Monday, September 17, 2018

Our Times ~Film Taiwan~

Sekarang aku ingin membahas Film Taiwan yang berjudul “Our Times” (2015) dengan genre komedi romantis. Nonton film ini serasa kembali ke masa sekolah yang penuh warna. Ada suka dukanya, persahabatan, persaingan untuk menarik perhatian lawan jenis dan juga mengidolakan artis dengan sepenuh hati.

Film ini menceritakan tentang seorang wanita modern bernama Lin Chen-hsin (Lin Truly) yang mendedikasikan semua waktunya untuk bekerja tapi ternyata kerja kerasnya tak mendapat tanggapan positif dari rekan kerjanya. Justru mereka mencemoohnya karena menjadi pribadi yang terlalu patuh pada bos dan membosankan. Lin Truly sedih dan membayangkan betapa menyenangkannya saat dirinya masih SMU dulu, dia ingin mengulang kembali masa indah itu.

Para pemain :

Vivian Sung sebagai Lin Chen-hsin (Lin Truly) remaja. 
Joe Chen sebagai Lin Chen-hsin (Lin Truly) dewasa.
Darren Wang sebagai Hsu Taiyu remaja.
Jerry Yan sebagai Hsu Taiyu dewasa.
Bernice Tsai sebagai Mei-Mei
Dino Lee sebagai Ouyang Feifan. 
Dewi Chien sebagai Tao Minmin. 
Andy Lau sebagai dirinya sendiri.

Sinopsis lengkap :

Cerita diawali dengan Chen-hsin di tahun 2015, dia adalah seorang wanita karir yang menghabiskan hampir seluruh harinya di kantor. Suatu hari, Chen-hsin mendapatkan kejutan dari bosnya karena berdedikasi tinggi untuk perusahaan. Bos meminta semua anak buahnya meniru kinerja Chen-hsin. Mereka bersulang diiringi tepuk tangan rekan kerjanya. Bahkan salah satu rekan wanitanya merasa iri dengan cincin yang melingkar di jari Chen-hsin. Chen-hsin tersipu malu dan menganggap hidupnya akan bersinar seperti berlian, karier bagus dan memiliki pasangan yang mencintainya.

Malamnya, semua orang sudah bersiap untuk pulang, sedangkan Chen-hsin masih duduk manis di mejanya. Tiga anak buah Chen-hsin minta izin untuk pulang duluan dan Chen-hsin mengizinkannya. Terdengar suara ponsel berdering, ternyata dari pacar Chen-hsin yang mengomel karena Chen-hsin masih di kantor dan melupakan janji mereka. Chen-hsin segera berkemas agar bisa menemuinya tapi tiba-tiba bosnya datang dan menyuruh Chen-hsin untuk lembur sambil menyerahkan beberapa berkas.  Chen-hsin hendak menolak tapi takut padahal di belakang si bos, anak buahnya sudah memberi tanda agar menolaknya. Akhirnya Chen-hsin malah setuju untuk lembur membuat si bos langsung pergi tapi anak buahnya langsung marah dan mengomel.

Chen-hsin merasa tidak enak dan berusaha menghibur anak buahnya dengan membelikan makanan dan minuman di supermarket. Saat dirinya sedang memilih minuman, Chen-hsin langsung bersembunyi ketika melihat para anak buahnya masuk supermarket sambil terus mengomel tentang dirinya. Mereka tak ingin seperti Chen-hsin yang rela lembur hanya demi gaji yang sedikit, mereka tak mau menghabiskan waktu di kantor karena tak ingin menjadi orang yang menyedihkan dan membosankan seperti Chen-hsin. Chen-hsin yang bersembunyi sambil mencuri dengar pembicaraan mereka menjadi sedih. 

