Wednesday, July 11, 2018

My Valentine ~Film Thailand~

Walaupun sekarang bukan Februari tapi aku ingin membahas Film Thailand tahun 2010 yang berjudul My Valentine. Film ini mengisahkan tentang dilema seorang wanita dalam memilih pasangan hidup, ketiga pria yang mendekatinya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing tapi wanita itu tetap harus menjatuhkan pilihan pada salah satu dari mereka.


Para pemain :

Mindita Wattanakul sebagai Mind
Krit Sripoomseth sebagai Art
Wasu Saengsingkaew sebagai Mick
Onarnitch Pirachakajornpat sebagai Pizza
Thanawat Prasitsomporn sebagai Tid
Per Suwikrom sebagai Kong

Sinopsis lengkap :

Mind adalah wanita muda yang bekerja di bidang asuransi. Dia sangat membenci hari Valentine karena dia masih jomblo, Mind sangat berharap agar bisa segera mendapatkan pasangan. Hati Mind kian galau ketika melihat kliennya yang tidak saling kenal tapi akhirnya malah langsung klop.

Suatu hari, mobil Mind terlibat kecelakaan dan mobilnya ditabrak oleh pria tidak dikenal. Mind ingin minta ganti rugi tapi pria itu malah memberinya kartu asuransi dan pergi begitu saja. Mind kesal dan mengomel sendiri tapi pria itu tetap cuek.

Mind berusaha merayu kakek yang sedang ikut senam agar mau mendaftar asuransi. Kakek itu tetap diam dan berkonsentrasi pada senamnya, dia mengabaikan Mind. Tiba-tiba kakek itu jatuh dan memegangi lehernya, Mind dan peserta senam lainnya bingung. Tiba-tiba muncul pria dengan kostum malaikat berbaju putih muncul dan mendorong Mind. Pria itu membantu kakek dan akhirnya kakek memuntahkan gigi palsunya yang sempat nyangkut di tenggorokannya. Pria itu berusaha menenangkan kakek dan akhirnya pergi. Mind kesal dan berusaha mengejar pria itu tapi dia bingung karena banyak pria yang mengenakan baju yang sama.

Mind kembali ke kantor dengan langkah gontai, saat tiba di tempat telepon umum, seorang pria yang sedang menelepon meminta uang recehan padanya. Mind kaget dan mengenali pria itu, pria yang menabrak mobilnya tapi pria itu tidak perduli dengan tatapan kesal Mind. Dengan berbisik, dia minta recehan dan Mint terpaksa memberinya. Pria itu bertanya tentang mobilnya dan Mind menjawab kalau mobilnya akan dibawa ke bengkel malam ini. Pria itu mengangguk dan meneruskan pembicaraan teleponnya.

Paginya, bos memberi semangat pada Mind dan rekan kerja yang lainnya agar bisa memenuhi target sehingga mereka semua bisa liburan ke Jepang. Semuanya berharap agar target terpenuhi sehingga mereka memulai hari dengan semangat, begitu pula dengan Mind. Dia mencoba merayu klien dan tampaknya mereka bersedia ikut asuransi yang ditawarkan tapi ponsel Mind berdering. Mind minta mereka menunggu dan menerima teleponnya, Mind tidak mengenal pria yang meneleponnya, pria itu mengaku kalau dirinya bernama Mick dan dia ingin mengembalikan uang recehan yang kemarin dipinjamnnya. Mind tampak gusar, hal itu membuat calon kliennya tidak sabar dan meninggalkannya. Mind marah pada Mick tapi Mick menjanjikan kalau dia akan membawa calon klien yang banyak untuk Mind. Mind tidak percaya tapi dia tetap berdoa agar hal itu terkabul. Tenyata Mick tidak berbohong, tiba-tiba muncul banyak sekali calon pelanggan dan hal itu membuat Mind dan rekan yang lain berteriak kegirangan.

Mind menemui Mick yang sedang presentasi di taman terbuka. Semua fokus mendengarkan materi yang disampaikan Mick tapi Mind malah mengacaukannya dengan menjatuhkan rak yang berisi buku-buku. Mind malu tapi Mick segera mengalihkan pandangan para tamu agar Mind tidak bertambah malu. Mick menemui Mind yang sedang melihat-lihat deretan buku, Mick mengajak berbasa-basi tapi Mind langsung menyodorkan tangannya. Mick mengerti dan merogoh saku celananya, dia menyerahkan recehan yang dipinjamnya. Mind mengeluh karena ongkos datang menemui Mick tidak sepadan dengan uang yang dipinjamnya, Mick mengerti dan memberi tambahan uang lagi.

Ketika mereka asik ngobrol, muncul wanita yang bersikap manja dan genit pada Mick. Wanita itu tidak suka melihat Mind dan Mind juga kesal melihat wanita genit itu makanya dia mengaku sebagai istri Mick dan mengajak Mick pergi. Setelah jauh, Mind beralasan bahwa dia tidak suka melihat wanita itu dan dia melakukannya sebagai ucapan terima kasih karena Mick telah memberinya banyak klien. Mick hanya tersenyum dan dia menawari agar Mind bersedia makan dimsum bersamanya.  

