Tuesday, June 18, 2019

First Kiss ~Film Thailand~

Jatuh cinta pada seseorang yang usianya lebih muda itu tak salah, asal saling mencintai dan berani menghadapi resikonya, itu pesan yang ingin disampaikan oleh film Thailand tahun 2012 berjudul First Kiss / Love at the Next Stop, Thai: รักสุดท้ายป้ายหน้า (Rak Sud Tai Pay Naa).

Film bergenre komedi romantis ini mengisahkan Chanisa, seorang wanita karir yang enggan jatuh cinta karena masih terjebak dengan cinta pertamanya. Tanpa disangka, dia bertemu seseorang yang mengubah hidupnya. Sayangnya, orang itu usianya jauh lebih muda darinya dan masih berstatus anak sekolahan. 

Para pemain :

Kaneungnij Jaksamittanon sebagai Sa
Thakrit Thamannopjit sebagai Bass
Phitchsenee Thanvibol sebagai Pam
Pramord Taienchaikredsin sebagai Ohm
Pasathorn Songthawornthawee sebagai Art
Songsit Rungnopakunsi sebagai Kriengkrai (ayahnya Bass)
Narumol Nilawan sebagai Kepala Sekolah

Sinopsis lengkap :

"Ada yang bilang, cinta itu seperti menunggu bus. Kadang yang datang bukanlah yang diharapkan dan saat yang kau harapkan datang, ada saja rintangan yang menghalanginya. Ini terjadi setiap saat." Narasi ini menggambarkan seorang wanita karir bernama Sa yang cantik dan selalu naik bus untuk menuju kantornya. Kadang suka ketinggalan bus atau bila busnya datang tapi dia selalu tak bisa naik karena kalah cepat dengan calon penumpang lain.


Ingatan Sa kembali ke masa sekolah dulu ketika dia pertama kali merasakan jatuh cinta pada seseorang yang bernama Ohm saat masih SD. Sa remaja selalu mengintip Ohm yang bermain basket dari lab sains di sekolahnya. Sa merasa cintanya mustahil tapi dia tak henti berharap walaupun harus menunggu lama tapi sayangnya Ohm memilih berpacaran dengan Pam dan setelah lulus, mereka kuliah di luar negeri.


Cinta pertama Sa memang kandas tapi hidup harus terus berjalan. Sa memutuskan pindah ke Bangkok untuk melanjutkan kuliah dan berharap bisa jatuh cinta pada seseorang tapi hingga kini Sa masih belum juga menemukan tambatan hati. Sa berpikir mungkin jauh dalam hatinya, dia masih berharap pada Ohm.


Sa bersama kedua rekannya Jane dan Mham. Mereka sedang mengikuti acara kantor dan Mham berharap manager mereka yang tampan nan seksi akan ikut hadir. Mham langsung tersenyum ketika menoleh dan melihat manager yang dia tunggu akhirnya hadir juga. Sa ikut menoleh dan dia terkejut karena manager baru itu ternyata adalah Ohm. Sa tak menyadari bahwa kedua rekannya langsung berlari menyambut Ohm. 


Sa tenggelam dalam lamunannya sendiri, dia bahagia akhirnya Ohm kembali dalam kehidupannya. Sa tak pernah membayangkan hal ini akan terjadi tapi hal ini sungguh nyata. Sa terus melamun dan tersenyum sendiri, dia baru kaget setengah mati hingga terjatuh ketika melirik dan melihat Ohm sudah membungkuk sambil menyapanya.


Kini mereka duduk berhadapan, Sa masih saja tersenyum dan Ohm balas tersenyum. Sa mengungkapkan bahwa dia mengira Ohm masih di London. Ohm menjawab kalau dia sudah menyelesaikan kuliahnya dan memutuskan kembali ke Thailand karena ada urusan penting. Sa bertanya apakah Ohm sendiri? Dia kian tersenyum saat Ohm mengiyakan bahwa dia sendirian. Ohm menambahkan bahwa dia terlalu sibuk untuk mencari teman. Sa tersenyum manis sambil menyerahkan ponselnya ketika Ohm minta no ponselnya. Sa tak kuasa menahan rasa bahagianya hingga harus bersembunyi di toilet hanya untuk meluapkan perasaannya.


"Bila cinta seperti menunggu bus maka setiap menit yang berlalu pantas untuknya. Mungkin bisa bertahun-tahun tapi kini Sa bahagia karena busnya sudah datang. Sa akan naik bus dan memulai perjalanannya" Sa menunggu bus yang akan membawanya pulang sambil berkhayal bahwa kini penantiannya telah berbuah manis setelah Ohm kembali. Sayangnya, di dalam bus Sa harus duduk bersebelahan dengan seseorang yang tertidur dan beberapa kali kepala orang itu jatuh menimpa bahunya. Sa kesal karena imajinasinya terganggu, dia berusaha menjauhkan kepala orang itu dari bahunya.


Pagi itu Sa berangkat bersama Ohm, Sa turun di lobi sementara Ohm memarkir mobilnya. Ohm berpesan agar Sa fokus bekerja dan berjanji akan meneleponnya. Sa mengangguk tapi dia jadi salah tingkah ketika Ohm menarik dan mencium tangannya. Ohm pamit tapi Sa mengatakan bahwa ada bulu anjing di kemejanya dan Sa tak keberatan membantu Ohm. Jane dan Mham kaget melihat apa yang dilakukan Sa, mereka mengira Sa dan Ohm sudah berciuman.


Sa berjalan menuju lift dan Jane juga Mham langsung ikut masuk. Ketika pintu lift sudah tertutup, mereka menginterogasi Sa. Jane ingin memastikan sesuatu dan bertanya apakah Sa dan Ohm sudah berciuman? Sa tak berani menyangkal makanya dia hanya tersenyum mengangguk. Jane dan Mham jadi heboh, mereka menuduh Sa genit karena menggoda Ohm sementara Sa diam saja tanpa berani mengatakan apapun.


Mereka tiba di meja kerja masing-masing tapi rupanya Jane dan Mham masih penasaran. Jane menasihati Sa bahwa ciuman pertama itu sangat penting. Mham mengangguk mengiyakan. Jane menambahkan kalau ciuman pertama itu akan menentukan masa depan bersama kekasih Sa. Jane mengeluh kalau dia putus dengan pacarnya juga gara-gara hal itu. Mham memastikan bila ciuman pertamanya sukses maka kemungkinan besar hubungan Sa akan berjalan lancar. Mereka menyemangati Sa lalu kembali ke meja masing-masing. Kini tinggal Sa yang tersenyum sendiri dan membayangkan sesuatu yang indah akan datang padanya.


Sa sedang membayangkan situasi yang romantis dimana Ohm menyatakan cinta dan berniat menciumnya. Hal indah itu langsung buyar ketika bus yang ditumpanginya mengerem mendadak karena ada kecelakaan di jalan. Sa yang duduk di samping jendela berusaha melihat apa yang terjadi, rupanya sebuah motor menabrak angkot dan kedua pengemudi itu tak mau disalahkan. Sa menoleh ke samping dan dia tak sengaja mencium penumpang disebelahnya yang mencondongkan tubuhnya karena penasaran dengan kecelakaan itu.


Keduanya kaget dan saling berpandangan. Orang itu yang bernama Bass langsung menutup mulutnya dan Sa langsung memekik kesal. Sa mengomel karena Bass telah membuyarkan impiannya. Bass tak mengerti mengapa Sa mengomel dan memutuskan untuk turun padahal belum sampai di halte. Sa memarahi Bass dan kembali memencet bel sambil berteriak minta turun. Seorang kondektur wanita menegurnya dengan mengatakan bus hanya akan berhenti di halte. Sa kesal karena kondektur itu juga memanggilnya 'tante', sama seperti Bass. Bass hanya tersenyum mendengar sahutan kondektur itu pada Sa.


Sa berbalik dan kekesalannya kembali memuncak ketika Bass menuduh sa sengaja menciumnya. Sa tak mau disalahkan tapi dia justru minta maaf dan berdalih kalau itu hanya kecelakaan. Bass sengaja menggoda Sa dengan memonyongkan bibirnya kearah Sa, Sa malu karena semua penumpang bisa mendengar dan melihat apa yang dilakukan Bass. Sa sewot dan memukuli Bass dengan map dan juga tasnya. Dia memukuli Bass dengan kalap hingga tak sadar bila ponselnya jatuh. Sa mendengus kesal dan melirik ke arah Bass yang tersenyum sambil melambaikan tangan ketika dia sudah turun dari bus.


Sesampainya di kamar, Sa duduk dengan kasar di atas kasur sambil menggosok bibirnya seolah ada kotoran yang tak bisa dihilangkan. Sa mendengus kesal sambil terus membersihkan bibirnya. Sa mencari sesuatu dalam tasnya lalu mengaduk-aduk tapi tetap tak ketemu. Sa menumpahkan isi tasnya di atas kasur dan mencari-cari, ternyata ponselnya tak ada. Sa berjalan ke samping dan mengambil telepon rumah, dia mencoba menghubungi ponselnya.


Ketika sudah terhubung, Sa berbicara sopan dan menanyakan ponselnya tapi dia kaget setengah mati karena yang menjawab teleponnya adalah Bass dan Bass bertanya mengapa Sa menciumnya. Sa menjauhkan gagang telepon dan memaki sendiri seolah gagang telepon itu adalah Bass. Sa menguatkan hati dan mendekatkan gagang itu ke telinganya, dia balas bertanya mengapa Bass mencuri ponselnya. Bass berdalih bahwa Sa yang melemparkan ponsel itu padanya lalu pergi begitu saja. Bass menjauhkan ponsel itu dan sengaja bertanya dengan nada keras bagaimana dia bisa mengembalikan ponselnya bila Sa sudah pergi? Sa geram dan ingin ponselnya segera dikembalikan tapi Bass tak mau dengan alasan sebagai ganti rugi.