Sepulang kerja, Chen-hsin masih galau dan dia membuka kotak kenangannya saat masih SMU. Dia membuka buku hariannya yang dipenuhi foto dan stiker Andy Lau, artis idolanya kala SMU. Chen-hsin ingat bahwa keinginannya saat itu dan hingga kini belum kesampaian adalah nonton konser Andy Lau secara langsung. Tak terasa Chen-hsin menangis, dia ingin sekali kembali ke masa SMU yang menyenangkan dan tanpa beban.

Lalu kita flashback ke masa SMU Chen-hsin, gadis biasa yang tidak cantik atau pintar tapi selalu bersemangat. Ia tidak populer dan lebih suka menghabiskan waktu dengan dua sahabatnya, Small (si gendut) dan Mei-mei (si ceria), berkhayal tentang idolanya yaitu Andy Lau dan bermimpi kelak akan menikah dengannya. Bahkan saat jam pelajaran, Chen-hsin lebih asyik menulis surat cinta untuk idolanya daripada mendengarkan penjelasan Guru Chen. Guru  Chen menjadi marah dan mengomeli Chen-hsin dan Small yang mengidolakan Aaron Kwok.

Di sekolah, Chen-hsin juga menyukai seseorang yang tampan, pandai dan jago bermain basket, dialah Ou Yang. Pernah suatu saat Chen-hsin menjadi mati gaya ketika Ou Yang muncul di kantin dan menghampiri Chen-hsin yang sedang membuka kulkas. Chen-hsin tak mampu berkata-kata saat Ou Yang mengambil minuman dan mengatakan terima kasih. Chen-hsin terbius senyum manis Ou Yang. 

Chen-hsin tak pernah absen nonton Ou Yang main basket, selalu berteriak dipinggir lapangan, menyemangati dari jauh, menatap penuh kekaguman padanya. Dua temannya tahu kalau Chen-hsin menyukai Ou Yang. Dunia terasa sangat indah di mata Chen-hsin, menikmati masa remaja tanpa beban.

Diam-diam Chen-hsin merasa iri pada Minmin, teman sekelas dan juga tetangganya yang cantik, populer dan pandai. Chen-hsin hanya bisa melongo ketika Minmin mendesah kesal sambil mengeluarkan beberapa surat cinta dari dalam laci mejanya. Sahabat Minmin yang bernama Chiayi malah sengaja menunjukkan surat itu dan mengancam agar tak ada lagi yang membantu mengirim surat cinta untuk Minmin. Apalagi ada satu surat yang aneh, sok pakai Bahasa Inggris tapi malah salah tulis. Maunya menulis 'Destiny' tapi malah menulis 'Disney'. 

Chen-hsin memang iri dengan Minmin tapi dia tak terlalu perduli mendengar keluhannya tentang surat cinta. Hati Chen-hsin langsung berbunga saat merasakan ada amplop di dalam laci mejanya, dia kian bahagia saat melihat tulisan 'untuk Lin Truly'. Rasa bahagia itu hanya sekejap dan berubah menjadi rasa ngeri dan takut saat membaca suratnya. 

Isi surat itu adalah bila Chen-hsin ingin beruntung dan lepas dari kutukan maka dirinya harus mengirim salinan surat itu pada 5 orang dalam waktu 3 hari saja, bila tidak dilakukan maka Chen-hsin akan celaka. Chen-hsin tak mau celaka dan tanpa sadar, dia berdiri sambil menggebrak meja membuat seisi kelas kaget dan menatap Chen-hsin. Chen-hsin salah tingkah dan kembali duduk tapi pikirannya tak tenang.

Saat makan malam bersama di rumah, ibu dan ayah Chen-hsin selalu memuji kakak lelakinya yang walaupun penampilannya seperti berandalan tapi pandai dan selalu mendapat nilai bagus. Chen-hsin mencoba membela diri tapi mereka tak mau dengar, orangtuanya sibuk memberi makan kakaknya dengan sayur juga lauk yang banyak sedangkan Chen-hsin hanya makan nasi. Timbul niat untuk memberi kakaknya surat kutukan karena orangtua memperlakukannya secara tidak adil tapi niat itu akhirnya dibatalkan. Chen-hsin berpikir bila kakaknya celaka maka dirinya pasti juga akan repot.

