Saturday, December 8, 2018

The Beast and The Beauty ~Film Korea~

Aku ingin membahas tentang film Korea bergenre komedi romantis yang berjudul The Beast and The Beauty. Film ini dirilis pada tanggal 27 Oktober 2005. Film ini mengisahkan tentang seorang pria berwajah biasa saja yang tak sengaja dekat dengan gadis cantik tapi buta, saking tak percaya dirinya, pria itu menggambarkan orang lain sebagai dirinya. Masalah muncul saat si gadis mendapat kesempatan untuk melihat lagi, si pria berusaha sekuat tenaga untuk menghindari gadis pujaannya tapi akhirnya cinta membawanya kembali pada gadis itu.


Para pemain :

Ryoo Seung Bum sebagai Koo Dong Gun.    
Shin Min A sebagai Jang Hae Joo.    
Kim Kang Woo sebagai Tak Jun Ha.
Ahn Kil Kang sebagai Choi Do Shik.    
Ahn Sang Tae sebagai Jung Suk.    
Yun Jong Shin sebagai dokter bedah plastik.

Sinopsis lengkap :

Dong Gun adalah seorang pria berwajah pas-pasan yang bekerja sebagai pengisi suara. Saat sedang bekerja, dia tak dapat berkonsentrasi sehingga membuat rekan kerja dan bosnya menjadi kesal. Dong Gun segera minta maaf dan akhirnya mampu menyelesaikan pekerjaannya. Sahabat Dong Gun yang bernama Jung Suk bertanya mengapa Dong Gun tak konsen dan Dong Gun mengaku kalau dirinya sedang pusing masalah pacarnya yang sebentar lagi bisa melihat. Jung Suk tak menduga bahwa Dong Gun bisa berpacaran dengan Hae Joo.

Suatu hari, Dong Gun tidak sengaja bertemu dengan gadis cantik yang buta akibat kecelakaan, dialah Hae Joo. Saat itu Hae Joo sedang berdiri di halte taksi dan mobil Dong Gun berhenti tepat di depan Hae Joo, gadis itu mengira bahwa Dong Gun adalah sopir taksi. Dong Gun kaget melihat Hae Joo yang tiba-tiba masuk ke dalam mobilnya tapi akhirnya Dong Gun tidak keberatan mengantarkan Hae Joo pulang setelah mengetahui bahwa gadis itu buta. Sejak itu Dong Gun sengaja menunggu Hae Joo di dekat halte taksi, dengan senang hati dia mengantarkan kemanapun Hae Joo pergi. 

Suatu malam, Dong Gun baru sadar kalau ternyata ponsel Hae Joo tertinggal di mobilnya, dia segera mengembalikannya dan mentraktir Hae Joo makan malam. Ketika hendak berpisah, tiba-tiba Dong Gun jongkok dan memperbaiki tali sepatu Hae Joo. Dong Gun mengatakan bahwa sangat berbahaya bila tali sepatu Hae Joo tidak diikat dengan rapat. 

Hae Joo tersentuh dengan perhatian Dong Gun dan ingin meraba wajah Dong Gun tapi Dong Gun menolak, membuat Hae Joo kaget. Untuk mengurangi rasa bersalahnya, Dong Gun mencoba untuk menggambarkan wajahnya pada Hae Joo. Bukannya menggambarkan dirinya sendiri, Dong Gun malah menggambarkan wajah orang lain, yaitu 'Jun Ha' kepada Hae Joo. Yang ada di benak Dong Gun adalah Jun Ha adalah sosok pria yang tampan dan cocok untuk imajinasi Hae Joo.

Jung Suk tak mengerti mengapa Dong Gun menggambarkan dirinya sebagai Jun Ha bukan dirinya sendiri. Dong Gun tak punya rasa percaya diri, dirinya bisa menjadi apapun bagi Hae Joo asal gadis itu masih buta artinya tak melihat fisiknya. Hal itulah yang kini membuat Dong Gun stress. Di satu sisi, dia bahagia karena sebentar lagi Hae Joo bisa melihat tapi di sisi lain, dia tak ingin Hae Joo melihat fisiknya. Dong Gun tak ingin membuat Hae Joo kecewa.

Operasi Hae Joo berjalan lancar dan saat perbannya dibuka, dia bisa melihat kedua orangtua dan saudaranya. Ketika Hae Joo bertanya tentang Dong Gun, tidak ada seorangpun yang tahu dan pernah melihat wajahnya. Mereka menghibur bahwa Dong Gun pasti sangat tampan dan sebentar lagi akan datang menjenguknya. Padahal saat itu Dong Gun juga berada di kamar Hae Joo dan bersembunyi dalam gelap. Ketika dia hendak pergi, Hae Joo memanggilnya dan terpaksa Dong Gun berbalik dan dengan suaranya yang sengaja dibuat aneh, dia menyapa Hae Joo hingga membuat semua orang kaget. 

Tapi Hae Joo malah bertanya siapa dirinya, Dong Gun terpaksa berbohong dan mengaku kalau dirinya adalah 'Jung Suk', temannya Dong Gun. Dong Gun langsung kabur setelah menyerahkan buketnya, dia stres sendiri di dalam mobil dan kian galau ketika ponselnya berbunyi. Ternyata Hae Joo yang meneleponnya, Dong Gun pura-pura tak mendengar, dia membuat suara yang berisik dan langsung menutup teleponnya. Dong Gun bingung dan ingin bunuh diri dengan menjerat lehernya dengan dasi tapi niat itu diurungkannya.

Dong Gun tidak bisa konsentrasi kerja dan Jung Suk kembali menghiburnya. Dong Gun kesal, mengapa semua orang melihatnya seperti monster padahal Jung Suk mengatakan dirinya tampan. Dong Gun cerita kalau operasi Hae Joo sukses tapi gadis itu tidak mengenalinya karena sejak awal dirinya tidak jujur pada Hae Joo tentang sosoknya. 

Jung Suk menyarankan agar Dong Gun menelepon Hae Joo dan menjelaskan semuanya kalau terlambat pasti Hae Joo akan direbut oleh orang lain. Dong Gun menelepon Hae Joo dan bertanya apakah Hae Joo suka dengan bunganya, bagaimana kesannya tentang 'Jung Suk' tapi Hae Joo malah menjawab kalau 'Jung Suk' itu aneh, semua keluarganya takut melihatnya. Dong Gun kecewa dan pura-pura sinyalnya jelek lalu menutup teleponnya.

Dong Gun bertekad untuk operasi plastik agar lebih tampan tapi dokter mengeluh karena tidak ada yang salah dengan wajah Dong Gun. Dokter hanya menyarankan agar Dong Gun menghilangkan bekas luka di dekat alisnya saja. Dong Gun tak yakin hal itu akan membuat wajahnya lebih baik tapi dokter meyakinkan. Butuh waktu 2 minggu untuk operasi dan pemulihannya, Dong Gun akhirnya setuju. Dong Gun mengacuhkan semua telepon dan pesan Hae Joo hingga membuat gadis itu kesal. 

Setelah beberapa hari di rumah sakit, Hae Joo diizinkan pulang. Ibu menjemputnya dan saat ibu memanggil suaminya yang menunggu di mobil, hae joo buru-buru masuk taksi dan pergi ke apartemen Dong Gun. Hae Joo tidak bisa mengenali tempatnya saat melihat dengan matanya lalu Hae Joo sengaja memejamkan matanya dan berjalan pelan sambil mengingat jalan menuju apartemen Dong Gun.