Mereka makan sambil ngobrol, Mind heran karena Mick bisa memberinya banyak klien untuk membeli asuransi yang ditawarkannya. Mick menjawab kalau dia mengenal banyak orang. Mind penasaran dan bertanya apa pekerjaan Mick, Mick menjawab kalau dia melakukan pekerjaan amal, membantu orang-orang yang membutuhkan. Tiba-tiba Mind tertarik melihat sesuatu dan dia berjalan menuju lukisan yang tergantung di dinding. Mind bertanya pada pelayan dan pelayan menyarankan agar Mind bertanya pada manajernya. Mick heran dan Mind mengatakan kalau dia ingin memberi hadiah untuk kakeknya karena kakeknya adalah penggemar aktris yang ada di lukisan itu. 

Mick melihat perubahan wajah Mind dan dia bertanya apakah Mind sedang bertengkar dengan kakeknya? Mind meralat bahwa dia agak segan bertemu dengan keluarganya karena mereka selalu bertanya mengapa dirinya masih jomblo dan berusaha menjodohkannya dengan orang asing. Mick menawarkan diri untuk membantu dengan berpura-pura menjadi pacar Mind karena Mind sudah membantunya menjadi istri palsunya.

Mind membawa Mick untuk menemui kakeknya yang sedang merayakan ulang tahun. Kakek langsung bertanya tentang Mick, dia tidak percaya kalau Mick adalah pacar cucunya. Mick menyodorkan hadiahnya dan kakek langsung senang. Keluarga Mind terkesan setelah mendengar tentang pekerjaan Mick dan kenyataan bahwa restoran tempat mereka merayakan ulang tahun kakek adalah milik keluarga Mick.

Saat pulang, Mind merasa canggung karena ternyata Mick orang yang kaya dan terhormat tapi Mick meminta Mind tidak mengubah gaya bicaranya. Mind memuji Mick yang memiliki banyak kesibukan untuk melakukan pekerjaan amal tapi tidak merasa lelah sedikitpun. Mick beralasan bahwa jika memikirkan seseorang yang membutuhkan maka tidak akan ada rasa lelah, jawaban itu membuat Mind terdiam. Mind mengucapkan terima kasih atas bantuan Mick dan Mick menjawab bahwa itu suatu kehormatan baginya, hal yang wajar dilakukan oleh seorang pacar. Mind kembali terdiam.

Mind memberi Mick hadiah gantungan sebagai oleh-oleh dari berlibur ke Jepang karena berhasil memenuhi target penjualan asuransi. Mick menerima hadiah itu dengan senang hati. Tiba-tiba ponsel Mick berbunyi, ternyata ada seorang anak asuhnya yang akan menjalani operasi dan Mick harus mendampinginya. Mick merasa tidak enak meninggalkan Mind tapi Mind tidak keberatan, justru Mind merasa malu karena dia tidak bisa membantu. Mick merayu bahwa Mind bisa membantu dengan menjaga hatinya.

Mind menceritakan hal itu pada kedua sahabatnya, Tid dan Pizza, tapi mereka tidak percaya dengan mulut manis Mick. Tid memperingatkan Mind karena baru mengenal Mick selama 2 bulan tapi Pizza justru membela Mind. Ujung-ujungnya malah Tid dan Pizza yang bertengkar untuk mempertahankan pendapatnya sendiri. Tid mengajak mereka untuk pergi karaoke tapi Mind menolak dengan alasan sudah ada janji dengan Mick, Mind mengajak mereka untuk ikut serta.

Mick mentraktir mereka makan ayam goreng tapi Mind agak malu melihat ulah kedua sahabatnya yang ceplas-ceplos dan Mick juga tidak mengerti arah pembicaraan mereka sehingga salah persepsi. Mind dan Mick melanjutkan kencan mereka dengan menghadiri acara pesta. Mick meminta Mind menunggu sementara dirinya akan mengenalkan Mind pada teman-temannya, saat Mind sedang sendiri, seorang wanita menghampirinya dan bertanya apakah Mind seorang wartawan. Mind mengatakan bahwa dia tamu biasa tapi dia tidak bisa menunjukkan undangan sehingga Mind terpaksa keluar dan menunggu Mick di luar. Mick keluar untuk minta maaf dan mengajak Mind masuk tapi beberapa menit kemudian Mind kembali keluar. Mind merasa tersisih dan sendiri ditengah keramaian orang yang tak dikenalnya.

Ketika Mind sedang sibuk, seorang pegawai dari toko bunga datang membawa buket kiriman Mick. Pizza mengejek pegawai itu karena tak punya model buket yang lain, hanya beda warna pitanya saja. Mind tidak terlalu perduli karena dia senang mendapat kiriman bunga dari Mick. Sementara itu Mick sedang sibuk, dia bertanya pada asistennya apakah dia punya waktu luang dan asistennya menjawab kalau kegiatan Mick sudah penuh. Mind yang galau mengajak kedua sahabatnya untuk bersenang-senang tapi mereka menolak karena sudah punya rencana sendiri. Mind hanya bisa cemberut tapi dia langsung tersenyum saat membaca sms dari Mick.