Sa gemas dan balas berteriak bahwa Bass yang harus membayar ganti rugi karena telah mencuri ciuman pertamanya. Bass kaget mendengar bahwa dirinya adalah orang yang pertama mencium Sa. Bass bertanya tentang usia Sa tapi Sa tak mau menjawab, dia sibuk memaki Bass dan mengancam akan datang ke sekolah. Bass tak takut dan malah menantang Sa untuk mencarinya di sekolah. Sa mendesah kesal karena Bass menutup teleponnya. Sa bertekad untuk balas dendam pada Bass.

Paginya, terdengar panggilan untuk semua siswa yang bernama Paramee untuk datang ke ruang BK. Bass yang sedang duduk melamun diantara kedua sahabatnya yang bernama Art dan Win malah tak mendengar panggilan itu. Keduanya bertanya apa yang sudah dilakukan Bass tapi Bass hanya menggeleng dan pergi ke ruang BK. Di sana ada tujuh siswa yang bernama Paramee, mereka takut dan tak tahu mengapa dipanggil bahkan ada yang menangis. Bass berdiri di deretan paling ujung dengan santai.


Tiba-tiba dia mendengar suara Sa yang menunjuk ke arahnya. Bass kaget dan yang lain senang lalu pergi dari ruang BK. Bass menunduk dan berjalan ke ruangan BK, di sana sudah menunggu Sa dengan tatapan angkuh seolah merasa menang. Ibu Kepala Sekolah bertanya apakah Bass sudah mencuri ponsel milik Sa? Bass hanya diam tapi Sa mengiyakan bahwa Bass sudah mencuri tapi tak mau mengembalikannya. Sa terus mengompori dan Bass hanya bisa diam tapi sorot matanya seolah kesal pada Sa. Ibu kepala Sekolah membentak dan menyuruh Bass mengembalikan ponsel itu. Bass terpaksa menurut dan Sa senang ponselnya telah kembali. 


Sa dan Bass agak ngeri melihat Ibu Kepala Sekolah berjalan mengambil kayu kecil yang agak panjang, rupanya beliau ingin menghukum Bass. Sa menghentikan niat itu dengan alasan ponselnya sudah kembali tapi Ibu Kepala Sekolah mengaku bahwa hukuman ini bertujuan agar Bass jera dan tak melakukan hal yang sama lagi. Akhirnya Bass dihukum, Bass menjerit kesakitan dan dia mengelus pantatnya yang sakit akibat dipukul beberapa kali. Bass melirik Sa seolah ingin segera membalas dendam sementara Sa merasa tak tega juga melihat Bass kesakitan.


Malamnya Sa mentraktir Bass makan sebagai permintaan maaf, dia prihatin melihat Bass yang kesulitan duduk dan bertanya apakah masih sakit. Bass menyindir Sa yang tak pernah dihukum ketika masih muda, atau Sa sudah lupa karena kejadiannya sudah lama? Sa kesal dan berdalih bahwa dia tak setua itu. Sa teringat sesuatu dan memberikannya pada Bass. Bass sengaja bertanya apakah itu obat herbal untuk perawan tua? Sa kesal dan menyuruh Bass menerima saja obat pemberiannya. 


Bass heran dan bertanya bagaimana Sa bisa tahu nama dan sekolahnya? Sa menjawab ketus bahwa dia tak buta hanya tak sempat membaca nama belakang Bass, dia hanya tahu Paramee saja. Sa protes karena Bass terus memanggilnya tante. Bass balik bertanya bagaimana dia harus memanggil Sa? Dengan nada manja Sa mengatakan bahwa Bass harus memanggilnya 'Kak Sa'. Bass tak mau dan mengusulkan untuk memanggil 'Nona Sa' tapi Sa tak suka. Bass menantangnya, Sa ingin dipanggil 'Nona Sa' atau 'Tante Sa'? Sa kesal dan menyerah, dia minta dipanggil 'Nona Sa' saja.


Bass memperkenalkan dirinya karena Sa hanya tahu nama keluarganya saja yaitu Paramee. Tiba-tiba ponsel Sa berbunyi dan Sa kaget sekaligus senang karena yang meneleponnya adalah Ohm. Sa mengatur nafas dan menerima teleponnya dengan nada manja. Rupanya Ohm ingin mengajak Sa makan malam bersama di restoran China yang ada di Sukhumvit. Sa langsung setuju dan Bass yang mendengarnya langsung memikirkan sesuatu untuk menganggu mereka.


Besoknya, Sa pergi ke restoran dan dia kaget sekaligus kesal melihat Bass juga ada di sana. Bass hanya tersenyum melihat ekspresi Sa, dia pura-pura kaget dan menyindir bahwa dunia memang sempit karena mereka bertemu lagi. Sa ingin mengumpat tapi dia malu sendiri karena ada pengunjung yang terganggu dengan tingkahnya. Sa mengumpat dengan nada berbisik lalu pergi. Bass hanya tersenyum sambil melanjutkan acara makannya dan dia melihat seseorang masuk sambil menelepon. Bass kembali tersenyum sendiri ketika tahu bahwa pria itu teman kencan Sa yaitu Ohm.


Kedua sahabat Bass datang dan berjalan menuju meja Bass. Win bertanya mengapa Bass menyuruh mereka datang ke restoran ini, kesannya seperti orangtua saja. Art menimpali bahwa restoran ini cocok untuk Win, Win langsung cemberut. Bass hanya tersenyum mendengar obrolan keduanya. Bass mengatakan bahwa dia ingin merayakan sesuatu karena dia baru menyadari kalau keberuntungan sedang berpihak padanya. Bass memberi kode untuk melihat ke arah Sa yang sedang terbuai rayuan Ohm.

Ohm mengantar Sa pulang dan Ohm menghentikan mobilnya di lobi apartemen. Sa pamit dan Ohm berniat menciumnya, Sa tentu saja senang tapi konsentrasi mereka buyar saat ada yang mengetukan kaca jendela Ohm. Mereka langsung menjauhkan diri, Ohm memberi kode dengan tangan pada orang yang mengetuk jendelanya untuk menawarkan rangkaian bunga. Ketika orang itu pergi, Ohm ingin melanjutkan hal yang tertunda tapi dia kesal karena penjual itu datang lagi dan menganggunya. Ohm menyerah dan meminta Sa turun agar dia bisa pergi.   


Sa melambaikan tangan pada Ohm dan dia tampak sedih karena gagal berciuman dengan Ohm. Sa hendak masuk tapi seseorang menyodorkan rangkaian bunga padanya, Sa kian kesal karena ternyata Bass yang menganggunya. Sa ingin memberi Bass uang agar tak menganggunya tapi Bass menolak. Dia hanya ingin besok pagi jam 10 Sa menunggunya di sini, Bass berpesan agar Sa berdandan yang cantik karena mereka akan nonton bioskop. Setelah mengatakan hal itu, Bass langsung pergi meninggalkan Sa yang masih kesal.


Bass berdandan kasual dan duduk menunggu Sa tapi dia kaget karena Sa muncul dengan dandanan seperti layaknya ibu-ibu. Sa berdalih bahwa ini dandanan tercantik untuk bisa berkencan dengan Bass. Bass tak membantah lagi. Sesampainya di mall, Sa dan Bass berjalan layaknya ibu dan anak. Ketika Sa berhenti di konter tas dan dompet, ada dua gadis yang terpesona dengan ketampanan Bass tapi mereka ragu dengan status Sa, apakah ibunya atau pacarnya? 


Sa kesal mendengar kedua gadis itu mengejek dandanannya dan Bass malah menyindirnya bahwa dia sudah meminta Sa berdandan yang benar. Bass bertanya apakah Sa ingin bertukar pakaian? Sa hanya menggeleng. Bass menasihati kalau lain kali Sa harus berdandan yang sesuai. Sa kesal dan menyahut bahwa tak ada lain kali, ini yang terakhir. sa memukul Bass dengan tasnya lalu pergi. Bass hanya tersenyum sambil mengejarnya. Kedua gadis itu kembali memuji Bass dan menyayangkan bila Bass pergi dengan ibunya.


Bass mengejar dan menarik tangan Sa. Mereka berdiri di dekat pilar besar. Sa masih kesal ketika Bass mengatakan ingin menunjukkan trailer filmnya dulu sebelum mereka nonton. Bass memberi isyarat agar Sa melihat ke seberang. Sa menoleh dan dia kaget melihat Ohm berduaan bersama Pam, rupanya mereka juga akan nonton film. Ohm merasa sesuatu dan menoleh tapi dia mengatakan tak ada apapun ketika Pam bertanya. Mereka bersama menuju bioskop.


Rupanya Sa bersembunyi dan Bass tak enak melihat Sa menangis. Bass menjelaskan bahwa dia tahu Pam dan dia juga tahu kalau Sa sedang kencan dengan Ohm. Bass mengajak Sa nonton karena dia ingin Sa melihat sendiri hubungan Ohm dan Pam, mereka akan segera menikah. Sa marah dan mendorong Bass lalu pulang sendiri sambil menahan tangis. Bass melihat Sa pergi tapi tak mengejarnya, mungkin dia ingin memberi Sa waktu agar bisa sendirian.


Sa curhat sambil menangis pada kedua sahabatnya. Mereka juga kaget dan tak percaya mendengar Ohm akan menikah. Sa hanya menangis ketika Jane bertanya apakah Sa sudah bertanya langsung pada Ohm. Tiba-tiba ada yang menyodorkan hadiah berupa bintang kertas pada Sa. Jane mengejek hadiah dari siapa itu, kok jelek sekali? Mereka mendengar suara seseorang dan mereka langsung meleleh melihat Bass yang bersandar di dinding sambil tersenyum.