Hae Joo masuk ke dalam apartemen Dong Gun dan ketika dia sedang menatap fotonya, tiba-tiba Dong Gun keluar dari kamar mandi sambil mengomel. Dia sangat kaget melihat Hae Joo di tempatnya, dia berusaha kabur tapi Hae Joo mengenalinya sebagai Jung Suk dan bertanya kemana perginya Dong Gun. 'Jung Suk' palsu mengatakan kalau Dong Gun sedang pergi ke Hawaii. Hae Joo sedih dan pergi sambil membawa foto dirinya.

Besoknya, Dong Gun sengaja menyelipkan sebuah kartu pos ke dalam kotak pos yang ada di depan rumah Hae Joo. Hae Joo sangat senang mendapat kartu pos bergambar pantai di Hawaii tapi dia tidak bisa membaca tulisannya dan meminta adiknya untuk membacakannya. Di tempat lain, Dong Gun sedang sibuk dengan berbagai macam kartu pos bergambar suasana Hawaii, dia berencana untuk rutin mengirimkan kartu pos itu agar bisa menghibur Hae Joo. Dong Gun memberi waktu 2 minggu kepada Hae Joo untuk mulai belajar menulis agar bisa membalas suratnya. 

Hae Joo pergi ke club 'Swing' dan disambut gembira oleh teman-temannya, dia mulai bekerja kembali tapi saat duduk di depan piano, dia sedikit bingung dan salah menekan tuts piano. Hae Joo memejamkan matanya dan jarinya mulai lincah dan lancar bermain piano mengiringi suara lembut penyanyinya. 

Saat pulang, Hae Joo sengaja mengulurkan tangan dan berharap agar Dong Gun datang memegang tangannya tapi tidak ada siapapun di sekitarnya. Hae Joo menengadah dan membaca nama clubnya dengan lancar. Hae Joo berteriak bahwa kini dirinya sudah bisa membaca dan dia ingin Dong Gun segera kembali. Tiba-tiba Hae Joo melihat 'Dong Gun' alias Jun Ha berdiri di seberang jalan sambil melambaikan tangan.

Hae Joo kegirangan dan berlari ke arahnya. Di belakang Hae Joo ada 3 pria yang juga berlari ke arah Jun Ha. Hae Joo langsung duduk di samping Jun Ha sambil mengomel dan memeluknya. Sedangkan ketiga pria tadi duduk di jok belakang sambil menatap heran ke arah Hae Joo dan Jun Ha. Jun Ha sendiri kaget melihat Hae Joo yang sok akrab dengannya. 

Rupanya Jun Ha ini seorang polisi, dia dan ketiga temannya sedang mengejar mobil penjahat. Jun Ha berhasil melumpuhkan penjahat. Hae Joo yang masih bingung akhirnya ikut ke dalam mobil polisi karena tidak tahu jalan pulang. Sepanjang perjalanan, Hae Joo terus saja mencuri pandang kepada seorang penjahat bertubuh subur dan gundul yang duduk di sebelah Jun Ha. Hae Joo penasaran dengan tato si gundul karena dirinya belum belajar huruf Cina sehingga dia bertanya pada Jun Ha. Jun Ha yang duduk diantara mereka hanya bisa diam terpesona saat Hae Joo mengusap keringat di wajah si gundul.

Jun Ha mengantar Hae Joo hingga sampai depan rumahnya. Hae Joo berterima kasih dan dia menjawab kalau ini bukan pertama kalinya dirinya salah masuk mobil orang. Ketika Hae Joo ingin masuk, Jun Ha menghentikannya karena tali sepatunya lepas. Hae Joo merasa de javu ketika Jun Ha membantu mengencangkan tali sepatunya. Dia ingin meraba rambut Jun Ha tapi Hae Joo mengurungkan niatnya saat Jun Ha menengadah dan memandangnya.


Jun Ha bertanya apakah dirinya mirip dengan pacar Hae Joo sehingga Hae Joo terus saja memandanginya. Hae Joo kesal menjawab kalau pacarnya belum meninggal dan dia berteriak ketika tanpa sengaja kepala Jun Ha tersangkut di gaunnya. Teriakan Hae Joo membuat ibu dan adiknya keluar, Jun Ha yang gugup langsung berpamitan. Ibu dan adiknya bertanya apakah itu Dong Gun, dengan kesal Hae Joo menjawab bukan dan masuk ke dalam rumah.

Dong Gun berharap cemas saat dokter dibantu susternya berniat membuka perban operasinya dan mereka kaget karena ternyata operasinya tidak berhasil, bekas lukanya memang sudah hilang tapi kini alisnya juga hilang alias menjadi gundul. Dokter shock dan langsung menutupnya dengan plester, berpesan agar tidak dibuka sebelum waktunya. Dong Gun kelihatannya senang dengan janji dokter, dia tak membantah dan langsung pergi. Dokter dan suster langsung lemas ketika Dong Gun sudah pergi.

Hae Joo sedang membuka kotak pos di depan rumahnya dan dia kecewa karena tak ada kartu pos yang datang. Tiba-tiba Jun Ha muncul dan 'menculik' Hae Joo. Hae Joo menolak karena dia tak merasa melakukan kesalahan tapi Jun Ha memaksa dan akhirnya mereka pergi dengan menggunakan mobil polisi. Tak jauh dari rumah Hae Joo, Dong Gun kesal karena melihat Jun Ha 'menculik' Hae Joo.

Ternyata Jun Ha mengajak Hae Joo nonton film tapi Hae Joo kesal dengan ulah Jun Ha, Hae Joo yang membawa popcorn tapi Jun Ha yang memakannya. Hae Joo berniat pulang dan Jun Ha melarangnya tapi Hae Joo bersikeras karena dia tak ingin bersama Jun Ha. Di deretan kursi paling belakang, Dong Gun kesal dan mengomel, dia kaget karena pria yang duduk di sebelahnya juga kelihatan kesal dengan Jun Ha.

Jun Ha mengajak Hae Joo makan tapi dia tak berselera dan berniat pergi sambil menyodorkan piringnya tapi Jun Ha menolak. Jun Ha berjanji akan mengantarkan Hae Joo pulang bila Hae Joo menghabiskan makanannya. Hae Joo terpaksa makan dengan cepat tapi Jun Ha malah memberikan bagiannya pada Hae Joo juga. Jun Ha penasaran dan kembali bertanya tentang pacarnya. Hae Joo menegaskan bahwa pacarnya masih hidup dan sehat, pacarnya kini ada di Hawaii dan akan segera kembali. 

Jun mengatakan bahwa dia bersedia menjadi pacar pengganti tapi Hae Joo menolak. Hae Joo minta Jun Ha bekerja saja sebagai polisi yang baik. Jun Ha heran dan menegaskan bahwa Hae Joo tahu kalau dirinya berhasil menangkap geng The Dragon. Pria yang sejak tadi mengikuti mereka menjadi kaget dan tak segaja merobek koran yang dibawanya. Dong Gun melihat kejadian itu dan kembali marah, dia kaget karena kembali bertemu dengan pria yang sama dan ternyata mereka duduk bersebelahan. 

Mereka kembali bertemu di dekat rumah Hae Joo ketika mengintip Jun Ha yang mengantarkan Hae Joo pulang. Rupanya pria itu bernama Do Shik anggota ke-17 geng The Dragon, dia dendam pada Jun Ha karena telah menangkap teman-temannya. Do Shik bertanya tentang Dong Gun tapi rupanya Dong Gun agak ngeri dengan Do Shik sehingga dia tak terlalu menanggapinya. Mereka terus mengintip dan setelah Hae Joo masuk rumah, Do Shik mengajak Dong Gun untuk menyerang Jun Ha.  