Esoknya Mind kembali muram setelah membaca sms dari Mick dan ketika Tid mengajaknya untuk pergi bersama, Mind langsung mengiyakan. Sementara itu Mick mendapat kabar bahwa ada pertemuan yang dibatalkan sehingga Mick punya waktu luang untuk bertemu Mind. Mick senang dan menolak ketika asistennya ingin menghubungi Mind karena dia ingin memberi kejutan pada Mind.

Mick bingung saat sedang berada di toko boneka, dia tidak tahu harus memilih yang mana untuk dihadiahkan pada Mind. Penjaga toko menghampirinya dan bertanya Mick akan memberi hadiah untuk siapa dan Mick menjawab untuk pacarnya. Penjaga toko itu langsung memberinya banyak pilihan dan akhirnya Mick memborong semuanya. Mind yang baru pulang dalam keadaan sempoyongan akibat mabuk, langsung kaget melihat apartemennya penuh dengan boneka, Mind menggeleng beberapa kali dan membuka matanya tapi ternyata semua boneka itu masih ada. Mind tersenyum.

Mind dan Mick sedang makan bersama sambil ngobrol tapi ternyata mereka ada di tempat yang berbeda, mereka ngobrol lewat video call. Mind mengeluh karena mereka jarang bertemu dan Mick berjanji bahwa mereka akan segera bertemu. Mind mengingatkan bahwa sebentar lagi dirinya akan ulang tahun, dia minta Mick untuk merayakan bersamanya. 

Ketika tiba hari ulang tahunnya, Mind duduk manis sambil menunggu kedatangan Mick. Dia gembira saat mendengar bel berbunyi tapi Mind kecewa karena yang muncul hanyalah 2 orang suruhan Mick, salah satu dari mereka menyerahkan sebuket bunga. Ponsel Mind berbunyi dan Mick mengatakan bahwa Mind harus sabar karena sebentar lagi mereka akan bertemu.

Mind menurut ketika 2 orang itu mengajaknya ke suatu tempat yang sudah dipersiapkan Mick untuknya. Mind agak ragu ketika mereka memintanya masuk ke dalam sebuah mobil mewah. Mint tiba di suatu tempat sepi, hanya dia yang duduk sambil melirik gelisah. Tiba-tiba muncul video Mick di layar besar, Mick telah menyiapkan semuanya untuk Mind dan dia berjanji akan menjadi superman yang akan datang menemui Mind. Mind tersenyum tapi hatinya ragu dan gelisah.

Tiba-tiba muncul semua sahabat Mind, mereka datang atas undangan Mick. Mind senang melihat mereka apalagi saat dia melihat seseorang yang dikenalnya yaitu Kong. Mereka berkumpulan dan saling bertukar cerita, Mind senang tapi di tempat lain, Mick sedang melamun saat memimpin rapat. Mick takut tidak bisa memenuhi janjinya pada Mind. Mick bahkan sempat salah menjawab ketika salah satu peserta rapat menanyakan sesuatu padanya. Mereka saling berpandangan dan tidak mengerti dengan sikap Mick yang tidak konsentrasi.

Mind mengantar semua temannya untuk pulang dan Mind memutuskan untuk pulang juga. Di perjalanan, asisten Mick menelepon dan mengabarkan bahwa sebentar lagi rapatnya selesai dan Mick akan menemui Mind. Mind kecewa sehingga saat Mick tiba di parkiran apartemennya dan mencoba meneleponnya tapi Mind entah sudah tidur atau memang tidak mau menerima telepon dari Mick.

Mind dan Tid merayakan pesta tahun baru di kelab. Tid menegur Mind yang terus minum karena galau. Tid berusaha menghiburnya bahwa seharusnya Mind bersyukur punya pacar yang tampan dan kaya. Mind mengeluh kalau mereka sudah lama pacaran tapi mereka jarang bertemu dan saat dirinya ulang tahun, Mick juga tidak datang. Mind mengeluh bahwa Mick bukan miliknya tapi milik masyarakat. Di saat semua orang bahagia menghitung mundur untuk menyambut tahun baru, Mind malah keluar. 

Mind berjalan gontai sambil menatap langit, dia sangat berharap agar Mick ada untuknya. Mind ikut menghitung mundur dan berdoa agar harapannya bisa terwujud. Saat berbalik, Mind kaget melihat Mick sudah berdiri dibelakangnya. Mick mengajak Mind untuk pergi ke pantai seperti yang pernah dijanjikannya, Mind tersenyum senang tapi hatinya langsung ciut ketika mendengar ponsel Mick berbunyi tapi dia kembali tersenyum ketika Mick mematikan ponselnya.

Paginya, Mind berangkat kerja tapi dia kesal saat ada mobil merah yang menyalipnya, mereka saling kejar-kejaran dan pemilik mobil merah itu mengulurkan jarinya seolah ingin mengejek Mind. Mind kesal dan mengomel sendiri. Di kantor, muncul pria ganteng yang bernama Art, menyita perhatian Mind dan Tid. Pria itu sedang mencari toilet karena ada anak kecil yang tak sengaja menumpahkan es krimnya. Mind dan Tid saling berebut untuk mendapatkan perhatian Art, mereka bahkan mengejarnya hingga ke toilet.