Bass bertanya apakah ada yang mau makan siang bersamanya? Jane dan Mham langsung bersedia dan berdiri, mereka menghampiri Bass sambil tersenyum. Sa terpaksa ikut dan dia mengancam agar Bass tak sampai ketahuan sambil merapikan dasinya. Bass tersenyum senang sambil memegang dasinya.


Di restoran, Bass yang memesan minuman untuk mereka sedangkan Jane dan Mham sibuk menyindir Sa. Jane terang-terangan mengatakan kalau baru saja Sa menangisi Ohm tapi dalam sekejap sudah mendapat gantinya. Mereka iri dan Sa tak tahan mendengar sindiran itu. Mereka langsung berhenti ketika Bass muncul sambil membawa baki minuman.


Bass membagi minumannya dan menyindir Sa yang tak mau mengenalkan temannya. Sa terpaksa saling mengenalkan mereka. Sa mengaku kalau Bass itu hanya teman, mereka kenal di jalan. Jane dan Mham tentu saja tak percaya hal itu. Jane dan Mham sengaja menggoda Bass hingga Bass tersenyum malu. Pembicaraan mereka terhenti ketika makanan pesanan mereka tiba. Bass mempersilahkan mereka makan.


Ketika hendak makan, ponsel Sa berbunyi dan Bass langsung merebutnya. Mereject dan meletakkan ponsel itu di meja lalu terdengar suara pesan masuk dan lagi-lagi Bass merebut dan menghapusnya. Terakhir ada panggilan masuk dan Bass langsung menerima lalu mematikannya. Sa kesal dan bertanya pada Jane dan Mham apakah itu ponselnya? Keduanya mengangguk. Sa bertanya apakah itu dari Ohm? Bass hanya mengatakan bahwa hal itu tak penting. 


Jane dan Mham yang melihat tingkah mereka kian menjadi iri karena ada seseorang yang sangat memperhatikan Sa. Mham menunjukkan cermin pada Jane agar Jane sadar bahwa tak mungkin ada pria yang mau memperebutkannya. Mendengar hal itu Jane langsung manyun. Bass meminta agar Sa makan dan tak usah memikirkan hal lain karena dia akan pergi. Bass pergi dengan membawa ponsel milik Sa. Sa baru sadar ketika Bass sudah jauh. Jane menyindir Sa yang merayu Bass tapi Sa jelas tak mau disalahkan.


Di sekolah, Bass sedang berjalan bersama kedua sahabatnya tapi dia langsung berhenti seolah teringat sesuatu dan mundur. Bass melihat Sa bersandar pada tembok, yang membuat Bass kaget adalah Sa menyamar menjadi siswi SMA di sekolahnya. Sa mengenakan seragam, rambut dikepang dua dan berkacamata. Sa senang usahanya berhasil tapi dia takut ketahuan ketika kedua sahabat Bass melihatnya. Mereka berdua merasa asing dan tak pernah melihat Sa sebelumnya. 


Bukannya menolong tapi Bass justru mengatakan kalau Sa tak sekolah di sini dan sebenarnya Sa itu sudah bekerja. Bass mengaku kalau dia jatuh cinta padanya makanya Sa menyamar di sekolah mereka. Sa ingin membantah dan memukul Bass tapi tak jadi. Keduanya memuji kehebatan Bass dan Sa yang kesal melampiaskannya dengan menyembunyikan wajahnya di tembok. Bass mengalah dan memperkenalkan Sa pada kedua sahabatnya yang bernama Win dan Art. Obrolan mereka terhenti karena Ibu Kepala Sekolah memanggil semuanya untuk mengikuti upacara. Sa ingin kabur tapi Bass menarik tangannya agar ikut upacara.


Setelah upacara, Bass menunjukkan ponsel Sa di dalam lockernya. Sa ingin Bass segera mengembalikannya tapi Bass malah mengajaknya bermain dulu. Bass bertanya apakah dulu Sa pernah melanggar peraturan saat masih SMA? Sa menggeleng dan Bass mengusulkan agar mencobanya. Sa tersenyum licik dan menendang Bass hingga jatuh, Bass tak terima dan menyibak roknya. Sa pura-pura menangis hingga membuat Bass merasa bersalah tapi dia kesal karena Sa ternyata cuma bohong. Ketika sedang asyik bercanda, Ibu Kepala Sekolah datang dan memergoki mereka. Mereka berdua akhirnya kabur, berlari sambil bergandengan tangan menyusuri koridor sekolah. 


Mereka tiba di lab sains. Semula Bass enggan masuk tapi Sa bersikeras. Sa cerita kalau dia suka sekali menghabiskan waktu luang di lab sains. Bass mengamati isi ruang sains dengan rasa ngeri tiba-tiba Sa muncul dengan membawa kerangka imitasi dan membuat Bass kaget hingga kerangka itu hancur. Mereka terpaksa merangkai kembali kerangka itu. Sa bertanya tentang tujuan Bass bila bolos. Bass mengaku suka pergi ruang musik dan bermain bersama bandnya. Sa menyindir bahwa pasti Bass punya banyak penggemar, Bass merendah dengan mengatakan kalau main band itu hanya hobi. Sa menghibur Bass, dia bersedia mendengarkan Bass bernyanyi bila tak ada yang mau mendengarnya.


Bass kembali bertanya alasan Sa suka menghabiskan waktu di lab sains. Sa tersenyum dan berjalan menuju jendela, dia menurunkan tirai dan melihat ke arah luar jendela. Sa mengaku bila dari jendela lab sains di sekolahnya dulu dia bisa melihat lapangan basket dengan jelas. Sa teringat masa lalunya, dulu dia sering sekali mengintip Ohm bermain basket dari jendela lab sains.


Saat sedang ngobrol, Ibu Kepala Sekolah masuk dan mereka bersembunyi. Mereka kucing-kucingan dengan Ibu Kepala Sekolah dan berhasil kabur tapi dompet Sa jatuh di ruang sains. Bass dan Sa akhirnya bermain basket hingga akhirnya Sa sadar bahwa dompetnya hilang. Bass mengantar Sa ke lab sains tapi Bass enggan menemaninya mencari dompet yang hilang. Bass bahkan mengembalikan ponsel milik Sa dan berpesan agar tak mencarinya bila terjadi sesuatu. 


Sa terpaksa mencari dompetnya sendirian dan dia kaget ketika ponselnya berbunyi. Sa sebal karena Bass meneleponnya dan bertanya apakah dompetnya sudah ketemu. Sa menjawab ketus bahwa dompetnya pasti cepat ketemu bila Bass mau membantunya. Bass berdalih bahwa Sa sendiri yang bilang kalau suka berada di lab sains. Sa menjawab dengan berbisik kalau dia suka pemandangan dari lab sains di sekolahnya dulu bukan di sini. 


Bass memintanya untuk melihat ke arah jendela. Sa menurut dan dia hanya bisa tersenyum ketika melihat Bass menyanyi lagu cinta untuknya. Sa kaget karena tiba-tiba lampu lab sains mati dan suasananya menjadi gelap. Rasa kaget Sa tak bertahan lama, dia malah terpesona ketika melihat gambar bintang berwarna-warni di langit-langit lab. Rupanya Art dan Win bersembunyi di dalam lab dan membantu Bass untuk memberi kejutan pada Sa.


Sa senang dan berjalan keluar lab sains dengan maksud ingin menemui Bass tapi mereka bertemu di tangga. Sa tersenyum dan Bass memberanikan diri mengungkapkan isi hatinya. Bass tak ingin membandingkan dirinya dengan Ohm tapi dia ingin agar Sa melupakan Ohm. Sa bertanya apakah hanya itu saja? Bass melanjutkan bahwa dia ingin menjadi pacarnya Sa, ingin memperhatikan Sa. Sa membalas bahwa teman juga bisa saling memperhatikan tapi Bass mengaku tak ingin hanya sekedar teman. Bass mencium Sa dengan lembut dan Sa hanya bisa diam termangu.


Kini mereka mulai merajut benang kasih tanpa rasa sungkan. ketika menunggu di halte bus, mereka tak segan untuk bergandengan tangan. "Sa mengingatkan kalau cinta itu seperti menunggu bus. Sa baru tahu bahwa cinta itu tak hanya sekedar menunggu tapi juga tentang keputusan untuk ikut naik atau tidak ketika bus itu sudah datang".


Di kantor, Mham memuji Sa yang kini kelihatan lebih berbunga-bunga sejak jatuh cinta pada Bass. Mham merasa tersaingi karena Sa sekarang berdandan terus. Jane menyindir bahwa Sa lebih cantik dari Mham, hal itu membuat Mham cemberut. Ponsel Sa berbunyi tapi Sa tak berniat menerimanya. Jane merebut ponselnya dan melarang Sa menerima telepon dari Ohm.


Bass dan Sa menjalani hari-hari mereka dengan ceria dan tawa. Naik bis bersama dan duduk bersebelahan, malamnya saling ngobrol lewat telepon. Kadang Bass menyamar di kantor Sa dan membawakan kopi. Di lain kesempatan, Sa yang datang ke sekolah Bass dengan membawakan makanan. Sa sedikit salah tingkah ketika mengantar Bass untuk bimbingan belajar karena ada wanita yang menyindirnya, wanita itu mengira Sa mengantarkan adiknya. Sa juga tak ragu bergabung dalam band dan Bass juga tak canggung bergaul dengan Jane dan Mham. 


