Saturday, August 18, 2018

Always (Only You) ~Film Korea~

Always (Hangul: 오직 그대만; RR: Ojik Geudaeman; lit. Hanya Kamu) adalah film Korea bergenre romantis yang dirilis tahun 2011. Film ini mengisahkan tentang hubungan percintaan antara mantan petinju yang memiliki masa lalu kelam dan penyendiri dengan seorang wanita ceria yang bekerja sebagai operator telepon walaupun dirinya mengalami kebutaan.


Para pemain :

So Ji Sub sebagai Jang Cheol Min
Han Hyo Joo sebagai Ha Jung Hwa
Yun Jong Hwa sebagai Min Tae Sik
Kang Shin Il sebagai Choi 
Park Chul Min sebagai Pelatih Bang
Jo Sung Ha sebagai section chief Choi
Oh Kwang Rok sebagai Park Chang Soo
Kim Jeong Hak sebagai kepala tim Ma
Kim Mi Kyung sebagai Suster Joanna
Wie Seung Bae sebagai petinju
Jung Jae Jin sebagai pria tua
Min Kyeong Jin sebagai asisten salon
Yum Hye Ran sebagai pemilik salon
Choi Gyo Sik sebagai agen real estate 

Sinopsis lengkap :

Seorang pria bernama Cheol Min sedang bekerja mengantar galon air mineral ke sebuah gedung. Setelah mendapat upah, dia segera berlari menuju suatu tempat. Seorang pria tua sudah menunggu kedatangannya. Beliau menyerahkan koran dan menyarankan agar Cheol Min tidak terlalu keras bekerja. Pria tua itu segera pamit karena ini hari terakhirnya bekerja sebagai penjaga parkir dan akan segera digantikan oleh Cheol Min.

Ketika sedang menonton tv kecil di sebuah ruangan yang sempit, tiba-tiba seorang wanita muncul dan langsung duduk di sampingnya. Cheol Min heran saat wanita itu menyodorkan dua buah jeruk dan makanan. Wanita itu kaget saat mendengar suara Cheol Min dan dia bertanya tentang kakek. Rupanya wanita yang bernama Jung Hwa itu terbiasa nonton tv bersama kakek yang digantikan oleh Cheol Min. Cheol Min menjelaskan kalau kakek sudah berhenti kerja. Jung Hwa minta maaf dan pergi tapi akhirnya Cheol Min tidak tega melihat Jung Hwa yang menunggu hujan reda sambil memainkan tongkatnya, dia kemudian mengajak Jung Hwa masuk dan nonton tv bersama. Setelah nonton, Jung Hwa pamit saambil menyerahkan kotak makanannya dan Cheol Min menerimanya dengan ragu.

Paginya Jung Hwa berangkat kerja sambil bergumaman, "Sampai jumpa nanti malam!". Jung Hwa bekerja sebagai operator telpon, dia sempat kesal karena ada penelpon yang memarahinya. Si bos muncul dan menyemangati para pegawainya agar sabar dan menghormati kliennya. Si bos sengaja bermulut manis pada Jung Hwa sambil memijit ringan bahu wanita itu. Jung Hwa merasa tidak enak tapi hanya bisa diam saja.

Cheol Min pergi ke sasana tinju dan minta maaf pada bosnya tapi bosnya masih marah walaupun pelatih berusaha membujuknya. Pelatih mengajak Cheol Min bertemu dengan para petinju binaannya dan salah satunya menantang Cheol Min tapi Cheol Min enggan menanggapinya. Hal itu membuat si bos kian kesal dan mengusirnya.

Jung Hwa kembali datang untuk nonton tv, dia minta agar Cheol Min membuka pintunya karena pengap dan bau. Jung Hwa meraba jendela dan membukanya. Secara refleks Cheol Min mengenakan kembali sepatunya. Dia agak kesal saat Jung Hwa minta digambarkan tentang tokoh wanita yang ada di tv tapi Jung Hwa berkilah karena dirinya buta. Cheol Min tidak enak karena merasa dirinya bau. Dia pergi mencuci kakinya dan berganti sandal. Jung Hwa pamit dan Cheol Min mengembalikan kotak bekal milik Jung Hwa. 

