian dan rekannya malah meledek dan Min June menjadi kesal. 

Yoon Mi berusaha menghiburnya dengan mengatakan bahwa selama dirinya cuti ada bos baru yang super tampan datang ke kantor mereka. Min June setengah tidak tertarik mendengar cerita tentang bos barunya yang bernama Robin itu padahal Yoon Mi telah menceritakan segala kelebihan Robin. 

Min June bersama atasannya yaitu Direktur Yang menuju ruangan Robin, bos baru mereka. Min June agak heran melihat kartu namanya ada di atas meja Robin dan dia kaget setelah melihat wajah Robin. Ternyata Robin itu adalah pria yang mobilnya dia tabrak tadi pagi. Min June hanya bisa menunduk malu ketika Robin tersenyum ke arah mereka. Min June terpana ketika mendengar Direktur Yang mengatakan bahwa mulai sekarang dirinya akan menjadi asisten Robin.


Min June yang saat pertama kali bertemu pura-pura tidak bisa berbahasa Inggris, kini terpaksa memperkenalkan diri pada Robin dengan Bahasa Inggris. Min June mencoba menjelaskan tentang insiden tadi pagi tapi Robin memotongnya dengan mengatakan kalau Min June memang kesulitan berbahasa Inggris maka boleh menggunakan Bahasa Korea. Min June agak bingung tapi Direktur Yang menjelaskan bahwa Robin bisa mengerti Bahasa Korea tapi belum fasih berbahasa Korea, jadi dalam berkomunikasi mereka bisa menggunakan bahasa masing-masing. Min June kian merasa malu mendengar hal itu.


Robin sengaja menyindir Min June dengan melihat surat izin cutinya dengan alasan untuk operasi usus buntu. Min June mengiyakan dan sekarang sudah baikan. Robin kembali menyindir dengan mengoreksi bahwa letak usus buntu itu ada di sebelah kanan bukan kiri. Min June menunduk malu apalagi saat Direktur Yang menoleh tak mengerti kearahnya. Robin pamit dengan alasan masih ada hal yang harus dikerjakan berkaitan dengan pesta nanti malam.


Setelah Robin pergi, Direktur Yang bertanya apakah Min June pernah bertemu dengan Robin sebelumnya dan Min June berbohong kalau dia bertemu saat di lift. Min June bertanya mengapa dirinya bisa dipromosikan tapi Direktur Yang mengaku kalau Robin sendiri yang memilih Min June. Sebelum pergi, Direktur Yang berpesan agar Min June memilih pakaian yang cocok untuk pesta nanti malam.


Robin memuji baju Min June yang berbeda dengan yang dikenakannya tadi pagi. Min June kesal dan beralasan bahwa dia masih ada janji dengan temannya. Robin mengaku kalau gaya berpakaian Min June akan memudahkannya dalam menjalani misi rahasianya. Min June tak mengerti dan Robin meminta Min June untuk mengawasi dua orang pria bule dari perusahaan pesaing mereka. 


Min June harus mendekati mereka dan pura-pura tidak bisa berbahasa Inggris agar bisa mengetahui apa yang mereka bicarakan. Setelah mengerti arah pembicaraan Robin, Min June menjadi kesal karena itu sama saja dengan memata-matai mereka. Robin berdalih kalau Min June sangat pandai berpura-pura seperti kejadian tadi pagi. Min June ingin membantah tapi seseorang memanggil Robin dan Robin tersenyum sambil berlalu.


Min June kesal tapi memulai tugasnya, dia berkeliling mencari mereka dan Min June tidak sengaja menumpahkan minumannya ke salah satu pria bule itu. Spontan Min June minta maaf dalam Bahasa Inggris, mereka tidak mempermasalahkannya dan pergi. Min June yang menyadari kesalahannya, langsung menelepon Robin tapi Robin malah menyalahkannya dan Min June harus bertanggungjawab kalau perlu mencuri dokumen mereka atau apapun, lantas menutup teleponnya. Min June kembali kesal tapi dia punya ide untuk menyelesaikan misinya. 


Robin puas dengan hasil kerja Min June dan Min June mengusulkan kalau sebaiknya Robin melupakan soal kerusakan mobilnya sehingga urusan mereka impas tapi Robin menolak karena berbeda urusan. Tiba-tiba ponselnya berbunyi membuat Min June mengaduk tasnya untuk mencari ponselnya tapi teleponnya langsung dimatikan saat Min June menjawab. 


Robin bertanya apa telepon dari pacarnya dan Min June menjawab ketus kalau itu bukan urusan Robin. Min June mencoba menelepon balik tapi tidak bisa. Robin memberi petunjuk kalau pria menelepon tapi kemudian menutupnya, itu artinya dia sedang menyembunyikan sesuatu. Min June bertanya berdasarkan apa Robin bisa mengatakan hal itu? Dengan santai Robin menjawab kalau dia biasa melakukan hal itu bila sedang berbohong. Robin bahkan menantang Min June untuk mencoba menelepon pacarnya lagi tapi Min June tidak mau menerima saran dari Robin karena dia menganggap Robin itu playboy dan belum pernah menemukan cinta sejatinya.


Robin bertanya apa arti cinta sejati menurut Min June. Min June mengatakan cinta sejati itu rasanya seperti tertembak tepat di dada sambil mempraktekkannya. Robin menjawab dengan sinis bahwa dirinya pernah tertembak dengan pistol sungguhan tapi Min June mengira Robin hanya bercanda. Min June kembali menjelaskan makna cinta sejati (menurut pandangan Min June) tapi Robin sengaja menyindir kalau dia tak melihat Min June sebagai orang yang bahagia. Hal itu langsung membuat Min June cemberut, Robin tersenyum dan ingin mentraktir tapi Min June menolak dengan alasan dirinya ada kencan.


Min June pergi ke tempat Jun Hyung sambil membawa kue tart. Dia tanpa ragu membersihkan semuanya hingga apartemen itu rapi dan bersih kembali. Min June menunggu di depan meja sambil memandangi kue tart yang sudah dihiasi dengan lilin menyala sementara pacarnya tak kunjung datang. Di tempat lain, Robin bekerja sambil makan sendiri. Min June menunggu hingga lilinnya habis dan akhirnya ketiduran di meja.


Paginya, Min June ke kantor dengan pakaian yang sama seperti kemarin, hanya ditambahkan syal dan bando. Robin menyapanya dan mengatakan ingin Min June menemuinya nanti. Robin berjalan mendahului dan Brian yang muncul bersama Robin menebak kalau semalam pasti Min June bersenang-senang merayakan ultah pacarnya karena bajunya masih sama seperti yang dikenakan kemarin. 


Min June kesal dan mengatakan kalau dia tidak bertemu pacarnya, hal itu membuat Brian kaget dan ingin menegaskan bahwa kemarin Min June menunggu semalaman dan pacarnya tak muncul? Brian menduga bahwa pacar Min June berbohong atau menyembunyikan sesuatu. Min June kian kesal karena Brian sebenarnya hanya ingin menertawakannya. 


Min June bergegas meninggalkan Brian tapi Robin yang sejak tadi berjalan mendahului tapi bisa mendengar pembicaraan keduanya langsung berhenti. Dia menatap Min June dan menyindir bahwa tebakannya pasti benar, pacar Min June sedang menyembunyikan sesuatu. Setelah Robin pergi, Brian berjalan mendahului Min June sambil memberi kode seolah ingin mengatakan bahwa apa yang dipikirkannya sama dengan Robin. Hal itu membuat Min June mengomel sendiri karena kesal pada mereka berdua.


Malamnya, Min June menunggu Robin di restoran sambil kembali mengomel karena merasa seperti pembantu saja. Min June tidak sengaja melihat pacarnya sedang makan malam bersama wanita lain. Min June mencoba bersabar karena tak ingin berakhir buruk seperti pengalaman cintanya dulu tapi kesabarannya kian tipis. Min June ingin bersikap cemburu tapi dengan cara yang anggun tapi dia sudah tak tahan lagi. 