Do Shik sengaja mendorong tubuh Dong Gun sementara dia sendiri bersembunyi setelah meneriaki Jun Ha. Jun Ha menoleh dan menatap Dong Gun dengan ekspresi heran. Dong Gun kaget dan pura-pura senam di depan rumah Hae Joo. Semula Jun Ha tak mengenali Dong Gun tapi akhirnya Jun Ha bisa mengingatnya, dia bahkan memeluk Dong Gun dengan erat karena sudah lama tidak bertemu. Jun Ha dan Dong Gun dulu adalah teman satu sekolah dan saling mengenal tapi sebenarnya Dong Gun sangat iri dengan Jun Ha yang tampan dan populer di kalangan para gadis.

Dong Gun hanya bisa menyesali dirinya mengapa dulu dia menggambarkan sosok Jun Ha pada Hae Joo dan kini mereka menjadi dekat dengan sendirinya. Saat Dong Gun pusing, Do Shik muncul dan bersimpati dengan apa yang dialaminya. Do Shik mengajak bekerjasama karena memiliki musuh yang sama yaitu Jun Ha. Dong Gun enggan menanggapinya dan berusaha kabur, dia beruntung karena ada taksi yang lewat. Dong Gun segera masuk taksi dan meninggalkan Do Shik yang kecewa karena ditinggal.

Hae Joo melihat kotak surat dan dia senang mendapat kartu pos dari Dong Gun. Dong Gun mengingatkan bahwa di Hawaii tak ada mau memiliki pacar seorang polisi karena di Hawaii semua orangnya baik sehingga tak butuh polisi. Hanya orang bodoh yang mau menjadi polisi, polisi memiliki citra yang buruk karena suka menentukan hukum sendiri. Ungkapan ini seolah ingin menyindir Jun Ha dan meminta agar Hae Joo tak mendekati Jun Ha lagi. Hae Joo manggut-manggut setelah membaca kartu pos dari Dong Gun.

Di kantornya, Jun Ha memandangi si gundul yang duduk dengan tangan diborgol dengan sorot iri karena si gundul memiliki saputangan milik Hae Joo. Jun Ha kesal karena si gundul tak mau memberikan saputangan yang kini menghiasi lehernya padahal Jun Ha ingin memilikinya. Jun Ha berusaha merebutnya hingga si gundul berteriak ketakutan. Teman Jun Ha muncul dan berusaha melerai mereka.

Hae Joo berdiri di halte taksi dan Jun Ha datang dengan menggunakan mobil patroli, dia meminta Hae Joo untuk ikut tapi gadis itu menolak dan mengatakan bahwa ternyata benar kalau citra polisi memang buruk persis seperti yang diceritakan pacarnya dari Hawaii. Jun Ha tak mengerti dan mengejar Hae Joo yang berjalan cepat, Jun Ha berniat mengajak Hae Joo jalan-jalan dengan mobil polisi. 

Hae Joo kesal dan berniat lapor polisi tapi Jun Ha mengatakan bahwa dia bekerja di kantor polisi. Haee Joo kian kesal dan berteriak agar orang berdatangan. Jun Ha sedih dan pamit pergi dengan langkah gontai. Hae Joo mengeluh sambil menengadah ke arah pesawat yang melaju, dia berharap Dong Gun segera pulang.

Di rumah sakit, dokter membuka plester Dong Gun. Baik dokter dan para suster kaget melihat alis Dong Gun yang masih gundul. Dong Gun heran melihat ekspresi mereka tapi dokter berusaha menenangkan dan mengatakan bahwa itu wajar terjadi. Dong Gun penasaran dan minta cermin, dia kaget, kecewa dan sedih melihat wajahnya yang kian aneh. Pitaknya memang hilang tapi alisnya juga ikut hilang. Dokter menghiburnya bahwa hanya butuh seminggu lagi dan alis Dong Gun akan kembali tebal seperti semula. 

Dong Gun sengaja mengirimkan kartu pos dan mengabarkan kalau dirinya butuh seminggu lagi untuk pulang karena masih sibuk. Hae Joo sedih dan langsung membalasnya bahwa dirinya tak keberatan karena sudah resiko pekerjaan tapi dia benar-benar kangen denga Dong Gun.

Hae Joo berjalan-jalan untuk mengingat kenangan saat bersama Dong Gun. Dia menyesal mengapa tidak memiliki selembar fotopun saat bersama Dong Gun. Hae Joo pergi ke galeri lukisan, dia tiba di tempat favoritnya yaitu lukisan tentang pantai di Hawaii. Tapi yang ada malah bingkai kosong berwarna hitam, dia heran dan bertanya kepada salah satu pegawai yang lewat. Pegawai itu bilang kalau galeri itu tidak memiliki koleksi lukisan tentang Hawaii.  

Malam itu hujan deras dan Hae Joo mengulurkan tangannya agar bisa merasakan air hujan di tangannya, tiba-tiba Jun Ha datang dan mengenggam tangannya sambil memayunginya. Hae Joo kesal dan menangis. Tidak jauh dari tempat itu Dong Gun juga tampak kesal, Do Shik yang berdiri di sebelahnya malah mengompori Dong Gun, dia menyodorkan pisau dan kapak agar Dong Gun bisa membunuh Jun Ha tapi Dong Gun tidak mau. 

Jun Ha mengantarkan Hae Joo pulang dengan naik taksi. Jun Ha menyodorkan saputangan untuk mengeringkan wajah Hae Joo yang terkena percikan air hujan. Hae Joo kaget melihat saputangannya dan dengan gaya sok pahlawan, Jun Ha mengakui kalau sangat sulit meminta saputangan itu dari si gundul. Hae Joo marah dan ganti mengomeli Jun Ha karena dia sudah memberikan saputangan itu pada si gundul tapi mengapa Jun Ha malah memintanya kembali.

Jun Ha berdalih bahwa Hae Joo salah orang, seharusnya dialah yang patut mendapat rasa simpati karena dia telah bekerja keras untuk menangkap penjahat. Jun Ha merajuk sambil menunjukkan lengannya yang sakit. Hae Joo hanya diam sambil membentangkan saputangannya dan membalut lengan Jun Ha dengan saputangan miliknya.

Dong Gun menunggu sambil mencoba menyalakan rokok tapi dia langsung bersembunyi ketika melihat Jun Ha dan Hae Joo. Hae Joo berterima kasih karena diantar dengan selamat oleh Jun Ha tapi dia tak ingin merepotkan sehingga menolak ketika Jun Ha berniat menjemputnya lagi besok. Jun Ha mengeluh bahwa mengejar cinta Hae Joo ternyata lebih sulit daripada mengejar penjahat.

Dong Gun masih mengintip dan dia kaget saat melihat Do Shik datang dengan membawa troli berisi batu-batu besar, dia ingin meluncurkan troli itu agar menabrak Jun Ha. Dong Gun tak setuju karena itu sama saja dengan pembunuhan bukan kecelakaan. Dong Gun mengusir Do Shik dengan alasan dirinya sudah pusing sambil mengambil batu dan meletakkannya di tanah tapi Do Shik mengambilnya kembali.  

Do Shik mengintip dan kembali memanasi bahwa tampaknya mereka akan berciuman. Dong Gun tampaknya mulai tersulut rasa cemburunya, bila semula dia berusaha mengeluarkan batu dari troli kini dia malah mengambil apapun yang ada di dekatnya dan dimasukkan ke dalam troli. Dong Gun penasaran dan melihat ke arah Hae Joo dan Jun Ha, hatinya panas dan tak rela bila Hae Joo jatuh dalam pesona Jun Ha. 

