Hello Stranger adalah Film Thailand tahun 2010 bergenre komedi romantis. Film ini terinspirasi dari sebuah buku yang berjudul Two Shadow in Korea, menceritakan tentang muda mudi yang tidak sengaja bertemu ketika sedang berlibur ke Korea. Mereka memutuskan untuk bersama-sama menikmati tur keliling Korea tapi tetap menyembunyikan identitas pribadinya masing-masing.
Para pemain :
Chantavit Dhanasevi sebagai Dang
Nuengthida Sophon sebagai May
Warutaya Nilakhuha sebagai Koi
Sinopsis lengkap :
Dang adalah pria yang dikerjain oleh ketiga temannya, mereka sengaja menyekapnya dalam bagasi dan membawanya ke bandara. Sesampainya di parkiran bandara, mereka meninggalkan Dang begitu saja setelah memberikan paspor dan kunci mobilnya. Rencananya Dang akan berlibur ke Korea tapi penampilannya malah seperti orang yang akan ke pasar, mengenakan kaos oblong kuning, celana pendek dan pakai sandal jepit tanpa koper hanya membawa ransel yang tak jelas isinya. Dang bergegas menuju bandara karena rombongan turnya sudah menunggu tapi mereka tak bisa menyembunyikan tawanya melihat penampilan Dan, apalagi ada tulisan "diputusin" di dahinya Dang.
Di tempat lain, May adalah gadis yang membohongi pacarnya yang bernama Jim. May sengaja mengatakan bahwa dia pergi ke Korea dengan Miaao untuk menghadiri pernikahan Mina (teman Koreanya) padahal dia pergi sendiri. Jim tampak khawatir dan mengingatkan May tentang segala hal, hal itu membuat May agak kesal tapi dia menyabarkan diri karena dia membayangkan akan menikmati liburan solo pertamanya di Korea.
Dang dan May merupakan dua orang asing dan tidak saling kenal tapi takdir mempertemukan mereka sejak di bandara. Saat sedang naik eskalator, Dang menelepon temannya sambil mengomel ternyata di belakangnya May juga menelepon Miaao agar tidak mengatakan yang sebenarnya pada Jim. Dang menoleh karena mengira ada seseorang yang mengoloknya tapi Dang hanya melihat May yang juga sedang menelepon.
Di dalam pesawat, May kesal karena seseorang yang duduk dibelakangnya terus berulah sehingga dia tidak bisa menikmati istirahatnya dan ketika dia menoleh, May melihat Dang yang terus menendang kursinya karena dia tidak nyaman tempat duduknya sempit. Dang salah tingkah karena May masih memelototinya dan gadis kecil yang duduk disebelahnya juga terus mengawasinya. Dang pura-pura memarahi gadis kecil itu untuk menutupi kesalahannya tapi si gadis kecil malah menangis dan Dang hanya bisa kebingungan.
Ketika tiba di bandara Seoul, pilot mengingatkan tentang perbedaan waktu dan anjuran agar penumpang mengenakan jaket karena sekarang suhunya cukup dingin. Dang hanya bisa bengong saat semua orang mengenakan jaket, dia melirik ke arah gadis kecil yang sedang dibantu ibunya mengenakan jaket dan pergi. Dang mengambil selimut yang ditinggalkan gadis kecil itu. Si pemandu wisata hanya bisa tersenyum melihat ulah Dang tapi tetap mempersilahkan Dang untuk naik ke bis. Sementara itu, May keluar bandara dan menyetop taksi yang akan membawanya ke hotel murah yang sudah dipesannya.
Dang dan May menikmati liburan hari pertamanya di Korea dengan ekspresi yang berbeda. May tampak antusias mengunjungi beberapa tempat yang pernah digunakan untuk syuting drakor. Sedangkan Dang kelihatan ogah-ogahan melihat semua peserta tur yang antusias berfoto bersama poster pemeran drakor. Dang baru merasa lega setelah kembali ke hotel dan merasakan empuknya kasur hotel berbintang. Dang merasa lapar dan memutuskan makan di warung kaki lima tapi langsung shock setelah diberitahu tentang daging yang baru dimakannya, Dang akhirnya minum soju hingga mabuk.
Dang bingung jalan pulang dan akhirnya malah terkapar di depan hotel tempat May menginap. May bahagia karena turnya sangat berkesan dan berhasil memborong banyak barang. Dia kaget melihat ada orang (Dang) yang tergeletak di depan hotelnya, May berhati-hati agar tidak menganggu Dang tapi kakinya malah tersandung, untungnya Dang masih pulas tapi tampak kedinginan. May menguatkan hati dan masuk kamarnya tapi setelah mandi, dia kembali melihat keadaan Dang. May tidak tega dan menyeret Dang masuk, May bahkan meminjamkan jaketnya agar Dang tidak kedinginan.
Paginya, dua turis bule kaget melihat Dang yang tidur di tumpukan sepatu. Mereka dengan hati-hati mengambil sepatunya yang digunakan sebagai bantal dan menggantinya dengan sepatu lain. Sementara itu, di hotel Dang, seorang gelandangan berjalan di dekat bis, memutuskan untuk masuk dan duduk di belakang sambil menutupi wajahnya dengan selimut pink milik Dang. May berusaha membangunkan Dang dan Dang kaget karena dia tak tahu jalan pulang ke hotel dan bersikeras agar May mau mengantarnya.