Setelah berpikir panjang, Chen-hsin memutuskan bahwa surat pertama akan dia berikan untuk guru matematika sekaligus wali kelasnya yang bernama Guru Wang. Beliau sangat disiplin, galak dan suka menghukum siswa yang nilainya jelek. Kesempatan itu datang saat Chen-hsin harus maju karena mendapat nilai jelek dan guru berniat memukul tangannya dengan penggaris kayu. Chen-hsin menghindari dan berhasil menyelipkan suratnya dalam sebuah buku milik gurunya itu.

Chen-hsin sedang mengintip Ou Yang dari balik pohon, dia ingin mendekat dan mendengar suara Ou Yang tapi dia tak berani. Chen-hsin hanya bisa melihat dari jauh ketika cowok idamannya sedang bermain gitar sambil bernyanyi. Chen-hsin senang saat melihat Ou Yang melambaikan tangan kearah dirinya yang bersembunyi di balik pohon. Chen-hsin tersenyum sambil balas melambaikan tangan, dia keluar dari balik pohon dan berjalan ke arah Ou Yang tapi langkahnya terhenti seketika saat Minmin muncul dari balik punggungnya. 


Chen-hsin kembali bersembunyi untuk menutupi rasa malunya. Dia mengintip Ou Yang tersenyum menyambut Minmin, mereka saling berbisik. Hati Chen-hsin hancur dan dia memilih pergi dari tempat itu. Saat pulang sekolah dan lewat di depan rumah Minmin yang sepi, terbersit ide Chen-hsin memberi Minmin surat kutukan. Chen-hsin mengedarkan pandangan dan setelah dirasa aman, dia memasukkan sepucuk surat kutukan ke dalam kotak surat.  

Dua surat sudah dikirim dan masih ada 3 lagi, Chen-hsin bingung tapi ide cemerlang muncul saat dia tak sengaja melihat Ou Yang dalam masalah. Cowok idamannya sedang diganggu oleh Taiyu, cowok berandalan yang suka bikin onar dimanapun dia berada. Bila Chen-hsin menganggap Ou Yang sebagai dewa maka Taiyu dianggap sebagai bos, saking nakalnya maka tak ada sekolah manapun yang mau menerima Taiyu sebagai murid. Taiyu dan teman-temannya diangkat sebagai petugas patroli sekolah untuk mengawasi siswa yang tidak disiplin. 

Kesempatan untuk memberi surat kutukan datang saat Taiyu dan teman-temannya sedang bermain di kolam renang. chen-hsin mengintip sejenak dan mereka tak menyadari keberadaannya, diam-diam Chen-hsin masuk ke ruang ganti dan memasukkan suratnya dalam tas Taiyu. Chen-hsin senang misinya berjalan lancar dan dia segera pergi.

Sepulang sekolah, Taiyu dan kedua sahabatnya (Sakuraki dan Dahe) berjalan bersama. Taiyu ingin mencari sesuatu tapi kedua sahabatnya tak punya dan ketika Taiyu mencari dalam tasnya, dia kaget mendapati surat berwarna pink beraroma wangi dan dilem dengan stiker bergambar Andy Lau. Sakuraki dan Dahe bergantian meledek tapi Taiyu tak marah justru senang karena mengira menerima surat cinta. 

Taiyu mengusir keduanya dan mereka pergi sambil bertanya-tanya siapa yang berani memberi Taiyu surat cinta. Taiyu langsung membaca surat tanpa perduli bahwa dirinya berdiri di tengah jalan. Sakuraki dan Dahe yang berjalan agak jauh kaget dan spontan menoleh ke belakang ketika mendengar suara tabrakan. Mereka panik melihat Taiyu sudah tergeletak di tengah jalan setelah tertabrak mobil.  