Mind berhasil mengejar Art hingga ke dalam toilet, Mind seolah membenci Art tapi jelas terlihat kalau Mind sangat terpesona padanya. Begitu pula dengan Art, dia merasa terganggu dengan kehadiran Mind. Mind buru-buru pergi karena Art seolah menyindirnya karena Mind masuk toilet pria. Mind dan Tid tertawa bersama sambil membicarakan Art. Art muncul dan dia tidak suka melihat Mind dan Tid membicarakannya. 

Art mencoba merayu Mind tapi Mind balas merayu dengan menjual asuransi. Tid merasa tahu diri dan menjauh sehingga Mind bisa lebih dekat dengan Art, Art agak kaget saat Mind minta nomornya tapi dia tidak menolak memberi nomornya pada Mind. Mind langsung kegirangan saat Art telah pergi, Tid dan Pizza ikut bergabung, mereka mendukung Mind agar lebih dekat dengan segera menelepon Art. Mind menelepon Art dan membuat janji untuk ketemu.

Art sedang main game di kantornya dan seorang teman mengingatkan agar Art segera mengerjakan tugasnya tapi Art tetap cuek saja. Art kesal saat dia kalah main game, Art memutuskan untuk pergi dan hal itu membuat temannya menghela nafas. Mind muncul beberapa saat setelah Art keluar. Mind bertanya pada teman Art dan Mind memutuskan untuk menunggu. Mind menunggu hingga Art kembali. Art hanya cuek ketika temannya menegur dan mengatakan bahwa dia tidak pernah menyuruh Mind untuk menunggunya.

Mind langsung menyodorkan map yang dibawanya tapi Art tampak tidak tertarik, dia malah berusaha mengolok Mind. Mind mencoba bersabar tapi Art malah memintanya bertanya pada temannya apakah sudah punya asuransi atau belum. Mind agak bingung tapi dia bertanya pada teman Art dan pria itu bersedia ikut asuransi. Mind senang dan akan menjelaskan semuanya tapi Art melarangnya. Art merasa lapar dan Minda Mind untuk mentraktirnya makan karena dirinya sudah memberi satu pelanggan pada Mind. Mind tidak bisa berbuat apa-apa selain menurut.

Mind heran melihat Art hanya pesan sate dan selada, dia ngeri saat Art makan selada dengan enaknya. Art tidak mengerti mengapa Mind tidak suka sayur padahal sayur itu menyehatkan. Mind terpaksa mencoba satenya dengan setengah hati tapi ternyata Mind malah ketagihan, dia juga tidak ragu makan selada. Mind agak heran tapi juga terkesan dengan cara makan Art yang asal-asalan. Art membuatnya makan sayur dengan suka rela. Mereka melanjutkan dengan menuju toko mainan. Mereka saling mengejek kegemaran masing-masing dan sempat berkelahi untuk mempertahankan mainannya masing-masing.

Mind hanya memandang sayu deretan es krim aneka warna dan rasa. Art yang makan es krimnya menyarankan Mind untuk memesan tapi Mind menolak dengan alasan takut gemuk. Art menyemangatinya agar tidak menyusahkan diri demi mendapatkan pacar. Mind tersenyum dan memesan es krim tapi dia langsung cemberut saat Art mengatakan bahwa tidak ada yang mau punya pacar gemuk yang jelek. Art tersenyum dan meMinda Mind memakan es krimnya. Art menghiburnya bahwa kalau gemuk kan bisa kurus dengan berolahraga, hal itu membuat Mind tersenyum kembali.

Art mengajak berkeliling dan dari atas jembatan penyeberangan mereka melihat seorang pria mesum sedang memotret dua wanita yang mengenakan rok mini. Art mengajarinya untuk memberi pelajaran pada pria mesum yang ada di lantai bawah. Art meludahi pria itu dan bersembunyi, pria mesum itu kaget dan mengedarkan pandangan tapi tak ada siapapun yang mencurigakan, pria itu pergi sambil bertanya-tanya dalam hati. Setelah pria itu pergi, Art dan Mind tersenyum. Kini Art minta Mind melakukan hal yang sama, Mind agak ragu tapi menuruti permintaan Art. Mind tidak tahu bahwa pria yang diludahinya adalah Kong, temannya sendiri. Kong yang tidak tahu apa-apa juga keheranan tapi tidak ada siapapun di sekitarnya. Art menyarankan agar sekali-kali Mind melakukan hal yang tidak biasa karena itu menyenangkan.

Tid dan Pizza tidak suka dengan perubahan sikap Mind tapi Tid yang paling keras menentang, dia lebih suka Mind yang lembut bukan Mind yang urakan. Tid meminta Mind untuk berhenti menemui Art tapi Mind beralasan bahwa bersama Art, dirinya tak perlu bersikap jaim karena Art menyukai seseorang yang apa adanya dan Art juga membuatnya nyaman. Mind mengibaratkan bahwa jatuh cinta itu seperti buang angin, tak terlihat tapi terasa, Tid kesal dan menimpali bahwa buang angin juga cepat hilangnya. Mind hanya diam saja karena pikirannya dipenuhi dengan Art. Pizza mencoba menengahi agar mereka berdua tidak terus bertengkar.

