Monday, September 30, 2019

My Darling is a Foreigner ~Film Jepang~

Memiliki pasangan yang berbeda negara (orang bule) mungkin merupakan impian setiap wanita dengan alasan ingin memperbaiki keturunan tapi kadang impian tak seindah kenyataan lho! Mengapa? Awalnya mungkin menarik dan menyenangkan tapi dengan berjalannya waktu, kadang perbedaan itu bisa menjadi sebuah bumerang, contoh sederhananya adalah perbedaan bahasa dan budaya. Pesan itulah yang ingin disampaikan dalam film ini.

My Darling is a foreigner (ダーリンは外国人 Dārin wa Gaikokujin) adalah film Jepang yang dirilis tahun 2010. Film ini diadaptasi dari manga karya Saori Oguri dengan judul yang sama. Ide cerita manga ini berdasarkan kisah nyata perjalanan cinta antara Saori oguri dengan suaminya yang bernama Tony Laszio (pria Amerika berdarah Hungaria-Italia).


Para pemain :

Mao Inoue sebagai Saori Oguri
Jonathan Sherr sebagai Tony Laszio
Ryoko Kuninaka sebagai Mika Oguri
Naho Toda sebagai Ryoko
Jun Kunimura sebagai ayahnya Saori
Shinobu Otake sebagai ibunya Saori
Daijiro Kawaoka sebagai Shinsuke
Dante Carver sebagai Franco

Sinopsis lengkap :


Saori adalah penulis komik dan dia menjalin hubungan dengan Tony yang kebetulan datang ke Jepang setelah tertarik dengan Bahasa Jepang. Mereka bisa berkomunikasi karena Tony sedikit fasih berbahasa Jepang tapi Saori tak bisa berbahasa Inggris sehingga Saori agak kesulitan berbaur dengan teman-teman Tony. Ketika Tony mengajaknya ke pesta, Saori hanya bisa berdiri mematung tanpa tahu apa yang harus dilakukannya sementara Tony pergi dengan Franco dan asyik ngobrol dengan teman yang lain.


Seorang pria mendekati wanita berambut pendek sambil membicarakan tentang Saori. Pria itu meledek Saori yang tak bisa membaur dan hanya diam saja. Pria itu menghampiri Saori dan menyapanya. Pria itu bertanya untuk memastikan apakah Saori seorang penulis komik. Saori kurang paham apa yang dikatakan pria itu. Si pria mencoba menggambarkan apa maksudnya dan Saori baru paham dan tersenyum mengangguk. Si pria kembali mengatakan sesuatu tapi Saori tak paham, lalu si wanita berambut pendek datang bergabung. Wanita itu menjelaskan bila temannya heran ketika melihat toko buku yang penuh dengan komik karena menurutnya, komik hanya cocok untuk anak kecil sedangkan di Jepang komik dibaca oeh semua usia. 


Saori tak setuju dengan pendapat itu karena menurutnya, komik hanya sebagai media saja. Tapi si pria tak paham Bahasa Jepang dan Saori minta bantuan si wanita berambut pendek. Jadilah si wanita berambut pendek itu sebagai penerjemah bagi keduanya. Pria agak kesal dan menyarankan agar Saori belajar Bahasa Inggris agar bisa berkomunikasi tanpa bantuan orang lain. Saori kesal melihat tingkah pria itu yang pergi begitu saja. Si wanita berambut pendek bertanya apakah Saori temannya Tony? Saori tak menjawab tapi dia jelas terlihat sebal melihat Tony yang asyik ngobrol dengan teman-temannya. Saori menghabiskan minumannya sekali teguk dan hal itu membuat si wanita berambut pendek itu kaget.


Saori akhirnya malah mabuk dan curhat pada si wanita berambut pendek itu. Saori mengeluh bila ini kencannya yang ketiga bersama Tony tapi Tony belum memberi sinyal apapun. Wanita itu lama-lama bosan juga karena tak paham apa yang dikatakan Saori dan dia memutuskan untuk kabur. Saori kembali kesal karena ditinggal sendirian, dia akhirnya malah tiduran di sofa seperti di rumah sendiri saja padahal di pesta itu banyak tamu tapi Saori cuek saja.


Saori langsung bangun ketika Tony memanggilnya. Saori buru-buru duduk dan merapikan rambutnya. Tony minta maaf karena telah meninggalkannya tapi Saori berlagak tak keberatan. Tony menyodorkan sepiring sayur bayam padanya. Saori kaget tapi Tony beralasan bila dia tahu kalau sejak tadi Saori belum makan makanya dia membawakan makanan. Saori cemberut tapi dia berusaha tersenyum dan memakan sayur itu. Tony senang melihat Saori makan dengan lahap.


Tony mengantar Saori pulang. Saori sempat tersandung dan hampir jatuh, untungnya Tony dengan sigap membantunya. Ketika tiba di depan rumah, Saori berterima kasih sudah diantar pulang dan dia menunggu sambil terus memandangi Tony. Tony yang tak mengerti apa maksud Saori jadi ikutan menatap Saori seolah ingin tahu. Keduanya saling bertatapan aneh hingga akhirnya Tony memutuskan untuk pamit. Saori kembali kecewa dan dia menduga bila Tony hanya menganggapnya sebagai teman. Saori berbalik dan menatap kepergian Tony. tapi dia sedikit tersenyum melihat tingkah Tony yang mengambil tanaman tetangga yang berbunga. Tony kaget saat mendengar gonggongan anjing dari dalam rumah.


Saori baru selesai mandi ketika kakaknya yang bernama Mika meneleponnya. Mika penasaran dengan acara kencan adiknya. Saori mengaku bila belum ada perubahan tapi dirinya memang tak ingin buru-buru karena masih ingin memikirkan masa depannya. Saori merasa menjalin hubungan dengan pria asing mungkin rintangannya sedikit lebih banyak. Perhatian Saori terpecah ketika mendengar suara fax. Mika menduga bila Tony mengatakan hal itu lewat fax tapi Saori tak percaya. Saori mengakhiri obrolannya dengan Mika. Dia penasaran dengan isi fax yang dikirim Tony tapi lagi-lagi Saori kecewa karena Tony malah membahas tentang sayur bayam.


Waktu terus berlalu dan hubungan Saori dan Tony kian dekat. Mereka bahkan memutuskan untuk tinggal bersama layaknya pasangan yang sudah menikah. Mereka menjalani hari dengan bahagia, sesekali Tony masih membahas tentang suatu kata yang memiliki arti berbeda karena cara pengucapannya yang kurang tepat. Saori yang sibuk bersiap menjadi sedikit kesal melihat Tony yang sibuk sendiri. Saori meminta Tony segera bersiap kalau tak ingin terlambat.


Hari itu Saori ingin mengajak Tony ke acara pernikahan Mika tapi sebenarnya Tony keberatan karena belum pernah bertemu orangtua Saori secara resmi. Saori membujuknya dengan alasan dirinya pasti akan memperkenalkan Tony pada orangtuanya bila ada waktu luang. Saori menjamin bila orangtuanya itu santai sehingga Tony tak perlu khawatir. Mereka bergegas pergi agar tidak terlambat tapi nyatanya mereka malah ketinggalan bis. Saori takut telat tapi Tony malah nyantai dan akhirnya mereka bisa sampai.