Esok malamnya, Jung Hwa sedang membuat burung kertas sambil menyanyi, dia heran saat merasa kakinya basah. Jung Hwa berusaha mencari sumber masalahnya tapi dia malah terpeleset. Jung Hwa mengeluh frustrasi. Sementara itu, Cheol Min sengaja menunggu kedatangan Jung Hwa. Dia membuka pintu dan jendela, menyiram tanaman dan mencuci bersih sepatunya. Cheol Min memejamkan mata dan dia tersenyum samar ketika mendengar suara tongkat Jung Hwa. Jung Hwa memuji ruangan itu yang lebih segar dan Cheol Min hanya tersenyum malu.

Jung Hwa pamit pulang tapi dia kaget mendengar suara klakson mobil dan terjatuh. Cheol Min segera membantunya ke rumah sakit setelah sebelumnya menyogok sekuriti agar bersedia menggantikannya menjaga parkir. Jung Hwa terkesan dengan sikap Cheol Min yang bersedia menggendongnya di punggung karena Jung Hwa kelelahan berjalan. Jung Hwa senang mendengar keluhan Cheol Min setelah tahu letak apartemennya yang jauh dan naik tangga untuk menuju apartemennya. Cheol Min kelelahan setelah tiba di apartemen Jung Hwa.

Jung Hwa tak ragu minta tolong agar Cheol Min membantunya membersihkan saluran air di apartemennya yang tersumbat. Cheol Min terpaksa melakukannya dan ternyata saluran airnya tersumbat oleh celana dalam Jung Hwa. Jung Hwa merasa malu dan meminta celana dalamnya kembali. Sebagai balasannya, Jung Hwa memberinya tiket konser tapi Cheol Min menolak karena tidak punya teman untuk diajak nonton. Tanpa ragu Jung Hwa bertanya apakah Cheol Min mau pergi dengannya?

Jung Hwa sengaja pergi ke salon agar lebih cantik dan akhirnya dia pulang dengan potongan rambut keriting yang membingkai wajahnya yang cantik. Cheol Min sempat terpana melihatnya. Mereka sangat menikmati konser dan pergi makan ke tempat favorit Jung Hwa bersama orang yang dicintainya.

Cheol Min agak kesal mendengar Jung Hwa ingin pergi ke tempat itu tapi dia agak lega setelah mengetahui bahwa orang yang dicintai Jung Hwa adalah ayahnya. Tapi dia kembali kesal ketika Jung Hwa bertanya tentang masa lalunya. Jung Hwa merasa diabaikan dan pamit tapi Cheol Min tetap mengantarnya hingga ke depan pintu apartemennya. Cheol Min menceritakan masa lalunya tapi alasannya enggan bercerita karena dia merasa malu bukan sengaja mengabaikan Jung Hwa.

Jung Hwa merasa penat bekerja tapi dia segera pergi setelah bos memanggilnya agar datang ke ruangannya. Ternyata bos memberinya hadiah dengan alasan dirinya baru mengetahui kalau minggu lalu Jung Hwa ulangtahun. Bos berusaha merayunya dan mengajak makan malam tapi Jung Hwa menolak. Cheol Min melihat Jung Hwa pulang dan tidak mampir ke tempatnya tapi langsung pulang naik taksi.

Cheol Min bertemu dengan pelatih dan mantan bosnya. Mereka ingin mengajak Cheol Min kembali tapi dia menolak. Si bos bertanya apa yang selama ini Cheol Min lakukan setelah pensiun dari tinju? Pelatih kembali membujuk tapi Cheol Min hanya diam, hal itu membuat bos marah dan hendak pergi tapi kemudian Cheol Min mulai bercerita bahwa setelah pensiun, bekerja sebagai penagih hutang tapi akhirnya malah dipenjara selama 4 tahun 3 bulan karena menganiaya orang.

Cheol Min mengunjungi rumah sakit dan bertemu dengan Suster Joanna yang sedang merawat seorang pasien pria. Suster itu memberinya bando untuk dihadiahkan pada teman wanitanya dan Cheol Min hanya tersenyum. 

Jung Hwa pulang dan kaget ketika mengetahui bosnya menunggu di depan apartemennya. Bos memaksa masuk dan mulai melecehkannya. Jung Hwa berusaha melawan tapi karena dirinya buta maka gerakannya terbatas. Cheol Min muncul di saat yang tepat, dia marah dan menghajar hingga babak belur. Jung Hwa masih ketakutan tapi dia tidak suka dengan cara Cheol Min karena dia takut akan dipecat. Cheol Min berusaha menenangkan dan bersedia membantu tapi Jung Hwa ingin mandiri dan tidak mau dikasihani. Jung Hwa meminta Cheol Min pergi dan sebelum pergi Cheol Min meletakkan bando itu di atas meja.