Saat mereka akan menyeberang jalan, Mind mencoba untuk menggandeng tapi Art pura-pura menggaruk tengkuknya. Art menyeberang dan Mind mengikuti di belakangnya sambil menciumi tangannya yang tidak bau. Mind masih cemberut saat Art bertanya apakah Mind serius dengan hubungan mereka dan Mind mengiyakan. Art kembali bertanya apakah Mind mencintainya, Mind bingung dan balik bertanya tentang arti cinta. Art menjawab kalau cinta itu memberi agar orang yang dicintai bahagia tapi menurut pandangan Art sendiri, cinta berarti saling memberi dan menerima agar sama-sama bahagia. Art meminta Mind untuk melakukan hal itu bersamanya.

Pizza dan Tid kembali berdebat dengan Mind tentang hubungannya dengan Art. Kini Mind mengeluh tentang semua keburukan Art. Pizza menyindir bahwa keluhan Mind seperti orang yang sudah menikah saja. Mind menumpahkan kekesalannya pada mereka. Mind mengatakan bahwa Art memang tampan tapi jorok, pelit, egois dan tidak romantis. Tid ikutan kesal mendengarnya apalagi setelah tahu bahwa Mind sudah melakukan hubungan dengan Art. Mind memelas dan minta petunjuk pada Tid agar Art bisa bersamanya tapi Tid tidak bisa membantu.

Mind mengajak Art ke pesta ulang tahun kakeknya. Kakek heran karena kini Mind membawa pria yang berbeda, apalagi Art terkesan urakan dan tidak sopan. Art mengejek kakek bahwa Mind sudah dewasa sehingga tidak perlu dijodohkan karena Mind bisa memilih sendiri pasangan yang cocok untuknya. Kalau kakek masih ribut saja maka itu tidak baik bagi kesehatan dan bisa membuat Kakek meninggal. Kakek agak shock mendengarnya.

Mind sedang galau dan Art yang melihatnya langsung mengiriminya sms dengan mengatakan bahwa "Mind kelihatan sedih, seperti ada kerabat yang meninggal." Mind membacanya dan mengumpat. Art berjalan menghampiri Mind dan menggodanya tapi jawaban Mind sungguh diluar dugaan karena kakek Mind benar-benar meninggal. Art mencoba menghiburnya tapi Mind sudah kehilangan kesabarannya, dia menumpahkan kekesalannya selama ini saat bersama Art sambil menangis.

Art mulai kehilangan kesabaran, dia mengajak Mind untuk pergi kemana saja agar Mind senang. Mereka sampai di tempat parkir. Mind agak kaget saat mengetahui ternyata mobil merah Art adalah mobil yang sama yang ditumpangi oleh seseorang yang pernah mengoloknya gara-gara rebutan jalan waktu itu. Mind baru menyadari bahwa orang yang menyebalkan waktu itu tidak lain adalah Art. Mind kian kesal dan mengucapkan sumpah serapahnya sambil mengancam agar Art tidak menemuinya lagi. Mind pergi meninggalkan Art yang kebingungan.

Mind mencoba menghubungi Art di kantornya tapi menurut temannya, Art sudah dipecat dan dia tidak tahu Art sekarang kerja dimana. Temannya itu menjelaskan semuanya pada Mind bahwa sebenarnya Art tidak jahat, Art baru diputuskan pacarnya saat Valentine karena pacarnya merasa Art terlalu baik. Sejak itu Art berjanji akan menjadi pria urakan karena mantannya tidak suka pria baik. Mind shock setelah mendengar penjelasan itu. Mind kaget melihat sebuket mawar teronggok di depan pintunya, ternyata ungkapan perMindaan maaf dari Art disertai dengan sekeping CD.

Mind duduk manis sambil memutar CD itu, ternyata berisi pengakuan Art dan permintaan maafnya. Mind terharu dan menangis sedih. Art mengakui bahwa dia tidak percaya cinta pada pandangan pertama tapi ternyata dia serius mencintai Mind yang selalu sabar menghadapi tingkahnya yang menjengkelkan. Art memberi sebuket mawar untuknya untuk yang pertama dan terakhir kalinya karena dia tidak ingin menyakiti Mind lagi.

Suatu pagi, kembali terjadi kehebohan di dekat pintu tol. Sebuah sedan putih, mobil pick-up pengantar bunga dan mobil Mind. Ini sudah yang ketiga kalinya dan tepat di hari Valentine. Mind tidak mau kalah dan melakukan manuver, dia berhasil dan menyerahkan uang pada petugas pintu tol. Mint tidak konsen seperti melihat sesuatu dan dia langsung tancap gas, hal itu membuat tangan petugas pintu tol, yang ternyata adalah Kong terkilir. Kong mengeluh mengapa perbannya berwarna pink padahal warna favorit Mind adalah biru. Mind kaget karena Kong masih mengingatnya. Kong bertanya apakah Mind tidak kencan karena sekarang hari Valentine tapi Mind menjawab kalau dirinya tidak ingin kencan.

Petugas menyindir mereka dan mereka terpaksa turun di tengah jalan. Mind minta maaf pada Kong tapi Kong mengira kalau Mind minta maaf soal tangannya tapi Mind minta maaf tentang kejadian waktu itu, saat dirinya meninggalkan Kong dan Kong sudah melupakannya. Mind mengantarkan Kong pulang dan Kong mentraktirnya bubur. Kong mengatakan bahwa dia sudah membuang semua jahe yang ada di buburnya Mind ketika melihat Mind mengaduk-aduk buburnya. Mind kembali tersenyum. Kong merajuk agar Mind bersedia menyuapinya makan bubur.