Dengan rasa marah dan kesal, Dong Gun mengangkat Do Shik dan mendudukkannya dalam troli. Dong Gun mengatakan bahwa seharusnya Do Shik yang membunuh Jun Ha sambil mendorong troli itu sekuat tenaga dengan harapan agar troli itu menabrak Jun Ha. Do Shik hanya bisa berdoa sambil berpegangan erat pada troli. Harapan mereka sia-sia karena troli hampir menabrak Hae Joo dan di saat yang genting, Jun Ha menyelamatkan Hae Joo.

Hae Joo memang selamat karena Jun Ha membantunya tapi Hae Joo kembali berteriak saat melihat bagian tubuhnya yang dipegang Jun Ha. Mereka sama-sama kaget tapi yang terjadi justru diluar dugaan, mereka tak sengaja berciuman. Hae Joo panik dan bergegas masuk dalam rumah. Jun Ha tak bisa berkata apapun tapi dia tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya saat Hae Joo sudah masuk dalam rumahnya. Sementara itu, Dong Gun kian stress karena usahanya malah membuat mereka berciuman.


Dong Gun merasa bersalah pada Do Shik makanya dia merawat Do Shik di rumahnya. Dong Gun minta maaf tapi Do Shik bisa memakluminya dengan mengatakan bahwa hal itu bisa terjadi karena Dong Gun lemah. Dong Gun minta agar Do Shik melupakan soal balas dendam tapi Do Shik kembali memanasinya bahwa Dong Gun harus berusaha agar Jun Ha tak mendapatkan Hae Joo, caranya dengan melenyapkan Jun Ha. Dong Gun marah dan mengomeli Do Shik agar tak membahas masalah itu lagi.


Dong Gun kepikiran dan memutuskan memata-matai Jun Ha baik di club atau di rumah agar Jun Ha tak bisa bertemu Hae Joo. Dong Gun pura-pura senang bertemu Jun Ha dan mengajaknya pergi entah dengan alasan ingin makan atau minum, tujuannya jelas agar Jun Ha tak bertemu Hae Joo. Awalnya Jun Ha senang bisa bertemu dan ngobrol bersama Dong Gun tapi akhirnya dia kesal karena Dong Gun selalu muncul saat dirinya ingin bertemu Hae Joo.


Kesabaran Jun Ha sudah habis saat Dong Gun tanpa ragu memeluknya dengan erat seperti lem agar mau minum bersamanya. Mereka akhirnya minum sampai mabuk. Untung saja Dong Gun masih ingat jalan pulang dan dia tertidur di lantai apartemennya. Dong Gun terbangun menjelang sore karena kehausan dan minum hingga bersendawa. Tanpa sadar matanya melihat ke arah jam yang menunjukkan jam 3 lebih dan Dong Gun terbelalak, dia segera berganti baju dan berlari kencang menuju suatu tempat.


Rupanya Dong Gun masih belum lelah menghalagi Jun Ha untuk bertemu dengan Hae Joo, kali ini tujuannya adalah ke club. Baik Dong Gun dan Jun Ha sama-sama berlari sekuat tenaga agar bisa sampai duluan. Kali ini keberuntungan berpihak pada Jun Ha, dia berhasil sampai duluan ke club dan Dong Gun hanya bisa kesal sambil rebahan dan menggerakkan kedua kakinya seperti anak kecil yang kehilangan mainan di depan pintu masuk club.


Jun Ha masuk club dengan terengah-engah sambil meminta air pada pelayan tapi dia senang bisa mengalahkan Dong Gun. Jun Ha  mengedarkan pandangan mencari tempat duduk dan dia melihat Hae Joo yang sedang memainkan piano. Jun Ha merasa heran karena Hae Joo bermain sambil memejamkan matanya. Jun Ha berusaha menarik perhatian Hae Joo dengan memanggil namanya tapi Hae Joo tak mendengarnya. 


Jun Ha mencoba melambaikan tangan sambil kembali memanggil tapi Hae Joo tetap memejamkan matanya. Tindakan Jun Ha yang terus melambaikan tangan membuat si penyanyi salah paham, wanita itu mengira Jun Ha memanggilnya. Si penyanyi melepaskan mikrofonnya dan berjalan menuju Jun Ha sambil terus bernyanyi.


Jun Ha kaget saat si penyanyi berhenti didekatnya sambil menyodorkan mikrofon agar Jun Ha ikut bernyanyi. Semula Jun Ha enggan dan menolak tapi akhirnya malah mereka saling berebut karena Jun Ha ingin menyanyi untuk Hae Joo. Kejadian itu membuat beberapa penonton kesal dan si penyanyi berusaha tersenyum sambil merebut kembali mikrofonnya tapi Jun Ha kukuh ingin menyanyi sendiri.


Hae Joo yang semula bermain sambil memejamkan mata menjadi kesal saat melihat Jun Ha. Dia sengaja memainkan sebuah lagu tapi ternyata Jun Ha tahu lagu itu dan ikut menyanyi. Di sisi lain, Do Shik melihat kejadian itu sambil menelepon Dong Gun. Do Shik sengaja memanasi dan memintanya segera datang. Do Shik kaget saat Dong Gun sudah ada didekatnya sambil menutup teleponnya. Dong Gun kesal dan hanya bisa meremas rambutnya sendiri karena stress. 


Jun Ha kian percaya diri dan berjalan menghampiri Hae Joo yang mengiringinya dengan permainan piano. Dong Gun kian stress melihat keduanya begitu mesra di panggung, Jun Ha menyanyi sambil menatap Hae Joo sementara Hae Joo bermain piano sambil sesekali tersenyum ke arah Jun Ha yang hampir jatuh.


Do Shik kasihan melihat Dong Gun yang frustrasi, dia menyodorkan botol kosong dan menyarankan agar Dong Gun memukul kepala Jun Ha sementara Do Shik berinisiatif mematikan lampu agar aksi mereka tak ketahuan. Dong Gun yang dibakar rasa cemburu mau saja melakukannya. Saat lampu sudah padam, Dong Gun melakukan rencananya. Dia memang berhasil memukul seseorang tapi bukan Jun Ha tapi Hae Joo. Saat lampu kembali menyala, Jun Ha masih memegang mikrofonnya sementara dibelakangnya, Hae Joo berjalan dengan sempoyongan dan akhirnya jatuh pingsan.


Dong Gun memandangi Hae Joo yang terbaring dengan kepala diperban. Ada rasa bersalah dihatinya saat melihat wanita pujaannya pingsan akibat ulahnya. Dong Gun kaget dan menjauh saat Hae Joo membuka matanya. Hae Joo mengerjap-ngerjapkan matanya karena pandangannya agak kabur, dia seolah melihat Dong Gun. Dong Gun menjauh sambil menutupi alisnya saat mendengar Hae Joo memanggil namanya. Hae Joo mengulurkan tangannya dan Dong Gun mendekat dengan masih menutupi alisnya sambil menyambut uluran tangan Hae Joo tapi Dong Gun buru-buru melepaskan tangannya saat mendengar suara seseorang yang mendekat.


Dong Gun bingung akan bersembunyi dimana, semula dia ingin masuk kolong tempat tidur tapi takut ketahuan. Akhirnya Dong Gun memutuskan bersembunyi di ruangan sebelah yang hanya ditutupi tirai. Pasien sebelah adalah wanita yang sedang menggunakan masker oksigen. Wanita itu langsung mendelik dan nafasnya memburu karena kaget ada pria asing yang menindih tubuhnya.

Jun Ha datang dan melihat Hae Joo mengulurkan tangan, dia segera menyambutnya dan meminta Hae Joo untuk beristirahat. Hae Joo menurut, dia memejamkan mata tapi airmata menetes disudut matanya. Hae Joo sedih karena sempat merasa melihat Dong Gun tapi yang muncul malah Jun Ha. Mereka berdua tak tahu bahwa di ruangan sebelah, Dong Gun panik karena wanita yang tidak sengaja ditindihnya mendapat serangan jantung. 