Min June langsung menghampiri mereka dan marah, hal itu membuat beberapa pelayan mencoba menenangkannya. Min June memukuli Jun Hyung sambil mengomel tapi Jun Hyung juga sudah tak tahan diawasi terus. Dia memegang kedua tangan Min June sambil mendelik marah. Jun Hyung mengancam agar Min June tak menyentuh pacar barunya. Min June panik dan seorang pelayan wanita menyarankan agar mereka tak membuat keributan. 


Min June mengatur nafas dan mengajak Jun Hyung pulang tapi pria itu malah mengibaskan tangannya. Jun Hyung tak tahan dengan sikap Min June yang selalu mengekangnya. Jun Hyung minta Min June untuk tidak mencarinya atau menelepon lagi kemudian mereka pergi meninggalkan Min June yang masih shock dan tak percaya dengan apa yang baru dialaminya.


Robin yang melihat semuanya mengajak Min June untuk minum. Min June mengeluh mengapa dirinya 3x  diputuskan dengan cara yang sama? Robin menjawab kalau Min June tidak tahu aturan permainannya. Min June membantah kalau cinta itu bukanlah permainan. Robin dengan tegas mengiyakan dan Min June masih diam dengan sorot mata tak mengerti.  


Robin menggambarkan bahwa cinta itu adalah permainan kekuatan, memanipulasi emosi dan mengontrol pikiran. Disebut permainan bila salah satunya menunjukkan rasa suka duluan dengan cara menyerahkan semua kontrol diri dan mengikuti kemanapun orang yang disukai pergi seperti hewan peliharaan. Min June tak suka dengan penjelasan Robin dan memilih minum. 


Kemudian Robin mengungkapkan beberapa analisanya dan Min June tersenyum sambil membenarkan semua tebakan Robin. Min June heran karena Robin bisa tahu apa yang dilakukan dan dialaminya. Robin tersenyum samar dan menjawab bahwa hal itu adalah konsekuensi dari hubungan yang tanpa didasari rasa percaya diri yang kuat. Min June hanya cemberut. 


Robin ingin agar Min June mau mendengar sarannya. Robin meminta agar Min June mengubah cara pandangnya tentang cinta kalau tidak, selamanya Min June akan diperlakukan buruk oleh setiap pria yang dikencaninya dan Min June akan menjadi jomblo sampai tua. Kuping Min June menjadi panas dan hatinya marah mendengar nasihat Robin, tangannya mencengkeram botol dengan kuat. 


Min June marah dan minta Robin untuk minta maaf padanya tapi Robin tidak merasa bersalah dan dia tak pernah minta maaf selama hidupnya. Min June kesal dan menumpahkan unek-uneknya. Apa salah kalau dirinya duluan yang mengatakan cinta? Apa salahnya bila menelepon atau mengunjungi duluan karena dirinya khawatir? Apa salahnya bila dia melakukan apapun untuk orang yang dicintainya? 


Min June tak percaya bila dia akan menjadi jomblo sampai tua. Dengan nada marah Min June mengatakan kalau dirinya dengan mudah bisa mendapatkan banyak pria yang mengantri untuk mendapatkan cintanya tapi dia tidak mau. Robin memotong dan menantang kalau Min June bisa membuatnya mendambakan cintanya maka Robin akan minta maaf sambil berlutut. 


Min June kesal dan pergi. Menurutnya, wanita yang baru saja dicampakkan membutuhkan hiburan dan perhatian bukannya malah dikritik. Seorang teman pasti akan berusaha menghibur dengan mengatakan,"Itu bukan salahmu. Dia mungkin bukan orang yang tepat untukmu."


Min June mengunjungi toko buku milik ayahnya. Ayah bertanya apakah putrinya baru minum, Min June menjawab kalau dia baru minum sebotol bir. Ayah agak kesal, dia tak bertanya soal bir tapi ayah ingin tahu mengapa ada lingkaran hitam dibawah mata putrinya? Min June tersenyum dan mengalihkan pembicaraan. Min June mengatakan bahwa semua temannya pasti takut pada ayah mereka tapi mengapa dirinya merasa hubungan mereka seperti seorang teman? Ayah menduga bahwa mereka menjadi dewasa bersama. 


Min June ingin tahu apa yang ayah lihat dan ayah mengatakan sedang melihat sesuatu yang ibu berikan, tepatnya 34 tahun yang lalu. Min June heran tapi saat akan membahas lebih lanjut, dia mendengar suara ibunya yang masuk toko sambil mengomel tentang kebiasaan ayah yang membuang sampah sembarangan. Min June ingin kabur tapi ibu mengetahuinya. Ibu bertanya hal yang sama dan Min June meyakinkan bahwa dirinya tak apa-apa.


Min June melamun di kamarnya sambil memandangi foto pacarnya. Dia masih kesal tapi juga sedih. Tiba-tiba terdengar suara tawa menggema di kamarnya dan saat Min June menoleh, ketiga mantan pacarnya sedang mengamati dan menertawainya. Pacar pertamanya mengatakan kalau  hal yang membuatnya menyukai Min June karena orangnya baik dan hal yang membuatnya berhenti menyukai Min June karena Min June orangnya baik. Menurutnya, orang baik itu sangat membosankan.


Pacar keduanya mengatakan kalau Min June memperlakukannya seperti anak kecil padahal Min June bukan ibunya. Pacar ketiganya mengatakan kalau Min June menempel terus sehingga dirinya tidak punya ruang untuk dirinya sendiri. Min June ketakutan dan ingin pergi tapi Robin muncul dan mengatakan kalau Min June tidak berubah maka selamanya akan dicampakkan oleh pacarnya dan selamanya akan jomblo. Keempat pria itu mendekati Min June dan membuatnya takut. 


Ah, ternyata Min June sedang bermimpi! Min June terbangun dengan nafas terengah, dia tak mengerti mengapa bisa mimpi seperti itu. Min June merasa semua ini gara-gara Robin. Min June kesal dan berniat untuk membuat Robin bertekuk lutut padanya. Min June menelepon temannya, Mi Hwa agar mau membantunya melakukan make over.


Dengan bantuan Min Hwa, Min June mampir ke salon untuk memperbaiki rambutnya kemudian lanjut ke butik untuk membeli baju dan sepatu baru agar mendukung penampilannya. Menurut Min June, bila dalam perang yang sesungguhnya alat yang digunakan adalah senjata dan misil tapi dalam perang versinya senjata yang digunakan adalah tatanan rambut dan baju yang baru. Itu yang akan membuat hati musuh meleleh. 


Dengan rasa percaya diri, Min June berangkat ke kantor dengan penampilan baru mulai dari ujung rambut hingga kaki. Saat melihat Robin sedang berbicara dengan beberapa orang, Min June sengaja bersembunyi untuk menguatkan hati. Min June melintas di depan mereka dengan penuh percaya diri, dia senang ketika beberapa rekan kerjanya terkesima. Hal itu membuat Min June bangga dan dia yakin Robin akan terpesona dengan penampilan barunya. 


Hati Min June girang saat Robin memanggilnya, dia berhenti dan berbalik, senyum manis menghiasi wajahnya. Robin tersenyum mengejek sambil bertanya apakah Min June mengenakan gaun neneknya karena motifnya sama seperti baju tidur milik neneknya. Wajah Min June langsung masam dan dia malu tapi memaksakan untuk tersenyum melihat rekan yang lain ingin tertawa tapi terpaksa ditahan karena sungkan dengan Min June. 


