Friday, July 6, 2018

I Fine .. Thank You, Love You ~Film Thailand~

I Fine .. Thank You, Love You atau yang bernama lain I Fai Thank You Love You adalah sebuah film produksi Thailand bergenre komedi romantis yang di rilis pada tanggal 10 Desember 2014. Film ini bercerita tentang benih cinta tumbuh diantara Pleng dan Gym yang berawal dari kesalahpahaman. Gym menuduh Pleng sebagai penyebab Kaya, pacarnya memutuskannya dan pergi ke Amerika. Sebagai gantinya, Pleng harus mengajari Gym Bahasa Inggris agar bisa menyusul pacarnya. Sedangkan Pleng, dia bersedia menemui Gym atas bujukan Kaya dengan imbalan tas mewah. 


Para pemain :

Preechaya Pongthananikorn sebagai Pleng
Sunny Suwanmethanon sebagai Gym 
Sora Aoi sebagai Kaya
Two Popetorn Sunthornyanakij sebagai Preuk
Puttachat Pongsuchat sebagai Tui
Kunyada Tawiya sebagai Aew
Bonnie Zellerbach sebagai tamu dalam pesta

Sinopsis lengkap :

Film ini diawali dengan suasana kelas Bahasa Inggris. Seorang guru cantik bernama Pleng menggambarkan suasana dalam pesawat dengan menggunakan Bahasa Inggris dan para murid juga merespon dengan bahasa yang sama. Kegaduhan terjadi saat Pleng menjelaskan bahwa pesawat akan jatuh tapi semuanya tampak bergembira dan jam pelajaran berakhir. Pleng mengantar semua muridnya dan dia bertemu dengan mantan muridnya yang bernama Kaya.

Kaya mengabarkan bahwa dia diterima bekerja di tempat idamannya dan dia akan pindah ke Amerika. Pleng ikut senang mendengarnya dan mengucapkan selamat. Tapi bukan itu tujuan Kaya mencari Pleng, dia butuh bantuan Pleng. Kaya menceritakan kalau dirinya ingin putus dengan pacarnya yang merupakan orang Thailand. 

Kaya mengaku kalau dirinya tidak bisa Bahasa Thailand dan pacarnya tidak bisa Bahasa Inggris. Pleng tidak mengerti, bagaimana bisa dua orang yang tidak saling memahami bahasa masing-masing tapi bisa berpacaran? Kaya hanya tersenyum dan menjawab kalau semuanya karena seks. Hal itu membuat Pleng terkejut dan Kaya kembali tersenyum manja sambil mempraktekkan suara manjanya. Pleng menoleh panik ke arah ibu yang duduk bersama putranya tidak jauh dari mereka berdiri. Ibu itu berusaha menutupi telinga putranya sambil cemberut ke arah Pleng.  

Pleng merasa risih dan menghentikan Kaya. Kaya senang dan berterima kasih tapi Pleng tidak mengerti. Kaya balas menjawab karena Pleng bersedia membantunya. Pleng tetap menolak tapi Kaya mengeluarkan tas merek terkenal dari dalam paper bag yang dibawanya. Kaya memakai tas itu dan memamerkannya pada Pleng. Pleng langsung berubaha ceria melihat tas itu dan dia bersedia membantu Kaya. Pleng memeluk Kaya dan secepat kilat memindahkan tas itu ke bahunya sendiri. Kaya terkejut melihat tasnya sudah berpindah tangan tapi dia senang melihat sorot bangga di wajah Pleng. Pleng mengakui kalau warna tasnya sangat sesuai dengan seleranya.

Pleng pulang dan mampir di cafe untuk membeli kopi. Saat mengantri dia pesan sambil memakai cardigannya tapi tangannya malah mengenai pria yang mengantri di belakangnya. Pria itu mengomeli Pleng membuat Pleng merasa bersalah karena melihat sedotan yang nyangkut di gigi pria itu. Pleng juga merasa agak ngeri melihat penampilan pria itu. Pleng dengan ragu bertanya apakah pria itu bernama Gym, pacarnya Kaya?

Setelah sama-sama memesan, mereka mencari tempat duduk dan Pleng menjelaskan niatnya, yaitu menyampaikan pesan dari Kaya. Pleng menyiapkan laptopnya dan memberikan salah satu earphone pada Gym dan satu lagi untuknya. Mereka mendengarkan suara Kaya dan Pleng yang menerjemahkan ke Bahasa Thailand agar Gym paham. Tiba-tiba Gym menyela karena tidak mengerti dan Pleng terpaksa mengulanginya. Tapi Gym malah marah dan berdiri, dia menuduh Pleng pembohong karena dia tidak percaya itu suara Kaya. Gym pergi sambil menendang kursi.

Tindakan Gym membuat semua pengunjung cafe memperhatikannya dan Gym balik mengomeli mereka, mereka akhirnya mengacuhkan Gym dan ada salah seorang yang berbisik kalau Gym itu gila. Gym keluar cafe dengan marah tapi kemudian dia berbalik sambil menatap marah. Pleng dan para pengunjung yang lain menunggu apa yang terjadi sambil memperhatikan Gym. Gym mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya dan berjalan kembali ke arah cafe. Salah seorang pria menyelutuk kalau Gym membawa bom. Sontak semua pengunjung gaduh, mereka lari berhamburan dan mencari tempat bersembunyi, termasuk Pleng yang lebih memilih menyelamatkan tas barunya dari pada lapotopnya.