Ternyata mereka malah salah tempat hingga akhirnya Dang benar-benar ketinggalan bis. Dang minta agar resepsionis bersedia menelepon pemandu wisata untuk menjemputnya. Pemandu wisata dan penumpang bis lainnya terkejut karena sosok di balik selimut pink bukan Dang tapi gelandangan. Resepsionis mengatakan bahwa mereka tidak bisa menjemput Dang karena sudah berada di kota lain dan akan kembali 2 hari lagi.
May merasa sudah tidak punya urusan dengan Dang, dia pamit dan menyarankan agar Dang menikmati Seoul sendiri sambil menunggu rombongannya kembali 2 hari lagi. Dang tidak tahu harus kemana sehingga dia memilih untuk mengikuti May. May kesal dan agak takut karena Dang terus mengikutinya, dia mengira Dang adalah orang jahat sehingga dia melemparkan uang pada Dang terus berlari sekencang-kencangnya. Dang terus mengejarnya hingga stasiun, May berhasil lolos karena tiket elektriknya tapi Dang tidak bisa hingga akhirnya dia ditangkap polisi. Dang terus berteriak memanggil May, May menguatkan hati untuk pergi tapi akhirnya dia kembali untuk membantu Dang.
May kesal karena Dang terus saja membuntutinya, Dang beralasan bahwa dia tidak mau salah makan lagi. Dang mengeluh kalau dirinya tidak bisa Bahasa Inggris dan ini adalah tur luar negerinya yang pertama, Dang menceritakan pengalaman makannya semalam. May tersenyum mendengarnya tapi dia tidak suka Dang mengikutinya, May menyodorkan tangannya dan Dang mengira May ingin mengajaknya salaman tapi May justru minta duitnya balik. Akhirnya May terpaksa mengizinkan Dang mengikutinya.
Dang tersenyum senang setelah ganti baju baru dan naik kereta bersama May. Dang bersikap sok akrab dan bertingkah konyol, May masih kesal dan malu melihat tingkah Dang, May berusaha mengabaikannya dengan membaca buku. Ketika ada dua penumpang yang turun, Dang dan May duduk tapi Dang terus ngomong, hal itu membuat pria yang duduk diantara mereka menjadi kesal karena tidak bisa membaca koran dengan nyaman. Pria itu mengomel dan menganjurkan agar mereka bertukar tempat.
Mereka tiba di Pulau Nami dan Dang kembali mengkritik tentang tempat ini yang jauh lebih bagus daripada tujuan rombongan turnya yang lebih memilih tempat syuting drakor, May kesal mendengarnya dan pergi. May senang melihat patung pemeran drakor dan Dang kembali mengomel bahwa banyak orang yang rela pergi jauh hanya untuk melihat tempat syuting drakor. Dang terkejut melihat May yang ternyata juga menggemari drakor, dia sengaja meledek dan May kembali kesal.
Dang terus saja meledek tentang virus drakor yang melanda setiap orang padahal drakor itu ceritanya konyol. Dang sengaja menunjuk pasangan gemuk yang mengenakan kacamata dan sweater kembar, May kesal dan mengatakan bahwa penampilan itu bukan masalah dan meminta Dang untuk melihat dirinya sendiri, toh mereka bahagia karena mengenakan barang yang sama. May membentak Dang karena terus berkomentar dan menghalanginya untuk memotret spot yang bagus.
Dang tampaknya merupakan sosok yang tak mudah marah atau sakit hati, buktinya dia tidak balik menjadi kesal karena sikap May yang jutek. Dang justru punya banyak cara untuk menghibur May, dia berpura-pura untuk menjadi pemeran pria drakor. Ulah Dang membuat May terhibur dan tak bisa menyembunyikan tawanya, para pengunjung lain juga tak kuasa menahan tawa melihat ulah Dang.
Malamnya, May mengajak Dang untuk nonton komedi silat tapi sayangnya tiket hanya tinggal satu. Dang mengalah dan meminta May untuk masuk tapi ponsel May berbunyi dan ternyata dari Jim. May menjauh untuk menerima teleponnya tapi Dang ikut mencuri dengar, Dang jadi tahu bahwa May membohongi pacarnya karena pergi sendiri padahal ngomongnya akan pergi dengan teman. May tidak mau diledekin, dia menyerahkan kameranya dan meminta Dang untuk memotret spot yang bagus. Dang melihat-lihat fotonya May dan dia jadi teringat pacarnya yang bernama Koi tapi Koi langsung menutup telepon saat mendengar suaranya.
May dan Dang makan di kedai pinggir jalan, May menceritakan keseruannya nonton pertunjukkan silatnya tapi Dang seolah tidak tertarik dan memilih untuk memotret gerakan May yang menirukan orang kesetrum, hal itu membuat May kesal dan merebut kameranya. Dang pikir kalau May kesal tapi ternyata May kembali melanjutkan ceritanya, kali ini tentang si aktor yang bisa salto sebanyak 3x. Dang mengatakan kalau dia juga bisa melakukannya, May sebal karena Dang selalu saja membantahnya. Dang berani membuktikan omongannya karena di Korea tidak ada yang mengenalnya tapi May membantahnya, Dang balik bertanya bagaimana mereka bisa saling kenal toh namanya saja tidak tahu. Mereka bebas ngomong apa saja toh tidak ada yang mengerti bahasa mereka.