Chen-hsin yang mendengar kabar tentang kecelakaan itu langsung gemetar ketakutan, dia tidak menyangka kesialan benar-benar dialami oleh Taiyu. Sedangkan Taiyu yang mengalami patah kaki, merasa dendam pada si pengirim surat dan berniat mencarinya. Saat para murid sedang berbaris di halaman, Taiyu memerintahkan teman-temannya masuk ke dalam setiap kelas untuk mencari bukti. Sakuraki menemukan meja Chen-hsin yang penuh dengan stiker yang sama dengan surat yang dikirim ke Taiyu, yaitu stiker Andy Lau dan di dalam laci juga ditemukan 2 surat yang sama.

Sakuraki dan Dahe langsung menghadang Chen-hsin saat pulang sekolah dan mereka membawanya menemui Taiyu. Chen-hsin ketakutan setengah mati, Taiyu sangat menyeramkan dengan model rambutnya yang aneh, mata bulat dan melotot ke arahnya, senyumnya sinis, tubuhnya tinggi dengan suaranya yang lantang. Taiyu senang melihat Chen-hsin yang ketakutan, dia malah mengajak Chen-hsin untuk 'berteman'. Istilah 'berteman' menurut kamus Taiyu adalah dengan menjadi pembantu atau budaknya.

Dimulailah perbudakan ala Taiyu, dimana Chen-hsin harus mengerjakan PR anak-anak kelas rendah, alias kelas yang isinya siswa dengan nilai buruk semua, kelasnya Taiyu. Chen-hsin juga harus membayar makan mereka semuanya. Chen-hsin rela melakukan ini juga demi melindungi Ou Yang, karena Taiyu mengancam akan melukai Ou Yang jika Chen-hsin tidak menurut (Taiyu tahu kalau Chen-hsin diam-diam menyukai Ou Yang karena teman Taiyu menemukan foto Ou Yang saat menggeledah meja Chen-hsin). 

Setiap hari Chen-hsin harus membuatkan peer dan membeli makanan untuk Taiyu. Suatu hari Chen-hsin datang ke kelas Taiyu untuk menyerahkan buku peer dan ketika hendak pergi, Taiyu memanggilnya dan mengatakan bahwa diri ingin memberi upah atas usaha Chen-hsin yaitu foto Andy Lau yang sudah ditandatangani. Chen-hsin tersenyum senang tapi langsung cemberut karena Taiyu cuma membohonginya. Chen-hsin kesal dan berlari menjauh diiringi tawa girang Taiyu dan teman-temannya.

Suatu saat, Chen-hsin berlari untuk menyerahkan buku pada Taiyu tapi Taiyu malah mengajak Chen-hsin untuk membolos. Chen-hsin tak mau dengan alasan tak pernah membolos dan takut memanjat tembok sekolah tapi Taiyu terus memaksa bahkan dia membantu Chen-hsin memanjat tembok sekolah. Ternyata Taiyu dan teman-temannya pergi ke mall untuk bermain roller skating

Chen-hsin tak bisa bermain dan hanya menunggu sambil berusaha berdiri tegak tapi dia hampir jatuh. Saat Taiyu lengah Chen-hsin berusaha kabur tapi Taiyu mengetahui dan mendekatinya. Taiyu memerintahkan agar Chen-hsin ikut dengannya, Chen-hsin takut tapi tak punya pilihan selain ikut. Chen-hsin menjerit ketakutan mengikuti permainan itu, Taiyu malah senang dan tertawa melihat Chen-hsin yang jatuh karena pegangannya lepas. 


Taiyu pura-pura perhatian dengan bertanya apakah Chen-hsin baik-baik saja. Tentu saja Chen-hsin takut berkata jujur tapi kebohongannya malah membuat Taiyu kian jahil, dia minta dibelikan bakso cumi dan kembali bermain. Chen-hsin kesal dan mengomeli lalu memukul lantai yang keras, Chen-hsin hanya bisa mengeluh kesakitan. 