Saori ngobrol dengan Mika dan mereka membahas tentang Tony yang sibuk berdandan karena ingin tampil meyakinkan bila bertemu orangtua mereka. Saori bahkan menceritakan kejadian yang lucu tentang Tony. Mika menegur adiknya yang suka menjahili Tony karena tak paham dengan bahasa mereka. Saori hanya tertawa mengingat Tony itu mudah terperdaya dengan ceritanya.


Saori menemani Mika yang hendak masuk gereja. Mika memuji adiknya yang cocok dengan Tony karena Saori terlihat bahagia. Saori tak mengelak dan tersenyum. Mika kembali bertanya apakah Saori tak ada niat menikah dengan Tony. Saori menjawab bila sudah jalannya maka dia pasti akan melakukannya suatu hari nanti. Obrolan mereka terhenti ketika ibu mendekati mereka dan menegur keduanya. 


Ibu ingin Saori segera masuk dan Mika harus segera bersiap karena acaranya akan segera di mulai. Saori tersenyum dan meninggalkan kakaknya untuk masuk ke dalam bersama ibu. Ayah sudah menunggu Mika untuk masuk ke gereja bersama. Di dalam gereja, Saori mengedarkan pandangan dan dia tersenyum sambil melambaikan tangan ketika melihat Tony duduk di belakang. Saori langsung membalikkan badan dan dia tak melihat Tony yang sebenarnya sangat gugup. Acara pernikahan Mika berjalan dengan lancar.


Ketika acara selesai, Saori berusaha mencari Tony tapi tidak bertemu. Sedangkan kedua orangtuanya sedang ngobrol dengan tamu dan membahas tentang dirinya yang datang bersama Tony. Tony berjalan dengan gugup sambil mencari Saori. Ibu menyapa Tony sambil berterima kasih. Ayah heran dan ibu mengaku bila Tony ini adalah pendeta yang menikahkan Mika. Ayah penasaran dan bertanya pada istrinya, bila Tony adalah pendeta yang menikahkan Mika lalu pria yang memakai jubah putih itu siapa. 


Kini ibu yang kaget, mereka memandangi Tony. Tony tak punya pilihan selain memperkenalkan diri sebagai pacarnya Saori. Saori bergegas mendekati mereka dan mengaku bila Tony adalah pacarnya. Mereka hanya diam dan ibu langsung menarik tangan Saori agar menjauh. Ibu melarang Saori berpacaran dengan Tony alasannya karena Tony orang asing dan Saori dulu juga sering mendapat nilai jelek di pelajaran Bahasa Inggris. Saori membujuk ibunya dengan mengatakan bila Tony fasih berbahasa Jepang tapi ibu malah merasa hal itu jauh lebih buruk.

Saori senang ketika menguping ayahnya yang memuji Tony karena fasih berbahasa Jepang tapi dia langsung mendekati Tony ketika ayah bertanya tentang pertemuan pertama mereka. Saori menyahut bila dia bertemu Tony lewat artikel di koran. Lalu Saori mengisahkan awal pertemuannya dengan Tony pada ayahnya tapi Saori merasa bila ayah ibunya masih kurang setuju dengan pilihannya.

Acara dilanjutkan dengan pelepasan balon di udara lalu acara ramah tamah. Para besan mempelai memuji menantu masing-masing. Kakak tertua Saori yang bernama Shinsuke sedikit mabuk dan meledek pengantinnya. Shinsuke mendekati keduanya sambil kembali meledek. Tony melihat hal itu dan dia merasa tak suka. Tony mendekati mereka dan Saori ingin mencegahnya tapi tak jadi. Tony menegur mereka semua karena tak menghargai Mika. Semua langsung terdiam.

Tony menasihati Shinsuke agar tak mengatakan hal yang buruk tentang Mika. Tony juga tak mengerti mengapa yang lain malah tertawa dan bukannya membela Mika. Ibu tertawa sambil memukul Tony dengan gemas. Ibu menjelaskan bila semua itu hanya gurauan saja bukan hal yang serius. Tony masih bingung dan semuanya tertawa melihat ekspresi Tony. Ibu kian gemas dan kembali memukul Tony.

Ibu mendekati Saori dan mengatakan bila dirinya terkesan dengan Tony yang ternyata sangat baik. Ibu menyukai Tony karena jarang menemukan orang sebaik Tony. Saori heran karena sebelumnya ibu tak mendukungnya, ibu tak perduli dan mulai sekarang ibu ingin Saori bersikap baik pada Tony. Ibu kembali mendekati Tony dan mengajaknya untuk mencari makan. Ibu langsung menarik tangan Tony diikuti oleh Shinsuke yang memukulnya agar bergegas pergi.

Saori melirik Mika dan dia senang melihat kakaknya tersenyum mengangguk. Saori lega karena Tony akhirnya bisa diterima oleh ibu dan kedua kakaknya. Saori melihat Tony yang diapit oleh ibu dan Shinsuke. Mereka dengan ramah mengajak Tony makan. Saori mendekati ayahnya yang berdiri menjauh, Saori tersenyum sambil mengatakan bila Tony bisa berbaur seperti keluarga sendiri.

Ayah hanya diam lalu mengalihkan pembicaraan dengan bertanya tentang komik yang ditekuni Saori. Saori mengaku bila usahanya tidak mudah. Ayah berpikir sejenak lalu mengatakan bila dirinya tak setuju dengan Tony karena pernikahan beda adat itu akan menjadi masalah. Saori langsung cemberut dan mencoba membela Tony. Ayah berpendapat bila Tony memang serius maka harus dilakukan dengan benar, misalnya menemui orangtua dulu sebelum ikut bergabung dalam acara keluarga seperti ini.

Saori mengaku bila itu kesalahannya. Ayah menyindir keinginan Saori meninggalkan rumah adalah untuk belajar mandiri dengan menjadi penulis komik tapi sekarang apa yang terjadi, apakah Saori ingin meninggalkan semuanya dan menikah. Saori hanya bisa diam tak membantah. Ayah tetap pada keputusannya bila tak akan menyetujui hubungan Saori dengan Tony sampai kapanpun. Ayah merasa bila dua orang asing tak akan bisa dengan mudah menjadi keluarga.

Hari terus berlalu dan suatu hari, Saori pulang dan dia mengeluh tentang si pemilik kontrakan pada Tony yang sedang membuat teh hangat. Saori kesal karena terlalu banyak peraturan bila tinggal serumah dengan orang asing misalnya tak boleh mengadakan pesta terlalu malam, tak boleh mengenakan sepatu di dalam rumah. Tony mencoba menghiburnya tapi Saori masih kesal padahal mereka tak pernah telat membayar uang bulanan tapi si pemilik kontrakan masih saja bawel.

Saori duduk dan meminum tehnya. Tony mengatakan bila setidaknya ada orang yang bisa memahami hubungan mereka contohnya orangtua Saori. Saori kaget dan pura-pura mengangguk setuju. Saori teringat kembali apa yang pernah dikatakan ayahnya bahwa ayah tak menyetujui hubungan mereka.