Usaha pertama gagal, saatnya mencoba usaha kedua yaitu membersihkan ruang kerja Robin. Min June merapikan dan memberi kesan feminin dengan menambahkan vas bunga. Dia menggantung beberapa jas dan tanpa sengaja Min June melihat seragam biru usang dan lusuh yang tergeletak begitu saja. Min June mengira seragam itu memang akan dibuang maka dia berinisiatif membuangnya. Min June merasa puas dan dia yakin kali ini Robin akan menyukainya. 


Ternyata dugaan Min June keliru, Robin sengaja mencarinya tanpa memperdulikan sapaan Yoon Mi yang ingin menawarinya kopi. Robin menghampiri Min June yang sedang ngobrol dengan beberapa rekan dan bertanya apakah Min June yang membersihkan ruangannya. Min June tersenyum dan mengakuinya dengan alasan ruangannya berantakan. Robin marah karena tak merasa pernah minta hal itu dan dia kian marah saat mengetahui Min June telah membuang seragam biru miliknya, dia tidak mau tahu pokoknya Min June harus mencari dan mengembalikan seragam itu padanya segera. 


Min June terpaksa mengaduk-aduk isi sampah dan dia mulai putus asa karena sampahnya menggunung. Dia tak tahu harus mencari di kantong yang mana, semua warna kantongnya sama. Untung saja dia tak sengaja menemukan seragam itu kembali. Min June sangat senang usahanya tak sia-sia. Dia memperhatikan baik-baik tulisan yang ada di seragam biru itu.


Robin masih kesal ketika Yoon Mi memberinya secangkir teh. Robin mengucapkan terima kasih tapi Yoon Mi hanya diam mengangguk lalu pergi. Min June masuk ruangan Robin dan langsung menyembunyikan seragam itu ketika melihat Direktur Yang hendak keluar. Min June menyerahkan seragam yang sudah dia lipat dengan rapi. Tanpa banyak kata, Robin langsung mengambilnya dengan kasar. Hal itu membuat Min June kian pensaran dan tak ingin menyerah dulu.


Malamnya, Min June sengaja mampir ke kamar Robin. Saat itu Robin sedang berolahraga ketika Min June memencet bel. Min June masih penasaran dan ingin berganti taktik. Bila perang fisik tak mempan maka dia akan menggunakan perang psikologis. Min June berencana menggunakan pesonanya untuk memikat bosnya dengan membuka kancing bajunya tapi saat melihat Robin membuka pintu sambil bertelanjang dada, Min June menjadi salah tingkah dan dia tidak sengaja melihat luka bekas tembak di dada Robin.


Robin tampaknya masih marah tapi Min June beralasan ada hal penting yang ingin dibicarakan dan tak bisa menunggu sampai besok. Robin tak mengerti saat Min June mengatakan kalau dirinya ingin bunuh diri. Akhirnya Robin mengizinkan Min June masuk. Min June kini duduk di sofa, dia berencana untuk curhat dan minta saran pada Robin tentang masalah cintanya. Min June tak sengaja melihat dompet Robin terbuka dan ada foto anak kecil dengan seorang pria.


Robin muncul dan merebut dompetnya dan memilih duduk di meja kerjanya. Dia bertanya apa masalah yang dialami Min June. Min June mengaku kalau semua yang dikatakan Robin tentang kisah cintanya memang benar dan dia ingin saran dari Robin. Min June sengaja mendramatisir keadaan dengan menangis tapi dia agak kesal karena Robin malah asyik dengan pekerjaannya. Min June protes tapi Robin beralasan kalau dia mendengarkan dan ingin Min June meneruskan ceritanya.


Min June ingin Robin membantunya, dia mengingatkan bahwa Robin pernah mengatakan cinta itu ibarat permainan, Min June ingin Robin mengajarinya tentang aturan permainannya agar dirinya tak gagal lagi. Robin menolak mengajarinya, Min June tak mengerti dan dia ingin tahu alasannya. Dengan santai dan tanpa sungkan, Robin mengibaratkan Min June itu seperti komputer versi lama sehingga tak mungkin diganti dengan versi terbaru.


Min June hanya bisa terpana mendengar alasan Robin, dia tak terima tapi Robin menjelaskan bila menghadapi hal yang tak menguntungkan, maka harus tahu kapan waktunya untuk berhenti demi mengurangi kerugian dan kapan waktunya untuk menjual. Masalah bisnis dan percintaan adalah sama. Bila kondisinya tak menyenangkan maka harus tahu kapan waktunya berhenti. Robin menyindirnya bahwa dia tak mungkin mengajari sesuatu bila Min June tak tahu dasarnya.  


Min June kian mendelik menahan marah, tanpa sungkan dia mengambil gelas yang berisi air putih dan menghabiskannya. Dia menyindir bahwa Robin pasti rugi memberinya gaji besar tapi ternyata dirinya tak mampu. Min June berniat pergi tapi Robin memanggilnya, hal itu membuat Min June waspada. Dia tak ingin direndahkan lagi. Ternyata Robin memberinya penawaran tentang pekerjaan.


Robin mengajukan Min June untuk melakukan negosiasi kerja tapi Direktur Yang sudah punya calon sendiri yaitu Brian. Robin berpikir dan memutuskan untuk menguji keduanya karena dia menginginkan pertaruhan yang adil. Baik Brian maupun Min June mendapat kesempatan yang sama untuk memaparkan idenya dan ternyata Robin lebih puas dengan ide Min June.


Min June dengan ditemani Robin mendapat kesempatan untuk mempresentasikan idenya dan dia senang karena usahanya berhasil. Di sepanjang perjalanan, Min June tak henti tersenyum begitu pula saat mereka di dalam lift. Dengan nada angkuh, Robin mengingatkan bahwa Min June tidak boleh puas dulu sebelum penandatanganan kontrak. Sindiran itu membuat Min June kesal dan dia mengomel karena Robin tak pernah membiarkannya senang walau sebentar. 


Ketika keluar lift, mereka berpapasan dengan Brian. Brian kaget dan memberi hormat pada Robin yang berjalan keluar duluan. Robin tersenyum sambil memegang bahu Brian. Min June dan Brian merasa serba salah ketika sama-sama memberi hormat. Robin menunggu dan menegur karena melihat wajah Min June yang sedikit masam. Min June beralasan kalau dirinya merasa tidak enak pada Brian. Robin malah mengkritik Min June yang terlalu sensitif dan hal itu tidak baik bagi kehidupan cinta dan karirnya.


Min June mengeluarkan jurus lainnya yaitu membuat bekal makan siang untuk Robin, tidak lupa dia menyelipkan kertas di dalamnya. Dia yakin kali ini Robin akan terpesona padanya. Min June bertanya tentang Robin kepada Yoon Mi dan ternyata Robin sudah pergi. Mata Min June tidak sengaja melihat bekalnya di meja Yoon Mi. Min June jelas kaget dan ternyata Robin yang mengizinkan Yoon Mi untuk mengambil bekal itu. Min June berpikir, dia tak ingin Yoon Mi mengambil bekalnya apalagi bila sampai membaca surat yang ditulisnya. 


Yang terjadi selanjutnya adalah Min June berlari menyelamatkan bekalnya dan Yoon Mi mengejarnya karena tidak rela bekal pemberian Robin direbut oleh Min June. Min June terus berlari dan menabrak seseorang dan makanannya tumpah semua. Min June kaget ketika mengetahui bahwa orang yang ditabrak adalah Robin yang sedang berjalan sambil menelepon. Yoon Mi kesal karena tidak jadi makan bekal istimewa.

Min June bersembunyi di atap kantor, dia merasa sangat malu pada Robin karena pria itu sempat menatapnya dengan sorot marah. Tiba-tiba ponselnya berbunyi ternyata dari sahabatnya, Sun Young. Sun Young ingin mengajaknya bertemu di sebuah restoran dekat kantornya.