Hari berikutnya, Cheol Min menunggu tapi dia tak melihat Jung Hwa. Paginya Cheol Min memutuskan untuk mengikuti Jung Hwa dari jarak yang aman. Saat hendak menyeberang jalan, Cheol Min tak sengaja melihat klinik hewan. Malamnya Cheol Min baru selesai memarkir mobil ketika melihat Jung Hwa menunggunya. Jung Hwa mengatakan kalau dirinya berhenti kerja karena merasa tidak nyaman. Dia minta Cheol Min membawanya jalan-jalan dan Cheol Min menyanggupinya.

Cheol Min menjemput Jung Hwa dan memberinya hadiah anjing yang akan menemani Jung Hwa agar tidak kesepian. Jung Hwa sangat senang dan mereka pergi ke danau tempat dulu Cheol Min sering bermain ketika masih tinggal di panti asuhan. Cheol Min mulai membuka dirinya dan bersedia menceritakan masa kecilnya ketika di panti asuhan. Mereka bahkan saling bertukar batu keberuntungan.

Cheol Min menemui pelatih dan bosnya, dia ingin kembali bertinju. Mereka senang dengan keputusan Cheol Min. Kini Cheol Min seolah memiliki semangat baru, dia giat bekerja dan berlatih. Cheol Min tak lelah untuk berlatih bahkan saat pergi ke apartemen Jung Hwa, Cheol Min naik tangga dengan semangat dan selalu menyapa bocah laki-laki yang bermain di sudut tangga. Pelatih juga senang melihat semangat Cheol Min begitu pula dengan si bos.

Cheol Min sengaja memperbaiki apartemen Jung Hwa agar lebih terang, bersih, nyaman dan hangat, Jung Hwa tampak senang dengan perubahan apartemennya terutama dengan kamarnya yang kini terasa hangat dengan sinar matahari yang menyinari jendela kamarnya. Jung Hwa minta izin agar bisa meraba wajah Cheol Min, semula Cheol Min ragu tapi akhirnya dia hanya diam saja ketika Jung Hwa mulai meraba wajahnya. 

Sejak itu mereka selalu bersama dan Cheol Min lebih giat mengumpulkan uang. Si bos dan pelatih juga senang karena Cheol Min selalu menang ketika di atas ring. Jung Hwa juga bangga dengan Cheol Min, kadang dia mengenakan jaket pria itu dan bergaya seperti seorang petinju. Mereka kini tampak bahagia dan Cheol Min masih suka menemani Jung Hwa nonton film. Jung Hwa kini menjadi terapis pribadi Cheol Min, setelah bertanding pasti Jung Hwa akan memijitnya.

Cheol Min sedang bersama pelatihnya saat seseorang muncul dan menawarinya untuk bergabung dengannya tapi Cheol Min menolak karena dia lebih suka bersama pelatih dan bosnya walaupun gajinya kecil tapi Cheol Min tetap bersyukur. Orang itu tak menyerah dan yakin bahwa suatu saat Cheol Min akan mencarinya.

Suatu hari Jung Hwa mengajak Cheol Min mengunjungi makam orangtuanya. Ketika penjalanan pulang, Jung Hwa menceritakan kecelakaan yang menimpa orangtuanya. Cheol Min kaget dan terpukul mendengar cerita itu karena dia secara tidak langsung yang menyebabkan kecelakaan itu terjadi. Cheol Min melampiaskan rasa frustrasinya dan dia menangis sendirian. Dia teringat ucapan Jung Hwa ketika di makam orangtuanya, Jung Hwa yakin bahwa orangtuanya yang mengirim Cheol Min untuk menjaganya.

Cheol Min pulang dan mendapati dapur yang berantakan. Cheol Min pergi ke rumah sakit dan dia bertemu dengan dokter yang merawat Jung Hwa. Dokter mengatakan kalau dalam sebulan Jung Hwa tidak dioperasi maka dia akan buta selamanya. Cheol Min menemui seseorang dan minta pinjaman uang, orang itu bersedia asal Cheol Min memenuhi syaratnya.

Cheol Min mengajak Jung Hwa jalan-jalan dan memintanya menjalani operasi tapi Jung Hwa menolak. Cheol Min membujuk dengan alasan dia punya tabungan yang bisa digunakan. Jung Hwa merasa bersalah pada orangtuanya dan dia berpikir lebih baik buta saja. 