Gym melemparkan sesuatu dan Pleng berteriak panik tapi setelah beberapa menit tidak terjadi apa-apa, mereka mulai lega. Salah seorang pegunjung kembali mengomel kalau itu bukan bom. Pleng keluar cafe dan bertanya pada seorang pegawai yang membersihkan kaca. Pegawai itu menjawab sop ayam. Pleng mengulangi kata 'sop ayam' dan pegawai itu menunjukkan potongan daging ayam pada Pleng. Pleng mengomel dan pegawai itu bertanya apa Pleng mengenalkan dan Pleng menjawab tidak tapi masih terus mengomel. Pegawai itu kembali bertanya apa Pleng mengenalnya dan Pleng menjawab tidak tapi dia terus mengomel. Pegawai itu menduga kalau Gym adalah pacar yang memutuskan Pleng. Pleng kesal dan membentak pegawai itu.

Malamnya, Pleng bertugas menutup tempat kursus yang berada di dalam sebuah mall. Ketika mengunci, Pleng melihat salah satu papan posternya di rusak orang dan poster yang lain malah terkulai di bagian kepala. Pleng agak ngeri dan berjalan masuk lift hingga ke basement tempat mobilnya di parkir. Pleng berjalan sambil menoleh kiri kanan dan dia kaget saat mendengar suara motor mendekat. Pleng mulai berlari tapi kemudian melepas sepatunya agar bisa lari lebih kencang.

Ketika Pleng sudah di dekat mobilnya, motor itu mendahului dan berhenti tepat di depan Pleng. Ternyata si pengedara motor itu adalah Gym, Pleng mulai takut dan mengancam akan memukul dengan sepatunya tapi Gym dengan mudah membuang semua sepatu Pleng. Rupanya Gym masih kesal dengan Pleng karena mencampuri urusannya dengan Kaya. Pleng memaki Gym dan dia tidak heran bila Kaya ingin putus dengannya. Gym berteriak dan minta Pleng mengatakan pada Kaya bahwa dia tidak mau putus. Pleng berdalih bahwa dia hanya melakukan apa yang Kaya minta. Gym tidak perduli, dia minta Pleng mengajarinya Bahasa Inggris. 

Gym terus mendesak Pleng hingga Pleng bersandar pada tembok karena takut. Gym berjanji akan memberinya uang bila Pleng mau mengajarinya Bahasa Inggris dan Pleng terpaksa mengangguk. Gym berjalan ke arah motornya dan mengambil uang dari dalam tasnya. Dia menyelipkan uang itu dalam tas Pleng. Gym mengancam bila Pleng tidak bisa membuatnya bisa berbahasa Inggris maka Pleng akan tahu sendiri akibatnya. Pleng langsung ngeri melihat tatapan tajam Gym ke arah tubuhnya. Gym pergi dengan cueknya, meninggalkan Pleng kesal setelah mengintip uang pemberian Gym yang hanya sedikit.

Esoknya, Pleng bertemu dengan Gym di cafe dan Pleng memulai kursusnya dengan latihan berbicara tapi Gym tidak mengerti sama sekali apa yang diomongkan Pleng. Dia mencoba membaca gerak bibir Pleng tapi tetap tidak mengerti, akhirnya dia memutuskan untuk berdiri. Pleng kaget dan bertanya, Gym beralasan kalau dirinya ingin memesan kopi. Dia menawari Pleng tapi Pleng menolak. Ketika Gym sudah menjauh, Pleng mendesah kesal dan mengatakan kalau Gym benar-benar bodoh.

Pleng mencoba mengajari Gym dari dasar yaitu cara mengeja huruf, Gym tampak ogah-ogahan tapi Pleng berusaha sabar. Tanpa sadar Pleng mengolok Gym yang bodoh. Gym berdalih bahwa ini hari pertamanya dan Pleng hanya bisa tersenyum masam. Saat pulang, Pleng mencoba bertanya dalam Bahasa Inggris tapi Gym menjawab dengan Bahasa Thailand. 

Pleng kesal dan berjalan pergi tapi Gym menghentikannya dengan sebuah pertanyaan sambil menunjuk seorang wanita yang duduk di sofa. "What is that?" tanya Gym. Pleng menjawab bahwa itu wanita tapi Gym bilang salah. Pleng berpikir sejenak dan menjawab tali sepatu tapi Gym kembali menyalahkan. Pleng menyerah dan balik bertanya. Gym dengan santai menjawab bahwa itu mangga. Pleng tidak mengerti karena tidak melihat ada mangga di sana. Gym melirik Pleng dan mengatakan bahwa mangganya digantung. Pleng jadi risih setelah tahu apa yang di maksud oleh Gym dan berusaha menarik ujung bajunya tapi Gym malah pergi dengan cuek.

Di tempat parkir, Gym sudah bersiap pulang dengan motornya saat melihat Pleng berjalan sambil menarik bajunya. Gym menawarkan tumpangan tapi Pleng menolak dengan alasan takut naik motor. Pleng kembali berjalan dengan tidak nyaman karena Gym terus menatapnya. Gym dengan iseng menyarankan agar Pleng melepas bajunya dan Pleng jadi kesal, dia menyebut Gym mesum dan mengeluarkan spray dari dalam tasnya tapi Gym hanya tersenyum.


Sebelum pergi, Gym sengaja menakuti Pleng dan mengatakan bahwa tempat parkir ini berhantu. Pleng langsung bergidik sambil berjalan menuju mobilnya. Pleng bermaksud menyemprot spray agar hatinya sedikit tenang tapi yang terjadi malah senjata makan tuan. Spray itu mengenai mata Pleng dan Pleng hanya bisa menjerit marah sambil menyiram matanya dengan air.