Sun Young menyarankan Min June untuk ikut kencan buta tapi Min June menolak dengan alasan dirinya belum butuh teman kencan dan berniat pulang. Sun Young mengomel karena Min June masih berharap pada Jun Hyung padahal sudah sering dibohongi. Sun Young bertanya bagaimana kelanjutan hubungannya dengan Jun Hyung dan dengan nada galau Min June menjawab kalau dirinya juga tak tahu.


Sun Young mengomel dan memintanya untuk melupakan Jun Hyung. Dia ingin Min June bercermin pada pernikahannya yang gagal karena hanya didasari pada cinta padahal sekarang yang terpenting adalah uang. Sun Young meminta Min June agar bersedia bertemu dengan pria kenalan adik iparnya yang bernama Jin Guk. Tiba-tiba muncul seorang pria tampan berkacamata yang akan jadi teman kencan Min June tapi Min June merasa Jin Guk membosankan.


Robin datang ke bar langganannya dan memesan minum. Dia duduk menunggu sambil membaca kertas yang diselipkan Min June ke dalam bekal makan untuknya. Sesekali Robin melirik jam tangannya. Di tempat lain, Min June merasa tidak nyaman dengan kencan butanya karena justru Sun Young yang lebih banyak ngobrol dengan Jin Guk sedangkan dirinya merasa bosan dan tak suka dengan topik pembicaraannya. 


Min June pamit ke kamar kecil dan mencari cara untuk melarikan diri. Min June kian kesal saat Robin menelepon dan bertanya dirinya ada dimana dan jam berapa sekarang. Tiba-tiba baterei ponsel Min June habis dan dia kebingungan. Robin juga kesal karena Min June memutuskan teleponnya setelah mengatakan kalau dirinya sedang melakukan kencan buta padahal dia ingin komplain, Min June mengajaknya bertemu di bar jam 7 malam tapi malah tidak datang. Min June memilih pulang setelah melihat Sun Young dan Jin Guk masih asyik ngobrol.


Robin masih bingung dengan sikap Min June dan dia memutuskan untuk meneleponnya kembali setelah berolahraga. Min June sedang bergulat dengan adik lelakinya, mereka bertaruh kalau yang kalah akan didenda uang sebesar 3 Dollar. Adik Min June yang menerima telepon itu tapi Min June langsung merebutnya. Robin hanya bisa diam saat mendengar suara Min June yang terengah dan dia kian ngeri saat mendengar suara pria yang menyerang Min June dari belakang dan Min June yang berteriak terus. Robin segera menutup teleponnya.


Paginya, Sun Young menelepon, dia kesal karena Min June terkesan cuek dengan perjodohannya tapi Min June beralasan kalau pria itu lebih cocok dengan Sun Young. Min June menutup teleponnya dengan alasan ada telepon lain yang masuk. Ternyata Robin yang menelepon dan minta laporannya harus selesai secepatnya. Min June mendesah kesal dengan sikap semena-mena Robin terhadapnya.


Di kantornya, Robin baru saja selesai menerima telepon dan dia sedang mengamati sebuah foto tapi dia langsung kaget saat mengetahui Min June berdiri di belakangnya sambil mengintip. Min June datang membawa laporan yang diminta Robin. Robin agak marah tapi Min June mengaku sudah mengetuk pintu sebanyak 2x. 


Saat Robin memeriksa laporannya, Min June sengaja berbisik dan bertanya kapan Robin akan memberinya 'pelajaran' tentang cinta. Robin tidak merespon pertanyaan Min June, dia malah mengkritik hasil kerja Min June yang tak lengkap karena ada informasi terbaru yang tak diketahuinya. Robin ingin agar besok laporan itu harus sudah diperbaiki. Min June keluar dengan wajah masam.


Min June menumpahkan kekesalannya di toilet dan dia bertemu dengan Yoon Mi yang berpakaian lumayan seksi. Yoon Mi beralasan kalau malam ini dia akan merayakan ulangtahunnya. Min June mengingatkan kalau dia harus hati-hati karena banyak teman pria yang ikut hadir di pestanya. Yoon Mi berdalih bahwa dia sengaja berpakaian seksi karena sempat mendengar dari teman yang lain kalau Robin menyukai wanita yang seksi dan berdada besar. Min June puas seolah mendapat ide untuk menaklukkan Robin.

Yoon Mi menyambut semua rekannya dengan ramah dan tanpa sungkan dia mengucapkan terima kasih pada Robin yang bersedia membayar tagihan pesta ulangtahunnya sambil memberi kode pada Robin. Semua kaget melihat keberanian Yoon Mi terutama Direktur Yang dan takut Robin akan marah tapi ternyata Robin tersenyum, terpaksa mengiyakan.

Sementara itu Min June bersiap membuat kejutan, dia sengaja mengenakan gaun merah yang seksi. Dia bercermin sambil menyangga dadanya dengan busa agar lebih menonjol dan berisi. Min June berjanji akan membuat Robin tergoda dengan pesonanya. Tiba-tiba ponselnya bunyi dan ternyata dari Jin Guk, Min June pura-pura sinyalnya buruk dan menutupnya. Min June memutuskan mematikan ponselnya dengan mencabut batereinya agar tak ditelepon lagi. Malam ini dia ingin fokus menggoda Robin.

Pesta ultah Yoon Mi berlangsung meriah dan Yoon Mi merasa seperti ratu ketika menyanyi dengan ditemani kedua rekannya yang tampan. Tapi semua langsung terkesima melihat kedatangan Min June yang bergaun merah seksi. Min June pura-pura cuek dan duduk di samping Brian yang salah tingkah sementara Robin hanya menatapnya tanpa bicara. 

Malam itu Min June benar-benar memanfaatkan kesempatan yang ada, dia tak ragu untuk ikut maju menemani Brian yang sedang menyanyi. Min June begitu lincah berjoged hingga membuat Robin kesal sementara Yoon Mi dan Direktur Yang hanya diam sambil terus mengawasi ulah Min June. Karena terlalu asyik, Min June sampai jatuh dan Yoon Mi tak segan untuk tertawa mengejeknya. Robin tampak kian kesal dan Direktur Yang kelihatan malu dengan ulah anak buahnya. Sedangkan Min June hanya bisa tersenyum masam untuk menutupi rasa malunya.

Robin duduk berdua dengan Min June sementara rekan yang lain dansa berpasangan. Min June bertanya apakah Robin tak menikmati pestanya? Robin balik bertanya apakah Min June semalam juga mengenakan gaun yang sama? Min June tak mengerti saat Robin menyindirnya seperti wanita murahan. Robin bicara tanpa menoleh sedikitpun, dia bertanya mengapa Min June begitu ngotot ingin mendapatkan perhatian dari seorang pria? Itu hal yang sangat menyedihkan menurut Robin.

Min June terdiam sesaat, dia tak mengira Robin bisa sangat ketus padanya. Min June bertanya mengapa Robin begitu perduli dengan gaun apa yang dikenakannya ketika kencan buta, apakah Robin tertarik padanya? Robin kembali menyinggungnya dengan mengatakan bahwa dirinya sejak awal memang benar, tak mungkin mengubah komputer jadul menjadi versi terbaru. Dia merasa kasihan pada Min June.

Min June sangat kesal tapi dia berusaha tetap sabar, Min June berencana melakukan perang yang sesungguhnya. Min June mengalihkan pembicaraan dan mengajak Robin bertaruh, siapa yang kalah minum maka dia yang harus membayar semua tagihan dan Robin setuju karena dia tak pernah kalah dalam taruhan. Robin yakin Min June yang akan kalah dan Min June hanya tersenyum sambil mengatakan hal yang sama.