Tony mengalihkan pembicaraan dengan mengatakan bila dirinya mendapat surat dari ibunya. Saudaranya kini telah memiliki anak lagi. Saori tertarik dan mendekati Tony yang duduk di sofa sambil menunjukkan foto keluarganya. Saori melihat ibunya Tony bersama keluarga adiknya beserta kedua anak mereka. Tony mengaku bila ibunya ingin dirinya pulang dan Tony berencana untuk mengunjungi ibunya pada musim gugur nanti.


Tony ingin mengajak Saori dan hal itu membuat Saori kaget. Tony beralasan bila keluarga Saori telah menerimanya dengan baik dan memperlakukannya seperti keluarga makanya dia ingin mengajak Saori agar bisa bertemu dan berkenalan dengan keluarganya. Saori hanya diam sambil berpikir tapi kemudian dia mengangguk. Saori bahkan langsung mengenggam tangan Tony sambil memastikan bila dia ingin ikut. Tony tersenyum senang ketika Saori mengatakan bila dia ingin ikut ke Amerika dan bertemu ibunya Tony.

Saori berdiri dan bertekad untuk bekerja keras demi Bahasa Inggris dan juga komiknya. Tony heran dengan sikap Saori tapi Saori tak mengatakan apapun. Sejak saat itu Saori lebih giat membuat komik dan dia hanya bisa tersenyum ketika melihat Tony yang tertidur di meja kerjanya. Saori bertekad untuk memperjuangkan apa yang ingin diraihnya.

Tony pergi makan bersama teman-temannya. Mereka penasaran tentang Saori dan kelanjutan hubungan mereka. Tony menceritakan tentang sifat Saori yang pekerja keras tapi jangan sampai membuatnya marah. Di lain pihak, Saori kini mengikuti les Bahasa Inggris dan juga belajar memasak pada ibunya. Saori bahkan sengaja membeli baju baru agar bisa tampil sempurna ketika bertemu keluarganya Tony. Tony menggambarkan bila Saori selalu membuatnya tersenyum ketika mereka bersama. Pokoknya Tony senang dan bahagia bersama Saori.

Mika datang berkunjung dan dia sedikit menyindir ketika Saori cerita sengaja membeli baju baru yang mahal untuk acara pertemuan dengan keluarga Tony. Saori mengaku bila di sana dirinya akan menjadi orang asing dan dia tak tahu apakah keluarga Tony akan menerimanya atau tidak. Saori menghela nafas dan mengikat rambutnya, dia mengumpulkan semangat untuk bisa melanjutkan komiknya. Dia meminta bantuan Mika agar komiknya cepat selesai.

Mika hanya diam tapi membersihkan meja dan membantu adiknya. Saori mengeluh dengan nada iri bila Mika bisa menikah dan bahagia tanpa ada yang menentang hubungannya. Mika menebak bila Saori masih kepikiran dengan apa yang ayah katakan tentang Tony. Saori kembali menghela nafas. Dia ingin mendapat restu ayah sebelum bertemu keluarga Tony. Kali ini Saori ingin melakukannya dengan benar. Mika tersenyum dan bertanya apakah Saori menceritakan hal ini pada Tony dan Saori jelas menolak, dia tahu bila hal itu pasti akan membuat Tony sedih.

Tony sedang nonton tv ketika Mika keluar dari ruang kerja Saori. Mika ingin pulang dan Tony berniat pamit pada Saori untuk mengantar Mika tapi dia kaget melihat penampilan Saori yang acak-acakan. Tony bertanya pada Mika apakah Saori sedang tak ingin diganggu dan Mika mengangguk. Mereka akhirnya pergi tanpa pamit pada Saori.

Tony mengantar Mika pulang. Ketika menuruni tangga, Tony bertanya tentang kehidupan pernikahan Mika dan Mika menjawab baik. Mika tersenyum saat Tony mengatakan bila Mika terlihat bahagia. Tony ragu sejenak tapi dia memberanikan diri untuk curhat pada Mika. Tony mengaku bila akhir-akhir ini Saori terlihat sibuk dan dia sedikit khawatir. Mika tersenyum dan menebak bila adiknya mungkin sedang berlatih untuk menjadi istri yang baik. Mika tak memberi waktu Tony untuk bertanya lagi, dia pamit karena stasiun sudah dekat. Sementara itu sepulang kerja, ayah mampir ke toko buku dan membeli sebuah buku.

Tony iseng bertanya pada Saori, apakah dirinya bisa menjadi suami yang baik. Saori yang sedang mencuci menjadi kaget dengan pertanyaan itu. Dia berpikir sejenak dan mengiyakan. Saori penasaran dan menoleh, dia melihat Tony hanya diam menunduk. Saori mendekat dan bertanya apakah ada yang salah. Tony tak mengerti mengapa Saori perlu berpikir untuk menentukan apakah dirinya bisa menjadi suami yang baik atau tidak. 

Mereka sedikit berdebat dan Saori menjelaskan definisi suami yang berkaitan dengan rumah serta tugas seorang istri dan suami. Menurut Saori tugas istri adalah mengerjakan segala pekerjaan rumah sedangkan suami yang bertugas mencari nafkah. Tony tersenyum dan berjanji akan menjadi suami yang baik.

Saori pergi ke perusahaan penerbit untuk menunjukkan naskah komiknya pada Ryoko. Dia senang karena Ryoko berjanji akan menerbitkan komiknya bila disetujui oleh atasannya. Saori pulang dengan langkah ringan, dia kian senang melihat Tony yang mengenakan celemek sambil membersihkan rumah. Tony tentu saja senang mendapat pujian itu. Senyum Saori langsung lenyap ketika melihat gelas yang telah dicuci Tony masih ada noda sabunnya. Saori ingin marah tapi dia menekan keinginan demi menghormati usaha Tony. Saori menguatkan hati dan berterima kasih atas bantuan Tony dan Tony senang karena usaha dihargai oleh Saori.

Paginya, Tony bangun lebih awal dan sudah mencuci semua baju mereka. Saori senang tapi dia kaget melihat cara Tony menjemur pakaian. Dia ingin mengeluh tapi tak jadi. Saori merendahkan suaranya dan mengajari Tony cara menjemur baju yang benar. Tony mengaku tak tahu caranya karena belum pernah melakukan sebelumnya. Saori mencoba memahami dan menghargai usaha Tony. Saori hendak pergi tapi dia tak sengaja melihat baju yang baru dibelinya juga dicuci Tony.

Saori kaget dan merebut baju itu. Tony mengaku melihat baju itu di gantung makanya dia mencuci baju itu. Saori kesal karena baju itu memang sengaja digantung agar bisa di bawa ke Amerika. Saori mengaku sengaja membeli baju itu agar bisa dikenakan ketika bertemu ibunya Tony. Tony hanya menunduk melihat Saori yang memarahinya. Saori menghela nafas dan mengalah, dia akan mengenakan baju lain untuk bertemu keluarga Tony. 