Cheol Min bertemu dengan seseorang yang mau memberinya uang di muka dengan syarat Cheol Min harus bertanding tapi bila terjadi masalah maka resiko akan ditanggung sendiri. Cheol Min mengemasi semua barang dan membakarnya untuk menghilangkan jejaknya. Pelatih kesal dengan keputusan itu tapi tekad Cheol Min sudah bulat dan dia menitipkan uang untuk Jung Hwa pada pelatihnya.

Cheol Min menjenguk Jung Hwa di RS dan mengantarnya hingga ke ruang operasi. Dia berjanji akan menunggu hingga operasi Jung Hwa selesai. Tapi setelah Jung Hwa pergi, Cheol Min bergegas menuju suatu tempat dan bertemu seseorang. Orang itu memperingatkan Cheol Min agar jangan sampai ketahuan sambil menyerahkan paspor padanya.

Singkat cerita, Cheol Min pergi ke Thailand dan menjalani pertaruhan tinju maut demi menebus uang yang telah dipinjamnya untuk biaya operasi Jung Hwa. Cheol Min berjuang dan berhasil memenangkan pertaruhan itu. Kemenangan itu justru membuat seseorang kesal dan berniat mencelakakan Cheol Min. Dengan wajah masih babak belur, dia menelepon dokter dan dia terharu karena operasi Jung Hwa berjalan lancar. Cheol Min tak henti mengucapkan terima kasih pada dokter. Tiba-tiba Cheol Min diserang dan dirampok. Cheol Min tidak sadarkan diri. 

Jung Hwa senang sekaligus sedih karena operasinya berhasil tapi Cheol Min tidak muncul. Dia berinisiatif melaporkan hal itu kepada polisi tapi polisi tidak bisa berbuat banyak karena Jung Hwa tidak tahu apapun tentang identitas Cheol Min. Sementara itu, pemilik gedung marah karena Jung Hwa belum juga pindah padahal gedungnya akan dirobohkan. Ketika akhirnya Jung Hwa bersedia pindah, seorang tukang pos datang membawa paket yang berisi bando dan Jung Hwa mendatangi alamat pengirimnya.

Alamat itu membawa Jung Hwa ke rumah sakit tempat Suster Joanna. Suster Joanna senang dan memperkenalkannya pada seorang pasien. Pasien pria itu menyambut Jung Hwa dengan ramah dan dia menceritakan sesuatu yang membuat Jung Hwa shock.

Jung Hwa akhirnya pindah rumah dan mulai menekuni kerajinan dari tanah liat. Dia mencoba membuat replika wajah Cheol Min yang seperti dalam ingatannya. Jung Hwa sedih dan tidak tahu harus mencari kemana, dia kehilangan jejak Cheol Min. Jung Hwa hanya bisa menatap sedih ke arah replika wajah pujaannya.

2 tahun kemudian.

Kini Jung Hwa memiliki toko yang menjual aneka barang dari tanah liat dan usahanya terus berkembang, hal itu dibuktikan dengan banyaknya pelanggan yang memesan barang padanya. Jung Hwa juga sering ke rumah sakit untuk membantu pasien dengan pijatannya. Setelah memijat seorang anak, Jung Hwa menemui kakek yang mengeluh badannya sakit dan ingin dipijat. Seorang pria yang berbaring tidak jauh dari si kakek tertarik mendengar pembicaraan mereka, dialah Cheol Min. Cheol Min menoleh dan dia kaget melihat Jung Hwa yang sedang tersenyum sambil memijat. 

Jung Hwa tertarik melihat Cheol Min dan menghampirinya, tanpa ragu dia langsung menawarkan diri untuk memijat tapi Cheol Min hanya diam. Justru kakek yang memberinya informasi bahwa Cheol Min itu baru pindah dari Incheon dan dia sangat pendiam. Jung Hwa merasa aneh ketika memijat Cheol Min tapi ketika melihat nama pasien, dia mengenyahkan kecurigaannya. Jung Hwa menyemangati bahwa Cheol Min pasti akan lekas sembuh. 

Ketika Jung Hwa sudah pergi, Cheol Min membuka kepalan tangannya yang berisi batu pemberian Jung Hwa. Cheol Min menangis sedih dan terharu, dia senang karena kini Jung Hwa sudah kembali hidup normal. Cheol Min akhirnya sembuh tapi harus menggunakan tongkat karena kakinya cacat sebelah. Dia pergi ke toko milik Jung Hwa, sebenarnya dia tertarik melihat kura-kura miliknya tapi langsung mengalihkan perhatiannya dan membeli tanaman 'Night Jasmine'. 