Pleng sedang mengajar kelas dewasa di sesi 'pidato satu menit'. Pleng membawa kotak dan seorang pria bernama Preuk maju dengan senang hati. Dia menyerahkan kertas yang diambil dari kotak pada Pleng. Pleng tersenyum dan menulis kata 'tahi lalat' di papan. Preuk minta izin untuk bercerita tentang Pleng dan diizinkan. Dia berpikir sejenak dan mulai bercerita dalam Bahasa Inggris sementara Pleng menekan timer dan duduk di kursi bersama peserta yang lain. 

Preuk menyebut bahwa setiap orang tidak tahu kapan dan dimana tahi lalat akan muncul di tubuhnya. Tapijika tahi lalat itu muncul secara acak, bagaimana bila dua orang yang asing memiliki tahi lalat di tempat yang sama? Mungkin itu yang disebut takdir. Tahi lalat dan takdir tidak berbeda tapi bila kita menunggu bertemu dengan orang yang memiliki tahi lalat yang sama itu hampir tidak mungkin, makanya kita bisa menuliskan takdirnya sendiri. Preuk mengakhiri pidatonya dengan membubuhkan setitik tinta hitam di pipinya, sama seperti milik Pleng. Pleng kaget dan melirik tahi lalatnya sendiri sambil tersipu. Peserta lain langsung bertepuk tangan saat Preuk tersenyum dan Pleng ikut bertepuk tangan.

Pleng sedang memandangi poster dirinya ketika Tui menegurnya. Pleng tersenyum sendiri dan mengatakan kalau dirinya sedang senang karena jatuh cinta. Tui senang dan menduga Pleng sedang jatuh cinta dengan salah satu muridnya. Pleng tersenyum manis dan mengancam agar rahasia ini tidak bocor pada siapapun. Tui hanya bisa tersenyum ngeri.

Malam itu cafe penuh sehingga Pleng dan Gym terpaksa duduk diluar cafe. Pleng bertanya tentang kegiatan dan kesukaan Gym dalam Bahasa Inggris tapi Gym membalasnya dengan bahasa campuran. Pleng merasa tidak nyaman, sesekali tangannya menepuk nyamuk di kakinya. Gym tahu dan pura-pura mencondongkan tubuhnya, tangannya bergerak seperti kipas di bawah meja agar Pleng tidak diganggu nyamuk.

Pleng duduk dengan terus berganti posisi agar tidak diganggu nyamuk. Di belakang meja mereka ada beberapa murid sekolah yang iseng memotret kaki Pleng dan mereka tertawa-tawa. Gym tidak suka dan mendekati mereka, dia berhasil menangkap si bocah mesum. Semula bocah itu tidak mau mengaku tapi Gym berhasil membuatnya mengaku. Gym menyita ponselnya dan menyerahkan pada Pleng. Pleng tidak bisa membuka karena di kunci dan setelah bocah itu menyebutkan passwordnya, Pleng kaget melihat fotonya dan langsung menghapusnya.Bocah itu lari terbirit-birit setelah Gym melemparkan ponselnya dengan kesal. Para pengunjung menonton kejadian itu tanpa berani melakukan apapun pada Gym.

Esoknya, Pleng hendak menuju tempat kursusnya ketika lewat di depan toko buku, dia tidak sengaja melihat Gym. Pleng masuk dan menyapanya. Gym memilih buku tentang lumba-lumba tapi dia kesulitan membacanya. Pleng menyarankan buku yang lebih mudah yaitu Cinderella tapi Gym menolak sambil mengomel. Tindakan Gym membuat Pleng hanya bisa cemberut.

Saat mereka sedang berdebat, seorang bule muncul dan bertanya apa Gym bisa Bahasa Inggris dan Gym langsung gugup, dia menunjuk Pleng tapi Pleng hanya menggeleng. Bule itu bertanya tentang lokasi suatu restoran. Gym kebingungan dan minta bantuan Pleng, Pleng menyarankan Gym menggunakan bahasa isyarat saja. Gym mencoba mengatakan sesuatu tapi bule itu mengira Gym mengatakan masih jauh. Bule yang lain muncul dan membawa peta, dia minta Gym memberi petunjuk dengan petanya. Gym panik ketika bule yang ketiga muncul dan dia langsung kabur meninggalkan Pleng yang hanya bisa tersenyum miris.

Mereka makan bersama di kedai, tanpa ragu Gym mengeluarkan kotak dan plastik berperekat di dalamnya. Gym menuangkan sisa kuah ke dalam plastik, hal itu membuat Pleng heran. Gym tanpa ragu menuang kuah bekas milik Pleng juga dengan alasan sayang kalau dibuang, dia akan memakannya sebelum tidur. Walaupun merasa aneh tapi Pleng tidak banyak berkomentar.

Pleng mengatakan kalau ternyata sudah larut saat dia berada di boncengan motor Gym. Gym mengiyakan, dia bilang kalau waktu tidak akan terasa bila memiliki kegiatan. Pleng minta berhenti tapi Gym malah mempermainkan laju motornya hingga Pleng terpaksa berpegangan pada tas Gym dan akhirnya Gym berhenti di depan mobil Pleng. Ponsel Pleng berbunyi tanda ada sms masuk. Pleng membacanya dan tersenyum sendiri tanpa perduli dengan tatapan Gym. Gym sengaja menyindir apakah Pleng tidak turun? Pleng sadar dan segera turun. 