Suatu hari, Jane menegur Sa karena kini dia tahu siapa Bass yang sebenarnya. Jane menjelaskan kalau salah satu teman Bass adalah teman facebook-nya. Mham menoleh dan melihat ke arah komputer Jane. Mham ikutan nimbrung dan bertanya apakah Sa serius dengan hubungannya? Sa mengiyakan karena Bass bagus dalam banyak hal lagipula Jane dan Mham juga menyukainya. Jane dan Mham kompak mendekati Sa. Mham berusaha menasihatinya bahwa tak ada cowok SMA yang serius dengan masalah percintaan. 


Jane menambahkan bahwa ini serius, bila Sa tak memikirkannya setidaknya Sa harus perduli soal moral. Mham menimpali usia mereka sekarang 26 tahun dan sudah waktunya memikirkan tentang pernikahan. Butuh waktu lama bila menunggu Bass lulus kuliah dan kerja, apa tak mungkin kelak Bass bertemu wanita lain yang lebih muda dan cantik daripada Sa? Jane mengatakan sesuatu yang membuat Sa bergidik ngeri, Jane bilang setidaknya butuh waktu 10 tahun agar Bass siap menikah dan Jane yakin 10 tahun lagi, rahim Sa tak akan berfungsi alias tak bisa punya anak.


Sa duduk termenung di halte ketika Bass muncul. Bass berniat membawakan tasnya tapi Sa menolak dan Bass tak memaksa. Dengan nada lemah Sa mengatakan kalau kini kedua sahabatnya sudah tahu kalau Bass masih SMA. Bass penasaran dan Sa melanjutkan bahwa mereka menyarankan agar dirinya lebih memikirkan masa depan dan kenyataan. Bass tak mengerti. Sa menjelaskan bila usia dan pola pikir mereka berbeda. Sa tidak yakin bagaimana cara mereka mempertahankan hubungan ini karena Bass mungkin belum memikirkan tentang masa depan.


Bass mencoba menghibur Sa, dia mengatakan kalau dia sudah punya rencana masa depan untuk mereka. Setelah lulus kuliah dia akan mengambil alih bisnis ayahnya, menikahi Sa dan punya 2 anak. Saat itu dia akan berusia 28 dan Sa berusia 36 tahun tapi tak akan ada yang perduli bila masa itu telah tiba. Bass mengambil tangan Sa dan mengenggamnya. Bass melanjutkan bahwa dalam hidupnya dia selalu memilih sendiri tapi ada beberapa hal yang tak bisa dia pilih sendiri, misalnya kapan dia dilahirkan. Tapi sekarang dia memilih seumur hidupnya akan bersama Sa selamanya. Bass heran mengapa Sa menangis tapi Sa hanya menggeleng.


Bass mengajak Sa mampir ke rumahnya, semula Sa enggan tapi Bass memaksanya. Ternyata rumah Bass sangat besar dan saat di dalam rumah, sudah ada 2 orang berbadan kekar berbaju hitam dan seorang pria paro baya berbaju rapi. Pria paro baya itu menampar Bass dan kedua pria kekar langsung menangkap Bass. Sa bingung sesaat dan akhirnya mengambil payung dan berniat memukul pria itu tapi Bass mencegahnya dengan mengatakan bahwa pria itu adalah ayahnya. Sa kaget dan langsung memberi salam. Sa menjadi salah tingkah ketika ayah Bass menatapnya dengan tajam.


Ayah penasaran dan bertanya pada Bass tentang Sa. Bass menjawab kalau Sa adalah temannya. Ayah langsung mengomeli Bass, ayah kesal karena Bass masih saja main band padahal sudah dilarang. Ayah ingin Bass berhenti berulah atau pulang malam karena ayah tak hidup selamanya mengejarnya. Ayah memerintahkan Bass untuk naik ke kamarnya tapi Bass menolak dengan alasan ingin mengantarkan Sa dulu. Ayah menatap tajam putranya lalu melirik Sa dengan sorot kesal dan pergi diikuti oleh kedua pria berbadan kekar.


Sa merasa kasihan pada Bass dan berniat mengobati lukanya tapi Bass menolak. Bass memuji keberanian Sa, bila tidak dicegah Bass yakin ayahnya akan terkapar. Sa tersenyum malu. Bass mengajak Sa pulang tapi Sa kaget melihat kedua pergelangan tangan Bass yang kemerahan. Kini mereka sudah duduk di kursi di pintu masuk apartemen Sa. Sa ingin mengobati Bass tapi Bass kembali menolak dengan alasan akan mengobatinya sendiri bila sudah di rumah.


Sa penasaran dan bertanya mengapa ayah melakukan hal itu pada Bass? Bass tak yakin tapi ayah selalu marah padanya setelah ibunya meninggal dan segala hal yang biasa dilakukannya sebelum ibunya meninggal kini tak boleh dilakukan lagi. Ayah hanya ingin Bass tinggal di rumah tapi bila di rumah, ayahnya selalu bersama wanita lain. Itulah sebabnya Bass keluar rumah dan bermain band. Bass mengaku bila ada yang ingin Bass bermain band di sebuah pub. Sa tak percaya karena usia Bass belum cukup. Bass menyudahi obrolan mereka dan berniat pamit. Sa tak tega melihat Bass pulang dan kemungkinan akan dimarahi lagi oleh ayahnya. 


Paginya ketika hendak berangkat kerja, Sa kaget melihat Bass tidur di kursi di pintu masuk apartemennya. Sa membangunkan Bass dan mengajaknya masuk ke apartemennya. Sa merinding sendiri ketika mendengar Bass menutup pintu. Dia sebenarnya merasa risih mengajak Bass masuk tapi dia juga kasihan melihat Bass semalaman tidur di luar.


Bass penasaran melihat foto 2 cowok ganteng dan bertanya pada Sa, ternyata mereka adik kembar Sa dan Bass lega. Bass bertanya apakah Sa tak kesepian tinggal sendirian? Sa menggeleng. Sa mengobati luka Bass dan menyarankan agar hari ini Bass istirahat disini karena tak mungkin ke sekolah dengan wajah bengkak. 


Sa berpesan bila Bass lapar maka ada makanan di kulkas dan besok pagi Sa akan.... Sa merasa canggung untuk melanjutkan kata-katanya tapi Bass seolah sudah tahu dan menunggunya. Akhirnya Sa melanjutkan bahwa besok pagi dirinya akan memasak untuknya. Bass tersenyum menang dan Sa pamit kerja. Setelah Sa pergi, Bass senang seolah mendapatkan kebebasan. Dia mengamati kamar Sa sambil mengentak-hentakkan tubuhnya di atas kasur yang empuk. Bass berbaring di kasur dan meregangkan tubuhnya dengan nyaman.


Malamnya, Sa pulang dan melihat Bass tertidur pulas. Dia berusaha masuk sepelan mungkin agar tak membangunkan Bass. Kini Bass sudah bangun dan makan dengan lahap. Sa senang dan bertanya apakah masakannya enak? Tapi dia langsung cemberut ketika Bass balik bertanya apakah Sa ingin jawaban jujur atau bohongan? Sa kaget sekaligus risih mendengar Bass bersendawa karena kekenyangan.


Sa bertanya bila Bass memang kabur dari rumah trus Bass akan tinggal dimana? Bass tersenyum dan berniat menginap di tempat Sa. Bass merajuk dengan mengatakan akan pindah bila sudah menemukan tempat baru. Bass tersenyum manja sambil menekuk kedua tangannya seperti seekor puppy. Sa mengalah dan mengizinkan Bass menginap. Sa menyuruh Bass pergi mandi dan dia akan menyiapkan tempat tidur untuk Bass. Sa melemparkan handuk kearahnya agar segera mandi.


Ketika Bass di kamar mandi, Sa malah galau sendiri dan saat Bass keluar dari kamar mandi, Sa menyuruh Bass segera tidur karena besok harus sekolah. Bass tak mau dan malah memegang buku dengan alasan belum mengerjakan PR. Sa langsung panik dan menutupi dirinya dengan bantal, dia menuduh Bass mesum. Bass justru heran karena yang dia maksud adalah PR sekolah. Sa kembali menjadi salah tingkah. Untuk menutup rasa malunya, dia menawarkan diri membantu Bass tapi Sa sudah lupa dengan pelajaran matematika.


Bass membahas tentang diferensial tapi Sa tak tahu dan mengira itu nama penyanyi Dib Boyscout. Bass justru tak tahu siapa penyanyi itu. Bass mencoba menjelaskan tapi Sa tetap tak tahu, Bass kesal dan memukul dahi Sa dengan pensil. Sa sewot dan beralasan kalau dulu dia mengambil jurusan bahasa bukan IPA tapi Bass tak mau dengar alasan itu dan kembali memukul Sa. Sa kesal karena Bass masih anak-anak tapi tak sopan padanya.


Sa balas memukuli Bass yang duduk di lantai tapi karena terlalu semangat memukul, Sa jadi jatuh menimpa Bass. Mereka diam mematung dan hanya saling berpandangan lalu Bass meminta Sa untuk tidur. Sa bangkit dan berdiri dengan gugup, dia langsung naik ke kasurnya dan Bass tidur di lantai. Bukannya tidur, mereka justru saling mencuri pandang terus. Paginya, Sa menyerahkan kunci apartemennya pada Bass lalu berangkat kerja.


Sa sedang minum kopi di dapur kantornya ketika Jane dan Mham muncul. Jane bertanya kunci apa yang sudah diberikan Sa pada Bass? Keduanya terutama Mham kaget mendengar Sa sudah memberikan kunci kamarnya pada Bass. Mham menebak bila Sa sudah melakukannya dengan Bass. Sa mengelak dan beralasan kalau Bass kabur dari rumah. Sa mengaku tak merayu Bass dan Sa mulai menceritakan rencana masa depan yang sudah dirancang Bass untuk mereka. 