Saori kembali ke kamarnya setelah mengucapkan terima kasih telah mencuci baju mereka. Tony hanya diam mengangguk. Saori mencoba tersenyum tapi jelas terlihat bila ekspresi wajahnya kesal. Tony memandangi kepergian Saori dengan wajah yang muram lalu kembali menjemur baju yang tersisa. Di dalam kamarnya, Saori kembali memandangi baju barunya yang kusut sambil menghela nafas.

Tony baru selesai mandi dan dia tak sengaja melihat Saori yang sedang mencuci peralatan makan. Saori sengaja menerawang gelas yang dicucinya seolah tak ingin ada noda yang tertinggal. Tony melihat hal itu dengan ekspresi sedih, dia merasa bila usahanya membantu pekerjaan Saori menjadi sia-sia.

Tony sengaja mengetuk kamar Saori karena ingin memberinya teh hangat tapi ternyata Saori sedang sibuk membuat komik dan tak ingin diganggu. Tony mengalah dan berpesan agar Saori meminum tehnya sebelum dingin. Tony melangkah pergi tapi menyempatkan untuk kembali menoleh kearah Saori yang sibuk hingga tak menghiraukannya. Saat makan bersama, mereka makan dalam diam tanpa ada suara. Tony ingin mengajak Saori ngobrol tapi tak berani.

Saori janjian dengan Mika. Mika heran melihat sikap adiknya yang tak semangat. Saori mengaku bila belakangan ini dirinya merasa tak nyaman berada di rumah. Mika bertanya apakah mereka bertengkar tapi Saori meralat karena sebenarnya mereka tak bertengkar. Dia ingin menjelaskan tapi ponselnya berbunyi.

Ryoko yang baru selesai rapat menghubunginya dan mengabarkan bila atasannya setuju untuk menerbitkan karya Saori. Saori sangat senang mendapat kabar gembira itu, dia tak henti mengucapkan terima kasih. Mika ikut tersenyum melihat ekspresi bahagia di wajah adiknya. Saori tak keberatan ketika pihak penerbit ingin melakukan sedikit revisi dalam komiknya. Kini Saori lebih giat menggambar karena sudah ada kepastian bila karyanya akan diterbitkan.

Beberapa waktu berlalu dan kini Saori sudah ada di toko buku, dia ingin melihat apakah karyanya benar-benar sudah terbit atau belum. Saori mencari dan membuka sebuah komik kompilasi yang tebal. Dia membolak-balik halaman dan Saori tersenyum sendiri melihat karyanya ada dalam komik itu. Saori menelepon ibunya dan mengabarkan berita gembira itu. Saori berpesan agar ibu menceritakan hal ini pada ayah.

Saori langsung pulang dengan tergesa. Sesampainya di rumah, dia berteriak memanggil Tony hingga terjatuh. Tony buru-buru datang dan mereka bersorak ketika Saori menunjukkan hasil kerjanya kini ada di pasaran. Saori mulanya senang mendapat telepon dari ibunya yang mengatakan bila ayah sudah melihat karya Saori tapi dia menjadi panik saat mengetahui bila kini ayah sedang dirawat di rumah sakit.

Keduanya bergegas ke rumah sakit dan Saori agak kesal karena ibu telah membuatnya panik padahal ayahnya baik-baik saja. Ibu mengaku bila sebelumnya kondisi ayah memang parah karena penyakit jantungnya kambuh tapi kini ayah telah membaik. Ayah hanya tersenyum melihat ibu dan anak itu berdebat tentang dirinya. Tony hanya tersenyum ketika ibu berterimakasih padanya. Ibu pura-pura pergi untuk menelepon saudaranya. Ibu mengajak Saori dengan alasan harus menelepon Mika.

Kini di kamar hanya tinggal ayah dan Tony. Keduanya terlihat canggung, baik ayah dan Tony merasa tak nyaman dengan situasi itu. Tony berbasa-basi dengan mendoakan kesembuhan ayah dan dia mencoba menghangatkan suasana dengan mengomentari acara di tv. Ayah mematikan tv dan menatap Tony yang kelihatan gugup. Ayah minta maaf karena tak bisa merestui hubungan Tony dengan putrinya. Tony kaget mendengar hal itu dan wajahnya menjadi muram.

Saori melihat Tony yang menunggu di luar kamar. Dia mengeluh bila Mika benar-benar panik saat mendengar ayah masuk rumah sakit. Saori khawatir bila kakaknya malah mendapat masalah karena buru-buru ke rumah sakit. Tony hanya diam saja. Saori kembali berkomentar bila malam ini ibu dan Mika yang bertugas menjaga ayah sehingga mereka bisa pulang. Saori pamit pada ayahnya dan mengajak Tony pulang.

Sesampainya di rumah Saori merasa lega karena kini ayahnya sudah membaik. Saori membuka komik kompilasi yang baru dibelinya, dia berharap ayah segera membaca karyanya. Saori heran melihat Tony yang berubah menjadi pendiam sejak pulang dari rumah sakit, dia memanggil tapi Tony hanya diam menunduk. Saori mendengar ponselnya berbunyi dan ternyata dari Mika. Mika mengabarkan bila kondisi ayah kembali drop dan akhirnya meninggal.  

Saori duduk termenung di depan altar ayahnya. Ibu datang sambil membawa komik kompilasi. Ibu ingin menunjukkan pada ayah bila kini Saori sudah berhasil sambil membuka komik itu. Saori mengeluh bila kini semuanya sudah terlambat. Tony yang tak sengaja mendengar keluhan itu menjadi kian galau karena rencana ke Amerika sudah dekat.

Baik Tony dan Saori menjalani harinya dengan lesu dan galau. Ryoko agak kesal ketika Saori mengaku tak punya ide untuk menggambar. Dengan nada menyindir Ryoko mengatakan bila dirinya tak bisa memberi pekerjaan bila Saori tak punya ide. Saori hanya diam dan Ryoko menyarankan agar Saori menggambar apa yang ingin digambarnya. Ryoko memintanya untuk tak mudah menyerah dan Saori berjanji akan berusaha lebih keras.

Saori berusaha mencari ide tapi pikirannya masih buntu. Tony mengetuk dan membuka pintu, dia ingin bicara tapi Saori mengaku sedang sibuk. Tony menyarankan agar Saori beristirahat karena semalaman tidak tidur. Saori seolah menyindir diri sendiri dengan mengatakan bila kini dirinya dibayar untuk membuat komik makanya harus giat bekerja. Tony tak mengatakan apapun dan kembali menutup pintu.

Malamnya, Tony kembali menyiapkan teh hangat yang sudah dicampur susu. Dia ingin mengajak Saori duduk bersama dan ngobrol tapi Saori menolak dengan alasan harus menyelesaikan gambarnya. Tony kembali memanggilnya tapi Saori ingin semuanya selesai sebelum berangkat ke Amerika. Tony tak tahan lagi dan mint izin untuk masuk. Dia kembali memanggil Saori. Saori beralasan tak ingin meninggalkan pekerjaannya demi bertemu dengan keluarga Tony karena ayahnya pasti tak akan suka.