Cheol Min berjalan pergi tapi seekor anjing tiba-tiba muncul dan menyalak sambil menubruk Cheol Min. Jung Hwa sampai kewalahan menenangkan anjingnya. Dia agak heran karena anjingnya seolah mengenali Cheol Min. Jung Hwa merasa tidak enak karena ulah anjingnya. Dia menawarkan bantuan tapi Cheol Min menolak dengan halus.

Jung Hwa mengenali Cheol Min sebagai pasien yang pernah dipijitnya tapi Cheol Min hanya tersenyum menunduk sambil berjalan pergi. Si anjing seolah tidak ingin melepaskan tuannya tapi Jung Hwa menenangkannya agar tidak lari mengikuti Cheol Min. Cheol Min berjalan pelan sambil menahan tangisnya.

Jung Hwa kembali ke toko dan beralasan kalau dompetnya ketinggalan. Jung Hwa heran karena kura-kuranya hilang dan anjingnya terus menyalak. Jung Hwa bertanya pada rekannya, apakah tadi ada yang datang? seseorang yang memakai tongkat? Rekannya mengiyakan dan mengatakan kalau orang itu datang untuk membeli tanaman.

Jung Hwa menangis dan langsung berlari mencari Cheol Min. Dia berlari terus tapi tidak bisa menemukannya. Dia menelepon rumah sakit dan pihak rumah sakit mengatakan bahwa Cheol Min sudah keluar seminggu yang lalu. Jung Hwa berpikir dan akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke danau.

Cheol Min jongkok dan melepaskan kura-kura itu ke danau. Dia menatap bangku kosong dengan dua kursi yang ada di sana. Dia meraba meja yang bertuliskan huruf Braille. Jung Hwa memanggilnya dan Cheol Min langsung menoleh. Dia agak malu melihat Jung Hwa yang berjalan menghampirinya. 

Jung Hwa meminta maaf sambil meraba wajah Cheol Min dan Cheol Min hanya bisa menggeleng. Dia terus menunduk tidak berani menatap wajah Jung Hwa tapi akhirnya memberanikan diri ketika Jung Hwa memintanya. Mereka saling menatap seolah ingin melepaskan rasa rindu. Mereka sama-sama menangis dan Jung Hwa memeluk Cheol Min dengan erat. Cheol Min balas memeluk sambil mengatakan dalam hati kalau dia mencintai Jung Hwa.  

Adegan favoritku :

Aku paling suka ketika Jung Hwa muncul dan langsung duduk bersama Cheol Min, nonton tv di ruangan yang sempit. Cheol Min yang cuek akhirnya merasa malu pada Jung Hwa yang buta tapi punya penciuman yang tajam. Saat Jung Hwa mengatakan ruangan yang pengap dan bau, secara refleks Cheol Min kembali mengenakan sepatu bututnya yang bau.

Hikmah yang bisa diambil dari film ini :

Jung Hwa menolak untuk dioperasi dengan alasan dia merasa bersalah pada kedua orangtuanya. Sebelum kecelakaan terjadi, orangtua Jung Hwa menolak pulang karena hari masih hujan tapi Jung Hwa bersikeras pulang. Jung Hwa merasa pantas menjadi buta sebagai penebus dosa karena tidak menuruti permintaan orangtuanya dan menyebabkan mereka meninggal. 

Hal yang sama juga dilakukan oleh Cheol Min, dia rela melakukan pekerjaan yang berbahaya demi mendapatkan uang sebagai biaya operasi mata Jung Hwa. Cheol Min merasa bersalah karena secara tidak langsung telah membuat Jung Hwa menjadi buta dan yatim piatu.

Rasa bersalah memang wajar dimiliki atau dirasakan oleh seseorang terhadap orang yang dicintai tapi kadang rasa bersalah itu bisa menjadi bumerang dan merugikan diri sendiri. Biasanya rasa bersalah muncul bila kita tidak sengaja menyakiti orang yang kita cinta dan sebagai bentuk "pertanggungjawaban" maka kita akan dengan sengaja "menghukum" diri sendiri dengan harapan bisa mengurangi atau menghilangkan rasa bersalahnya. 

Komentarku :

Jung Hwa adalah wanita cantik, ceria dan hidup bahagia bersama kedua orangtuanya sedangkan Cheol Min seorang mantan petinju yang kini bekerja sebagai penagih hutang. Sebelumnya Jung Hwa dan Cheol Min hanyalah dua orang asing yang tak saling mengenal tapi takdir mempertemukan keduanya karena suatu peristiwa.