Esoknya Mind mengantar Kong ke rumah sakit untuk memeriksakan tangannya. Mind agak kesal saat Kong menyebutnya sebagai raksasa, dia mengomel karena dia harus menunggu hampir 2 jam dan Kong juga jelalatan tapi Kong memasang wajah memelas agar Mind tidak marah lagi.

Di dalam lift, Mind mecoba mempermainkan boneka raksasa tapi Kong melarangnya. Kong ingin menanyakan sesuatu tapi ragu dan Mind tidak keberatan. Tiba-tiba pintu lift terbuka dan beberapa orang ikut masuk. Kong ragu tapi akhirnya Kong bertanya mengapa dulu Mind meninggalkannya. Mind langsung mendelik mendengarnya, dia tidak ingin menjelaskannya karena banyak yang mengawasinya. Kong pura-pura marah dan Mind ikutan sebal. Pembicaraan mereka membuat yang lain penasaran dan akhirnya Mind memilih diam sampai pintu lift terbuka dan semuanya keluar kecuali Mind dan Kong. Ternyata yang menjadi boneka itu adalah Mick.

Kong bertanya tujuan Mind setelah mengantarnya pulang karena dia tidak bisa bekerja makanya dia ingin ikut Mind saja. Akhirnya Mind mengajak Kong pergi menemui kliennya. Dalam perjalanan Mind menceritakan tentang kliennya pada Kong. Ketika mereka tiba di rumah kliennya, baik Mind dan Kong tampak kikuk saat pria tua itu menemuinya karena pria itu hanya diam saja tapi akhirnya mereka bisa memecah kebisuan dan tertawa bersama. Bahkan Kong tampak akrab dengan pria tua itu.

Kong dan Mind berjalan di tepi pantai sambil bergurau, Kong mengejek Mind yang seperti orang tua karena selalu membicarakan masa lalu. Mind balas mengejek dan Kong pura-pura marah tapi kemarahannya tidak lama. Mereka melanjutkan ngobrol sambil duduk di pasir, Kong menceritakan masa kecilnya hingga akhirnya bertemu dengan Mind. Tiba-tiba Kong mengeluh minta tisu karena hidungnya mimisan. Mind mengedarkan pandangan dan dia mengerti, Kong mimisan karena melihat dua wanita cantik yang memakai bikini.

Mind mengisi hari-harinya dengan membantu Kong merapikan rumahnya bahkan mencuci dan menyuapinya. Mind bahkan menunggui Kong saat di rumah sakit, lama menunggu membuat Mind tertidur di sofa rumah sakit. Kong tersenyum melihatnya. Mind menemani Kong sambil mengerjakan tugas kantornya. Saat Kong tidur, ponsel Kong berbunyi dan Mind mencuri lihat siapa yang meneleponnya dan mencatatnya. Kong terbangun dan langsung menerimanya di balkon, menjauhi Mind. Mind cemberut dan memilih pergi, Kong mengejarnya dan menyindir apakah Mind cemburu tapi Mind pura-pura cuek.

Tid dan Pizza mengomentari tentang penampilan Kong yang sederhana tapi menarik. Kong hanya bisa tersenyum malu. Mind muncul dan menghalau kedua sahabatnya agar tidak menganggu Kong. Mind mengomentari penampilan Kong yang modis tapi Kong mengatakan bahwa hal itu biasa saja. Kong penasaran dan bertanya, ternyata Mind membawa Kong untuk bertemu dengan kakeknya (ternyata kakeknya tidak meninggal seperti yang Mind katakan pada Art). 

Kakek kembali bertanya banyak hal pada Kong. Kakek agak mabuk sementara Kong gugup hingga tidak mampu menjawab pertanyaan kakek. Kakek bertanya apakah Kong menyukai cucunya dan Kong ragu menjawab, dia minta kakek untuk berjanji bahwa apa yang akan dikatakannya adalah rahasia mereka berdua tapi tenyata kakek sudah pingsan duluan. 

Mind merayu agar Kong tidak marah karena mengajaknya menemui kakek tanpa memberitahunya lebih dulu. Kong tidak marah dan Mind bertanya apa Kong akan marah bila besok dirinya akan meninggalkannya seperti yang dilakukannya 10 tahun lalu tapi Kong malah mengubah pertanyaannya. Mind hanya bisa cemberut tapi dia juga tersenyum.

Mind datang ke tempat Kong untuk periksa dan dia melihat kotak surat untuk Kong, petugas menyerahkan surat itu pada Mind. Mind kaget saat melihat tulisan yang menyebutkan bahwa Kong sudah pergi. Mind bertanya pada petugas dan petugas memeriksa CCTV, dia mengatakan bahwa Kong ada di kamarnya. Mind ikut melihat ke layar dan dia kesal. Kong hanya bisa tersenyum malu karena tipuannya tidak berhasil.