Kali ini Tony memanggilnya dengan nada sedikit keras hingga membuat Saori terpaksa menoleh. Tony mengatakan bila Saori tak perlu memaksakan diri karena dia akan pergi sendiri. Saori kaget mendengar keputusan Tony. Tony beralasan bila Saori bisa ikut di lain waktu. Saori agak kesal dan merasa bila Tony tak bisa mengerti bila selama ini dia berusaha keras agar direstui ayahnya dan pergi ke Amerika dengan senang.

Tony mengaku iri dengan Saori yang biasa terbuka dan berbicara apa saja dengan keluarganya, bahkan saling meledek tanpa beban atau amarah (saat di pernikahan Mika). Tony percaya bila Saori dan keluarga terbiasa berbicara apa adanya baik atau buruk, tak ada yang ditutupi. Tony merasa kini Saori telah berubah, dulu Saori akan memarahi dan menegur bila dirinya salah mengerjakan pekerjaan rumah atau apapun tapi kini Saori tak pernah mengatakan apapun. Mereka bahkan kini tak pernah lagi ngobrol bersama. Dia tidak tahu mengapa kini Saori selalu menahan diri.

Tony sudah tahu bila ayah tak merestui hubungan mereka dan dia sebenarnya ingin Saori mengatakan hal itu padanya bukannya malah diam saja. Tony kembali menegaskan bila dirinya akan pergi sendiri lalu keluar. Saori hanya bisa diam termangu. Tony mengemasi barangnya dan dia menoleh seakan berharap Saori akan keluar tapi Saori tetap mengurung diri dalam ruang kerjanya.

Paginya, Tony pergi dan Saori tak keluar untuk mengantarnya. Saori memilih bersembunyi di ruang kerjanya dan menagis sendiri. Saori baru keluar setelah Tony benar-benar keluar dari rumah. Saori hanya termenung melihat kini rumah terasa sepi tanpa Tony. Saori iseng keluar dan dia melihat catatan yang sengaja dibuat Tony agar tak lupa cara menjemur baju dengan benar. Saori membayangkan Tony yang sedang menjemur sesuai dengan catatannya agar Saori tak marah lagi.

Saori menahan tangis dan dia tak sengaja melihat baju barunya kini sudah licin dan tergantung di gantungan. Saori tak tahu bila semalam Tony sengaja menyetrikanya dengan hati-hati agar tak kusut. Saori mengambil bajunya dan kini dia benar-benar menangis. Baju yang sudah licin itu malah diremas dan dipeluknya. Saori merasa bersalah pada Tony tapi kini Tony sudah pergi.

Saori memilih pergi ke rumah orangtuanya dan menemui ibu. Dia curhat pada ibu, Saori merasa hubungannya dengan Tony mungkin sudah berakhir. Saori menduga bila ayah sudah tahu hal ini akan terjadi makanya sejak awal menentang hubungan mereka. Ibu membuka laci dan memberikan sebuah buku pada Saori. Ibu mengaku bila ayah takut bila kelak Saori pindah ke luar negeri dan ayah ingin berkunjung tapi tak bisa Bahasa Inggris makanya ayah sengaja membeli buku itu agar bisa berbicara dengan keluarga Tony.

Saori tak mengerti mengapa ayah melakukannya. Ibu menambahkan bila ayah ingin mengetahui seberapa serius Saori dengan hubungannya. Bila memanag serius maka Saori akan datang padanya dan meminta dengan benar. Saori hanya terdiam seolah ingat janjinya dulu pada Tony untuk memperkenalkannya pada keluarganya dengan benar. Ibu meminta agar Saori memberi Tony kesempatan kedua. 

Saori mengaku bila dia bahagia bersama Tony tapi kini semuanya berantakan tanpa alasan yang jelas. Saori merasa masalah ini terasa sulit bahkan bila keduanya sama-sama orang Jepang sedangkan Tony orang asing pasti lebih berat. Ibu tak suka dengan pendapat itu, baginya setiap orang sama saja. Ibu mengingatkan tentang tradisi menu sarapan di rumah ini. Ibu mengenang bahwa dulu dirinya sangat menyukai tradisi sarapan orang barat seperti yang ada di film, makan roti panggang dan minum kopi.

Setelah menikah, ibu terpaksa membuat sarapan ala Jepang tapi itu hanya bertahan 3 bulan saja karena ibu bosan bila setiap hari harus menggoreng ikan. Saat itu ayah kaget karena ibu tak pernah mengatakan apapun. Ayah mengalah dan membebaskan ibu untuk membuat menu sarapan sesukanya tapi ayah berpesan agar selalu disediakan sup miso karena ayah menyukainya. Jadilah menu sarapan mereka setiap hari adalah roti panggang dan sup miso.

Ibu merasa bila hingga kini dirinya masih bisa merasakan kehadiran ayah ketika sedang membuat sarapan. Ibu menasihati putrinya dengan mengatakan orang Jepang atau orang asing itu tidak masalah karena pada dasarnya setiap orang memang berbeda. Tapi yang menjadikan seseorang itu menjadi pasangan kita dan akhirnya membentuk keluarga adalah ketika mereka bisa saling mengenali perbedaan satu sama lain, menerimanya dan saling berbagi.

Saori menangis mendengar nasihat ibunya dan dia kian mantap ketika melihat ibunya mengangguk seolah memberi restu. Saori mendadak berdiri dan meminta buku milik ayahnya. Dia langsung berlari pulang karena kini hatinya yakin ingin menyusul Tony ke Amerika. Ibu hanya tersenyum melihat putrinya kini semangat lagi mengejar mimpinya.

Sesampainya di rumah Saori langsung berkemas, tak lupa dia membawa baju yang sudah dicuci dan disetrika oleh Tony. Di dalam kereta, Saori mengenang kembali kebersamaannya bersama Tony. Dia bahagia bersama Tony dan tak ingin melepaskan semua itu. Tak lupa Saori memberi pesan pada Ryoko agar diberi waktu untuk membuat karya yang lebih baik. Ryoko tersenyum setelah membacanya.

Saori akhirnya tiba di Amerika dan langsung naik taksi kuning setelah pesawatnya mendarat di bandara. Saori agak bingung karena si sopir taksi tak bertanya tentang tujuannya, dia takut nyasar karena baru pertama kali ke Amerika dan tak bisa berbahasa Inggris. Dia menunjukkan kertas yang berisi alamat rumah Tony pada si sopir dan si sopir meyakinkan bila mereka tak nyasar. Saori masih ragu dan dia kian ragu karena si sopir menurunkannya di pinggir jalan lalu pergi begitu saja.

Saori bingung dan tak tahu harus bertanya pada siapa karena di sini dia adalah orang asing. Saori terus berjalan sambil menarik kopernya, dia tak tahu arah dan tak yakin bila Tony tinggal di daerah ini. Dia ingin bertanya pada orang yang lewat tapi tak jadi karena dia tak bisa Bahasa Inggris. Saori memutuskan untuk kembali berjalan sambil memanggil nama Tony.