Dang mencoba membuktikan omongannya, dia memanggil pemilik kedai dan mengatakan hal yang buruk tentang masakannya tapi pria tua itu malah senang dan tersenyum karena dia melihat gerakan tangan Dang bukan omongannya. Dang tertawa setelah pria tua itu pergi sambil mengucapkan terima kasih sedangkan May kelihatan jutek, dia tidak suka dengan sikap Dang tapi Dang malah balik mengatakan bahwa May juga sama saja karena sudah bohong pada pacarnya. May membela diri bahwa apa salahnya pergi berlibur sebelum datang ke acara pernikahan teman? Dang memperingatkan agar jangan sampai May ketahuan pacarnya. May sebal dan menyindir bahwa pantas saja Dang tidak punya pacar karena sikapnya menyebalkan tapi Dang membela diri bahwa dirinya punya pacar tapi sudah putus. May tertawa dan kembali menyindir bahwa pasti Dang yang diputuskan. Dang tentu saja tidak mau kalah dan balik menyindir tentang pacar May yang posesif karena selalu menelepon, May hanya bisa cemberut.
Pria pemilik kedai muncul sambil membawa potongan gurita yang sudah diberi kecap, pria itu mengatakan bahwa guritanya gratis tapi Dang protes dan tidak mau memakannya. Pria itu tidak mengerti omongan Dang dan pergi sambil tersenyum. May meledek bahwa tidak baik menolak kebaikan orang tapi Dang masih ngeri untuk memakannya. May menantang bila Dang berani memakannya maka dia akan minum soju segelas tapi Dang tidak terima, dia menantang May untuk minum sebotol dan dia akan memakan potongan guritanya. May setuju tapi Dang harus berani makan gurita utuh. Dang masih berpikir keras sementara May meledeknya dan akhirnya Dang memberanikan diri makan gurita utuh. Butuh usaha keras untuk memakannya tapi Dang berhasil memakannya dan kini giliran May untuk minum, May terpaksa minum hingga mabuk.
Paginya, May terbangun dan dia kaget melihat penampilannya yang acak-acakan. May lebih kaget saat Dang juga ada di kamar yang sama dengannya, May menuduh Dang telah memperdayainya tapi Dang memastikan bahwa dia tidak melakukan apapun karena dia punya bukti yaitu kameranya May. May melihat isi kameranya dan dia panik berusaha menghapusnya karena tidak ingin Jim sampai tahu. Tiba-tiba mereka mendengar suara ponsel dan mereka mencari sumber suara itu. Dang menemukan ponsel May dan membukanya ternyata ada banyak sekali miscall dari Jim, Dang berpikir pasti sekarang Jim sedang marah sekali. May kebingungan dan dia panik ketika mendengar ponselnya berbunyi lagi, May berusaha menenangkan diri sebelum menerimanya.
Jim langsung bertanya mengapa May tidak menerima teleponnya dan May beralasan kalau dia mengganti suara dengan nada getar jadi tidak tahu. Jim menebak kalau May pasti habis minum, May mengelak tapi pada akhirnya mengakui kalau dia minum bersama teman. Dang yang mendengarnya menjadi geli tapi May memberi isyarat agar Dang diam saja. Jim bertanya May minum dengan siapa karena kemarin dia melihat Miaao di mall, itu artinya May telah membohonginya. May berdalih bila dia jujur pasti Jim tidak akan mengizinkannya. Jim kedengaran marah, dia tidak mengerti mengapa May mau jauh-jauh pergi ke Korea untuk menghadiri pernikahan Mina. Jim meminta May untuk segera pulang tapi May keberatan. Jim mengancam bila May tidak menurut maka sebaiknya mereka putus saja. May kesal karena Jim mulai mengomel dan May jadi emosi, dia malah senang kalau mereka bisa putus karena dia juga sebal dengan Jim dan keluarganya. Dang yang mendengarnya jadi merasa tidak enak.
Dang menemani May yang berjalan dalam diam, saat tiba di jembatan, May berteriak keras mengomeli pacarnya yang pendek. Semua orang menoleh tapi tidak mengerti apa yang diomongkan May, May meneruskan omelannya dan Dang ikut menimpali, hal itu membuat May sedikit terhibur. Mereka pergi ke butik dan mencoba beberapa baju, akhirnya mereka kompak mengenakan baju seragam merah kotak-kotak dan juga topi. Mereka menikmati hari itu dengan semangat, Dang bahkan membantu May untuk melepas gembok cinta yang sempat dia sematkan saat pertama kali tiba di Korea. Mereka bersenang-senang hingga larut malam.