Gym tanya siapa yang sms dan Pleng sengaja mengaku kalau itu pacarnya. Gym tidak percaya dan mengatakan kalau Pleng tidak boleh berbohong, hanya teman tapi diakui sebagai pacar. Pleng jelas tidak senang tapi Gym kembali bertanya. Apakah Pleng yang merayunya duluan sehingga pria itu menyukai Pleng? Gym langsung pergi tanpa menunggu jawaban Pleng, membuat Pleng kian sebal.

Paginya, Gym sedang makan ketika seorang gadis masuk sambil membawa paket untuk Gym. Ternyata paket itu dari Kaya yang sekarang tinggal di Amerika, isinya cincin pemberian Gym dulu. Gym teringat saat dulu dirinya memberi dan memakaikan cincin itu untuk Kaya.

Gym bertemu dengan Pleng dan menyerahkan cincin itu karena dia tidak mau menerimanya. Pleng tanya apakah Gym yakin dan Gym mengangguk tanpa ragu, kemudian dia pergi. Gym kembali mengantarkan Pleng ke tempat parkir. Gym bertanya bagaimana Pleng berhubungan dengan Kaya? Pleng menjawab ada banyak cara salah satunya dengan sosial media. Gym merasa seolah Pleng menyembunyikan sesuatu darinya karena Pleng tidak berani melihatnya dan langsung masuk mobil. Gym terpaksa menulis pesan dan minta Pleng menyampaikannya pada Kaya.

Malamnya, Pleng melakukan video call dengan Kaya, dia menyampaikan pesan dari Gym dan menunjukkan cincinnya juga. Walaupun Kaya ingin putus tapi Gym tidak akan memutuskannya. Kaya kaget dan bertanya apakah Gym akan menyusulnya ke Amerika? Pleng yang sedang minum langsung tersedak mendengarnya. Kaya tidak senang saat tahu bahwa Gym berencana ikut wawancara kerja dan Pleng mengajari Gym Bahasa Inggris. Pleng merasa tidak enak dan mengatakan bahwa Gym selama ini telah belajar dengan keras.

Tiba-tiba muncul sosok berwarna pirang dari bawah meja Kaya. Pleng menduga Kaya memelihara seekor anjing tapi saat berbalik, ternyata sosok pria berambut pirang gimbal bernama Owen melambaikan tangan sambil menyapa Pleng. Pleng terhenyak kaget. Kaya mengakhiri pembicaraan setelah mengkritik Pleng yang tidak menuruti permintaannya padahal dia sudah memberikan tas bermerek yang mahal. Pleng menutup laptopnya dengan perasaan galau.

Gym menunggu Pleng di cafe biasanya, dia mendengarkan lagu dengan earphone dan menyanyi dengan suara keras, membuat pengunjung yang lain terganggu. Pleng datang dan melepaskan salah satu earphonenya. Gym bertanya apakah Pleng sudah menyampaikan pesannya dan Pleng mengiyakan. Gym tampak masih kesal mendengarnya. Pleng balik bertanya apakah Gym membawa buku dan pena karena dia akan mengajari Gym membuat pesan dalam Bahasa Inggris. 

Gym kesal karena Pleng bicara terlalu cepat sehingga dia tidak bisa mengikuti. Pleng beralasan kalau Gym harus bisa menguasai pola bahasanya agar bisa berbicara dengan Kaya. Pleng ragu dan bertanya apakah Gym benar-benar akan menyusul Kaya? Gym membuang muka dan kembali menatap Pleng sambil mengiyakan. Pleng tidak berkata apapun tapi mengeluarkan uang pemberian Gym dan mengembalikannya. Pleng berbalik pergi sambil bilang minta maaf tanpa suara diiringi dengan tatapan tajam Gym.

Pleng bersiap pulang dengan mobilnya tapi dia kaget saat melihat beberapa meter di depannya Gym juga bersiap dengan motornya. Pleng tidak tahu apa yang akan dilakukan Gym tapi dia hanya bisa menjerit sambil membunyikan klakson saat Gym bergerak ke arahnya. Pleng berteriak melindungi wajahnya saat Gym melemparkan amplop yang berisi uangnya ke mobil Pleng. Pleng shock melihat tingkah Gym yang bermanuver dengan motornya. Gym tidak sadar bahwa ada barangnya yang jatuh. Dan, Pleng menemukan sebuah buku cerita tentang Cinderella yang sudah diterjemahkan oleh Gym.

Pleng menerima telepon dari Preuk yang mengundangnya untuk datang ke pestanya dan Pleng tentu saja senang. Tapi ketika sampai di hotel tempat pesta, Pleng jadi merasa minder karena tamu undangannya umumnya orang kaya. Pleng asik makan coklat ketika Preuk menghampirinya. 

Mereka akhirnya berdansa dan wefie. Preuk mengajak Pleng melihat mobil kuno koleksinya. Ketika Preuk pergi, Pleng mencoba selfie tapi tangannya tidak sengaja mematahkan asesories mobil. Pleng panik dan mencoba menjangkau barang itu yang jatuh ke kolong mobil. 

Dengan susah payah akhirnya Pleng bisa mengambil dan meletakkan kembali di tempat asalnya tapi rasa takut masih menghantui Pleng sehingga dia buru-buru pamit. Pleng tidak sengaja meninggalkan ponselnya dan Preuk berlari mengejarnya. Pleng sangat senang malam itu dan dia mengiyakan ketika Preuk melamarnya.