Sementara itu, Tony sedang melihat pasangan yang baru menikah keluar dari gereja. Saori juga melihat pasangan pengantin itu dan dia melihat Tony dan memanggilnya. Tony menoleh dan tersenyum. Tony berpikir sejenak untuk mencari kata yang tepat dan akhirnya dia mengatakan 'akhirnya kita bertemu lagi'. Tony kembali tersenyum dan Saori tak kuasa menahan haru. 

Mereka saling mendekat dan Tony mengaku bila meninggalkan Saori sendirian merupakan kesalahan karena dia sangat merindukan Saori. Saori juga merasakan hal yang sama, dia kangen teh buatan Tony. Saori menghambur dalam pelukan Tony. Saori juga menunjukkan buku yang dibeli ayahnya dan di belakang buku itu tertulis restu ayah untuk mereka. Tony bertanya apakah Saori mau bertemu dengan keluarganya dan Saori mengiyakan.

Di depan rumah Tony, Saori kembali ragu tapi Tony memastikan bila semuanya pasti baik-baik saja. Tony membuka pintu dan berteriak memanggil ibunya. Tak berapa lama kemudian, seorang wanita berambut putih muncul dan menyapa Saori dengan ramah lalu mengajaknya masuk.

Saat makan bersama, para wanita memuji masakan Saori dan Saori senang mendengar pujian itu. Saori sibuk mencari kertas contekan dan dia menolak ketika Tony ingin membantunya, Saori ingin mengatakan hal itu sendiri. Saori berdiri sambil membawa kertas contekannya. Dia memberanikan diri untuk minta waktu tapi ibunya Tony mendahuluinya. Mereka kompak mengatakan 'terima kasih atas makanannya' dalam Bahasa Jepang. Saori kaget dan tidak menduga bila dirinya akan diberi kejutan. Tony tersenyum sambil menunjukkan kertas contekannya.

Saori terharu, dia mengucapkan terima kasih dan yang lain bertepuk tangan. Tony berdiri dan menghampiri Saori. Di depan keluarganya, Tony melamar Saori dengan Bahasa Jepang. Saori bahagia dan menerima lamaran itu. Tony memberi kode pada keluarganya bila lamarannya diterima dan mereka semua bertepuk tangan. Tony tertawa dan memeluk Saori.

Hari terus berganti dan kini Saori telah menikah dengan Tony. Saori berhasil membuat komiknya sendiri yang menceritakan tentang kehidupan pribadinya berjudul 'My Darling is a Foreigner'. Tony kini sudah mahir melakukan pekerjaan rumah tangga diantaranya mencuci dan menjemur baju. Saori paling senang dengan teh buatan Tony dan Tony tak keberatan membuatkan teh untuk istrinya. Mereka minum bersama sambil menikmati indahnya pagi.

Adegan yang menarik :

Sebenarnya ada beberapa adegan yang menurutku cukup menarik dan semuanya berkaitan dengan bahasa. Bila kita berkunjung atau menetap di suatu daerah tapi belum memahami bahasa atau kebiasaan setempat maka hal itu akan sedikit merepotkan. Seperti yang dialami Tony, dia memang mengerti dan fasih berbahasa Jepang tapi bahasa yang formal. Tony masih belum paham dengan bahasa informal (bahasa sehari-hari), ketika Saori menceritakan tentang burung yang mengerami telur milik burung jenis lain maka ekspresi Tony menjadi aneh, dia mengira anak burung itu benar-benar disiksa sehingga akan menyerupai induknya yang baru.

Atau ketika Tony melihat keluarga Saori ngobrol dengan keluarga besannya. Tony tak suka ketika Shinsuke mengejek adiknya sendiri (Mika) dihadapan orang banyak. Bukannya membela, ibunya Saori malah memuja menantunya bukan putrinya (Mika). Tony menegur mereka tapi mereka justru menertawakan Tony. Mengapa? Tony mengira mereka serius dan hal itu sungguh tidak sopan tapi mereka menganggap hal itu sebagai bagian dari tradisi atau kebiasaan semata, yang terpenting apa yang Shinsuke dan ibu lakukan hanya gurauan atau candaan belaka.

Adegan yang bikin gemas :

Ada 2 scene yang membuatku ikut merasa gemas dengan ketidaktahuan Tony. Yang pertama, ketika Tony menyodorkan sepiring tumis bayam kepada Saori. Masa Tony tak paham dengan kebiasaan makan orang Jepang? Orang Jepang kan sukanya makan ikan atau daging, jarang sekali makan sayur dalam porsi besar (alat makan orang Jepang kan biasanya mangkuk kecil sedangkan mangkuk besar biasanya untuk menu mie). Sedangkan Tony malah memberinya sepiring penuh tumis bayam tanpa ada ikannya sama sekali (memangnya Saori itu kambing yang harus makan daun aja?, wkwkwk...). Jelas saja Saori cemberut, mau marah tak enak karena di tempat umum. Ingin menolak tapi Tony terus memandanginya sambil tersenyum seolah memintanya untuk segera memakannya. Saori terpaksa melahap sayur bayam itu sambil pura-pura suka dan tersenyum padahal dahinya berkerut tanda tak suka.

Scene yang kedua adalah ketika Tony mengantar Saori pulang. Saori sangat berharap bila kali ini Tony akan mengungkapkan perasaan sukanya tapi Tony seolah datang dari dunia lain, dia tak paham kode yang diberikan Saori. Ketika Saori memandangnya dengan tatapan penuh harap, Tony malah balik menatap Saori dengan tatapan aneh seolah ada yang salah di wajah Saori. Mereka saling bertatapan aneh hingga akhirnya Tony mengatakan 'bye'. Jujur, aku ikut kesal melihatnya. Mungkin Saori berharap terlalu banyak bila orang bule seperti Tony pasti tahu apa yang diinginkannya tapi nyatanya Tony malah seperti orang 'kuper'. Setidaknya Tony kan bisa memberi sedikit pujian yang menyiratkan bila dia senang bersama Saori sehingga Saori bisa sedikit tenang dan tidak dianggap sebagai teman saja.

Belajar bahasa asing merupakan kewajiban bila ingin memperluas pergaulan.

Dulu mungkin kita hanya akan belajar bahasa asing bila ingin bepergian ke luar negeri tapi sekarang bahasa asing terutama bahasa internasional (salah satunya Bahasa Inggris) sangat diperlukan dimanapun dan kapanpun karena hampir setiap negara kini kian terbuka dengan kedatangan orang asing, misalnya turis, pelajar atau pekerja. Sekarang kita bisa dengan mudah bertemu dengan orang asing misalnya di hotel, mall bahkan di pasar tradisional.

Mengapa kita perlu belajar bahasa asing toh bisa menggunakan bahasa isyarat? Memang bisa sih tapi bila kita berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang sesuai maka kecil kemungkinan untuk terjadinya salah paham. Contohnya dalam film ini, ketika di pesta Saori nampak tak percaya diri karena hanya dirinya yang orang Jepang. Saori hanya diam mematung karena merasa sendirian tanpa teman, dia tak bisa Bahasa Inggris sedangkan para tamu semuanya berbicara dalam bahasa itu.