Semua rekan senang dan memberi semangat untuk keduanya. Baik Robin dan Min June saling menatap tajam. Robin bersiap minum sambil melonggarkan dasinya sedangkan Min June mulai minum ketika Robin meneguk isi gelasnya. Semua bersorak ketika mereka mulai lomba minumnya. Akhirnya tinggal beberapa gelas dan Min June kelihatannya mulai mabuk dan Robin meminta agar Min June berhenti minum.

Min June tak bisa duduk dengan tenang karena mulai mabuk, dia marah dan memaki Robin. Semua termasuk Robin kaget mendengarnya. Min June malah tertawa senang, dia tak menduga jika saat mabuk dirinya bisa lebih fasih berbahasa Inggris. Min June kembali tertawa dan kembali memakinya. Robin hanya diam tapi jelas terlihat kalau pria itu sangat marah.

Rekan yang lain termasuk Brian mulai khawatir bila Min June akan berbuat yang aneh-aneh. Seolah sudah menang, Min June berdiri dan meminta semuanya untuk bersulang. Robin terpaksa kembali meneguk minumannya. Min June menghabiskan minumannya dan duduk tapi dia langsung pingsan. Beberapa rekan ikut panik dan membantu.   

Robin terpaksa mengantar Min June yang pingsan dengan menggunakan taksi. Di sepanjang perjalanan, Min June tak bisa duduk tegak dan bersandar dibahu Robin. Semula kukira Robin keberatan tapi ternyata Robin merelakan bahunya dan membantu agar Min June bisa bersandar dengan nyaman. 

Mereka sampai di depan rumah Min June, lagi-lagi Robin terpaksa menggendong Min June. Robin mendudukkan Min June yang masih tidur di tangga dan dia tidak sengaja melihat busa yang menyangga dada Min June, Robin hanya bisa tersenyum samar. Dia mengeluh dalam hati karena tak tahu apa yang harus dilakukannya. 

Min June terbangun dan pandangannya kabur ketika melihat Robin. Min June melepaskan jas yang dikenakannya dan mencoba berdiri dengan susah payah. Robin bertanya apakah dirinya baik-baik saja? Min June tertawa dan menduga bahwa Robin pasti ingin menciumnya sekarang tapi dia tak akan mengizinkannya karena Robin adalah pria yang dingin juga playboy.

Robin hanya diam saja karena dia tahu Min June sedang mabuk. Min June berdiri dengan sempoyongan dan Robin kembali bertanya apakah Min June baik-baik saja? Min June hanya diam saja tapi kemudian dia maju dan mencium Robin. Robin jelas kaget dengan keberanian Min June tapi dia tak bisa memungkiri perasaannya bahwa dia tertarik pada Min June. Mereka berciuman dengan panas dan akhirnya Min June melepaskan diri. Robin masih shock dan dia ingin menjelaskan sesuatu tapi pandangan Min June kabur dan dia pingsan lagi.

Paginya, Min June bertanya pada salah satu rekannya tentang kejadian semalam. Rekan itu berkata kalau Robin yang mengantar Min June pulang setelah dirinya menuliskan alamat rumah Min June. Min June agak bingung karena semalam orangtuanya mengatakan kalau dia pulang sendiri. Rekan itu juga mengatakan bahwa dirinya terkesan dengan keberanian Min June karena saat mabuk, Min June mengatakan hal-hal yang tidak pantas kepada Robin di depan semua orang. Min June kaget dan hanya bisa menutup mulutnya yang ternganga.

Di ruangannya, Robin tidak bisa konsen bekerja. Robin memilih berdiri tapi kemudian langsung duduk kembali ketika Min June masuk dan menyerahkan laporan yang sudah diperbaiki. Baik Min June dan Robin memilih diam dan tidak berani saling menatap seperti biasanya. Robin memeriksa sekilas dan menyuruh Min June pergi. Min June kaget karena langsung disuruh pergi dan dia langsung berbalik. Wajahnya terlihat lega tapi Robin berubah pikiran dan memanggil Min June kembali. 

Rupanya terjadi salah paham diantara mereka. Robin ingin menjelaskan tentang masalah ciuman mereka semalam tapi Min June mengira Robin ingin minta penjelasan tentang kata-kata kasarnya di depan semua orang. Min June meminta Robin untuk melupakan saja karena hal itu adalah kesalahan terbesarnya. Min June mengaku ketika mabuk, dia sering berbuat gila. Min June pamit dan hampir bertabrakan dengan Direktur Yang. 

Direktur Yang agak heran melihat Min June yang pergi dengan tergesa hingga hampir menabraknya. Direktur Yang mengatakan bahwa dirinya baru saja berbicara dengan seseorang dari perusahaan Maeda yang memberinya kabar yang menggembirakan. Robin hanya diam melamun saat Direktur Yang memberinya selamat. Robin justru kelihatan kecewa dan tak mengerti mengapa Min June menganggap ciuman mereka sebagai kesalahan.

Min June menjadi salah tingkah saat bertemu Robin, mereka sama-sama menunggu lift. Min June beralasan kalau ada seseorang yang menunggunya di lobi tapi Robin tidak menanggapi dan menyuruh Min June cepat masuk karena pintu lift sudah terbuka. Di dalam lift, Min June berdiri bersebelahan dengan Robin dan matanya mulai menatap sosok bosnya dari dekat, dia mulai mengingat peristiwa semalam. Hal itu membuat Min June kaget. Min June langsung membuang muka saat Robin balik menatapnya.


Min June keluar dari lift, dia merasa sangat malu dan dia heran mengapa tak bisa mengingat hal yang memalukan itu. Min June tak sengaja melirik ke meja resepsionis, ternyata yang mencarinya adalah Sun Young dan Jin Guk yang membawa sebuket bunga. Min June kesal dengan ulah Sun Young yang membawa Jin Guk ke kantornya. Dia ingin kabur tapi Jin Guk melihat dan memanggilnya. Min June benar-benar kabur ketika Sun Young mengejarnya. 


Min June bingung karena sepertinya hari ini dirinya sial terus. Sun Young dan Jin Guk berhasil mengejar Min June hingga ke pintu keluar. Min June pura-pura senang melihat mereka. Sun Young bertanya apakah Min June akan pergi? Min June mengiyakan karena ada hal penting yang harus dikerjakan. Min June mengaku kalau sedang terburu-buru dan Sun Young kelihatan kecewa. Min june beralasan kalau dirinya tak bisa berbuat apapun. 


Ketika melihat mobil Robin, Min June langsung pamit dengan alasan mobilnya sudah datang. Min June melambaikan tangannya tapi Robin entah tak melihat atau pura-pura cuek, Min June berteriak sambil mengejarnya. Mobil Robin akhirnya berhenti dan Min June berlari mengejarnya sambil melambaikan tangan ke arah Sun Young dan Jin Guk. Kejadian itu membuat Sun Young dan Jin Guk bingung, jelas sekali kalau Jin Guk kecewa. Sun Young menyarankan agar mereka pergi makan siang bersama saja.


Robin heran melihat Min June tiba-tiba masuk ke dalam mobilnya tapi Min June malah memintanya untuk jalan terus sambil menoleh ke belakang. Robin tampaknya tidak suka diperintah dan Min June memperhalus bahasanya, dia berjanji akan menceritakannya nanti setelah keluar dari halaman kantor. Robin mengalah dan menuruti permintaan Min June.


Mereka berdiri di jembatan sambil memandang mentari sore. Tanpa sungkan Robin bertanya tentang apa yang dilakukan Min June malam itu saat dirinya menelepon. Min June menjelaskan kalau malam itu dia dan adik lelakinya kelaparan dan mereka bertaruh, siapa yang kalah harus mentraktir makan. Robin hanya bisa tertawa mendengar cerita itu tapi dia tidak mau menceritakan alasannya saat Min June penasaran mengapa Robin menertawakannya.