Mereka takjub melihat langit yang bertabur bintang, May tanpa ragu malah berbaring di jalan yang sepi dan Dang ikutan berbaring sambil menatap langit. May mengeluh bahwa apa wajar bila tahu pacarnya bohong dan langsung minta putus. Dang tidak mau menjawab karena dia tahu wanita susah ditebak, kalau jawabannya tidak sesuai dengan keinginannya pasti May akan marah. Dang menyarankan agar setelah pulang, May berbicara dengan Jim dan dia yakin Jim akan mengerti. May kembali bertanya apakah Dang pernah melihat salju dan apa yang akan dilakukannya bila melihat salju. Dang menjawab kalau dia ingin makan salju tapi May malah pengen melakukan hal lain. May mengeluh lagi kalau dia pernah menceritakan keinginan konyolnya pada Jim tapi Jim malah mengatakan kalau hal itu tidak penting. Tanpa sengaja, Dang menoleh dan dia melihat May menangis. May malu dan menghapus airmatanya.
Paginya, May mengantar Dang ke hotelnya dan pemandu wisata sudah menunggu Dang di dekat bis mereka. Mereka terpaksa berpisah tapi saat May menanyakan namanya, Dang mengelak dan minta May menyebutkan nama dulu. May tidak mau karena dia tidak mau Dang menceritakan apa yang mereka lakukan pada teman-temannya. Mereka bersalaman untuk mengucapkan selamat karena tidak saling mengenal.
Mereka berpisah dan May tetap menunggu hingga bis rombongan Dang menghilang dari pandangan. Ketika Dang naik ke dalam bus, hanya pemandu wisata yang tersenyum padanya tapi beberapa peserta lain malah cemberut melihatnya. Pemandu wisata menerangkan bahwa perjalanan kemarin sangat menyenangkan karena kemarin mereka semua telah puas bermain salju. Dang mengingat bahwa May sangat ingin bermain salju dan waktunya sangat terbatas. Dang meminta bis berhenti karena dia memutuskan untuk pergi dengan May agar bisa melihat salju bersama. May kaget melihat Dang kembali tapi dia senang karena Dang akan mengajaknya melihat salju bersama.
Mereka pergi naik motor dan berjalan-jalan ke museum dan juga ke pantai. Dang sekali lagi menanyakan siapa nama May tapi May enggan menjawab dan meminta Dang untuk menebaknya, Dang berpikir dan mengatakan kalau mungkin nama yang pas adalah May tapi May hanya tersenyum dan bertanya alasannya. Dang mengatakan kalau May artinya Mailai (mabuk), May cemberut dan menebak kalau Dang cocoknya pakai nama John. Dang mengira kalau May menganggapnya seperti bule makanya memberi nama John tapi ternyata May menyebut Jon-Jad (gelandangan) karena May pernah melihat Dang yang teler di depan hotelnya.
May mengatakan bahwa sebaiknya mereka tidak tahu nama masing-masing karena Dang pernah mengatakan bahwa tidak ingin ada yang tahu kalau dirinya pernah ke luar negeri. May juga beralasan kalau mereka tahu nama masing-masing maka mereka akan saling memperhatikan dan tidak bisa bebas ngomong apa saja. Dang pura-pura mengerti dan malah beberapa menggoda May dengan mengoloknya dan bertanya apakah May marah, May berpikir sejenak dan menggeleng karena mereka tidak saling kenal. Dang tertawa senang dan menganggap hal itu menyenangkan tapi dibelakangnya, May mengomel sendiri karena kesal.
Mereka melanjutkan perjalanan dan malamnya memutuskan mencari hotel murah untuk bermalam tapi mereka malah masuk hotel cinta dan apesnya hanya tersedia satu kamar saja. Mereka tidur seranjang tapi kikuk dan akhirnya Dang mengalah tidur di lantai. May merasa tidak enak tapi Dang tidak keberatan. Mereka tidak bisa tidur dan akhirnya malah ngobrol tentang kisah cinta masing-masing. Mereka sama-sama iseng dan saling membuat lelucon yang membuat mereka saling tertawa senang.
Paginya mereka melanjutkan perjalanan untuk menuju rumah Mina. Mereka sempat berhenti untuk melihat peta dan May menelepon Mina agar tidak kesasar. May minta izin untuk mengajak teman dan Mina tidak keberatan. Mereka tiba di rumah Mina, Mina dan orangtuanya menyambut mereka dengan ramah tapi May sempat berbisik pada Mina dan berjanji akan menjelaskan semua padanya.
Malamnya mereka makan malam bersama. Mina penasaran tentang Dang dan May kesulitan untuk menjelaskan, Mina menebak kalau May menyukai Dang tapi May menyangkalnya. Saat berkumpul di meja makan, orangtuan Mina mengira kalau Dang dan May adalah pasangan suami istri, mereka kompak menyangkal tapi Mina menatap mereka dengan tatapan curiga dan May hanya bisa tersenyum malu.
Dang sedang melamun ketika May muncul setelah mandi. Dang penasaran tentang persahabatan May dan Mina. May cerita kalau mereka bertemu tahun baru kemarin saat di Chiang Mai dan sejak itu mereka menjadi akrab. Dang menyindir halus bahwa May mudah sekali akrab dengan orang yang baru dikenalnya dan May balik bertanya apakah Dang tidak pernah merasa sudah akrab dengan orang yang baru dikenalnya. Tapi Dang malah mengatakan bahwa tahun baru kemarin juga ada di Chiang Mai, May penasaran dan Dang menjawab saat itu dia bersama Koi, mantan pacarnya. Dang ingin curhat tapi dia malu dan May tidak memaksa, May pamit tidur duluan.