Mind mengantar Kong ke rumah sakit, saat menunggu Mind teringat surat untuk Kong. Mind mengantar Kong pulang karena kini perbannya sudah dilepas dan beberapa hari lagi dia bisa bekerja kembali. Kong sedang menelepon dan mengabarkan kalau dirinya sudah sembuh karena Mind membantunya ketika dia mendengar seseorang mengetuk pintu. Kong mempersilahkan Mind masuk dan Mind mengajak Kong untuk menemui kakek pemilik kebun kelapa. Mereka duduk bersisian sambil nonton acara tinju, Kong mengatakan kalau dia ingin sekali belajar petinju. 

Mind menyerahkan surat yang belum sempat diberikannya. Kong kaget dan pura-pura menuduh Mind telah membacanya duluan. Mind mengambil kamera dari dalam tasnya dan mulai memotret Kong dengan berbagai gaya. Kong ganti memotret Mind dengan gaya yang lucu dan mereka juga berfoto bersama tapi wajah Kong tampak muram sementara Mind selalu ceria. Mind heran dan bertanya apakah perasaan kong padanya tidak pernah berubah sejak dulu? Kong tetap diam dan Mind minta izin agar bisa memeluknya tapi justru Kong yang memeluknya dengan hangat. Mind menangis sambil minta maaf dan Kong berusaha menenangkan Mind.

Mind pergi menemui kakek sendirian dan Mind memuji potongan rambut kakek yang baru. Kakek menanyakan tentang Kong dan Mind kaget mendengar penjelasan kakek bahwa Kong menderita leukimia, dia tidak mempercayainya karena setahunya hanya ayah Kong yang sakit. Setelah meninggalkan rumah kakek, Mind mencoba menelepon Kong tapi tidak ada jawaban. Mind teringat kembali saat dirinya mengantar Kong di rumah sakit dan memakan banyak waktu, dia terus mengomel tapi Kong hanya diam. Juga saat Kong mengatakan hal-hal yang aneh ketika mereka di dalam lift rumah sakit atau saat Kong mimisan di pantai, Mind malah menuduhnya macam-macam. Kini Mind baru sadar bahwa potongan-potongan kejadian itu suatu pertanda dari Kong tapi dia tak pernah mengetahuinya.

Mind lelah tubuh dan pikiran setelah menempuh perjalanan jauh, dia menepi sejenak sambil terus berpikir. Mind teringat nomor yang pernah dicatatnya dan Kong pernah menyuruhkan untuk menelepon nomor itu bila Mind memang cemburu. Mind mencari dan memutuskan untuk menghubungi nomor itu, ternyata itu nomornya ibunya Kong. Ibunya Kong mengatakan betapa Kong sangat senang setelah bertemu dengan Mind sehingga tidak hari tanpa menceritakan tentang Mind. Ibu juga tidak tahu kini Kong pergi kemana. Mind teringat ucapan kakek bahwa Kong pernah mengatakan ingin bertemu lagi dengan kekasihnya semasa kuliah dulu. Mind menangis dan kembali mencoba menghubungi kong tapi tidak ada jawaban.

Setahun kemudian, Mind sedang santai ketika mendengar bel berbunyi. Mind membuka pintu dan mendapati sebuah paket ternyata berisi kartu pos dari Kong yang selalu memberinya kabar. Mind juga melihat kameranya dan melihat isinya, Mind kaget setelah mengetahui ada kiriman video juga dari Kong. Kong menjelaskan bahwa dia minta maaf karena telah meninggalkan Mind. Mind teringat saat Kong memeluknya dengan erat, dia mendengar Kong berkali-kali minta maaf sambil menangis. Kong menyudahi videonya dengan menunjukkan seragam kerjanya yang baru dan Mind seolah teringat sesuatu.

Suatu pagi, kembali terjadi keributan di pintu masuk tol. Kali ini pick-up pengantar bunga yang berjalan mundur dan menabrak mobil Mind. Mind kaget dan keluar tapi dia langsung terpesona saat beratus kelopak mawar yang berterbangan akibat benturan tadi. Seorang pria (Mick) berhenti dan bertanya apakah Mind baik-baik saja dan Mind mengangguk. Mind berlari mengejar kuntum mawar dan hampir ditabrak mobil merah (Art). Mind kembali tersenyum sambil menggeleng ketika Art bertanya apakah dia tidak apa-apa. Kelopak mawar itu terus terbang dan menuju ke arah Kong yang kini kembali bekerja di pintu tol. Kong tersenyum dan menghampiri Mind.

Adegan favoritku :

Aku senang dengan keputusan Mind untuk mengajak Kong menemui kakek yang sempat putus asa dengan penyakitnya karena Kong mampu menyemangati kakek agar tidak mudah menyerah dan mencari pengobatan yang terbaik agar bisa menjalani hidup dengan tanpa beban. Jika Kong tidak ikut, mungkin saja Mind akan mengacaukan semuanya karena Mind hanya perduli pada kepentingannya sendiri, yaitu menjual asuransi. Contohnya saat Mind sedang merayu kakek yang ikut senam. Mind kebingungan  ketika kakek itu dalam masalah, gigi palsunya nyangkut di tenggorokan. Mind tak tahu harus berbuat apa, untung saja Mick datang tepat waktu dan berhasil menolong si kakek.