Ketika Chen-hsin sedang membeli makanan sambil mengelus punggungnya yang sakit, tiba-tiba muncul beberapa orang sambil membawa senjata tongkat. Semua orang termasuk penjual makanan langsung bersembunyi. Chen-hsin tak tahu apa yang terjadi tapi mereka langsung mengeroyok Taiyu dan teman-temannya. Chen-hsin hanya bisa ketakutan dan bersembunyi. 

Dia kian merasa ngeri saat ada seseorang yang berhasil memukul tengkuk Taiyu hingga jatuh. Chen-hsin memberanikan diri untuk mengambil tongkat Taiyu yang jatuh dan melemparkannya pada Taiyu. Taiyu dan teman-temannya berhasil menghajar mereka hingga babak belur. Chen-hsin yang ketakutan memilih bersembunyi. Mereka pergi sambil marah dan sempat melihat wajah juga seragam Chen-hsin. Chen-hsin menjerit ketakutan sambil menutupi seragamnya. 


Kejadian ini diketahui oleh pihak sekolah dan mereka dibawa ke ruang kepala sekolah. Kepala Sekolah yang berdiri diantara mereka langsung menginterogasi Chen-hsin. Chen-hsin ketakutan dan ingin berbicara jujur tapi di belakang Kepala Sekolah, Sakuraki sengaja memberi isyarat dengan berdehem agar Chen-hsin tak mengatakan apapun. Dahe menunjukkan foto Ou Yang dan Taiyu sengaja meremas foto itu sambil memberi isyarat. 

Nyali Chen-hsin langsung ciut dan dia tak berani jujur. Kepala Sekolah marah dan menghukum Chen-hsin, hukumannya adalah membersihkan kolam renang. Chen-hsin ingin membantah tapi tak jadi, setelah memberi hormat, Chen-hsin langsung pergi tapi masih sempat mencuri pandang ke arah Taiyu dan mereka balas tersenyum mengejek ke arah Chen-hsin.

Chen-hsin keluar ruang kepala sekolah dengan langkah gontai tapi dia langsung kebingungan mencari tempat sembunyi saat melihat Ou Yang berjalan ke arahnya. Chen-hsin pura-pura melihat mading (majalah dinding), sebenarnya Ou Yang tak memperhatikan dirinya tapi gara-gara kedua sahabatnya yang heboh maka Ou Yang berbalik dan melihat Chen-hsin yang bermain tebak-tebakan dengan sahabatnya. Ou Yang memanggil Chen-hsin tapi Chen-hsin pura-pura memasang wajah jelek. Ou Yang tersenyum dan memuji Chen-hsin, Ou Yang mengatakan bahwa dirinya juga suka roller skating dan berniat mengajak Chen-hsin main bersama. 

Ou Yang pergi sambil tersenyum dan Chen-hsin tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Apalagi saat kedua sahabatnya menyemangatinya bahwa kini Ou Yang sudah tahu namanya dan akan mengajaknya pergi. Chen-hsin merasa bahwa dibalik kesialannya menjadi budak Taiyu dan sempat bermasalah juga dihukum Kepala Sekolah ternyata ada hikmah yang menyenangkan. Chen-hsin dan kedua sahabatnya tertawa girang sambil menari-nari.

Chen-hsin menjalani hukumannya dengan riang, hatinya berbunga setelah mendapat pujian dari Ou Yang. Chen-hsin membersihkan sampah kolam renang sambil menyanyi karena tak ada siapapun di sekitar kolam. Tiba-tiba Chen-hsin mendengar suara orang yang sedang ngobrol, Chen-hsin berusaha mendekat dan dia kaget karena ternyata Ou Yang dan Minmin sedang terlibat pembicaraan serius. Chen-hsin kian sedih saat mendengar suara Ou Yang berusaha menghibur Minmin yang menangis dan dia juga mendengar bahwa Ou Yang bersedia menjadi ayah bagi anak Minmin.