Dang ragu dan menyusul May untuk pinjam ponselnya. May penasaran saat Dang mengembalikan ponselnya dengan cepat, Dang menjawab kalau Koi langsung menutup telepon saat mendengar suaranya. May mencoba menghibur Dang karena melihat Dang tampak galau. Mereka bermain telepon-teleponan seolah sedang curhat dengan seseorang. Dang cerita kalau dirinya putus dengan Koi karena Koi ingin menikah tapi dirinya belum siap, Dang ragu karena banyak kasus buru-buru menikah tapi akhirnya cerai juga. Kini Dang berpikir untuk menikahi Koi tapi sayangnya Koi tidak mau lagi menerima teleponnya.
May menyarankan agar Dang mengirim kartu pos untuk Koi, sebagai kejutan untuk mengatakan bahwa kini dia siap menikah. Dang ragu tapi May menyemangatinya ketika mereka berdiri di depan kotak pos. Dang merasa lega setelah mengirim kartu posnya dan dia berharap Koi akan segera menjawabnya. Dang dan May pergi untuk membeli hadiah untuk pernikahan Mina, saat mereka ada di toko suvenir, Dang keluar toko dan bertemu dua orang wanita. May memperhatikan mereka dan dia melihat Dang tampak serius tapi Dang tidak mau berterus terang.
May memperhatikan Dang yang tampak galau di acara pernikahan Mina tapi May tidak tahu harus berbuat apa ketika Dang iri melihat kebahagiaan Mina. Dang mengatakan bahwa Koi sebentar lagi juga akan menikah, May kaget mendengarnya. Dang yang mulai mabuk malah berulah, May merasa tidak enak dan mengajak Dang keluar agar tidak menganggu. Dang kesal dan menyalahkan May karena dia menuruti saran May untuk melamar Koi lewat kartu pos padahal di saat yang sama Koi sudah menerima lamaran pria lain. Dang yang marah berjalan meninggalkan May yang masih bingung.
Dang berjalan gontai menyusuri lorong dalam gedung itu, pikirannya kacau. Sementara May menunggu hingga acara pernikahan Mina selesai dan berpamitan pada Mina. May berusaha mencari Dang dan akhirnya menemukannya saat Dang sedang bermain game tapi kehabisan koin. May menawarkan uangnya tapi Dang hanya diam, May tidak suka melihat Dang yang jadi pendiam.
Dang mengatakan bahwa semua ini memang salahnya, sudah tahu kalau hubungannya telah berakhir tapi dirinya masih terus berharap. Dang cerita kalau mereka pernah berencana untuk pergi ke Korea bersama, kepergiannya kali ini Dang berharap bisa bertemu Koi tapi ternyata dia salah. May menghiburnya bahwa orang yang patah hati bisa melakukan hal yang bodoh, seperti yang pernah dilakukan May yaitu berteriak ga jelas dari atas jembatan. Dang tersenyum masam dan dia mengeluh karena main sejak tadi tapi belum pernah menang. Suara koin yang berjatuhan membuat mereka menoleh, mereka heran melihat pasutri tua berteriak kegirangan karena menang.
May menghibur Dang, dia mengatakan bahwa permainan yang sekarang dimainkan oleh Dang hanya cocok untuk orangtua seperti pasutri yang baru menang itu. May menyarankan agar mereka mencoba permainan lain yang lebih seru yaitu roulette karena dia ingin uang yang dipinjam Dang kembali. Mereka mencoba permainan itu tapi mereka selalu gagal hingga koin yang terakhir. Dang berusaha tersenyum dan mengajak May pulang. Dang berjalan keluar tapi dia terkejut mendengar teriakan May dan dia kembali. Ternyata pria yang duduk di samping May merasa kasihan padanya dan memberinya koin agar May bisa main lagi, rupanya keberuntungan menghampiri May, dia menang banyak. Dang dan May bersorak kegirangan.
Mereka merayakan kemenangan dengan minum sampanye. May senang sekali tidur ditumpukan uang sambil sesekali menghambur-hamburkannya. May merasakan sesuatu dan mengambil dari balik punggungnya, ternyata masih ada sisa satu koin. Dang ingin memainkannya tapi May ingin Dang menyimpannya sebagai kenang-kenangan. May tidak perduli walaupun Dang menyindirnya karena ingin membeli banyak barang padahal uang hadiah itu tidak seberapa. May ingin sekali merasakan menjadi orang kaya sekali seumur hidup. Dang punya ide dan May menyetujuinya. Paginya mereka menyewa mobil dan berdandan ala orang tajir, mereka berkeliling naik mobil dan nonton film. Mereka sama-sama terhanyut oleh ceritanya tapi Dang malu mengakui.
Dang kembali memberi kejutan pada May, dia mengajak May ke restoran hotel berbintang dan May kaget saat melihat aktor idolanya datang menyambutnya. Dang meralat bahwa pria itu hanya pegawai hotel karena dia tak kuat menyewa aktor yang asli tapi May tidak keberatan karena wajah dan gaya keduanya sangat mirip. Jadilah May berkencan dengan aktor palsu dan Dang yang melayani mereka. May sangat senang karena Dang menghiburnya dengan gaya dan leluconnya yang konyol.