Hae Joo terbangun dan melihat Jun Ha tertidur di sisi tempat tidur. Hae Joo memberanikan diri untuk menyentuh rambut Jun Ha tapi Hae Joo kaget saat Jun Ha memegang dan mencium tangannya. Hae Joo menarik tangannya dan dia malu saat Jun Ha menatapnya. Hae Joo ragu dan mengatakan kalau Jun ha adalah orang yang baik berbeda dengan polisi yang ada di Hawaii. Jun Ha masih bingung ketika Hae Joo kembali berbaring membelakangi Jun Ha sambil menutupi wajahnya dengan selimut.


Dong Gun sedang bermain peran dengan menggunakan boneka puteri cantik dengan pria monster. Do Shik yang baru datang membeli makanan menjadi heran melihat ulah Dong Gun. Saat Dong Gun masih asyik dengan mimpinya, Do Shik muncul menyodorkan makanan. Dong Gun kesal dan mengomel karena Do Shik mengacaukan imajinasinya. Do Shik menyarankan agar Dong Gun makan dulu tapi Dong Gun malah pergi. 


Dong Gun kembali ke dokter yang mengoperasinya tapi dokter tidak bisa lagi membantunya karena ini kasus langka. Dong Gun kembali kesal dan marah karena sekarang dia lebih aneh dari sebelumnya, dia kini hanya memiliki sebelah alis. Dokter mencoba menenangkannya tapi Dong Gun tak bisa diam, dia menendang kursi dan berteriak frustrasi sambil meremas rambutnya.


Do Shik membantunya membuat alis palsu yang tebal seperti alisnya sinchan tapi saat bercermin, Dong Gun tidak suka dan dia merasa aneh. Do Shik bertanya apakah Dong Gun lebih suka warna yang agak coklat tapi Dong Gun menggeleng. Dong Gun memilih menggunakan plester untuk menutup alisnya yang kini gundul.


Dong Gun bersama Do Shik berdiri di halaman rumah sakit. Dong Gun hendak mengirimi Hae Joo kartu pos tapi masih bingung harus menggunakan alasan apa lagi. Saat sedang bingung, Do Shik menunjukkan Hae Joo yang berjalan bersama Jun Ha di halaman rumah sakit. Mereka melihat Hae Joo dan Jun Ha berjalan menuju sebuah kursi panjang dan duduk bersisian.


Jun Ha bertanya apakah pacar Hae Joo benar masih hidup dan seperti apa orangnya. Hae Joo menjawab kalau pacarnya itu pengisi suara monster. Jun Ha mencoba menghibur Hae Joo dengan menirukan suara monster tapi mungkin karena bukan bidang yang dikuasai maka usaha Jun Ha malah terdengar aneh. Semula Hae Joo tertawa tapi akhirnya malah menangis. Jun Ha bingung dan berusaha menghiburnya.


Do Shik kembali memanasi Dong Gun dengan mengatakan bahwa kini mereka kian mesra. Do Shik masih terus mengompori padahal Dong Gun sudah pergi dengan langkah gontai. Dia menyelipkan kartu pos ke dalam kotak pos dan berjalan seperti orang linglung bahkan Dong Gun hanya diam saat hampir tertabrak mobil.


Hae Joo masuk ke kamar ketika ponselnya berbunyi dan ibunya yang menerima, beberapa saat kemudian menyerahkannya kepada Hae Joo. Hae Joo kembali menangis saat mengenali suara Dong Gun, dia curhat kalau sekarang ada di rumah sakit karena ada orang aneh yang memukulnya dengan botol saat bekerja di club. Dong Gun mencoba menguatkan hati agar tidak terpengaruh oleh cerita Hae Joo. 


Do Shik berjalan dan tak sengaja melihat Dong Gun sedang menelepon di boks telepon umum. Do Shik sempat mendengar bahwa Dong Gun betah tinggal di Hawaii karena banyak wanita cantik nan seksi, Do Shik sengaja membentangkan kedua tangannya seolah dirinya adalah burung seksi yang terbang dan menggodanya. Dong Gun merasa terganggu dan takut ketahuan makanya dia sengaja mengusir Do Shik.


Dong Gun sengaja mengatakan bahwa sebaiknya Hae Joo tidak menunggunya karena dirinya tidak ingin pulang dan berencana menikah dengan gadis di Hawaii. Dong Gun bosan setia pada satu wanita saja, dia meminta agar Hae Joo mencari pria lain saja, contohnya polisi juga tak apa. Dong Gun menyarankan agar Hae Joo berbulan madu ke Hawaii dan langsung menutup teleponnya. Dong Gun terduduk lemas dan Do Shik merasa prihatin dengan nasib cintanya.

Hae Joo yang semula duduk manis sambil menangis menjadi kesal dan marah saat Dong Gun memintanya mencari pacar lain seolah ingin 'membuangnya' dengan mudah. Hae Joo berdiri di atas kasur dan membentak ponselnya seolah sedang memarahi Dong Gun. Ibu mencoba menenangkannya dan memintanya turun. Hae Joo terus mengomel, dia bersikeras ingin menyusul Dong Gun ke Hawaii sambil berjalan keluar kamarnya. Ibu terus membuntutinya dan membujuknya kembali ke kamar.


Dong Gun pergi menemui Jun Ha dan dia melambaikan tangan melihat Jun Ha yang kebingungan mencarinya. Mereka duduk di bangku sambil ngobrol, Jun Ha mengira Dong Gun akan mengajaknya makan atau minum tapi Dong Gun malah bertanya tentang perkembangan hubungan Jun Ha dengan Hae Joo. Jun Ha mengeluh kalau susah mengejar Hae Joo padahal dia benar-benar menyukainya. Jun Ha menambahkan bahwa dia tak yakin bisa bersaing dengan pacarnya Hae Joo. Dong Gun tersenyum tipis dan menyemangati Jun Ha.


Jun Ha heran dengan perubahan sikap Dong Gun. Biasanya Dong Gun selalu berusaha keras menghalanginya untuk bertemu Hae Joo tapi kini malah menasihati dan meyakinkan bahwa dirinya yang terbaik untuk Hae Joo. Jun Ha kali ini serius ingin mentraktir tapi Dong Gun menolak dengan alasan dirinya akan pergi. Dong Gun menyarankan agar Jun Ha pergi menemui Hae Joo saja.


Jung Suk heran melihat Dong Gun yang berencana ingin kembali ke Hawaii padahal baru pulang beberapa hari yang lalu. Rupanya selama cuti Dong Gun sengaja berbohong pada Jung suk dengan mengatakan kalau pergi ke Hawaii padahal dia tetap di Seoul dan menjalani operasi plastik tapi gagal. Dong Gun tak bisa menjawab ketika Jung Suk bertanya mengapa harus kembali ke Hawaii secepat itu.


Seorang teman memanggil Jung Suk dan mengatakan kalau ada yang mencarinya di lobi. Di lobi Hae Joo agak bingung karena baru pertama kali datang ke kantor Dong Gun. Hae Joo mengedarkan pandangan dan dia tertarik melihat deretan kan kartu pos yang ada di sudut lobi. Hae Joo berjalan dan dia tak menyadari bahwa pria yang berjalan di depannya adalah Dong Gun yang berjalan sambil menunduk dan mengenakan topi yang menutupi wajahnya. Hae Joo mengambil beberapa kartu pos yang bertema Hawaii karena sama seperti yang dikirimkan Dong Gun kepadanya dan dia merasa aneh. 