Cheol Min dan Jung Hwa bertemu saat Jung Hwa kini telah menjadi buta akibat kecelakaan dan Cheol Min yang berusaha menata hidupnya setelah lama dipenjara akibat menganiaya seseorang. Semula Cheol Min terganggu dengan kehadiran Jung Hwa tapi hatinya luluh melihat ketulusan dan perhatian Jung Hwa. 

Mereka akhirnya bersama, belajar berbagi kesedihan dan saling mendukung tapi rahasia masa lalu akhirnya terkuak juga. Cheol Min merasa bersalah dan memilih untuk menantang bahaya demi mendapat uang sebagai biaya operasi mata Jung hwa agar tidak menjadi buta selamanya. Cheol Min lega setelah mendengar kabar bahwa operasi mata Jung Hwa berhasil tapi kelegaan Cheol Min harus dibayar mahal, Cheol Min dianiaya hingga hampir tewas tapi untunglah Cheol Min mampu bertahan dan akhirnya bertemu kembali dengan Jung Hwa. Mereka mampu berdamai dengan masa lalu dan kembali bersama untuk merajut masa depan.

Aku suka dengan karakter Cheol Min yang keras, pendiam, pria yang kesepian dan tertutup tapi sebenarnya memiliki pribadi hangat, penyayang dan sabar. Jung Hwa yang lembut dan ceria tapi memiliki keterbatasan mampu mengubah Cheol Min menjadi pria yang hangat dan ramah. Kekurangan Jung Hwa membangkitkan naluri Cheol Min untuk melindunginya. 

Satu hal yang menarik perhatianku, mungkin benar bahwa orang buta memang tidak bisa melihat tapi mereka memiliki kepekaan lebih besar daripada orang normal. Buktinya, Jung Hwa langsung merasa aneh ketika dia memijit Cheol Min di rumah sakit karena sebelumnya dia terbiasa memijit Cheol Min setelah bertanding tapi dia langsung menepis perasaannya ketika nama pasien yang tertera bukan nama Cheol Min. Jung Hwa baru merasa yakin ketika kura-kuranya hilang dan anjing kesayangannya tak henti menyalak seolah ingin mengejar tuannya.

Setelah nonton filmnya sampai habis, tidak ada keluhan dariku karena film ini berakhir hepi ending. Jung Hwa bisa menemukan Cheol Min di danau tempat mereka sering menghabiskan waktu bersama. Aku senang karena Jung Hwa tidak menjauhi tapi justru menerima Cheol Min apa adanya tanpa keluhan walaupun kini Cheol Min menjadi pria cacat. Itulah kekuatan cinta sejati, kurasa!

Review Film Menarik Lainnya

9 comments:

  • Yuui says:
    February 6, 2020 at 11:46 AM

    Itu endingnya cowok nya bisu

  • Sora Lullaby says:
    April 19, 2020 at 11:47 PM

    Kenapa bisu tau gak sebabnya?:( Soalnya kaya aneh tiba tiba bisu

  • Tyana says:
    April 20, 2020 at 2:56 AM

    Mungkin saat dia ditabrak dengan mobil dan ditusuk beberapa kali, ada syarafnya yang kena sehingga membuat Cheol Min tak bisa bicara lagi. Istilahnya sengaja ingin dibunuh tapi ternyata Cheol Min bisa bertahan hidup karena Cheol Min ingin sekali bertemu dengan Jung Hwa lagi.

  • abdisuryadi says:
    May 17, 2020 at 6:21 AM

    atau mungkin gak bisu, tapi belum ngomong aja

  • Tyana says:
    May 17, 2020 at 4:58 PM

    Hmmm....mungkin juga, belum sempat ngomong filmnya keburu habis. ^_^

  • Nadya says:
    August 2, 2020 at 8:10 AM

    Endingnya gimana si, si cewe udh bilang kalo dia sudah menikah

  • Unknown says:
    October 10, 2020 at 12:11 PM

    ada yg tau judul lagu waktu mreka pergi ke konser musik???

  • aku says:
    April 16, 2021 at 8:34 AM

    Jung Hwa bohong udah nikah karna tau kalau cowok yang nanyain dia naksir. Biar gak memberi harapan, jd dia bohong, mungkin karena dia belum bisa lupain Cheol Min juga

  • Sofyan Saladin says:
    June 2, 2021 at 9:50 AM

    Rame jg nih..sy ampe dua kali nonton film Always.. Bahkan setelah diramke ke film Jepang, Your Eyes Tell

Post a Comment