Kedua teman Tony terutama si pria sengaja membicarakan tentang Saori yang bertingkah aneh. Dia iseng mengajak Saori ngobrol tapi Saori tak paham dan terpaksa meminta bantuan orang lain. Si pria menjadi kesal karena ternyata Saori orangnya keras kepala dan tak bisa diajak bicara dengan enak. Saori tak paham Bahasa Inggris dan pria itu tak paham Bahasa Jepang. Pria itu sengaja menasihati Saori untuk belajar Bahasa Inggris agar bisa mandiri (ngobrol tanpa bantuan orang lain). Saori jelas kesal tapi tak bisa berbuat banyak, dia hanya bisa mendelik marah.

Kalau dipikir, permintaan teman Tony sebenarnya tak berlebihan karena Saori berpacaran dengan Tony sehingga ada kemungkinan Saori akan bertemu atau bergaul dengan teman-teman Tony. Bila Saori tak bisa Bahasa Inggris hal itu bisa membuat Saori dicap sebagai orang yang sombong karena tak mau berbaur.

Lagipula, kesannya kok egois bila Saori tak mau belajar Bahasa Inggris karena menganggap Tony toh sudah fasih berbahasa Jepang padahal ayahnya saja rela belajar demi bisa ngobrol dengan Tony dan keluarganya.

Berbeda dengan Tony, Tony fasih berbahasa Jepang sehingga dia dengan mudah meminta bantuan orang lain saat dirinya dalam kesulitan. Seperti di scene awal ketika Tony kebingungan dan bertanya arah pada seorang pria. Mulanya pria itu acuh karena dia tak bisa Bahasa Inggris tapi sikapnya berubah menjadi ramah saat dia menyadari ternyata Tony bisa berbahasa Jepang. Pria itu bahkan memuji kemampuan bahasa Tony.

Melarang belum tentu tidak boleh

Sejak awal ayah sudah menentang hubungan Saori dengan Tony, alasannya akan sulit untuk menyatukan dua budaya yang berbeda. Ayah juga sempat menyindir Saori yang tidak memperkenalkan Tony kepada keluarga secara resmi dulu tapi langsung mengajaknya ke acara keluarga (datang ke pernikahan Mika). Saori langsung ciut nyalinya dan tak berani berterus terang pada Tony padahal dia sempat berjanji akan memperkenalkan Tony pada keluarganya secara benar ketika Tony enggan diajak pergi ke acara pernikahan Mika.

Saori tidak tahu bila alasan sebenarnya ayah menentang hubungannya dengan Tony adalah ayah takut bila kelak Saori mengikuti Tony ke Amerika sedangkan ayah tak bisa berbahasa Inggris, bagaimana bila dirinya datang berkunjung dan tak bisa berkomunikasi dengan baik dengan keluarga Tony karena perbedaan bahasa mereka? Makanya ayah berinisiatif membeli buku Bahasa Inggris agar bisa dipelajari dan kelak dipraktekkan bila bertemu keluarga Tony.

Kurasa sejak pertama bertemu ayah sudah terkesan dengan Tony sama seperti ibunya Saori. Bedanya, ibu tanpa ragu menunjukkan rasa sukanya pada Tony ketika melihat Tony menegurnya karena lebih membela menantu daripada anak sendiri. Ibu tak marah tapi justru gemas melihat ekspresi Tony yang kebingungan, Tony tidak tahu bila saling meledek adalah bagian dari kebiasaan orang Jepang untuk mengakrabkan diri dan tidak dianggap serius. Sedangkan ayah tak mengatakan apapun tapi hanya menatap dalam diam. Ayah tahu bila Tony menyukai putrinya dan bersedia menerima kekurangan Saori yaitu tak bisa berbahasa Inggris.

Saori baru menyadari bila ayah sebenarnya tak terlalu menentang hubungannya dengan Tony. Ibu menjelaskan bila ayah ingin menguji kesungguhan Saori, bila Saori memang serius dengan Tony maka ayah yakin Saori akan melakukannya dengan benar. Nyatanya Saori malah mundur, dia tak berani menghadapi ayahnya dan dia juga tak jujur pada Tony sehingga membuat Tony bingung dengan perubahan sikapnya yang mendadak dingin serta menjaga jarak.

Saori baru menyesal ketika ayahnya telah meninggal dan Tony pergi. Saori merasa bila ayah memang tak merestuinya dan kini hubungannya dengan Tony juga berakhir. Untungnya ibu memberikan buku yang sempat dibeli dan dipelajari ayah pada Saori. Saori baru menyadari bila diam-diam ayah sengaja belajar Bahasa Inggris demi kepentingan dirinya.

Harapan Saori tumbuh kembali dan dia segera terbang ke Amerika menyusul Tony. Saori menunjukkan buku ayahnya pada Tony dan Tony lega melihat tulisan ayah di halaman terakhir buku itu. Ayah memang tak secara lisan memberi restu tapi ayah mendukung hubungan mereka lewat tulisannya yang berbahasa Inggris.

Bila pasangan melakukan kesalahan maka tegurlah dengan nada sopan agar tak menyakiti hatinya

Tony dan Saori berbeda sifat dan cara berbicara. Bila Tony terlihat lembut, sabar dan bertutur kata lembut maka sebaliknya Saori yang keras kepala dan suka berbicara apa adanya. Ketika Tony berusaha membantunya menyelesaikan pekerjaan rumah maka Saori merasa senang tapi langsung marah ketika melihat cara kerja Tony yang tak beres. Contohnya ketika Tony mencuci peralatan makan, Saori kesal karena masih ada sisa sabun di dalam gelasnya. Saori ingin marah tapi tak jadi karena hal itu akan membuat Tony sedih dan merasa tak dihargai usahanya.

Tapi Saori tak bisa lagi menahan rasa kesalnya ketika melihat cara Tony menjemur baju. Dengan nada kesal Saori berusaha mengajari Tony cara menjemur baju dengan benar. Sejak saat itu, Tony sengaja membuat catatan cara menjemur baju yang benar dan menggantungnya di dekat jemuran agar tak lupa.

Tony memang tak pernah melakukan pekerjaan rumah sebelumnya tapi dia mau melakukannya karena ingin membantu Saori, jadi wajar bila dia tak tahu cara melakukannya dengan benar. Mungkin Saori berpikir percuma saja dibantu bila dia harus mengulang kembali apa yang sudah dikerjakan Tony. Misalnya Saori terpaksa mencuci kembali peralatan makan mereka dan Tony merasa usahanya sia-sia dan tak dihargai ketika tak sengaja melihatnya.

Mungkin Saori tak perlu marah karena dia harus menyadari bila Tony tak terbiasa dengan pekerjaan rumah seperti mencuci. Saori bisa memberi contoh cara mencuci dengan benar agar Tony tak salah lagi, bukannya dimarahi, didiamkan atau memuji di depan tapi diam-diam mencuci ulang semua peralatan makannya. Iya kalau tak ketahuan, kalau ketahuan seperti yang dialami Tony pasti hal itu akan membuat Tony sakit hati.