Di tempat kerjanya, Gym tampak kesal saat dia mencoba membaca tulisan Bahasa Inggris yang tertera di sebuah mesin. Si gendut bertanya pada teman sekamar Gym tapi teman itu memperingatkan si gendut agar tidak macam-macam karena mood Gym sedang tidak baik. Mereka berusaha menghibur Gym tapi tampaknya usaha mereka gagal. Tiba-tiba terdengar suara operator yang menyampaikan bahwa ada tamu untuk Gym di lobi.

Gym pergi ke lobi dan melihat Pleng duduk manis sambil tersenyum melambai ke arahnya. Pleng menyerahkan buku Cinderella dan meminta Gym membacakan untuknya tapi Gym tidak mau walaupun Pleng berusaha mengajaknya bercanda. Pleng mengalah dan minta maaf. Pleng bersedia mengajari Gym Bahasa Inggris agar bisa menyusul Kaya.

Gym memperkenalkan Pleng pada teman-temannya. Mereka menyambut Pleng dengan senang dan memberikan ide kira-kira pertanyaan apa saja yang akan ditanyakan ketika wawancara kerja. Mereka melanjutkan acara makan bersama sambil belajar mengeja huruf dalam Bahasa Inggris. Pleng tampak senang bersama mereka hingga tidak bisa berhenti tertawa dan Gym juga mulai 'ramah' pada Pleng.

Gym mengantar Pleng pulang dan mampir di kedai. Pleng heran karena Gym tidak mencatat pelajarannya di buku tapi di ponsel. Pleng merasa sudah tidak ada lagi yang bisa diajarkannya pada Gym tapi Gym masih merasa kurang karena belum menguasai pola bahasa yang lebih sulit. Dia minta Pleng terus mengajarinya.

Gym mengusir anjing dengan meniup sedotan yang berisi minuman dan itu pergi. Pleng ingin menirunya tapi semburannya malah mengenai mata Gym sehingga membuat pandangan matanya kabur. Pleng terpaksa menjadi penunjuk jalan bagi Gym yang berpegangan pada tali tasnya. Pleng berjalan cukup cepat hingga Gym kerepotan, ketika menyeberang jalan, pegangan Gym terlepas dan dia berdiri di tengah jalan sambil berteriak. Pleng menolek dan panik karena sebentar lagi lampu lalin berwarna hijau. Pleng berlari dan meraih tangan Gym. Mereka berjalan sambil bergandengan tangan.

Pleng mulai serius membantu Gym. Dia bahkan meluangkan waktu membuatkan Gym kamus mini tentang kata-kata yang berhubungan dengan pekerjaan Gym.

Paginya, Pleng pergi berkencan dengan Preuk. Preuk mengajak Pleng melihat perahu miliknya. Mungkin seharusnya Pleng mengenakan sepatu tipis tapi dia malah mengenakan sepatu berhak tinggi dan akhirnya hak sepatunya nyangkut. Ketika dia berusaha menariknya, hak sepatunya malah lepas dan Pleng hanya bisa tersenyum miris.

Mereka akhirnya berlayar menggunakan perahu miliknya. Pleng senang menikmati suasananya. Preuk menghampiri Pleng dan ingin mengatakan sesuatu yang penting. Pleng bersiap mendengarkan sambil memandang lautan tapi yang ada malah Preuk menyanyi sambil memegang tangannya. Pleng merasa aneh saat mengamati Preuk dan dia pura-pura memejamkan mata saat Preuk mengakhiri lagunya. Preuk bilang mencintai dan ingin melamar Pleng tapi Pleng merasa belum siap karena baru saling mengenal. Preuk tidak perduli karena dia tidak ingin membuang waktu dan Pleng hanya bisa tersenyum panik.

Preuk datang ke tempat kursus dan ngobrol dengan Tui. Tui tersipu karena bisa ngobrol dengan Preuk, pria tampan nan kaya tapi Preuk langsung berbalik saat melihat kedatangan Pleng karena dia membawa banyak hadiah untuk Pleng. Tui kesal melihat ulah Preuk, semula dia mengira Preuk akan memberinya hadiah tapi ternyata semuanya untuk Pleng.

Pleng duduk di kursi dalam kelas, sedangkan di depannya berjajar sepatu dengan berbagai ukuran. Preuk ingin mengganti sepatu Pleng yang rusak tapi dia tidak tahu ukuran kaki Pleng sehingga dia membawa beberapa pasang sepatu dan Pleng mencobanya satu per satu. AKhirnya mereka menemukan ukuran yang cocok. Pleng agak risih saat Preuk mengatakan bahwa mencari ukuran sepatu untuk Pleng bukan masalah besar untuknya, dia bahkan bisa membuatnya sendiri. Pleng hanya bisa mendelik kaget dan terpaksa tersenyum.

Pleng melepaskan sepatunya dan bertanya mengapa Preuk menginginkannya memakai sepatu pemberiannya. Preuk kaget dan balik bertanya apakah sepatunya tidak nyaman? Pleng hanya mengangguk. Pleng menguatkan hatinya dan berkata bahwa dirinya tidak bisa ikut datang ke pesta bersama Preuk karena dia tidak bisa menari dan takut merusak suasana. Preuk hanya tersenyum dan menjawab bahwa mereka harus menulis takdir mereka sendiri. Preuk bertanya apakah Pleng akan datang ke pesta? Pleng terpaksa setuju.