Min June juga minta maaf soal janjinya menunggu di bar padahal dia tidak datang, dia mengira Robin tidak tahu tentang kertas yang dia selipkan di dalam bekal makanan pemberiannya. Robin hanya diam saat Min June berterimakasih karena telah mengantarnya pulang semalam. Robin malah mengatakan sore itu suasananya sangat indah, matahari hampir terbenam dan kapal feri melintas.


Min June bertanya apakah mereka bisa naik feri bersama karena dirinya belum pernah naik feri. Melihat Robin hanya diam, Min June memutuskan kalau hal itu tak bisa karena masih jam kantor. Robin menoleh dan mengiyakan ajakannya. Min June tak percaya. Akhirnya Min June dan Robin menghabiskan hari itu dengan berjalan-jalan naik kapal feri dan bermain kembang api. Mereka juga sempat berfoto bersama. Robin mengantar Min June kembali ke kantor. 


Mereka saling bertukar senyum saat Min June menunjukkan foto mereka. Min June memandangi foto itu sambil membatin bahwa wanita memiliki sensor yang tidak diketahui oleh pria. Menurut sensor yang dimilikinya, Min June yakin bahwa Robin telah terperangkap dalam pesonanya, sesuai dengan misinya yaitu menaklukkan Robin. Tapi Min June tak mengerti mengapa hatinya berdebar saat bersama Robin.


Min June masih melamun di depan kantornya saat seseorang memanggilnya, saat dia menoleh, ternyata Jun Hyung mencarinya. Jun Hyung ingin mengajak bicara tapi Min June tidak mau. Jun Hyung tetap memaksanya. Robin yang melihat perdebatan mereka langsung melerai. Jun Hyung tidak suka ada yang ikut campur dan Min June bilang kalau Robin itu bosnya, tampak kalau Robin agak kecewa mendengarnya.


Jun Hyung menarik tangan Min June dan mengajaknya pergi. Min June sebenarnya enggan ikut tapi Jun Hyung menarik tangannya dan Robin hanya diam sambil menghela nafas. Jun Hyung semula hanya ingin diberi waktu 5 menit tapi nyatanya malah menjadi 2 jam. Jun Hyung ingin mereka kembali bersama tapi Min June masih bingung.

Min June mengejar langkah Robin sambil membujuk tapi Robin tetap pada pendiriannya, dia tak mau mengajari Min June karena sekarang pacarnya telah kembali jadi tak perlu lagi "pelajaran" tentang cinta. Min June bersikeras bahkan mengikuti Robin hingga masuk dalam lift.


Melihat Robin yang hanya diam sambil menggunakan ponselnya, Min June kembali berusaha membujuknya dengan alasan dirinya bingung dengan perubahan sikap Jun Hyung. Bila biasanya saat putus mantan pacar selalu menyalakan dirinya padahal dirinya tak merasa telah melakukan kesalahan tapi Jun Hyung justru menyalahkan dirinya sendiri. Hal itu sangat berarti baginya tapi Robin malah mengatakan bahwa itu salah dan itu masalahnya. Bila menyangkut hubungan percintaan, Min June belum mampu mengambil keputusan yang tepat.


Min June tak marah justru dia ingin memperbaiki diri makanya dia ingin Robin membantunya. Robin masih enggan tapi Min June ingin diberi satu kesempatan, dia ingin diajari cara mencintai tanpa kehilangan harga diri. Robin tetap tak mau karena tak tahu Min June harus mulai belajar darimana. Robin kemudian berjalan meninggalkan Min June.


Min June tak bisa menahan diri lagi, dengan suara lantang dia memanggil Robin. Robin berhenti tapi tak mau berbalik. Min June marah dan menumpahkan kekesalannya, dia tak mengerti mengapa dirinya bisa mengemis bantuan pada orang yang tak pernah merasakan cinta. Dia tak suka Robin meremehkan cintanya padahal dirinya ingin berjuang untuk yang terakhir kalinya.


Min June berteriak marah dan dia baru sadar kalau mereka masih di kantor dan beberapa orang yang lewat memandanginya. Min June hanya bisa menutup mulut saat Robin berbalik dan berjalan menghampirinya. Secara refleks Min June mundur karena tak tahu apa reaksi Robin padanya. Robin menyerah dan bersedia mengajarinya tapi pelajarannya akan berbeda dan tak sama seperti sebelumnya. Min June bersedia asal bisa kembali mendapatkan harga dirinya.


Saat mereka sedang ngobrol, seorang wanita berambut coklat memanggil Robin. Wanita itu bernama Jennifer, tanpa sungkan dia memeluk Robin dengan hangat dan mengatakan kangen padanya. Robin menyambut Jennifer dengan ramah. Jennifer melirik dan ingin tahu tentang Min June. Dia sengaja menyindir dan bertanya apakah Robin bermain curang dibelakangnya? Robin memperkenalkan mereka berdua dan Min June memutuskan untuk pamit.


Jennifer melihat Robin yang terus memandangi kepergian Min June, dia bertanya apakah Robin menyukainya tapi Robin tak menjawabnya dan hanya menghela nafas. Robin mengalihkan pembicaraan dengan bertanya apakah Jeniffer sudah makan dan Jennifer balik bertanya apakah Robin akan mentraktirnya? Jennifer membujuk Robin dan mereka pergi, tanpa ragu Jennifer memeluk lengan Robin dengan mesra. Min June menunggu lift sambil melihat kepergian mereka.

Robin mulai mengajarkan triknya. Pertama, Min June tidak boleh langsung menerima telepon Jun Hyung karena bila dia memang membutuhkan Min June maka Jun Hyung akan terus menelepon hingga bisa bicara dengan Min June. Saat belanja, Min June tak boleh membayar sendiri. Jadi Min June yang memilih dan Jun Hyung yang membayarnya. Jun Hyung hanya tersenyum masam saat Min June minta dibelikan tas coklat. 


Saat nonton film, buat diri senyaman mungkin dan tidak perlu melayani Jun Hyung. Sesekali boleh juga membuatnya kaget, misalnya dengan menumpahkan popcorn. Jun Hyung kaget melihat Min June sengaja menumpahkan popcorn miliknya tapi hanya diam saja. Ketika baru berbaikan maka Min June tak boleh dengan mudah diajak ke hotel untuk bermesraan karena itu akan membuat Jun Hyung diatas angin. Bila ingin diperlakukan seperti ratu maka saat diantar pulang, biarkan Jun Hyung yang membukakan pintu untuk Min June.  


Robin sedang berolahraga ketika dia tak sengaja melihat seorang anak laki-laki sedang dibantu kakeknya untuk mengencangkan tali sepatunya. Robin tersenyum mengingat dulu kakeknya juga sering melakukan hal yang sama untuknya. Ponsel Robin berdering dan dia mendapat kabar bahwa minggu depan dirinya akan ditarik ke kantor pusat. Jeniffer juga menelepon untuk memberi selamat atas kenaikan jabatan yang sudah menunggunya di kantor pusat.


Saat makan siang bersama, Jun Hyung mengeluh karena kini Min June banyak berubah. min June pura-pura tertawa dan bertanya apakah perubahan dirinya tak biasa? Min June berdalih bahwa setiap orang pasti berubah. Jun Hyung beralasan bahwa Min June tak boleh berubah terlalu banyak karena dia lebih suka Min June yang dulu. Min June iseng bertanya seperti apakah dirinya yang dulu? Jun Hyung tersenyum dan menceritakan kalau Min June yang dulu itu seperti kelinci yang menyenangkan baginya.


Min June kelihatan kecewa dan dia mulai menyadari bahwa apa yang dikatakan Robin memang benar, dia tak tahu apapun tentang cinta. Jun Hyung heran melihat Min June hanya diam. Min June kesal dan mengatakan kalau dirinya tak sama lagi. Min June bahkan bersedia membayar makanan sebagai bentuk peringatan perpisahan mereka. 