Jane dan Mham tak suka dengan ide itu. Jane menyarankan agar Sa kembali pada Ohm saja. Sa menolak karena Ohm sudah menikah. Jane mengabarkan kalau Ohm sudah bercerai dengan Pam. Jane kembali mengingatkan tentang perbedaan usia Sa dan Bass yang hampir 10 tahun. Mham meminta Sa untuk berpikir realistis. Mham mengatakan bahwa cowok SMA bebas bermimpi apa saja tentang masa depannya tapi satu hal yang harus diingat bahwa Sa dan Bass hidup di dunia yang berbeda. Sa melirik kedua sahabatnya dan dia kembali goyah.


Sa menunggu Bass pulang di depan meja kecil yang berfungsi sebagai meja makan. Bass pulang dan langsung melemparkan topinya sembarangan lalu duduk dan makan dengan lahap. sa agak menjauh dan terlihat agak risih dengan tingkah Bass yang sembrono. Bass meliriknya dan bertanya tentang harinya. Sa curhat tentang pekerjaannya tapi Bass jelas tak mengerti apa yang dibicarakan Sa. Sa agak kecewa tapi dia tak bisa berbuat apa-apa.


Sa mengalihkan pembicaraan dan bertanya apakah ayah tak mencari Bass yang kabur? Bass mengaku kalau ayahnya belum tahu. Sa bertanya tentang sampai kapan Bass akan kabur tapi Bass malah menjawab kalau dia tak akan kembali. Jelas Sa kaget mendengarnya. Bass meminta Sa agar tak khawatir tentang rencana masa depannya karena dia punya rencana B, Bass akan bekerja di pub sebagai musisi dan dia yakin gajinya akan bisa mencukupi kebutuhan mereka. Sa tak berkomentar apapun tapi tampak jelas kalau dia ragu.


Di kantor, Sa kian pusing karena banyaknya pekerjaan yang menumpuk dan dia tak mampu mengatasinya sendiri. Sa mengomel sendiri tapi dia kaget melihat Ohm muncul dan memberinya solusi. Ohm tersenyum dan mengatakan bahwa dia sudah menyelesaikan masalahnya, mulai sekarang dia bisa menjaga Sa. Raut wajah Sa tak terlalu senang mendengar janji Ohm padanya.


Mereka kini ngobrol dan Sa ingin tahu tentang reaksi Pam, apakah Pam tak keberatan bila Ohm kembali padanya? Ohm mengaku bila Pam tak perduli padanya. Mereka menikah karena Pam hamil dengan orang lain dan sendirian. Mereka tak saling mencintai karena orang yang Ohm cintai adalah Sa. 


Sa menoleh dan mereka berpandangan sejenak. Ohm menunduk dan melanjutkan walaupun dia bersama Pam tapi orang yang selalu dia pikirkan adalah Sa. Ohm mengaku tak sejalan dengan Pam tapi dia merasa bahwa dirinya dan Sa serasi. Ohm tersenyum dan minta pendapatnya tapi Sa hanya diam.

Hati Sa kian galau, entah mengapa dia malah pergi ke toilet dan mengabari Bass kalau kini Ohm telah kembali. Malamnya Sa menunggu Bass pulang dan dia langsung menuju pintu lalu membukanya ketika mendengar suara ketukan tapi ternyata Bass tak ada. Yang ada justru wanita setengah baya yang mengetuk pintu tetangga depan kamarnya. 


Rupanya Bass pergi ke tempat Art dan minta izin untuk menginap. Art tak keberatan asal tak ketahuan ayahnya saja karena Art ngeri ketika melihat pengawal ayah Bass beberapa hari yang lalu. Art khawatir pada Bass dan berpikir pasti kali ini Bass tak akan lolos. Bass mengaku kalau ayahnya ingin agar dirinya kuliah di luar negeri. Win menyarankan agar Bass tak menarik perhatian dan keluyuran dulu.


Art mengalihkan pembicaraan tentang KTP palsu untuk manggung. Art mengaku sudah punya dan Win protes karena pihak pub bilang kalau dirinya tak perlu KTP palsu. Art menghiburnya dengan mengatakan kalau Win memang tak perlu karena Win akan mudah berbaur dengan yang lain dan tak akan ketahuan. 


Bass kesal dan bilang kalau Ohm telah kembali. Win yang sok tahu langsung menimpali tapi dia jadi bingung sendiri karena tak tahu Ohm itu siapa. Bass menjelaskan kalau Ohm itu mantan pacar dan cinta pertamanya Sa. Win tak mengerti mengapa Bass pesimis toh Bass populer walaupun sering dipukuli ayahnya. Bass mengaku kalau Ohm punya rumah, mobil dan gajinya besar. Win mencoba menghiburnya tapi Bass dan Art kompak menendang Win hingga jatuh.


Paginya Sa bersiap berangkat kerja tapi dia kembali untuk mengambil mapnya, Sa lupa dengan ponselnya yang masih tergeletak di atas meja. Bass yang ingin menemui Sa menjadi kesal melihat Ohm datang menjemput Sa. Bass langsung bersembunyi ketika melihat kedua pengawal ayahnya yang ingin mencari Sa. Bass mencoba memperingatkan Sa tapi dia kesal karena Sa tak menjawab teleponnya.


Menjelang makan siang, Bass datang dan menunggu di lobi kantor Sa. Dia duduk berseberangan dengan Ohm yang sedang membaca koran. Jane dan Mham yang melihat keduanya menjadi takut, mereka pura-pura tak melihat Ohm dan bergegas pergi tapi Ohm memanggil mereka. Jane dan Mham terpaksa berhenti dan membalas salam Ohm. 

Ohm menghampiri mereka dan bertanya tentang Sa karena dia berusaha menelepon beberapa kali tak tak diangkat. Mereka kompak menjawab kalau Sa ada urusan di luar dan mungkin tak akan kembali. Mham menyarankan agar Ohm tak menunggunya. Ohm menyerahkan daftar kontak karyawan sewaan yang diminta Sa pada Mham. Jane menyindir Sa yang memanfaatkan Ohm.

Ohm bertanya apakah Jane dan Mham sudah punya rencana liburan? Mereka kompak menggeleng. Ohm menawarkan agar mereka ikut saja karena Ohm sudah menyewa hotel di Phuket, dia berencana liburan bersama Sa dan mengajak serta keluarganya. Mham berterima kasih dan berniat pamit. Ohm tahu diri dan memutuskan pergi setelah berpesan agar Mham tak lupa memberikan kertasnya pada Sa.


Bass tak mengatakan apapun pada Jane dan Mham, dia bergegas menyusul Ohm yang berjalan menuju meja resepsionis untuk mengambil KTP miliknya tapi si petugas teledor. Bass kesal dan mengambil paksa KTP miliknya yang dipegang oleh Ohm. Ohm agak bingung melihat Bass yang bersikap sinis padanya.


Bass masuk studio musik dan Art menunjuk ke arah Sa dan mengatakan kalau Sa tak bisa menemukan Bass di sekolah. Sa sudah menunggu lama bersama mereka. Sa bertanya mengapa Bass tak sekolah, dia menakuti dengan mengatakan bila Bass membolos bisa dikeluarkan dari sekolah tapi Bass hanya cuek. Dia berjalan menuju temannya. Sa tak putus asa, dia menunjukkan buku matematika yang baru saja dibelinya agar Bass berhenti memanggilnya bodoh. Win dan Art pura-pura sibuk dan tak mendengar keduanya.


Sa mencoba mengambil hati tapi Bass kesal dan membuang buku yang dipegang Sa. Sa terdiam kaget begitu pula dengan Art dan Win. Bass marah dan menyindir Sa yang punya banyak waktu luang untuk mempelajari hal yang tak dimengerti. Padahal itu tak perlu dan Bass juga tak perlu tahu tentang pekerjaan Sa. Sa menahan tangis sambil mengatakan kalau dia sudah mempelajari Bab 1 sehingga kini dia bisa mengerjakannya.


Bass tak menghiraukan Sa. Dia bertanya pada Art dan Win tentang lagu yang mereka mainkan, keduanya gugup dan tak berani menjawab. Bass mengusir Sa dan dia mengambil gitarnya. Sa sedih dan sakit hati, dia buru-buru pergi sebelum tangisnya pecah. Art dan Win tak tega melihat Sa tapi tak berani menolong, mereka hanya bisa menjadi penonton saja.


Malamnya, Sa tetap menyiapkan tempat tidur untuk Bass dan berharap agar Bass segera pulang tapi Bass tak datang. Di studio, mereka tak jadi latihan karena Bass sangat galau dan melamun saja. Art, Win dan temannya ikutan galau. Bila tak latihan ya pulang saja daripada di studio tapi hanya diam melamun saja tapi mana berani mereka protes pada Bass?


Di tempat kerjanya, Sa tetap mempelajari buku matematikanya. Jane dan Mham datang membawakan buket bunga dari Ohm tapi Sa malah jadi sedih dan menangis. Sa sedih karena Bass mempelakukannya dengan buruk tapi dia tetap menyukai Bass. Di lain tempat, ternyata Bass juga sedih. Dia menangis karena menyesal telah menyakiti hati Sa. Sa terus berharap Bass akan menghubunginya tapi yang menelepon justru Ohm yang ingin mengajak ketemu.


Jane dan Mham menemani Sa yang menunggu kedatangan Ohm. Jane memuji Sa yang membuka hati dan bersedia kencan dengan Ohm. Belum sempat Sa menjawab, Ohm muncul dengan menggendong bayi. Ohm minta maaf telat karena ada urusan mendadak yang harus diselesaikan. Jane dan Mham jelas kaget Ohm datang membawa bayi tapi Sa hanya diam saja.