Paginya mereka pergi untuk melihat salju. May sangat antusias, dia tidak henti berteriak-teriak kegirangan tapi Dang tampak agak ngeri saat naik kereta gantung. Setelah melihat salju, bukannya bermain ski tapi mereka malah bermain salju seperti anak kecil.
Malamnya, Dang menunggui May yang ingin melaksanakan nazarnya. May ingin sekali merasakan dinginnya salju dengan hanya mengenakan dalaman. Dang senang melihat May telah memuaskan keingintahuannya, dia membantu May untuk mengenakan syal dan topinya kembali. Tiba-tiba Dang mencium May tapi setelah itu mereka merasa canggung.
Dalam perjalanan pulang, mereka hanya membisu dan sesekali saling mencuri pandang. Dang memecah kebisuan dengan mengatakan bahwa dia sudah membatalkan penerbangannya agar bisa pulang bersama May dan May hanya tersenyum tipis. May memberanikan diri untuk bertanya apakah Dang menyukainya. Dang menjawab kalau dia menyukai May tapi tidak tahu apakah itu cinta atau bukan. May terlihat masam setelah mendengarnya.
Dang menghentikan mobilnya dan mengatakan kalau dirinya memang menyukai May, May memotong omongan Dang dengan mengatakan bahwa Mina memintanya untuk tinggal lebih lama dan hal itu membuat Dang bingung. May mengatakan kalau Dang bisa balik ke Seoul duluan karena dia masih ingin tinggal beberapa hari lagi. Dang bertanya apa ada yang salah? Tapi May menjawab tidak ada apa-apa, hal itu membuat Dang mulai kesal. Dia tidak mengerti mengapa wanita selalu bersikap seperti itu, bilang tidak ada apa-apa padahal ada apa-apa. May beralasan kalau pada akhirnya mereka akan berpisah juga jadi lebih baik kalau mereka berpisah sekarang saja. Dang minta maaf tapi May malah balik bertanya untuk apa minta maaf?
Dang tidak mengerti mengapa May tiba-tiba bersikap ketus dan marah padanya, May kesal dan menumpahkan unek-uneknya bahwa mereka tidak bisa lagi bersikap seperti kemarin. Dang bertanya jawaban apa yang May inginkan, toh mereka baru bertemu beberapa hari. May menjawab dengan ketus bahwa mereka memang tidak saling kenal tapi mengapa Dang begitu perhatian padanya? May meminta Dang untuk kembali menyetir tapi Dang tidak mau karena dia ingin masalahnya jelas dulu tapi May malah berniat keluar dari mobil. Dang menghalanginya dan mengalah, dia yang keluar dari mobil dan berjalan meninggalkan May. May bingung karena tidak bisa nyetir, dia memanggil tapi Dang tetap cuek. Dang berjalan sambil kedinginan dan dia kaget melihat mobil yang melaju, dia merasa tidak enak dan berlari menuju mobilnya. Mobil itu kosong, May telah menumpang mobil yang baru saja lewat.
Dang mencari May dengan menyusuri jalanan sambil berteriak memanggil tapi dia bingung karena tidak tahu namanya. Dang kembali ke hotel dan bertanya pada resepsionis tapi pria itu tidak mengerti Bahasa Thailand. Dang berteriak sambil berusaha menjelaskan, dia tidak perduli walaupun beberapa tamu memandanginya dengan tatapan aneh. Dang frustrasi dan dia langsung menoleh ketika mendengar suara May. May kesal karena Dang meninggalkannya padahal dia tidak bisa nyetir, Dang senang melihat May dan langsung memeluknya.
Dang mengakui kalau dirinya memang tidak yakin dengan perasaannya tapi yang Dang tahu, dia merasa bahagia ketika bersama May. Dang jadi merasa bersalah ketika May mengatakan ingin berpisah atau saat dirinya tidak bisa menemukan May. Dang bertanya apakah itu artinya cinta? May balik bertanya bagaimana mungkin Dang mencintainya, mereka baru bertemu beberapa hari dan mereka bahkan tidak tahu nama masing-masing? Dang kembali mengakui bahwa mereka memang tidak tahu nama tapi dia tahu seorang wanita yang memiliki beberapa kebiasaan unik dan dia ingin terus bertemu dengannya setiap hari. Mereka menangis bersama dan akhirnya baikan. Dang bahkan minta izin untuk memeluk May lagi dan May mengiyakan.
Mereka menghabiskan sisa liburan mereka dengan bersenang-senang, malamnya Dang membelikan May cemilan dari sisa uang mereka. Mereka ngobrol tentang makanan kesukaan masing-masing selama di Korea. Dang suka dan ingin dibuatkan lagi jjajangmyeon tapi May bilang kalau dia tidak bisa membuatnya. May mengatakan bahwa makanan favoritnya adalah makanan yang dipegangnya sekarang dan mereka saling bertukar senyum.
Paginya setelah keluar dari hotel, Dang mengantar May ke hotelnya untuk mengambil barang-barangnya. May baru ingat kalau selama bersama, mereka tidak pernah foto bersama. Dang setuju untuk berfoto dan May meminta tolong wanita yang kebetulan berdiri tidak jauh dari mereka. May menyapa wanita itu dan minta tolong, wanita itu tidak keberatan tapi Dang langsung terkejut saat berjalan mendekati mereka, begitu pula dengan wanita itu yang langsung melepas kacamata hitamnya dan menatap Dang. May heran melihat mereka berdua yang saling menatap.