Pleng sedang di sasana tinju bersama Gym. Pleng mengikuti kegiatan Gym agar bisa melatihnya lancar berbahasa Inggris. Awalnya berjalan lancar tapi yang terjadi malah Pleng memukuli Gym dengan gemas. Gym bertanya apakah Pleng sudah puas memukulinya tapi Pleng bilang belum. Tapi Pleng menolak bercerita saat Gym bertanya apa yang terjadi. Gym hanya bisa mengeluh kalau Pleng wanita yang aneh. Gym keluar arena sambil berjalan sempoyongan dan Pleng hanya bisa tersenyum, puas.

Pleng bertemu dengan Gym di cafe dan Gym beralasan ingin beli kopi. Pleng merasa aneh dan mengintip ke dalam cafe. Suasana cafe sepi tanpa pengunjung, tapi penuh dengan balon. Pleng kaget saat melihat Preuk yang tersenyum dengan sebuket besar mawar merah. Pleng kian kaget saat Gym ikut mengintip dan bertanya apa Pleng mengenal pria itu. Pleng langsung bersembunyi dan menarik Gym agar ikut bersembunyi. Pleng tidak ingin Preuk melihatnya. Gym penasaran dan bertanya tapi Pleng memotong omongannya dan pergi begitu saja.

Akhirnya Pleng memilih bersama Gym dan mengajarinya cara menghadapi interview di lobi apartemennya. Saat mereka sedang asik ngobrol, Gym mengatakan sesuatu sehingga Pleng menoleh. Pleng melihat Preuk ada di halaman lobi, baru turun dari mobil. Pleng panik dan bersembunyi. Pleng bertanya apakah Preuk sudah pergi? Gym menjawab kalau Preuk akan masuk dan Gym balik bertanya mengapa Pleng takut bertemu dengannya? Pleng menjawab dengan masih panik kalau Preuk selalu menganggunya untuk berkencan. Gym malah heran dan bertanya mengapa Pleng tidak menolaknya saja?

Pleng terpaksa menyambut Preuk. Preuk senang dan menunjukkan balon besar yang mewakili cinta sejatinya dan Pleng terpaksa mengucapkan terima kasih. Preuk menunjukkan makanan yang dibawanya dan mengajak makan bersama. Preuk berniat masuk tapi Pleng melarangnya. Preuk beralasan kalau dirinya sudah lapar makanya dia ingin makan bersama Pleng. Gym muncul dan bersikap seolah tidak suka melihat kedatangan Preuk. 

Pleng kaget dan tidak tahu harus berbuat apa, dia takut Preuk salah paham. Preuk bingung dan Gym mengatakan bahwa dirinya dan Pleng sedang membicarakan sesuatu yang penting. Preuk melihat ke arah Pleng tapi Pleng hanya menggeleng dan tidak mengatakan sesuatu. Seolah mendapatkan ide bagus, Gym maju dan sengaja membisikkan sesuatu pada Preuk, setelah itu Gym mengajak Pleng masuk. Pleng ikut masuk tanpa menoleh membuat Preuk kecewa dan melepaskan balonnya.

Di lift, Pleng merasa bersalah pada Preuk. Dia takut kalau tindakan Gym akan membuat Preuk bunuh diri tapi Gym meyakinkan bahwa Preuk tidak akan berani melakukannya. Pleng masih heran dan bertanya apa sebenarnya yang Gym katakan pada Preuk. Dengan santai Gym menjawab, dia mengatakan pada Preuk kalau Pleng sedang hamil. Pleng kaget dan mengomel karena takut reputasinya akan hancur tapi Gym hanya cuek. Setelah sampai di lantai apartemen Pleng, dia langsung pamit.

Pleng mengajak Gym pergi ke pesta. Pleng mengenakan gaun putih gading yang cantik dengan sepatu pemberian Preuk. Dia menuju cafe sambil menelpon Gym, Gym langsung terpesona ketika melihat Pleng masuk ke dalam cafe. Pleng mengomel karena Gym belum siap dan Pleng kian sebal ketika Gym akan ke pesta dengan menggunakan seragam kerjanya.

Akhirnya Pleng dan Gym pergi ke pesta dengan baju yang serasi, Gym mengenakan setelan tuxedo membuatnya kelihatan gagah. Pleng membetulkan dasinya ketika seorang tamu tidak sengaja menabrak Gym. Pria tua itu minta maaf dalam Bahasa Inggris tapi Gym hanya diam dan terpaksa Pleng yang menyahuti pria tua itu.

Pleng mengolok Gym yang tidak berani mempraktekkan kemampuannya dan Gym berdalih kalau dirinya terkejut. Pleng mengatakan kalau Gym ingin menguasai sebuah bahasa maka Gym harus menggunakannya, kalau perlu setiap hari. Pleng menyarankan agar Gym berbicara dalam Bahasa Inggris 3 jam setiap hari. Setelah berkata seperti itu, Pleng berjalan mendahului Gym. Gym kesal dan bertanya mengapa Pleng tidak menusuknya dengan pisau saja dan Pleng menoleh sambil mengatakan itu patut dicoba.

Mereka akhirnya berpisah, Pleng mencari kesenangan sendiri sementara Gym bersembunyi di balik rak buku sambil meneguhkan niat untuk mempraktekkan kemampuan bahasanya. Dia melihat para tamu asing berjalan silih berganti. Gym memilih seorang wanita berambut kuning dan pria hitam berambut gimbal sebagai sasaran. Dia mencoba menyapa dan mengajak bicara tapi yang terjadi malah kacau dan Gym buru-buru pamit meninggalkan si pria hitam yang mengomel dengan teman wanitanya.