Saat Hae Joo sibuk berpikir, Jung Suk datang dan menyapanya. Hae Joo kembali merasa heran karena wajah Jung Suk berbeda dari yang diingatnya. Jung Suk tentu saja senang ada wanita cantik yang mencarinya walaupun dia tak mengenal Hae Joo karena memang belum pernah bertemu. Hae Joo terduduk lemas, ingatanya mulai tertuju pada Dong Gun, pria aneh yang menemuinya di rumah sakit dan beberapa kejadian yang membuatnya merasa aneh. Hae Joo kini mulai menyadari bahwa pria aneh itu adalah Dong Gun yang sebenarnya.


Dong Gun sudah berada di bandara dan sedang check-in tapi petugasnya malah menatap Dong Gun dengan curiga. Sementara itu, Hae Joo juga tiba di bandara, dia memaksa ingin masuk tapi petugas melarangnya karena tidak punya paspor. Akhirnya Hae Joo ditahan dan diinterogasi, dia duduk bersebelahan dengan Dong Gun yang juga ditahan karena foto di paspor berbeda dengan wajahnya. Dong Gun kesal, dia mengaku sebagai warga yang baik sehingga tak mungkin akan berbuat jahat seperti menggunakan identitas palsu. Petuas tetap tak percaya dan Dong Gun kian kesal. Hae Joo hanya diam tapi sangat tertarik untuk menguping.

Dong Gun habis kesabaran dan minta petugas memeriksa no identitasnya, dia berteriak kalau namanya adalah Koo Dong Gun. Dia tidak sengaja menoleh ke arah Hae Joo yang tertarik mendengar pertengkarannya dengan petugas. Wajah Dong Gun langsung pucat saat melihat Hae Joo dan berbalik tapi masih mencuri pandang ke arah Hae Joo. Dong Gun pura-pura kaget melihat Hae Joo tapi Hae Joo terus menatapnya hingga membuat Dong Gun salah tingkah. 

Hae Joo sengaja mengulurkan tangannya dan Dong Gun spontan menyambutnya, hal itu membuat Hae Joo marah. Dong Gun sengaja menutupi wajahnya dengan kerah jaketnya dan sebelah tangannya. Hae Joo kian marah saat melihat Dong Gun duduk membelakanginya, Hae Joo juga menutupi wajahnya dengan sebelah tangan dan meluapkan kekesalannya pada Dong Gun. 


Dong Gun hanya diam sambil menunduk, dia berbalik dan beralasan bahwa Hae Joo salah orang karena namanya adalah Jung Suk bukan Dong Gun tapi dia langsung menyahut saat petugas memanggil dan memintanya untuk cap jari. Hae Joo terus saja memperhatikan Dong Gun yang masih berusaha berkelit.

Dong Gun dan Hae Joo duduk di bangku, Dong Gun tak berani menatap Hae Joo justru Hae Joo yang terus memandanginya dengan rasa penasaran. Hae Joo menggeser duduknya mendekati Dong Gun dan pria itu menunduk saat Hae Joo mengambil tangannya. Hae Joo masih mengamati tangan itu saat Dong Gun menarik tangannya. Hal itu membuat Hae Joo sakit hati karena merasa diabaikan dan ditipu. 

Jun Ha datang ke bandara dan menghampiri Hae Joo yang sedang duduk  sendirian. Jun Ha bertanya apa yang terjadi sehingga Hae Joo berurusan dengan petugas bandara. Dong Gun kaget melihat Jun Ha, dia mencoba menyembunyikan wajahnya di balik koper miliknya.  Tingkah Dong Gun itu membuat Jun Ha penasaran dan dia kaget melihat Dong Gun di bandara.


Jun Ha yang tidak tahu kalau Dong Gun dan Hae Joo saling kenal, malah memperkenalkan mereka. Jun Ha mengatakan pada Hae Joo kalau Dong Gun ini teman sekolahnya dan baru bertemu lagi 2 minggu yang lalu. Jun Ha berbisik pada Dong Gun dan mengatakan bahwa Hae Joo adalah gadis cantik yang disukainya. Dong Gun menyapa Hae Joo dan mengatakan bahwa Jun Ha orang baik yang akan membuat Hae Joo bahagia kemudian Dong Gun buru-buru pergi.

Hae Joo hilang kesabaran dan mengejar Dong Gun sambil memukulnya hingga Dong Gun jatuh, Hae Joo mengomel sambil memukulinya dengan gemas. Dong Gun hanya bisa pasrah tanpa berani melawan atau bersuara. Beberapa petugas dan Jun Ha berusaha menarik Hae Joo tapi gadis itu terus mengomel dan akhirnya Jun Ha tahu bahwa Dong Gun adalah pacar yang ditunggu oleh Hae Joo.  

Hae Joo menangis dan mengusirnya, dia tak ingin bertemu dengan Dong Gun lagi. Hae Joo pergi meninggalkan Dong Gun yang tertunduk lemas. Sebelum Hae Joo menjauh, dia mendengar Dong Gun memanggil namanya. Hae Joo berhenti saat Dong Gun mengucapkan selamat ulangtahun untuknya. Hae Joo kian sedih dan kembali melanjutkan langkahnya. 


Jun Ha masih kaget karena selama ini dirinya hanya sebagai orang luar dalam hubungan percintaan Hae Joo dan Dong Gun. Jun Ha memutuskan untuk mengejar Hae Joo setelah memegang bahu Dong Gun untuk menunjukkan rasa simpati.

Hari terus berganti, malam itu Jun Ha mengantarkan Hae Joo. Do Shik yang bersembunyi sengaja menganggu Jun Ha. Hae Joo langsung masuk rumah menginggalkan Jun Ha yang kesal dengan penganggunya. Jun Ha berlari mengejar Do Shik tapi dia tidak menemukannya, saat berbalik Jun Ha melihat Hae Joo yang keluar lagi untuk memeriksa kotak posnya. Hae Joo masuk kembali dengan lemas karena tidak mendapati kartu pos untuknya. Jun Ha menghela nafas dan pergi, sementara itu di atas tembok, Do Shik bernafas lega karena tidak ketahuan Jun Ha.

Paginya, Jun Ha sengaja datang lebih awal dan membuka kotak surat di rumah Hae Joo tapi dia tidak mendapati apapun. Jun Ha kaget saat melihat tukang pos yang berdiri di belakangnya sambil menatapnya tajam. Jun Ha menerima setumpuk surat tapi dia lebih tertarik membaca kartu pos dari Dong Gun untuk Hae Joo. 

Hae Joo keluar rumah dan dia heran melihat Jun Ha di depan rumahnya tapi dia lebih memilih melihat kotak suratnya tapi tak ada apapun. Jun Ha kaget saat Hae Joo menyapanya dan dia langsung menyembunyikan tumpukan surat itu dibalik punggungnya. Hae Joo bertanya apa yang Jun Ha lakukan di depan rumahnya, apakah tukang pos sudah datang? 


Hae Joo penasaran tapi Jun Ha bersikeras tak menyembunyikan apapun karena dirinya polisi yang baik sambil menunjukkan tangannya satu per satu. Hae Joo kesal dan pergi, Jun Ha mengejarnya sambil memberikan beberapa surat tagihan. Hae Joo masih kesal dan tak perduli saat Jun Ha ingin mengantarnya.

Jun Ha berhasil menyembunyikan setumpuk surat dari Hae Joo untuk Dong Gun yang dikembalikan oleh kantor pos karena alamatnya tidak jelas di dalam mobilnya. Saat di kantor, Jun Ha membaca beberapa surat dan dia menjadi stress juga marah. Si gundul yang duduk dengan tangan diborgol menjadi takut saat Jun Ha ingin menjungkirkan meja kerjanya. Beberapa teman Jun Ha muncul dan berusaha menghalanginya merusak properti kantor.