Hikmah yang bisa diambil dari film ini :

Tak masalah dengan asal usul pasangan kita. Misalnya orang asing atau berbeda suku karena pada dasarnya setiap orang pasti berbeda walaupun dari suku atau asal yang sama. Contohnya, ibu Saori asli Jepang tapi punya mimpi untuk bisa merasakan sarapan ala barat yaitu roti panggang dan kopi hangat seperti yang dilihatnya di film. Setelah menikah, ibu terpaksa membuat menu sarapan ala Jepang tapi hal itu tak bertahan lama karena ibu bosan menggoreng ikan terus selama 3 bulan pertama menikah. 

Ayah baru tahu bila ibu keberatan dengan menu tradisional dan membebaskan ibu membuat menu sarapan sesukanya asal ayah disediakan sup miso karena ayah menyukai sup buatan ibu. Jadi walaupun ayah dan ibu sama-sama orang Jepang tapi toh mereka juga pernah menghadapi masalah atau kesulitan tapi mereka berhasil melalui ujian itu dengan lancar karena keduanya saling terbuka dan bersedia berkompromi.

Sebenarnya perbedaan itu tidak sulit tapi kadang manusianya saja yang suka mencari alasan dan membuat masalah sendiri. Bila kendalanya adalah bahasa atau budaya, kan bisa sama-sama belajar agar bisa saling paham dan tahu bahasa dan budaya dari pasangan. Dalam film ini, Saori tak mendapat masalah ketika berpacaran dengan Tony karena Tony bisa mengatasi perbedaan bahasa mereka (Tony fasih berbahasa Jepang dan tak menuntut Saori untuk fasih berbahasa Inggris) tapi justru Saori yang mencari masalah sendiri. 

Saori yang semula ceria mendadak menjadi pendiam dan murung setelah mengetahui bila ayah menentang hubungannya dengan Tony. Tony yang tak tahu apa yang terjadi menjadi bingung sendiri, ingin bertanya tapi takut. Dia mencoba membantu meringankan beban Saori dengan melakukan pekerjaan rumah tapi semuanya terasa salah dimata Saori. Saori seolah 'menyalahkan' Tony dan tak mau berbicara padanya padahal mereka tak sedang bertengkar, Saori jadi enggan bertemu Tony dan memilih bersembunyi di ruang kerjanya dengan alasan sibuk menggambar.

Hikmah yang bisa diambil adalah bicarakan dengan pasangan bila memang ada masalah, jangan hanya diam dan berharap dia tahu apa yang terjadi karena dia bukan orang super yang bisa tahu segalanya. Bukankah tujuan orang berpasangan adalah untuk saling berbagi dalam suka dan duka, saling melengkapi agar bisa menjalani hidup dengan tenang dan nyaman? Bila masalah dibicarakan bersama tentunya akan lebih mudah dipecahkan karena yang berpikir 2 orang dan bisa mencari jalan keluar yang terbaik demi kepentingan bersama.

Bila sejak awal Saori mendiskusikan penolakan ayah pada Tony, mungkin Tony bisa memberikan ide atau masukan tentang cara mendekati ayah agar ayah luluh dan merestui hubungan mereka. Sehingga Saori tak perlu menyesal ketika ayah telah meninggal dan mengira ayah benar-benar tak merestuinya padahal alasan ayah menolak karena ingin menguji keseriusannya saja.

Komentarku :

Tak ada keluhan tentang film ini karena dibuat berdasarkan kisah nyata. Apa yang digambarkan dalam film ini merupakan pengalaman pribadi dari Saori yang menjalin hubungan dengan Tony (pria Amerika). Kurasa tujuan film ini dibuat versi layar lebarnya karena Saori ingin agar para penonton bisa mengambil pelajaran dari pengalamannya. Tidak mengulangi kesalahan yang sama seperti yang dilakukan Saori yaitu tidak berani berkata jujur pada pasangan dan tidak berani memperjuangkan cintanya karena terlanjur berkecil hati setelah mendapat penolakan dari ayahnya.

Menjalin hubungan dengan orang asing tak ada salahnya, bila yang ditakutkan adalah kendala bahasa atau budaya maka belajarlah agar bisa berkomunikasi dengan lancar. Syukur-syukur bila keduanya bisa menguasai bahasa asli pasangannya sehingga bisa lebih saling memahami dan mudah bergaul dengan teman atau keluarga pasangan. Menurutku belajar bahasa asing secara formal sangat perlu tapi belajar bahasa informal atau bahasa sehari-hari juga penting, mengapa? Dengan menguasai bahasa sehari-hari maka orang lain akan lebih mudah menerima kita dan cenderung lebih ramah.

Dalam film ini, aku paling suka dengan karakter ayah. Beliau kelihatan tegas dan tak suka banyak bicara berbeda dengan ibu yang ramah dan terbiasa mengungkapkan apa yang dirasakannya secara langsung. Tanpa banyak berkomentar, ayah tahu bila Saori sangat menyukai Tony makanya ayah bersedia berkompromi, diam-diam membeli buku Bahasa Inggris dan mempelajarinya. Mungkin ayah menunggu Saori datang padanya untuk minta restu secara benar dan ayah akan memberikan bukunya sebagai tanda merestui hubungan Saori dan Tony. Sayangnya ayah keburu meninggal tanpa pernah bisa memberikan restu secara lisan pada putrinya.

Bagi teman-teman yang mengalami hal yang sama seperti Saori (ditentang orangtua) maka jangan berkecil hati. Cobalah membujuk orangtua atau memberitahu hal-hal yang disukai dan tak disukai orangtua pada pasangan agar pasangan bisa mengambil hati calon mertua dengan melakukan hal-hal yang mereka sukai, misalnya membelikan makanan favorit atau mengajak jalan-jalan ke tempat yang diinginkan calon mertua.

Adanya sosmed bisa membuka peluang yang seluas-luasnya bagi mereka yang ingin memiliki pasangan dari negara lain (pasangan gado-gado), banyak media yang bisa digunakan misalnya facebook, instagram, dll. Kini rasanya tak aneh lagi bila melihat pria asli Indonesia yang berkulit coklat atau hitam bisa menikah dengan wanita bule yang berkulit putih, bermata biru dan berambut pirang. Atau wanita asli Indonesia yang berkulit coklat, pendek dan berhidung pesek bisa dinikahi pria bule yang tinggi, gagah dan super tampan. Kalau aku lihat liputan tentang pasangan gado-gado ini baik di tv atau youtube, biasanya ekspresi wajah mereka tampak bahagia, senang dan sedikit malu-malu bila menceritakan suka-dukanya hubungan mereka.

Kurasa resep bahagia mereka adalah sejak awal mereka tahu bila berbeda bahasa dan budaya sehingga mereka tahu konsekuensi apa yang akan dihadapi. Keduanya harus bisa saling toleransi dan memahami kekurangan masing-masing, yang terpenting adalah saling berbagi entah hal yang menyenangkan atau tidak menyenangkan (dibicarakan bersama) sehingga bisa saling membantu. Bila hubungan dengan pasangan telah kokoh dan kuat maka halangan apapun mungkin bisa diatasi bersama, misalnya ditentang orangtua atau lingkungan. Bagaimana menurut pendapat kamu????





























































































Review Film Menarik Lainnya

0 comments:

Post a Comment