Gym frustrasi dan duduk sambil menonton tari India. Seorang bocah laki-laki berdiri di bangku tempat Gym duduk. Gym berusaha mendekati dan menyapanya. Gym mencoba mengerti apa yang dijelaskan bocah itu tentang orangtuanya. Bocah itu senang melihat tariannya, dia turun dari bangku dan memamerkan kemampuan menarinya pada Gym. Seorang teman Pleng tidak sengaja melihat Gym menari bersama bocah dan menunjukkannya pada Pleng. Pleng kaget melihatnya tapi tidak berani menegurnya.

Pleng menghampiri Gym yang sedang melamun sendirian sambil menenteng sepatunya yang bermasalah. Gym menoleh dan mengatakan kalau dirinya sebenarnya tidak suka keramaian. Pleng minta tolong Gym agar mau memegang sepatunya karena dirinya masih ada keperluan. Gym mengintip Pleng yang sedang membantu tamu asing yang ingin tahu gerakan tari India. Gym tersenyum saat melihat Pleng malu karena bertelanjang kaki, untung saja gaunnya panjang menyapu lantai.

Pleng menghampiri Gym dan menyindir halus kalau Gym sudah mulai menikmati pestanya. Gym bahkan berniat menerjemahkan sebuah lagu yang dinyanyikan oleh sebuah band yang tampil live di pesta itu. Pleng membantu mengoreksinya. Mereka terbawa suasana lagu yang romantis dan Gym menyerahkan kembali sepatu Pleng yang sudah dicopot kedua haknya hingga kini menjadi sepatu rata.

Gym mengantarkan Pleng hingga ke tempat parkir mobilnya dan melepaskan helmnya. Mereka saling tatap dalam keheningan tapi ketika Gym hendak menciumnya, Pleng buru-buru pamit dan bersembunyi dalam mobilnya. Pleng meninggalkan Gym yang masih terpaku di dekat motornya.

Gym pulang dengan lesu dan dia jadi sensitif saat teman sekamarnya bertanya. Gym kian sebal saat temannya mengkritiknya saat belajar menggunakan kamus elektronik. Gym pergi dan menelpon Pleng, dia minta dibuatkan CV dan Pleng menyetujuinya. Gym datang ke apartemen Pleng dan Pleng langsung membuatkannya. Gym melihat tumpukan buku teknik mesin, dia tidak menyangka Pleng benar-benar serius membantunya. 

Tiba-tiba muncul pesan dari Kaya yang ingin melakukan video call. Pleng meminta Gym duduk di seberangnya dan tidak berkata apapun. Gym menurut dan Pleng mulai ngobrol dengan Kaya. Kaya berubah pikiran dan tidak keberatan bila Gym menyusulnya karena Owen, pacarnya sedang pergi selama 3 bulan dan mereka menjalani hubungan secara terbuka sehingga Kaya bisa bertemu dengan siapapun yang dia suka. Pleng tanya bagaimana nasib Gym bila Owen sudah kembali? Kaya heran dan balik bertanya mengapa Pleng kelihatan khawatir? Pleng hanya menjawab kalau dirinya penasaran. Kaya mendekatkan wajahnya ke layar dan dia berseru kaget dan menduga kalau Pleng menyukai Gym dan mereka telah bercinta. Pleng merasa tidak enak membicarakan seseorang padahal orang itu duduk tepat dihadapannya dan memandanginya dengan tajam. Kaya memperingatkan Pleng karena akan patah hati.

Pleng menutup laptopnya sementara Gym masih terus memandanginya dan bertanya apa semua yang didengarnya itu benar? Pleng mengiyakan. Gym mengakui kalau dia mengerti pertanyaan Kaya tentang apakah Pleng menyukainya. Pleng menantang tapi Gym malah mengatakan kalau Pleng tidak seharusnya menyukai pria seperti dirinya. Pleng kembali mengiyakan dan berpikir kalau itu mungkin hanya perasaan sesaat saja. Pleng menyerahkan selembar CV dan cincinnya karena Pleng tidak mau merusak misi awal Gym yaitu menemui Kaya.

Gym menunggu panggilan interview sambil menghafal dan tangannya mempermainkan cincinnya. Di tempat lain, Pleng memulai kelasnya dengan sesi pidato satu menit. Pleng mengambil kertas dalam kotak dan menulisnya di papan, temanya tentang dongeng. Pleng memulai ceritanya tentang gadis yang bermimpi menjadi putri. Di dunia nyata seorang pangeran mungkin bukan pria yang tampan tapi berdebu dan pembuat sepatu tapi itu bukan kesalahan pangerannya. Pada akhirnya mungkin saja pangeran itu tidak menginginkan putri. Sebuah cerita tidak harus berakhir bahagia tapi itu tetap sebuah cerita.

Preuk duduk bersama Pleng di bangku, Preuk memuji cerita Pleng. Preuk bertanya apakah itu cerita pribadi, Pleng mengelak dan mengatakan mungkin mirip tapi Pleng meralat dan mengatakan hanya cerita saja. Preuk bertanya bagaimana dengan kata hati Pleng sendiri? Apakah Pleng rela? Pleng hanya menjawab kalau dirinya pasti bisa. Preuk mendukung Pleng dan seharusnya Pleng tidak boleh sedih.

Pleng pulang ke rumah dan dia menangis sendiri. Sepertinya dia tidak rela Gym lulus dan menyusul Kaya tapi dia tidak berdaya. Pleng mengambil ponselnya dan menulis sms yang isinya nama pendiri perusahaan untuk Gym. Dan Pleng kembali menangis. Gym buru-buru keluar kantor untuk melihat nama pendiri perusahaan setelah membaca sms dari Pleng.