Dang menjelaskan pada May kalau wanita itu adalah Koi, mantan pacarnya. Dang heran melihat Koi ada di Korea dan Koi mengatakan bahwa dia sedang mencari alamat yang ada di kartu pos yang Dang kirim untuknya. Dang bingung menjelaskan tentang May pada Koi jadi dia hanya menyebut May sebagai teman seperjalanan. Mereka semua kelihatan canggung, Koi bertanya apa May jadi minta difoto tapi May melarang saat Dang ingin ikut karena May tidak mau kelihatan pendek. Selesai difoto, May langsung pamit meninggalkan Dang yang masih bengong.
Setelah May agak jauh, Koi bertanya mengapa Dang mengiriminya kartu pos itu padahal dulu Dang mengatakan kalau tidak ingin menikah. Dang beralasan kalau dia butuh waktu meyakinkan perasaannya, Dang balik mengatakan bahwa dia mendengar kabar kalau Koi akan menikah. Koi membalas kalau dia akan menikah dengan orang yang tepat dan tentu saja dibutuhkan cinta untuk itu. Koi tersenyum dan Dang langsung memeluknya. May yang penasaran, menoleh dan melihat mereka saling berpelukan.
Hati May hancur, dia kembali berjalan dan menyetop taksi untuk pergi ke bandara. Di sepanjang perjalanan, May tak kuasa menahan tangis. Perasaannya campur aduk hingga membuat airmatanya deras membasahi pipinya. Ketika di pesawat, Dang sudah duduk manis di samping Koi tapi Dang masih galau karena May belum muncul juga. May akhirnya muncul dengan langkah gontai dan duduk beberapa baris di depannya.
Dang gelisah hingga tidak bisa memejamkan matanya. Dia melihat May menuju toilet dan ingin mengajaknya bicara. Dang melirik ke arah Koi yang tertidur dan dia memutuskan untuk menyusul May. May kaget saat melihat Dang berdiri di depan toilet. Dang ingin mengajaknya bicara tapi May merasa tidak ada hal yang perlu dibicarakan. May mengatakan kalau kebetulan mereka bertemu di Thailand, Dang bisa menyapanya. Dang tidak mengerti mengapa May tidak ingin mereka bertemu lagi. May beralasan kalau mereka adalah orang asing yang patah hati dan kebetulan bertemu, May menganggap bahwa perasaan yang mereka rasakan hanya semu. Dang mengiba dan ingin May menyebutkan namanya tapi May menolak dan kembali ke kursinya. Dang frustrasi dan kembali ke kursinya. Koi heran karena cepat sekali Dang sudah kembali tapi Dang hanya diam.
Sesampainya di bandara Thailand, Dang dan Koi berjalan menuju mobil Dang. Dang mencari-cari kuncinya dan dia tidak sengaja menjatuhkan koin yang pernah May berikan padanya. Dang tak mampu lagi menahan perasaannya dan dia menangis. Koi heran dengan perubahan sikap Dang setelah berpisah dengan May.
Kini Dang dan May telah kembali pada rutinitas masing-masing. Dang menyempatkan diri untuk nonton komedi silat yang belum sempat dia tonton saat di Korea karena kehabisan tiket. Dang menikmati pertunjukan itu sambil mengingat cerita May tentang pemainnya yang kesetrum. Dang tersenyum dan tertawa tapi sorot matanya tampak sedih dan berkaca-kaca. Pertunjukkan usai dan para penonton mulai berjalan keluar gedung. Tanpa mereka sadari, ternyata Dang dan May sama-sama nonton bedanya tempat duduk mereka agak berjauhan. Dang nonton sendiri sedangkan May datang bersama temannya.
May dan temannya tampak puas setelah nonton pertunjukkan itu. May bertanya pada temannya soal hari dan temannya menjawab kalau sekarang Jum'at. May menyetel radio mobil dan mendengarkan acara curhat DJ, temannya heran karena May menyukai acara itu dan May hanya tersenyum. Mereka mendengar ada seseorang yang menelepon untuk curhat, May tertarik untuk menyimak dan menepikan mobilnya, dia tidak perduli dengan protes temannya. May mendengar curhatan Dang dan tanpa terasa dia jadi meneteskan airmata.
Sudah setahun mereka berpisah tapi Dang tidak pernah melupakannya dan masih ingin terus mencarinya. Dang berusaha memilah dan menonton film karena dulu May sempat mengatakan pernah menjadi cameo dalam sebuah film tapi May enggan mengatakan judul filmnya. Entah sampai kapan Dang harus mencari untuk mengetahui identitas May yang sebenarnya.
Adegan favoritku :
Aku kasihan melihat pria tua pemilik kedai gurita yang diledekin oleh Dang. Karena tidak mengerti Bahasa Thai, pria tua itu justru tersenyum senang saat Dang berbuat jahil. Pria itu hanya tahu bahwa Dang berkali-kali menunjukkan jempolnya yang artinya bagus atau hebat padahal sebenarnya kata-kata Dang sangat menyakitkan. Untung saja Dang kena batunya, pria tua yang merasa tersanjung itu memberi gurita spesial untuk Dang. Hehehe...syukurin, orangtua kok dikerjain!