Ohm duduk dan menjelaskan bahwa Pam tak perduli dengan bayinya dan dia kasihan dengan bayi itu makanya Ohm merawatnya. Jane memuji Ohm yang penuh cinta bagi semua orang termasuk wanita dan anak-anak. Mham cemberut tapi dia memaksakan tersenyum dan berinisiatif merawat si bayi agar Sa bisa ngobrol bebas dengan Ohm. Mham menggendong si bayi dan Jane yang membawa botol susunya.


Sepeninggal Jane dan Mham, suasana malah jadi canggung. Ohm bertanya apakah Sa tak keberatan dengan kondisinya yang merawat bayi? Sa menggeleng dan mereka kembali tenggelam dalam diam. Ketika Sa ingin mengatakan sesuatu, ponsel Ohm berbunyi dan ternyata dari Pam yang mabuk. Ohm agak panik dan memintanya untuk menunggu karena dia akan datang menjemput.


Mood Sa langsung hilang dan dia tak berselera ketika Ohm menyudahi pembicaraannya dengan Pam dan memintanya memesan makanan. Sa bertanya bukankah seharusnya Ohm pergi menjemput Pam? Ohm menegaskan agar Sa memesan makanan. Sa membuang muka dan berterimakasih sudah dibawakan daftar kontak pegawai sewaan tapi ketika dia melirik ke arah Ohm, ternyata Ohm sedang sms-an. Ohm mencoba memecah konsentrasinya tapi dia tak bisa, perhatiannya hanya tercurah pada ponselnya dan Sa tahu itu.


Sa meminta Ohm pergi menjemput Pam. Ohm malu dan meletakkan ponselnya. Ohm menunduk dan mengatakan bahwa hari ini untuk Sa, Sa menambahkan tapi pikiran Ohm hanya tertuju pada Pam. Ohm mencoba menjelaskan tapi Sa memotongnya dengan mengatakan kalau dirinya mengerti karena sebenarnya Sa juga sedang merasakan hal yang sama. Dia sedang bersama Ohm tapi malah memikirkan orang lain. Sa menambahkan mereka berdua merasa cocok makanya ingin bersama tapi bila hal itu tak sesuai dengan kata hati maka hal itu tak bagus. Ohm berterima kasih pada Sa dan pergi.


Paginya, Sa kaget melihat Ohm datang menjemputnya. Sa menolak dan berniat pergi sendiri tapi Ohm memaksa. Dia meminta Sa menganggapnya sebagai saudara sehingga tak canggung lagi. Sa hanya diam. Ohm menghampiri Sa dan kembali berterima kasih karena sudah memahaminya. Sa sudah membuatnya sadar tentang apa yang harus dia lakukan. Sebagai ucapan terima kasih, Ohm berjanji akan mentraktir Sa makan malam ini. Ohm juga mengundang Jane dan Mham. Sa tersenyum canggung dan akhirnya bersedia pergi bersama Ohm.


Ohm membawa mereka ke pub tempat Bass bekerja. Jane dan Mham tampak semangat tapi Sa hanya diam, dia seolah tak menyukai suasana pub yang ramai dan remang-remang. Win yang sedang memeriksa gitarnya memberi kode pada Bass untuk melihat ke arah Sa. Bass jelas tidak suka melihat Sa bersama Ohm.


Pembawa acara mengumumkan bahwa akan ada acara lelang ciuman dari seorang penyanyi seksi untuk para wanita lajang. Semua bersorak dan Jane juga ingin ikut. Jane langsung memasang taruhan tapi ada tamu lain yang juga berminat yaitu Pam. Jane nekat hingga meminjam uang Ohm, dia juga tak perduli dengan nasihat Sa. Akhirnya Pam kalah dan Jane yang menang. Jane sangat senang tapi si penyanyi menolak mencium Jane dengan alasan hanya mau mencium wanita tulen.


Jane kesal tapi dia meminta Sa sebagai gantinya. Sa tentu saja menolak berciuman di tempat umum dengan orang yang tak dikenalnya tapi dia hanya bisa pasrah ketika Jane dan Mham mendorongnya agar naik ke panggung. Ohm melirik ke arah Pam yang menatapnya dengan sorot sinis. Sa protes dan mengangkat tangannya. Tiba-tiba ada yang menarik si penyanyi dan seorang pria bertopeng mencium Sa. Sa kaget dan begitu pula dengan semua yang ada di sana.


Sa membuka topeng pria itu dan ternyata dia adalah Bass. Bass tak mengatakan apapun pada Sa, dia melirik ke arah Pam dan bergegas pergi. Win dan Art ikutan pergi. Pam menyusul dengan diikuti oleh dua pria berbadan kekar. Ohm yang melihat hal itu akhirnya ikut menyusul. Sa memilih mengejar Bass. Si penyanyi bingung tapi dia tak bisa mengelak ketika Jane dan Mham menangkapnya.


Sa keluar dan melihat mobil putih berhenti di depannya. Sa kesal melihat Pam tapi dia jadi khawatir ketika jendela belakang mobil itu terbuka dan Sa melihat Bass bersama dua pria berbadan kekar. Sa ingin membantu tapi Pam malah menjalankan mobilnya. Ohm datang bersama mobilnya, dia keluar dan bertanya pada Sa tentang Bass. Sa heran karena Ohm tahu ayah Bass, Ohm menjelaskan bahwa ayah dari bayinya Pam adalah Tn Kriengkrai, ayahnya Bass. Sa kaget mendengar hal itu.


Pam membawa Bass pada ayahnya. Tn. Kriengkrai kesal melihat tingkah Bass yang tak mau menurut, hanya mementingkan diri sendiri dan pacarnya saja. Beliau mengancam agar Bass menurut dan pergi ke bandara bila tak ingin terjadi masalah pada Sa. Bass hanya bisa terduduk lemas.


Ohm mengantarkan Sa ke tempat Tn. Kriengkrai dan ingin bergegas pergi membantu Bass tapi Ohm menarik tangannya dan mengucapkan semoga berhasil. Sa membalas dengan kata-kata yang sama karena kini dia tahu kalau Ohm menyukai Pam tapi Pam lebih tertarik pada Tn. Kriengkrai. Sa keluar dari mobil Ohm dan bersiap menghadapi apa yang akan terjadi. Sedangkan Ohm sepertinya sedang mencoba menghubungi Pam.

"Bila cinta seperti menunggu bus. Kadang walaupun mendapat yang tepat, bukan berarti akan mendapatkan perjalanan yang mulus." Sa melihat Tn. Kriengkrai muncul bersama Pam dan dibelakangnya Bass berjalan lunglai dengan diapit oleh dua pria berbadan kekar. Sepertinya Pam mendapat sms dari Ohm sehingga dia bergegas pergi. Ohm berusaha mengajak Pam bicara tapi Pam buru-buru kabur dan Ohm mengejarnya.


Biasanya Sa takut naik bus tapi mulai sekarang dia tak akan takut lagi. Sa tak perduli dengan tatapan sinis dari Tn. Kriengkrai. Beliau menoleh ke arah Bass lalu masuk ke dalam mobil. Sa tersenyum melihat Bass, dia mengambil saputangan dari dalam tasnya dan berniat mengobatinya tapi Bass membuang muka lalu masuk ke dalam mobil. Sa kaget mendapat perlakuan seperti itu dari Bass.


Sa menatap nanar ke arah Bass yang duduk sambil menunduk di samping ayahnya. Mobil mulai melaju, Sa berbalik dan memutuskan untuk berlari mengejarnya. "Bila bus itu pergi meninggalkannya maka Sa akan mengejarnya". Sa berlari sambil mengejar Bass, dia tak perduli lagi dengan sepatunya yang lepas atau tasnya yang jatuh. Sa hanya ingin berlari sekuatnya untuk mengejar mobil itu. Bass hanya bisa menangis melihat Sa yang terus mengejarnya. 


Sa menyerah ketika mobil itu sudah berbelok tapi dia kaget ketika melihat mobil itu berhenti dan Bass turun dari mobil. Sa menunggu ketika Bass berjalan kearahnya. Ketika Bass sudah berdiri dihadapannya, Sa tersenyum dan berniat mengobatinya tapi Bass malah membentaknya dan hal itu membuat Sa sedih. Sa mengingatkan bahwa Bass pernah bilang kalau ingin setiap hari Sa yang memasangkan dasinya sebelum berangkat kerja. Apakah Bass tak menginginkan hal itu lagi?


Bass tak mengatakan apapun, dia justru membimbing Sa agar naik di trotoar. Bass ingin melakukan sesuatu tapi dia hanya berbalik dan berjalan kembali ke mobil sambil menahan tangis. Mungkin Bass takut ayahnya akan mencelakai Sa bila dia tak menuruti keinginan ayahnya. Sa tak ingin ditinggal dengan cara yang seperti ini, dia berteriak memanggil tapi Bass seolah tak mendengarnya. Sa hanya bisa menangis pilu sambil duduk di trotoar ketika mobil itu kian jauh dan hilang dari pandangan.

Waktu terus berlalu dan kini sudah 5 tahun sejak kepergian Bass. Hari itu Sa berjalan menuju kamarnya dan kunci kamarnya tak sengaja jatuh. Sa berhenti untuk memungut kunci dengan gantungan yang sama yang seperti dulu pernah dia berikan pada Bass. Sa kembali teringat ketika dulu memberikan kunci kamarnya pada Bass. Ingatan Sa terus tertuju pada saat-saat yang indah ketika masih bersamanya.


Ibunya menelepon dan bertanya apakah Sa masih sakit. Sa mengaku kalau dia masih sakit kepala. Ibunya khawatir dan berniat menyuruh putra kembarnya untuk datang menjaga Sa tapi Sa menolak dengan alasan masih bisa menjaga diri. Sa pamit pada ibunya karena ingin istirahat. 