Gym menjalani tes wawancaranya dengan tersendat-sendat tapi berakhir dengan lancar. Ketika berjalan keluar ruangan, Gym tampak tidak terlalu puas. Dia malah membayangkan saat menghabiskan waktu bersama Pleng. Tiba-tiba salah satu penguji menghentikan Gym dan bertanya tentang nama pendiri perusahaannya.

Pleng menyerahkan tas pemberian Kaya pada Tui membuat Tui keheranan. Pleng menuju cafe, matanya nanar mencari Gym tapi pria itu tidak ada. Seorang pegawai cafe mengenali Pleng dan menyerahkan sesuatu. Pleng mendengarkan pesan suara Gym. Gym mengabarkan kalau dirinya mendapat formulir ke Amerika dan semua itu karena bantuan Pleng. Gym ingat saat terakhir wawancara, Gym sengaja menyebut nama Doraemon ketika seorang penguji bertanya tentang nama pendiri perusahaan.

Gym mengakui kalau dirinya mungkin melewatkan hal penting tapi dia tidak menyesalinya. Di saat Pleng mendengarkan pesan itu, Gym datang dan masuk ke cafe. Gym melihat Pleng sedang mendengarkan pesannya dan mencopot salah satu earphone-nya. Pleng mendongak dan melihat Gym duduk di depannya.

Gym membuat pengakuan bahwa di cafe ini mereka pertama kali bertemu dan di sini pula Pleng mengajarinya Bahasa Inggris. Gym meminta Pleng agar mau menjadi pacarnya tapi Pleng hanya bisa menangis membuat Gym sedikit malu. Gym membisikkan sesuatu di telinga Pleng sehingga mereka akhirnya tertawa bersama.

Adegan favoritku :

Aku paling suka saat melihat Pleng memukuli Gym ketika berlatih di sasana tinju. Pleng yang kesal dengan Preuk tapi tidak bisa menolaknya, rasa kesal dan marah Pleng akhirnya dilampiaskan kepada Gym yang saat itu sedang mengajarinya tinju. Pleng semangat memukul ketika Gym tak bisa menjawab pertanyaannya.

Kadang, saat merasa stress, kita enggan bercerita pada siapapun dan lebih memilih untuk melampiaskannya pada sesuatu, entah makan berlebihan (ngemil) atau seperti yang dilakukan Pleng, memukuli Gym tanpa ampun hingga rasa galaunya hilang.

Hikmah yang bisa diambil dari film ini :

Cinta memang aneh tapi nyata, semula saling membenci tapi pada akhirnya malah saling menyukai hingga melupakan hal yang semula dianggap penting. Gym berniat belajar Bahasa Inggris demi menyusul Kaya tapi Gym malah berubah pikiran dan lebih memilih bersama Pleng. Pleng, guru Bahasa Inggris yang tertarik membantu Kaya demi sebuah tas bermerek idamannya tapi akhirnya malah menyerahkan tas itu pada temannya karena Pleng baru menyadari kalau dirinya jatuh cinta pada Gym.

Komentarku :

Inti dari film ini adalah keinginan yang kuat untuk mencapai suatu tujuan akan membuat seseorang mampu melakukan apapun. Tapi kadang tujuan itu akan berubah arah seiring dengan berjalannya waktu.

Contohnya, Gym dan Pleng. Keduanya tidak saling mengenal dan belum pernah bertemu sebelumnya tapi mereka terpaksa bertemu karena campur tangan seseorang, yaitu Kaya (pacar Gym dan mantan murid Pleng). Semula, keduanya saling mengejek dan meremehkan tapi seiring berjalannya waktu, timbul rasa suka diantara mereka.  

Ada beberapa scene yang lucu saat Gym bertemu dengan bule. Rasa canggung dan malu adalah hal wajar bila mencoba mempraktekkan bahasa asing kepada penutur aslinya, takut salah atau yang lainnya dan hal itu pasti dialami oleh siapapun yang baru pertama kali belajar bahasa asing.

Saat di toko buku, seorang bule bertanya tentang sesuatu tapi bukannya menjawab, Gym malah bingung dan panik apalagi bule itu kelihatan ngotot seperti mau marah. Padahal bule itu cuma pengen tahu cara menuju restoran pilihannya bukan mau mengajak berantem tapi Gym malah kabur. Di kesempatan lain, seorang bule tidak sengaja menabrak Gym dan minta maaf tapi Gym hanya diam. Bukannya Gym sombong tapi sekali lagi, dia takut salah ngomong makanya Gym hanya bengong dan Pleng terpaksa menyahuti permintaan maaf bule itu.

Akibat terus dikompori Pleng, Gym memberanikan diri menyapa sepasang bule tapi yang ada malah Bahasa Inggrisnya amburadul, semula niatnya ingin menyapa tapi malah kedengaran seperti orang gila yang sombong. Hal itu membuat Gym salting dan kabur, sementara si bule jadi mengomel karena tidak tahu bahwa Gym kebingungan dan tak tahu harus ngomong apa.

Film ini memang mudah ditebak endingnya tapi tetap saja, jalan ceritanya menarik dan tidak membosankan, cuma ada beberapa scene yang kurasa tidak penting yaitu ketika Gym bersama teman kosnya yang sedang berusaha "membunuh" cicak. Mungkin memang itu ciri khas Film Thailand kali ya? Kalau ga diselipin scene jorok ya pasti ada cast warianya. 

Review Film Menarik Lainnya

0 comments:

Post a Comment