Jun Hyung tak mengerti dan memanggilnya kembali. Min June marah dan minta mulai sekarang agar Jun Hyung memanggilnya kakak karena usianya lebih tua dan Min June mengambil kembali uangnya, dia ingin Jun Hyung yang membayar tagihan makanannya. Min June pergi meninggalkan Jun Hyung yang masih tak tahu apa yang terjadi.


Min June mencari Robin dan mereka bicara. Robin bertanya apakah Min June ada masalah lagi dengan pacarnya? Min June merasa bingung, dia merasa memanipulasi perasaan orang itu tak lucu karena melelahkan dan sulit. Robin mengingatkan tentang No Pain No Gain. Min June penasaran, apakah Robin bisa bahagia dengan hubungan yang seperti itu walaupun sejenak? Robin tak bisa menjawab hal itu.


Min June mengaku bahwa setelah apa yang terjadi, dia tetap kangen pada dirinya yang dulu. Daripada saling perhitungan, dirinya lebih suka bersikap jujur. Daripada menerima, dirinya lebih senang memberi. Daripada menyembunyikan perasaan, lebih baik menunjukkan apa yang dirasakannya.  


Min June merasa mungkin semua memang salahnya dan itu membuatnya putus asa dan tidak punya harapan. Robin menghiburnya kalau itu bukan salah Min June, mungkin karena belum bertemu jodoh saja. Min June tersenyum dan ingat bahwa dulu dia pernah berharap Robin akan mengatakan hal itu saat dirinya pertama kali curhat. 


Robin mengajak balik ke hotel karena sepertinya akan turun hujan tapi Min June menolak dan ingin pulang. Robin beralasan kalau dia punya payung di kamarnya tapi Min June bersikeras ingin langsung pulang. Dia menyeberang tanpa melihat ada taksi yang melintas. Sopir taksi itu memaki dan Robin juga kesal melihat ulah Min June tapi Min June tidak bicara dan kabur.


Ayah heran sambil memberi handuk kepada Min June. Putrinya bilang kalau pulang naik taksi tapi rambutnya basah. Min June curhat kalau ada yang tidak beres dengan dirinya. Ada orang yang marah tapi suaranya seperti orang yang menyatakan cinta. Orang itu berteriak padanya tapi suaranya terdengar seperti bisikan. Ayah bilang itu artinya Min June menyukai orang itu tapi Min June menyangkalnya. Ayah kembali berkata kalau mungkin saja pria itu yang menyukai Min June.


Min June kembali menyangkalnya karena Robin tidak pernah ramah padanya. Ayah bertanya apakah Min June pernah menanyakannya pada Robin tapi Min June menjawab belum pernah tapi dia yakin Robin tidak seperti itu. Ayah mencontohkan dirinya dan ibu, ibu pernah bilang kalau tidak menyukai wajah ayah tapi toh mereka menikah dan punya 2 anak. Ayah mengatakan kalau setiap orang bisa berbohong dengan kata-kata tapi mata tidak bisa berbohong. Min June hanya perlu melihat matanya untuk memastikan apakah pria itu menyukainya atau tidak.


Min June datang ke kamar Robin, ternyata di sana sedang ada pesta dan Jennifer yang berperan sebagai nyonya rumah. Min June hanya diam ketika Jennifer bertanya apakah Robin sudah mengundangnya? Jennifer menyadari kesalahannya dan mengajak Min June masuk tapi Min June merasa tidak enak. Jennifer beralasan kalau Robin sedang turun ke lobi dan pasti sebentar lagi akan datang. 


Min June tidak mengerti saat Jennifer dan seorang pria bicara soal rencana kepergian Robin. Jennifer agak heran dan bertanya apakah Robin tak mengatakan sesuatu dan Min June hanya menggeleng. Jennifer menjelaskan kalau tugas Robin sudah selesai dan minggu depan dia harus kembali ke kantor pusat. Min June agak shock mendengarnya, dia segera pamit untuk ke kamar kecil.


Robin yang baru datang langsung disambut Jennifer yang protes karena Robin lebih perhatian kepada Min June. Dia bertanya apa Robin akan mengajak Min June ke Amerika? Robin tidak mengerti dengan jalan pikiran Jennifer karena dia menganggap Min June hanya sebagai rekan kerja. Min June yang sejak tadi tak sengaja mencuri dengar, langsung lemas dan kecewa. 


Diam-diam Min June keluar dari kamar itu tapi Robin mengejarnya. Robin bertanya kapan Min June datang dan Min June menjawab beberapa saat yang lalu. Robin heran melihat Min June pulang sebelum bertemu dengannya, bukannya Min June datang untuk mencarinya? Min June tertawa dan sengaja berbohong dengan mengatakan kalau dirinya akan menikah jadi Robin tidak usah khawatir. Jennifer mengamatinya saat Min June berpamitan pada Robin.

Keduanya tampak patah hati. Baik Min June dan Robin menghabiskan sisa hari itu dengan perasaan campur aduk. Min June pulang sendiri, dia menyetir sambil menangis. Robin minum sendiri di kamarnya yang kini telah kosong, dia galau dan membanting gelas minumannya. Min June membuka-buka album foto ayah ibunya. Robin hanya diam membisu saat bersama dengan Jennifer.


Di kantor, beberapa pegawai tanpak sedih saat mendengar kabar rencana kepergian Robin. Min June juga bersikap dingin dan menjaga jarak dengannya. Saat mengambil sebuah dokumen, tanpa sengaja sebuah foto terjatuh. Min June memandangi fotonya saat bersama Robin. Tiba-tiba telepon di mejanya berdering dan ternyata Jennifer mengajaknya bertemu.


Jennifer mengaku bahwa dirinya sudah berteman dengan Robin selama 10 tahun jadi dia tahu semuanya tentang Robin termasuk saat paling sulit dalam hidupnya atau ketika dia bahagia. Min June tak mengerti mengapa Jennifer menceritakan hal itu padanya. Jennifer menjelaskan bahwa saat ini adalah saat yang penting bagi masa depan Robin dan dia tak mau Robin salah fokus.


Jennifer bertanya apakah Robin pernah menceritakan tentang cinta pertamanya pada Min June? Min June mengaku kalau dirinya tak tertarik dan tak ingin Jennifer menceritakannya. Jennifer tak percaya kalau Min June belum pernah melihat bekas luka tembak yang ada di dadanya Robin. Min June agak kaget dan penasaran. Jennifer mengatakan kalau luka itu diperoleh Robin dari cinta pertamanya. Penjelasan Jennifer membuat Min June mengerti mengapa Robin mengibaratkan cinta seperti permainan. 


Proses penandatanganan kontrak berlangsung pelik. Pihak penjual yang diwakili oleh Tuan Mistuyoshi menginginkan ada perubahan nama perusahaan tapi pihak pembeli yaitu Robin, menolaknya. Direktur Yang meminta waktu agar mereka bisa berdiskusi. 



Direktur Yang dan Min June tak mengerti mengapa Robin menolak permintaan mereka, Min June bahkan ingin tahu alasannya. Direktur Yang membentak Min June yang dianggap tak sopan pada Robin, Min June berdalih bahwa ini menyangkut kepercayaan.


Robin mengatakan bahwa perusahaan yang akan mereka beli itu adalah perusahaan tempat kakeknya bekerja seumur hidupnya makanya Robin tak ingin mengubah namanya. Robin menjelaskan kalau seragam biru yang lusuh di ruangannya itu milik kakeknya. 


Min June berinisiatif menemui pihak Tuan Mistuyoshi yang sudah bersiap pergi. Min June ingin menjelaskan mengapa Robin bersikukuh tidak mau mengubah nama perusahaannya, itu karena Robin ingin menepati janji pada kakeknya.