Sa tidur sambil memikirkan Bass. Sa seperti bermimpi melihat Bass datang dan merawatnya. Paginya Sa bangun karena kaget, dia masih bingung antara mimpi dan kenyataan tentang Bass. Sa melihat ada koper yang berdiri di dekat tembok dan dia sedikit senang. Tiba-tiba telepon berdering dan rupanya ibu yang menelepon. Ibu bertanya apakah si kembar sudah datang? Sa tak mengerti dan ibu menjelaskan bahwa semalam ibu meminta si kembar untuk datang menjenguk Sa. Sa agak kecewa mendengarnya, Sa menduga bahwa koper itu milik adiknya.


Sa tak sengaja melihat ke arah jendela balkon yang terbuka dan angin yang berhembus meniup tirainya. Sa melihat punggung seseorang yang sangat dikenalnya dan dia kian yakin ketika tampak siluet wajah pria itu. Sa tersenyum dan berjalan ke arah balkon. Sa mendekatinya dan pria itu berbalik ke arahnya. Sa terharu melihat Bass berdiri dihadapannya. Kedua mata Sa berkaca-kaca saat menyentuh wajah Bass dengan kedua tangannya.


Tangisnya pecah ketika Bass menunjukkan dasi putih bergaris pada Sa. Sa menangis sambil mengangguk, dia mengambil dasi itu dan memasangkannya di kerah baju Bass. Keduanya saling menatap tanpa mengatakan apapun tapi jelas tergambar rasa rindu yang mendalam. Bass ikut menangis ketika Sa sudah memasang dasinya. Dia memeluk Sa dengan erat seolah tak ingin melepasnya lagi. Sa balas memeluk Bass dengan erat seolah ingin memastikan bahwa semuanya bukanlah mimpi. 


=================

Dalam film ini aku mendapatkan beberapa tips dalam menjalin atau menjaga suatu hubungan agar tetap langgeng. Apa yang aku tulis ini hanya berdasarkan pendapat pribadi saja lho! Diantaranya adalah :

Rasa cinta yang menggebu bisa padam bila tak diperjuangkan atau tak dijaga dengan baik.

Sa pertama kali menyukai Ohm ketika dia masih SD. Rasa suka itu terus berkembang hingga Sa menginjak bangku SMA tapi Sa tak pernah berani mengungkapkan rasa cintanya. Dia hanya bisa mengintip Ohm yang bermain basket dari jendela lab sains. Sa langsung patah hati ketika melihat Ohm akhirnya berpacaran dengan Pam dan mereka melanjutkan kuliah di luar negeri. Bagi Sa, hidup harus terus berjalan tapi tanpa disadari, Sa menutup hatinya karena masih berharap kelak Ohm akan kembali padanya.

Keberuntungan berpihak pada Sa karena setelah sekian lama akhirnya dia bisa bertemu lagi dengan Ohm yang kini menjadi pria tampan dan sukses. Hati Sa langsung berbunga ketika melihat Ohm dan dia kembali bermimpi untuk bisa bersamanya. Jelas terlihat gaya manja dan sedikit norak saat Sa menjawab ajakan Ohm untuk bertukar nomor ponsel, Sa sengaja menyerahkan ponselnya pada Ohm dengan gaya malu-malu dan tersenyum manja. Sa bahkan bersembunyi di toilet hanya untuk melampiaskan rasa bahagianya. Sayangnya, Sa harus kembali patah hati karena ternyata Ohm kembali bukan untuknya tapi untuk menikah dengan Pam.

Saat Ohm telah bercerai dan berniat kembali pada Sa, jelas terlihat ekspresi tak percaya atau tak suka di mata Sa. Mungkin Sa sudah apatis dengan perasaannya pada Ohm atau Sa kesal karena hanya sebagai cadangan saja tapi dia tetap mencobanya karena kedua sahabatnya menyarankan agar memberi kesempatan pada Ohm. Nyatanya, perasaan tak bisa dibohongi. Jelas terlihat bahwa Ohm masih sangat perduli pada Pam, buktinya dia tak memperhatikan Sa dan justru sibuk menelepon dan sms-an dengan Pam. Saat itu Sa sadar bahwa dia memang tak mencintai Ohm, mungkin dulu dia hanya merasa kagum saja padanya. Bila Sa memang mencintai Ohm, dia pasti akan lebih aktif menyatakan cintanya tapi Sa tak memanfaatkan kesempatan yang ada dan terkesan membiarkan, tak memperjuangkan cintanya. 

Rasa cemburu bisa menimbulkan prasangka dan mengabaikan fakta yang ada.

Ketika Bass menginap di tempat Sa, dia sempat mengejek Sa yang tak tahu tentang pelajaran matematika. Sa beralasan bahwa dulu dirinya mengambil jurusan bahasa bukan IPA tapi Bass tak mau tahu dan malah memukul dahi Sa dengan gemas. Sa tak terima dan balas memukul hingga dia jatuh menimpa Bass. Saat itu benar-benar menyenangkan bagi keduanya tapi masalah muncul ketika Ohm ingin masuk dalam kehidupan Sa lagi dan Sa yang galau malah memberitahukan hal itu pada Bass.

Bass jelas cemburu dan kian sewot saat melihat Ohm datang menjemput Sa. Secara status Bass jelas kalah, walaupun anak orang kaya tapi Bass masih sekolah sedangkan Ohm sudah mandiri, punya rumah dan mobil sendiri juga memiliki gaji yang tinggi. Ohm juga mengerti kesulitan Sa dan membantunya sedangkan dirinya tak tahu apapun tentang istilah dunia kerja karena masih sekolah.

Rasa cemburu yang berlipat kian tak terbendung melihat Sa yang dengan wajah polosnya menunjukkan buku matematika dan berkata kalau sudah mempelajarinya agar tak dikatakan bodoh lagi. Bass merasa bila Sa mengejeknya, melakukan hal yang tak penting padahal dirinya sendiri sedang kesulitan dalam pekerjaan dan minta bantuan Ohm.

Mungkin keduanya memang salah, seharusnya Sa tak mengatakan tentang Ohm pada Bass lewat sms tapi bicara langsung agar tak salah paham. Karena sms itu makanya Bass memutuskan menginap di tempat Art dan Win, Bass berpikir Sa akan kembali pada Ohm. Seharusnya Bass tak cemburu buta dan memberi waktu Sa untuk menjelaskan semuanya, dan tak seharusnya Bass memarahi Sa di depan orang lain karena siapapun pasti akan malu bila dimarahi di depan umum.

Rasa cemburu membuat Bass buta dan tak bisa melihat dan berpikir dengan jernih bahwa Sa berusaha keras menyamakan posisinya dengan Bass contohnya membeli buku matematika dan mempelajarinya agar bisa nyambung bila ngobrol dengan Bass. Bass tak bisa melihat bahwa Sa lebih memilih bersamanya daripada menemui Ohm yang berjanji akan membantu pekerjaannya karena bagi Sa, mempertahankan hubungannya dengan Bass jauh lebih penting daripada bertemu Ohm.

Masalah yang ada harus segera diselesaikan agar tak menggantung.

Mungkin Bass masih muda atau gengsi sehingga dia hanya bisa menyesal ketika sudah menyakiti hati Sa. Dia tak mau atau gengsi untuk menemui Sa dan menyatakan penyesalannya padahal jelas terlihat bila Bass sedih terbawa perasaan, yang kasihan justru Art dan Win yang bingung. Mereka tak tahu harus berbuat apa melihat Bass yang seperti orang linglung, tubuhnya ada di studio tapi tak mengatakan apapun dan hanya membisu sambil menangis.

Di lain pihak, Sa sebagai pihak wanita tak mungkin mengambil tindakan dulu bukan karena dia tak perduli tapi Sa terikat dengan norma dan moral. Sa tak mungkin mendesak Bass tentang kejelasan hubungan mereka karena menurut norma, hubungan mereka sudah salah dari awal. Usia Sa jauh lebih tua daripada Bass dan Sa juga tahu bahwa ayah Bass tak menyetujui hubungan mereka.

Seharusnya Bass menegaskan perasaannya pada Sa dan menceritakan keinginan ayahnya untuk kuliah di luar negeri, kurasa Sa bisa mengerti dan pasti akan mendukung Bass. Mungkin Bass sudah terlanjur berprasangka buruk pada Sa makanya dia hanya diam dan membiarkan Sa galau tapi jelas terlihat tatapan tak rela di mata Bass ketika Jane dan Mham memaksa Sa naik panggung untuk dicium oleh penyanyi itu. Bass buru-buru menarik penyanyi itu dan mencium Sa di depan umum.

Tapi sekali lagi, Bass memberi harapan pada Sa tapi lalu meninggalkannya selama 5 tahun tanpa mengatakan apapun atau sekedar berpamitan. Memang sih, Bass pergi juga demi kebaikan Sa dan untungnya Sa itu tipe wanita setia sehingga pada akhirnya mereka bisa bertemu lagi.

Arti sahabat

Manusia tak bisa hidup sendiri dan pasti membutuhkan orang lain, contohnya sahabat. Fungsi sahabat adalah sebagai teman dalam suka dan duka, mengingatkan bila salah, mendukung dan menyemangati bila sedang sedih atau galau, yang terpenting menghormati apa yang sudah menjadi keputusan kita terhadap suatu hal. Dalam film ini, baik Sa dan Bass memiliki 2 sahabat karib. 

Sa memiliki Jane dan Mham, keduanya memang agak norak tapi mereka sangat perduli pada Sa. Mereka tak segan mengingatkan Sa ketika sedang dimabuk cinta pada Bass yang usianya jauh lebih muda dan masih sekolah. Jane mengingatkan tentang norma yang berlaku bahwa wanita yang berpacaran dengan pria yang masih muda itu pasti dianggap aneh dan tak biasa. Sedangkan Mham mengingatkan bahwa Sa harus memikirkan masa depan dan tak terbuai oleh mimpi Bass karena mereka beda dunia (Sa wanita karir sedangkan Bass anak sekolahan).