Hikmah yang bisa diambil dari film ini :

Kadang kita merasa telah mengenal dan memahami seseorang yang kita kenal tapi nyatanya kita tak tahu apapun tentangnya, contohnya Mind. Dia tidak tahu bahwa dibalik sikap Kong yang ramah dan ceria, ternyata dirinya menyimpan suatu rahasia. Kong menderita suatu penyakit yang sama dengan ayahnya dan tak ada seorangpun yang tahu kecuali keluarganya. Mind juga tidak tahu bahwa sebenarnya Kong sangat menyukainya tapi Kong pura-pura tidak keberatan ketika Mind meminta putus 10 tahun yang lalu.

Komentarku :

Dalam masalah percintaan kadang wanita mendapat kesempatan bertemu dengan beberapa pria yang memikat atau mempesona tapi percayalah bahwa tidak ada manusia yang sempurna sehingga akan sulit menentukan siapa yang tepat untuk menjadi pasangan hidup. Hal ini pula yang dialami oleh Mind, tokoh utama wanita dalam film My Valentine ini. Mind yang semula sebal bila orang lain ribut mengatur rencana dengan kekasih saat Hari Valentine karena dirinya masih jomblo, tiba-tiba bertemu dengan tiga orang pria yang menemaninya ketika Valentine selama 3 tahun berturut-turut. 

Tahun pertama Mind bertemu dengan Mick, pria tampan, royal, kaya dan sukses tapi tak pernah punya waktu untuknya. Semula Mind senang dan bangga bisa menjadi pacarnya tapi akhirnya dia kesal sendiri karena Mick selalu sibuk dengan segala urusan pekerjaan dan kegiatan sosial.Hubungan mereka akhirnya kandas. Di tahun kedua, Mind bertemu dengan Art, pria ganteng yang cuek dan menyukai wanita yang apa adanya dan selalu ada waktu untuknya tapi pelit, raja tega dan tidak romantis. Semula Mind senang karena bersama Art, dirinya bebas menjadi diri sendiri tapi akhirnya Mind malah sering uring-uringan karena ternyata Art itu menyebalkan dan egois (walaupun ternyata itu bukan sifat aslinya Art, Art sengaja menjadi pria jahat karena diputuskan pacarnya dengan alasan dirinya terlalu baik). Art akhirnya menyesali perbuatannya tapi apa daya, Mind terlanjur kecewa dan sakit hati sehingga hubungan mereka kandas begitu saja. Di tahun ketiga, Mind bertemu dengan Kong (mantan pacarnya dulu). Dari segi penampilan, Kong kalah dari 2 mantan pacar Mind sebelumnya tapi Kong tipe pria yang sabar, suka mengalah, sederhana dan apa adanya.

Mind memang sedih ketika berpisah dengan Mick dan Art tapi dia sangat kehilangan ketika Kong tiba-tiba menghilang dan Mind kian menyesal saat menyadari kesalahpahamannya terhadap Kong. Ternyata Kong tidak seburuk yang dia kira dan penyesalan memang selalu datang terlambat, Mind menyadari bahwa dia juga masih mencintai Kong saat Kong sudah tidak berada disisinya lagi. Film ini memiliki ending yang agak menggantung tapi aku menyimpulkan bahwa akhirnya Mind lebih memilih Kong alias CLBK. Alasannya? Pada scene terakhir digambarkan bahwa mobil Mind ditabrak oleh pick-up pengantar mawar, ketika Mind keluar mobil dengan tujuan ingin minta pertanggungjawaban tapi dia malah terpesona dengan banyaknya kelopak mawar yang berhamburan ke udara. Mick dan Art muncul tapi seolah Mind baru pertama kali bertemu dengan mereka. Berbeda dengan ketika Mind melihat Kong, mereka saling bertukar senyum dan Kong berjalan menghampirinya.

Film ini menunjukkan bahwa kita tidak bisa mencari pasangan yang sempurna seperti keinginan kita tapi yang bisa kita lakukan adalah berkompromi dengan kekurangan pasangan kita, bahwa tujuannya berpasangan adalah untuk saling melengkapi. Apa yang tampak sempurna di mata orang lain belum tentu cocok dengan kita. Seperti saat scene Mind mengeluh pada Tid tentang Mick, Tid menasehati bahwa seharusnya Mind bersyukur memiliki pacar yang tampan dan kaya tapi Mind malah mengeluh bahwa ada satu kekurangannya yaitu waktu, Mick tak pernah punya waktu untuknya karena terlalu sibuk dengan kegiatan sosial. Apa gunanya mendapat semua kemewahan dan kemudahan tapi hanya bisa dinikmati sendiri tanpa pasangan yang dikasihi?


Cinta adalah masalah hati tidak bisa diukur dengan materi, cinta akan mengikuti prinsip air mengalir. Tidak disebutkan mengapa dulu Mind meninggalkan Kong, mungkin karena Kong terlalu polos atau dari keluarga miskin? Entahlah tapi setelah bertemu dengan Mick dan Art yang memiliki latar belakang dan pandangan yang berbeda tentang cinta, akhirnya Mind memutuskan untuk kembali pada Kong dan ternyata hanya Kong yang bisa membuat hidup Mind lebih berwarna. 


Review Film Menarik Lainnya

0 comments:

Post a Comment