Hae Joo galau sambil tiduran di kamarnya, matanya memandangi bingkai fotonya yang dia ambil dari apartemen Dong Gun, dia kesal melihat wajahnya sendiri yang tersenyum tapi saat melihat ada jari di bahunya, Hae Joo penasaran dan membuka bingkainya. Ternyata fotonya dilipat dan sebenarnya Hae Joo berfoto dengan Dong Gun tapi Dong Gun sengaja menutupi wajahnya, dibalik foto itu tertulis si cantik Hae Joo dan si buruk rupa Dong Gun.

Jun Ha mengantarkan Hae Joo pulang, dia bertanya apakah semua baik-baik saja? Jun Ha menunjuk ke arah sepatu Hae Joo yang kini berganti menggunakan sepatu biasa tanpa tali dan Hae Joo hanya tersenyum tipis. Jun Ha ikut sedih melihat Hae Joo yang menjadi pendiam dan tak bersemangat. Jun Ha ingin membantunya tapi tak ada ide yang muncul di kepalanya.

Di kantornya, Jun Ha bingung melihat surat-surat Hae Joo yang berserakan di meja kerjanya. Dia telah membaca sebagian surat itu dan Jun Ha memutuskan untuk mengirimnya pada Dong Gun yang kini benar-benar pergi ke Hawaii untuk bersembunyi dan menyepi. Dong Gun sedih saat menerima surat dari Jun Ha yang isinya tulisan pertama Hae Joo untuknya yaitu "Dong Gun, aku mencintaimu". Sejak itu, Jun Ha rutin mengirimkan surat Hae Joo untuk Dong Gun. 

Hingga suatu saat Jun Ha mengirim kartu pos untuknya dan mengatakan kalau dirinya sudah tidak tahan lagi. Jun Ha ingin memutuskan Hae Joo karena kini Hae Joo kembali buta. Hal itu membuat Dong Gun marah dan langsung pulang untuk mendatangi kantor Jun Ha. Semula beberapa teman Jun Ha menghalanginya tapi Jun Ha meminta mereka untuk melepaskan Dong Gun. 

Dong Gun mendekati Jun Ha sambil menunjukkan kartu pos, dia bertanya apakah yang tertulis dalam kartu pos itu benar dan tidak bohong. Jun Ha mengiyakan bahwa semuanya benar, kini Hae Joo menjadi buta kembali. Dong Gun mulai kesal karena di saat Hae Joo kembali buta, bukannya mendukung tapi Jun Ha malah memutuskannya. 

Dengan wajah tanpa dosa, Jun Ha beralasan kalau dia tidak sanggup memiliki pacar yang buta, itu tidak baik bagi karirnya dan dia tidak mau repot mengurus Hae Joo. Dong Gun keluar dari kantor Jun Ha sambil terus mengomel tapi Dong Gun datang lagi dan kembali mengomeli Jun Ha, dia menumpahkan kekesalannya dengan menendang tempat payung.

Malamnya Dong Gun pergi ke club dan menunggu hingga semuanya pulang. Dia mendekati Hae Joo tapi karena merasa gugup akhirnya Dong Gun terjatuh dan hal itu membuat Hae Joo menoleh. Dong Gun kaget tapi memberanikan diri untuk mendekati Hae Joo. Hae Joo hanya diam seolah tidak melihat Dong Gun. Saat Dong Gun menunduk karena rasa bersalah, Hae Joo mengedarkan pandangan dan melihat Jun Ha yang tersenyum sambil memberikan kode, hal itu membuat Hae Joo senang.

Hae Joo mulai berakting kalau dirinya tidak mengenal Dong Gun dan mendorongnya hingga jatuh. Dong Gun berusaha menjelaskan dirinya tapi Hae Joo menolak dan menepiskan tangan Dong Gun yang ingin menyentuhnya. Dong Gun putus asa dan kemudian beranjak pergi, Hae Joo kesal melihat Dong Gun yang mudah menyerah padahal dia hanya ingin dibujuk dan dirayu. 

Hae Joo berteriak pura-pura matanya sakit, Dong Gun langsung menghampiri tapi Hae Joo kembali menepis tangan Dong Gun. Dong Gun berusaha mengingatkan kalau dirinya adalah Dong Gun pacar Hae Joo tapi Hae Joo berkelit kalau pacarnya meninggalkannya dan pergi Hawaii. Dong Gun bingung bagaimana cara menjelaskannya tapi dia mengaku kalau tak punya niat untuk meninggalkan Hae Joo.

Dong Gun terus mencoba mengambil hati Hae Joo dengan menggunakan suara monster yang disukai Hae Joo. Jun Ha yang melihat mereka dari kejauhan jadi mengerti bagaimana cara membuat suara monster yang bagus. Hae Joo berbalik dan kembali mengusir Dong Gun, dia tak ingin sakit hati lagi. Dong Gun berjanji tak akan mengulangi kesalahan yang sama, dia beralasan bahwa Jun Ha mungkin pria yang pas untuk Hae Joo. 

Dong Gun merasa kalau dirinya tak pantas untuk Hae Joo, dia mengaku kalau sempat operasi plastik tapi hasilnya tak memuaskan. Dong Gun kaget saat Hae Joo meraba wajahnya dan bertanya tentang bekas lukanya. Dong Gun agak kaget dan mengatakan kalau luka itu didapatnya saat masih kecil. Dong Gun memberanikan diri bertanya apakah Hae Joo bisa melihatnya?

Hae Joo tersenyum dan memeluk Dong Gun sambil mengacak-acak rambutnya. Hae Joo lega dan mengatakan hal yang paling ingin dikatakannya pada Dong Gun yaitu "Aku merindukanmu". Dong Gun terharu. Hae Joo mengatakan bahwa dirinya ingin dioperasi karena ingin bisa melihat semuanya tentang Dong Gun. Dia tak mungkin berhenti mencintainya setelah tahu wajah Dong Gun. Dong Gun hanya diam saat Hae Joo membelai wajahnya dengan lembut dan mengatakan bahwa dirinya mencintai Dong Gun apa adanya.

Dong Gun masih tak percaya dengan apa yang didengarnya dan dia bertanya apakah Hae Joo tak keberatan dengan wajahnya yang biasa saja? Hae Joo tersenyum dan memujinya bahwa Dong Gun adalah moster yang terlucu baginya. Hae Joo mencium dahi Dong Gun dengan lembut dan dia senang melihat Dong Gun yang hanya terpana. Hae Joo kembali mencium bibir Dong Gun dan memeluknya dengan hangat. Jun Ha menjadi saksi bahwa kini keduanya telah berbaikan.

Jun Ha keluar dengan langkah lesu, dia senang akhirnya Dong Gun bisa akur dengan Hae Joo tapi dia sedih karena dirinya kembali jomblo. Jun Ha menengadah saat Do Shik muncul. Tiba-tiba Do Shik menusuk Jun Ha tapi yang digunakan adalah pisau mainan. Jun Ha yang merasa ditusuk menjadi kaget dan pasrah tapi ternyata hanya pisau mainan. Do Shik mengatakan kalau dirinya memaafkan Jun Ha tapi sebagai balasannya, Jun Ha harus mengembalikan Hae Joo pada Dong Gun.

Do Shik lega karena dia sudah berusaha membantu Dong Gun dengan cara yang benar tapi dia kaget saat Jun Ha memanggilnya. Do Shik kesal karena Jun Ha juga tahu bahwa tindakannya hanya bohongan. Do Shik berlari dan Jun Ha mengejarnya.