Sa jelas kian galau ketika akhirnya Ohm (cinta pertamanya) datang lagi. Berbagai rintangan yang muncul dari hubungannya dengan Bass membuat Sa ingin memilih jalan aman tapi nyatanya hati tak bisa dibohongi. Jane dan Mham tak bisa berbuat apapun ketika Sa lebih memilih bersama Bass, mereka mendukung keputusan Sa.

Begitu pula dengan Bass yang memiliki Art dan Win sebagai sahabatnya. Mereka selalu mendukung hubungan Bass dan Sa. Win bahkan sempat mengatakan bahwa Bass tak perlu minder dengan Ohm toh Bass sangat populer walaupun sering dipukuli ayahnya karena tak mau menurut. Dukungan sekaligus ledekan itu cukup sederhana tapi mengena. Sebagai sahabat tak harus mengatakan hal yang baik saja untuk menyenangkan hati kita tapi kadang kata-kata yang agak pedas juga dibutuhkan asal tujuannya baik.

Kurasa Art dan Win cukup dewasa ketika melihat Bass memarahi Sa, mereka tak ikut campur dan pura-pura tak tahu. Cuman, yang keterlaluan ya Bass. Tega banget memarahi Sa di depan teman-temannya, hal itu membuat Art dan Win kaget tapi mereka tak berani melerai atau menengahi.

Adegan favoritku :


Ketika Sa tak sengaja mencium Bass, mereka kaget dan kompak menutup mulut masing-masing. Bagiku, hal yang sangat kusuka adalah saat Sa marah dan mengomeli Bass. Logat dan ekspresi wajah Sa itu sangat unik, lucu tapi juga aneh dengarnya. Sa kian kesal ketika ingin turun dari bus malah diledek oleh kondekturnya dengan memanggilnya 'tante' (sama seperti Bass yang juga memanggilnya tante).


Saat sa sudah tiba di kamarnya, dia segera mengusap dan menggosok bibirnya. Sesekali dia menyemburkan sesuatu seolah ingin membuang sial karena ciuman pertamanya telah dicuri oleh Bass. Padahal yang dia cium itu cowok ganteng walaupun masih anak SMA, bagaimana bila Sa tak sengaja mencium cowok jelek atau pria mesum? Bagaimana reaksi Sa ya? wkwkwk... Mungkin Sa lebih marah karena Sa ingin memberikan ciuman pertamanya pada Ohm bukan yang lain tapi yah, dasarnya Sa memang tak berjodoh dengan Ohm makanya Ohm selalu gagal mencium Sa karena selalu diganggu Bass.

Adegan yang bikin baper :


Salah satu rencana masa depan Bass adalah dia ingin kelak Sa yang memasangkan dasi untuknya setiap pagi tapi nyatanya rencana itu buyar karena Bass terpaksa menuruti keinginan ayahnya untuk melanjutkan kuliah di luar negeri. Saat pertemuan terakhir, Sa bertanya tentang keinginan Bass itu tapi dia tak bisa menjawab dan memilih pergi meninggalkan Sa. Bass berusaha cuek ketika Sa berteriak memanggilnya, Bass hanya bisa menyembunyikan tangisnya karena dia tak ingin ayahnya menyakiti Sa bila dia tak menurut.


Di akhir cerita, Bass kembali dan Sa tak kuasa menahan tangis sambil meraba wajah Bass seolah ingin memastikan bahwa apa yang dilihatnya bukanlah mimpi. Airmata kian deras ketika Bass menunjukkan dasi dan ingin Sa memasangkannya. Menit-menit terakhir itu tanpa dialog tapi hal itu bukan masalah karena dengan melihat tatapan keduanya seolah sudah menjelaskan segalanya. 


Hmmm, kadang ada benarnya sih kalau ada yang bilang tatapan mata itu memiliki sejuta makna. Walau tanpa mengatakan apapun, kita bisa tahu sesuatu hanya dengan menatap mata seseorang. Begitu pula dalam film ini, di menit-menit terakhir tak ada dialog antara Sa dan Bass tapi kita bisa tahu kalau keduanya saling memendam rindu dan tak menyangka akhirnya bisa bertemu lagi. Mereka menangis dan saling memeluk dengan erat seolah saling berjanji bahwa mereka tak akan berpisah lagi apapun yang terjadi.

Hikmah yang bisa diambil dari film ini :

Cinta itu tak memandang usia dan status seseorang. Bila sudah mencintai seseorang maka kita cenderung akan melupakan segala perbedaan dan berusaha mencari persamaan agar bisa selaras. Sa mencintai Bass sehingga dia mengabaikan fakta bahwa usia mereka berbeda jauh, dia justru berusaha belajar hal yang tak diketahuinya agar bisa nyambung dengan Bass.

Kadang kita berpikir bahwa menjalin hubungan dengan Si A itu salah dan lebih baik dengan Si B saja karena sederajat atau sesuai dengan pendapat orang lain padahal itu belum tentu benar. Apa yang dianggap benar oleh orang lain belum tentu pas dan sesuai dengan kata hati. Contohnya, Sa yang bimbang memilih memberi kesempatan kedua pada Ohm sesuai dengan saran Jane dan Mham tapi nyatanya Sa malah tak nyaman ketika bersama Ohm, dia malah memikirkan Bass dan Ohm juga asyik dengan ponselnya karena cemas dengan keadaan Pam.

Kurasa Ohm juga sedang berusaha membohongi kata hatinya. Dia mengatakan pada Sa bahwa dia dan Pam tak saling cinta, dia menikahi Pam hanya karena kasihan, Pam hamil tanpa suami. Nyatanya ketika Sa mau membuka diri, Ohm malah khawatir dengan Pam. Mungkin Ohm dan Pam memang tak saling mencintai, yang ada adalah cinta Ohm bertepuk sebelah tangan karena Pam lebih suka bersama Kriengkai (ayahnya Bass).

Intinya, bila memang cinta ya harus diperjuangkan dan jangan mudah menyerah. Menuruti norma yang ada atau saran orang lain memang perlu tapi bila tak sesuai dengan kata hati ya tidak bagus dan malah makan hati. Bila memang saling mencintai maka harus berkomitmen menjaga apa yang sudah diperoleh agar tak goyah bila menghadapi ujian.

Komentarku:

Menurutku ide film ini sama dengan film Fabulous 30 (film Thailand juga) yaitu pacaran dengan pria yang lebih muda (cinta beda usia), bedanya bila dalam Fabulous 30  kedua tokoh utamanya sudah bekerja sehingga hanya beda usia saja (7 tahun) sedangkan di film First Kiss, tokoh utama wanitanya sudah bekerja sedangkan tokoh utama prianya masih berstatus pelajar SMA dengan selisih usianya 8 tahun (cinta beda status dan usia). Sehingga masalah yang muncul di film Fist Kiss ini jauh lebih kompleks.

Dalam film ini jelas digambarkan tentang konflik yang dialami baik oleh Sa dan juga Bass. Misalnya Sa, sebagai wanita yang usianya lebih tua maka dia jelas dituntut untuk berpikir lebih dewasa dan tak mementingkan kesenangan sesaat. Bagaimana Sa dalam situasi yang sulit ketika harus menentukan pilihannya, menuruti pendapat umum dan memilih Ohm atau menuruti kata hati dan memilih Bass dengan segala resikonya, dianggap sebagai wanita yang tak tahu malu karena menyukai pria lebih muda.

Bass sebagai pria muda dan masih sekolah jelas memiliki pemikiran yang ringan dan tak mau dikekang. Buktinya, dia tak mau menuruti ayahnya padahal maksud ayahnya tak salah, Bass harus fokus sekolah agar bisa mandiri dan tak membuang waktu dengan bermain saja. Bass justru menyalahkan ayahnya yang merampas kebebasannya padahal bila di rumah, ayahnya tak pernah menemaninya dan sibuk sendiri dengan pacarnya.

Kurasa Bass memilih Sa sebagai pacarnya karena Sa mirip dengan ibunya, dewasa dan sabar tapi juga sedikit kekanakan. "Biasanya" pria yang sangat mencintai ibunya dan kehilangan figur ibu karena telah meninggal akan mencari pacar atau pasangan yang mirip dengan ibunya, entah tingkah lakunya atau wajahnya. Mungkin itu juga yang dialami Bass.

Sa sebenarnya sejak awal sudah memberikan sinyal bahwa mereka beda generasi, contohnya ketika Bass mengajaknya nonton film. Sa sengaja berdandan layaknya ibu-ibu agar Bass tahu diri tapi yang terjadi justru Sa yang kesal dengan penampilannya karena diledekin oleh dua gadis di mall.

Cinta memang tak bisa disalahkan, memangnya kenapa bila Sa jatuh hati pada Bass yang lebih muda? Ingat kata-kata Bass ketika merayu Sa, dia terbiasa memilih sendiri tapi dia tak bisa memilih kapan harus dilahirkan. Usia hanyalah angka, tak bisa menentukan kedewasaan seseorang. Kurasa Bass memang lebih cocok bersama Sa karena mereka saling melengkapi. Bass walaupun lebih muda tapi dia sangat perhatian dan bisa mengimbangi sikap Sa yang cenderung manja. Sedangkan Sa cukup sabar menghadapi sikap Bass yang emosional.

Bagian yang paling menarik dari film ini tentu saja endingnya, memukau dan bikin baper. Tanpa dialog tapi sanggup membuatku meneteskan airmata karena ikut terharu melihat pertemuan Sa dan Bass setelah 5 tahun berpisah.





























    





























  



















   



















Review Film Menarik Lainnya

0 comments:

Post a Comment