Hikmah yang bisa diambil dari film ini :
Saat Dang terkapar di depan hotel May. Bisa saja May mengabaikannya toh Dang adalah pria tapi May malah membantunya padahal dia tidak mengenal Dang. Kurasa setiap orang punya naluri untuk menolong sesama yang kesulitan atau menderita apalagi kalau masih satu daerah, satu kampung atau satu negara, tidak perduli orang itu dikenal atau tidak. Itu pula yang dilakukan oleh May, ada saat dimana dia ingin menjauhi Dang tapi pada akhirnya dia kembali lagi untuk menolongnya (kejadian di stasiun saat Dang ditangkap karena dianggap telah berbuat onar).
Komentarku :
Pernahkah kamu membayangkan kemungkinan bahwa kelak akan jatuh cinta pada seseorang yang baru kamu temui, bahkan namanya saja kamu tidak tahu? Pasti banyak yang akan menjawab tidak mungkin, iya kan? Nyatanya anggapan itu keliru karena film ini bisa menunjukkan kemungkinan hal itu bisa terjadi.
Hello Stranger mengangkat kisah cinta yang unik tentang sepasang manusia yang tidak saling mengenal, di tempat yang asing, sama-sama mengalami putus cinta tapi akhirnya malah saling jatuh cinta. Kadang ada yang mengatakan bahwa jatuh cinta di waktu yang singkat pasti hanya perasaan semu, itulah diyakini oleh kedua tokoh utama dalam film ini tapi nyatanya setelah berjalan satu tahun perasaan itu masih ada dan tidak pernah padam.
Cinta itu memang aneh dan kadang tidak bisa dimengerti. Awalnya, May merasa risih karena Dang tipe pria yang percaya diri seolah tidak tahu malu dan ceria tapi akhirnya May menyadari bahwa sikap Dang yang ceria dan tak ragu menghibur saat dirinya sedih itulah yang membuat dirinya merasa bahagia karena pacar sebelumnya selalu mengontrol dan mendikte apapun yang harus dan tidak boleh dilakukan May. Dang memberi May ruang untuk mengekspresikan dan mendukung dirinya termasuk saat May ingin main salju hanya dengan mengenakan dalaman. Dang tidak menganggap hal itu konyol atau tidak penting karena Dang tahu setiap orang pasti punya keinginan yang aneh atau tidak lazim.
Munculnya rasa kedekatan itu mungkin juga terjadi karena mereka berdua berada di tempat asing sehingga mereka saling melengkapi untuk bisa bertahan hidup. Artinya, Dang butuh May yang bisa Bahasa Inggris karena dia tidak ingin salah makan lagi gara-gara dia tidak paham bahasa asing. Sedangkan May butuh Dang karena Dang satu-satunya orang yang bisa diajaknya berbagi suka duka dan yang terpenting mereka bisa ngobrol dengan bahasa mereka sendiri.
Sayangnya ending film ini menggantung karena penonton (khususnya aku) tidak tahu apakah akhirnya mereka bisa bertemu lagi dan melanjutkan hubungan yang sempat terputus atau tidak. Atau Dang akhirnya menyerah dan tidak lagi berniat mencari tahu tentang May sehingga mereka berdua hanya akan saling mengenang liburan romantis mereka saja. Kurasa sutradaranya ingin para penonton menebak sendiri bagaimana akhir hubungan Dang dan May. Kalau menurutku, aku ingin May dan Dang bertemu lagi, meluruskan kesalahpahaman yang pernah terjadi sebelumnya dan mereka bersama lagi.
Setuju ! Secara keseluruhan gue suka banhet sama jalan ceritanya, kecuali endingnya yang kentang banget kaya gitu.
Yup, umumnya film Thailand memang suka ga jelas endingnya tapi tetap menarik dan bikin penasaran. Btw, terima kasih sudah mampir dan berkomentar di blog ini.
Baru tahun 2019 ini saya nntn film2 thailand, banyak yg bagus ternyata,..
Dulu gertinya cm film horror thailand aja 😀
Jadi pernah nonton film horror Thailand ya? Wah, klo saya mah nyerah. Apalagi horror Thailand lbh nyeremin, takut euy. Saya lbh suka genre romcom, hehehe...
Setuju,endingnya gantung...
Kalau dilihat dari kedua pemain memang mereka kayaknya saling menyukai.
Film Thailand memang unik disertai bahasa yang menarik hehe
Apakah ini gak ada season ke 2 nya ya?
Kayaknya gantung amat ending nya
Kalo mau nonton filmnya dmn ya?
Nyari di youYouT kok gak ada yg sub indo?
Sama seperti perasaan gw ke dia:(,ntah mngapa selama 3 tahun ini persaan ini sama seperti pertama kali nya bertemu:(
Wah, 2020 udah nonton film ini sampe 3x. Segitu mgarepnya gw pengen tau nama aslinya daang siapa, wkwk.
ijinkan aku mencintainya lagi
Nama Saya.... Selesai
Ijinkan aku membuktikan
Inilah kesungguhan rasa
Ijinkan aku menyayangimu,...
Sayaa juga nyari :(