Tuan Mitsuyoshi bersedia membantu Robin dan Beliau mengingatkan bahwa perjanjian ini tidak macet berkat usaha Min June. Tuan Mitsuyoshi memuji Robin yang memiliki pegawai sebaik Min June. Robin hanya tersenyum sambil melirik kearah Min June, dia senang sekaligus lega karena Min June berhasil membantunya di saat sulit.


Min June dan Robin kembali ke kantor. Robin berterimakasih, berkat bantuan Min June dirinya bisa menepati janji yang dibuat untuk kakeknya. Min June mengatakan bahwa dia akan menyimpan ungkapan itu nanti karena semuanya masih belum pasti sebelum kontrak ditandatangani. Robin mengulurkan tangan dan mereka berjabat tangan. Robin kelihatan enggan saat Min June menarik tangannya dan pergi.


Robin memanggil Min June kembali dan saat Min June berbalik, Robin minta maaf. Min June tak mengerti mengapa Robin minta maaf. Robin secara tulus ingin minta maaf atas segala perbuatan atau ucapannya yang tak berkenan kepada Min June. Robin minta maaf beberapa kali, dia mengaku kalau Min June memberinya banyak keuntungan dan Min June sangat pantas untuk mendapatkan cinta dari pria manapun. 


Baginya, Min June lebih cantik dari wanita manapun yang pernah ditemui seumur hidupnya. Min June tak kuasa menahan haru ketika mendengar pengakuan Robin bahwa dia ingin mengatakan semuanya sebelum dirinya pergi. Min June menghambur ke dalam pelukan Robin. Ada rasa lega dihati keduanya karena semua kesalahpahaman telah sirna, yang ada hanyalah rasa saling cinta.


Min June bertanya sejak kapan Robin menyukainya dan Robin menjawab sejak pertama kali mereka bertemu. Saat melihat wajah Min June yang belepotan lipstik, Robin sudah ingin menciumnya. Mereka kembali berciuman mesra. Min June menyadari bahwa cinta yang diinginkannya itu memang ada.

Min June mengajak Robin bertemu keluarganya. Min June dan Robin hanya bisa menunduk saat kedua orangtuanya mengawasi mereka dengan tatapan ingin tahu. Ayah memberanikan diri menyapa Robin dengan bahasa Inggris tapi Min June mengatakan kalau Robin bisa mengerti bahasa Korea. Hal itu membuat ayah salah tingkah sedangkan ibu dan adiknya hanya tersenyum. Ayah melirik mereka berdua karena tak suka ditertawakan.

Ayah bertanya apakah Robin mencintai putrinya dan Robin menjawab iya. Mereka terdengar puas dengan jawaban itu. Ayah kembali bertanya apa tujuan kedatangan Robin untuk menikahi putrinya dan Robin menjelaskan kalau dia memang mencintai Min June tapi belum memikirkan untuk segera menikah. Ayah ibu minta bantuan adik untuk menjelaskan maksud Robin. Ayah langsung marah dan mengusir Robin setelah mendengar penjelasan putranya. Ayah melempar bantal ke arah Robin dan meminta putrinya untuk berhenti kerja mulai besok.

Adegan favoritku :

Seseorang bisa menjadi sangat nekat bila menginginkan sesuatu tak perduli dengan rasa malu yang penting bisa mendapatkan apa yang diinginkannya. Contohnya Min June, dia sangat terobsesi untuk membuat Robin tertarik pada pesonanya. Min June menggunakan segala cara mulai dari cara yang sopan hingga yang agak nakal.

Hal yang membuatku tertawa adalah saat Min June berusaha membuat bekal makan siang untuk Robin. Dia sengaja bangun pagi untuk memasak makanan yang enak tapi ternyata Robin malah memberikan bekal itu pada Yoon Mi. Jelas saja Min June tak rela, bukan masalah makanannya tapi Min June sengaja menyelipkan kertas berisi janji untuk ketemuan sepulang kerja. Min June takut Yoon Mi akan membacanya padahal Robin sudah mengambilnya sebelum menyerahkan bekal itu pada Yoon Mi.

Min June mengambil bekal itu dan Yoon Mi tidak rela pemberian Robin direbut Min June, jadilah mereka seperti anak kecil berkejaran di dalam kantor tanpa perduli tatapan heran dari rekan kerja yang lain. Puncaknya, Min June malah jatuh setelah menabrak Robin dan makanannya berhamburan di lantai.

Hikmah yang bisa diambil dari film ini :

Ada seseorang yang beruntung dalam hal percintaan, pertama pacaran langsung cocok, menikah dan hidup bahagia. Tapi ada pula yang harus bertemu dengan orang yang salah dulu sebelum bertemu dengan jodoh atau belahan jiwa yang sesungguhnya. Dianggap bertemu dengan orang yang salah karena akhirnya hubungan itu kandas karena suatu hal. Perpisahan memang menyakitkan dan kadang malah menimbulkan trauma tapi perpisahan juga bisa dijadikan pelajaran agar tak terjebak dalam masalah yang sama.

Komentarku : 

Inti dari film ini adalah dua orang yang pernah patah hati dan dicampakkan akhirnya bertemu dan jatuh cinta. Di film ini juga ditunjukkan perbedaan cara pandang pria dan wanita tentang cinta yaitu diwakili oleh Min June dan Robin.

Min June tipe wanita yang terbuka dan ekspresif. Dia selalu ingin menunjukkan perhatian, cinta dan kasih sayangnya kepada orang yang dicintainya walaupun kadang tindakannya itu malah membuatnya kehilangan harga dirinya dan terkesan agresif juga posesif. Min June selalu menjadi pihak pertama yang menelepon atau memberi hadiah ulangtahun, mentraktir apapun yang diminta dan melayani apapun keinginan pacarnya.

Sedangkan Robin tipe pria yang menganggap cinta hanya sebagai permainan yang membutuhkan ketelitian dan rencana matang. Ketika bertemu dengan Min June yang terobsesi pada pacarnya, dia malah menganggap Min June adalah sosok yang patut dikasihani karena bersikap seperti peliharaan yang selalu menurut pada perintah majikannya.

Dua orang yang memiliki pandangan berbeda tentang cinta tapi akhirnya malah saling jatuh cinta. Mereka menyadari bahwa cinta itu bukan sesuatu yang pasti seperti rumus matematika tapi cinta itu tidak mengenal kasta dan tahta. Cinta bukan untuk mengubah watak dan ciri khas seseorang tapi bila kita mencintai seseorang kita harus bisa menerima semua kekurangannya dan menghargai semua kelebihannya.

Min June yang sempat belajar trik mencintai tanpa harus kehilangan harga dirinya agar bisa balikan dengan mantannya malah merasa lelah harus berpura-pura, karena itu bukan dirinya. Min June terbiasa mengekspresikan apapun yang dirasakannya. Robin yang semula selalu meremehkan Min June, akhirnya malah terpesona dengan ketulusan dan kepolosan sikap gadis itu.



Review Film Menarik Lainnya

2 comments:

  • mizzyu says:
    May 2, 2020 at 7:51 AM

    Sebetulnya sifatnya awal Min June, baik aja sih... Justru pas setelah ketemu Robin, jadi alay... Padahal dari awal, mang udah keliatan kalo Robin ada hati ya...

  • Tyana says:
    May 3, 2020 at 1:54 AM

    Mungkin dr awal Robin ada hati tp stlh th bgmn Min June memperlakukan pacarnya sprt dewa maka Robin jd prihatin 1xgus meremehkannya. Mengapa? Krn hal itu mengingatkan Robin pd ms lalunya sndr. Mknya Robin brusaha menasihatinya tp Min June tak terima shg Min June menggunakan sgala pesonanya (trmsk bersikap alay) agar Robin tertarik padanya. Upaya balas dendam yg brujung cinta beneran.

Post a Comment