Adegan favoritku :


Aku paling suka saat melihat Dong Gun menempel terus seperti perangko kepada Jun Ha, merajuk seperti anak kecil dan cenderung memaksa agar dituruti kemauannya. Jelas sekali Dong Gun punya niat terselubung agar Jun Ha tidak bisa bertemu dengan Hae Joo baik di rumahnya atau di tempat kerjanya. Tapi ketika akhirnya Jun Ha bisa lolos dan masuk ke dalam club. Dong Gun malah ngambek dan bertingkah aneh di depan pintu masuk club persis seperti anak kecil yang kehilangan mainannya.

Hikmah yang bisa diambil dari film ini :

Jangan pernah meremehkan orang yang memiliki kekurangan fisik karena biasanya mereka lebih peka dan memiliki kelebihan yang tak dimiliki oleh orang normal. Dalam film ini, Hae Joo adalah gadis cantik tapi buta. Tanpa sengaja dia bertemu dengan Dong Gun dan akhirnya mereka saling 'menyukai'. Saat Hae Joo berniat operasi agar bisa melihat lagi, Dong Gun menjadi kelabakan karena selama ini dirinya berbohong tentang wajahnya yang biasa saja. Dong Gun tak tahu bahwa sebenarnya Hae Joo juga tak percaya diri, walaupun dirinya cantik tapi kalau buta, siapa yang mau? kecuali seseorang yang benar-benar mencintainya sepenuh hati. Siapa orang itu? Ya Dong Gun lah...!

Ganteng atau tidaknya seseorang itu relatif, bisa saja seorang pria memiliki wajah yang biasa saja seperti Dong Gun tapi dia mempunyai nilai lebih yaitu sabar, perhatian dan pandai menghibur saat Hae Joo sedih. Contohnya saat di galeri dan melihat lukisan yang hitam polos tapi Dong Gun bisa memainkan imajinasi Hae Joo dengan mengatakan bahwa itu lukisan yang indah, pemandangan pantai di Hawaii.

Rasa minder memiliki wajah pas-pasan harus diganti dengan rasa optimis dan mengatakan dalam hati bahwa "Aku memang biasa saja tapi aku memiliki kelebihan yang tak dimiliki orang lain". Yang terpenting, cinta sejati tak pernah perduli dengan tampilan fisik seseorang. Kadang tanpa sadar kita pernah "nyinyir" melihat pasangan yang tak cocok secara fisik tapi bisa saling mencintai dan membuat orang lain menjadi iri setengah mati. 

Misalnya ada bule gantengnya selangit plus tajir bisa jatuh cinta dan menikah dengan gadis desa yang miskin, jelek juga pesek. Jujur aja deh, pasti ada saja yang berkomentar negatif. "Tuh cowok pasti dah buta kali ya? kok bisa menikah dengan gadis itu?". Mungkin iya, bule itu dah dibutakan oleh cinta sehingga dia tak perduli dengan kekurangan fisik pasangannya, yang dia lihat hanyalah kelebihannya yang bisa membuatnya jatuh cinta. Misalnya gadis itu memang jelek dan pesek tapi pandai memasak jadi pantas saja kalau bule itu jatuh cinta.

Jadi, yakinkah bahwa Tuhan memang menciptakan manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya jadi tak perlu mengeluh dan menyesali kekurangan yang dimiliki karena setiap orang memiliki kelebihan yang tak dimiliki oleh orang lain. Tergantung pada diri kita sendiri, bisa mengenali kelebihan yang dimiliki atau tidak.

Komentarku :

Film ini sangat cocok untuk menginspirasi seseorang yang kurang percaya diri terhadap lawan jenis yang disukainya. Di film ini dijelaskan bahwa tidak semua cowok tampan akan dengan mudah mendapatkan cinta dari seorang gadis yang cantik karena cinta itu dilihat dan dirasakan oleh hati dan perasaan. 

Hae Joo yang sebelumnya mengalami kebutaan, langsung mengejar Jun Ha setelah pengelihatannya kembali, bukan karena Hae Joo menyukai Jun Ha tapi semua itu gara-gara ulah Dong Gun yang merasa dirinya jelek sehingga menggambarkan dirinya segagah dan setampan Jun Ha. Setelah mengenal Jun Ha, Hae Joo tahu bahwa dia salah, dia memang mengenali wajah Jun ha berdasarkan imajinasinya tapi dia merasa asing dengan kepribadian Jun Ha yang tidak sebaik Dong Gun. 

Di sisi lain, Dong Gun juga merasa menyesal dan tidak rela bila akhirnya Hae Joo bersama Jun Ha. Dia mengerahkan segala upaya untuk menghalangi Jun Ha agar tidak bertemu Hae Joo, apalagi Do Shik yang selalu memanasinya hingga membuat Dong Gun kian kesal. Aku cukup senang saat Dong Gun mengangkat Do Shik ke troli dan mengarahkannya kepada Jun Ha tapi akibat ulahnya justu membuat Hae Joo dan Jun Ha tidak sengaja berciuman. 

Kurasa adegan inilah yang paling menarik bahkan bisa dibilang konyol dan kekanak-kanakan. Bukankah itu yang sering dilakukan oleh orang yang merasa cemburu? Melakukan apapun agar saingannya tidak bisa mendekati orang yang disukainya tapi kadang akibatnya malah membuat stres sendiri. Niatnya ingin memisahkan tapi yang ada justru malah membuat saingan kian dekat dengan orang yang disukai.

Hae Joo mulai menyadari ada hal yang tidak beres saat dia menemukan keganjilan pada Dong Gun dan orang-orang yang disekitarnya. Ketika akhirnya Hae Joo bertemu dengan Dong Gun di bandara karena keduanya sama-sama berulah dan diinterogasi oleh petugas, Hae Joo meluapkan kekesalannya pada Dong Gun tapi Dong Gun malah menghindar dan berusaha kabur, saat itulah Jun Ha baru menyadari bahwa selama ini dirinya bersaing dengan Dong Gun untuk mendapatkan cinta Hae Joo.

Kupikir, saat Jun Ha menemukan setumpuk surat cinta Hae Joo untuk Dong Gun, dia akan berbuat curang dan memusnahkan semua surat itu tapi ternyata Jun Ha membaca semuanya dan dia malah membantu Hae Joo untuk mendapatkan Dong Gun kembali. Jun Ha memang polisi idaman, jujur dan sportif, dia mengakui kalau di hati Hae Joo hanya ada Dong Gun.

Kadang untuk mendapatkan cinta sejati membutuhkan waktu dan ujian. Dong Gun dan Hae Joo sebenarnya saling mencintai tapi Dong Gun ragu apakah Hae Joo bisa menerima dirinya apa adanya. Penolakan Dong Gun membuat Hae Joo ragu apakah Dong Gun benar-benar mencintainya. Jun Ha tidak segan membantu Hae Joo untuk menguji cinta Dong Gun kepada Hae Joo.

Dong Gun yang sengaja bersembunyi di Hawaii akhirnya muncul setelah mendengar bahwa Jun Ha mencampakkan Hae Joo karena gadis itu kembali buta. Dong Gun marah dan menyumpahi Jun Ha tapi Jun Ha hanya diam. Pastinya Jun Ha tidak rela bila Hae Joo lebih memilih Dong Gun tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena cinta memang tidak bisa dipaksakan.

Ending film ini memang bisa ditebak, Dong Gun berani menyatakan suka dan menunjukkan dirinya apa adanya pada Hae Joo. Hae Joo yang sejak semula sudah menyukai Dong Gun karena kebaikan dan perhatiannya, tidak terlalu perduli saat mengetahui wajah Dong Gun tidak setampan Jun Ha. Bagi Hae Joo, Dong Gun adalah pria yang istimewa baginya.







Review Film Menarik Lainnya

0 comments:

Post a Comment