Ou Yang menyudahi pembicaraan mereka dan mengajak Minmin pergi tapi Ou Yang heran melihat jaring kolam yang tergeletak di tepi kolam padahal tadi tak ada siapapun. Minmin agak takut tapi Ou Yang berusaha menenangkan dan mengajak Minmin pergi. Awalnya aku juga sempat heran, kemana perginya Chen-hsin? apakah Chen-hsin berlari menjauh tapi pasti Ou Yang dan Minmin bisa mendengarnya. Setelah mereka pergi, aku baru tahu kemana perginya Chen-hsin.

Ternyata Chen-hsin bersembunyi di dasar kolam, dia sangat shock mendengar pembicaraan mereka. Chen-hsin menangis dan sengaja menenggelamkan diri ke dasar kolam, tiba-tiba ada seseorang yang terjun ke dalam kolam dan menyelamatkan Chen-hsin, dialah Taiyu. Saat mereka muncul di permukaan kolam, Chen-hsin tak mengerti mengapa Taiyu menjadi emosional dan menangis. Taiyu malu karena ketahuan menangis dan pura-pura mengomeli Chen-hsin. Taiyu mengira Chen-hsin marah karena dihukum sehingga memutuskan bunuh diri. Taiyu buru-buru meninggalkan Chen-hsin yang masih bingung dengan sikapnya.

Mereka mengeringkan diri di atap gedung sekolah sambil minum, Chen-hsin tidak sengaja melihat beberapa uang koin dan surat yang sengaja dijemur Taiyu, rupanya itu surat cinta untuk Minmin. Chen-hsin mencibir karena Taiyu hanya mengutip lirik lagu dan tidak kreatif. Taiyu tidak senang mendengarnya, dia mendelik sambil meremas kaleng minumannya yang sudah habis. Chen-hsin agak ngeri dan berusaha menghibur bahwa mereka senasib, diam-diam menyukai seseorang tanpa berani mengungkapkannya. Taiyu tersenyum licik dan mengusulkan agar mereka bekerjasama untuk saling membantu memisahkan hubungan Minmin dan Ou Yang agar mereka bisa mengejar cintanya.

Mereka mulai menyelidiki hubungan keduanya, baik Taiyu maupun Chen-hsin bersikap seperti detektif yang mengejar targetnya. Mereka membuntuti Ou Yang dan Minmin yang akan bertemu di suatu tempat. Ternyata mereka terkecoh, Minmin dan Ou Yang bertemu bukan untuk pacaran tapi merawat anjing hitam kecil yang lucu, yang mereka anggap sebagai bayinya. Chen-hsin lega karena ternyata dugaan mereka salah tapi Taiyu tidak ingin mereka bersama apapun alasannya. Taiyu punya ide dan dia pergi untuk melaksanakan niatnya. 

Sepulang sekolah, Minmin kesal karena ada teman-teman Taiyu yang menghadangnya. Rupanya mereka ingin menyemangati Taiyu yang berniat mengatakan suka pada Minmin. Minmin tak suka dengan Taiyu yang terkenal nakal dan menggunakan cara seperti preman. Minmin tersenyum sinis sambil menabrak kaki Taiyu dengan sepedanya. Taiyu kesal dan meminta agar tak ada yang menceritakan hal itu pada siapapun.

Saat semua teman Taiyu pergi, Chen-hsin yang sejak tadi bersembunyi memberanikan diri untuk keluar dari balik tanaman. Chen-hsin mengusulkan agar mereka menyerah saja karena Minmin tak mungkin tertarik pada Taiyu. Taiyu tak mau menyerah dan punya ide baru yaitu menculik anak anjing itu agar Minmin tak punya alasan lagi bertemu dengan Ou Yang secara sembunyi-sembunyi. Chen-hsin tak suka ide itu tapi dia bersedia membantu. Chen-hsin sengaja membuat jejak kaki anjingnya dengan air susu agar Minmin dan Ou Yang mengira kalau anjingnya hilang bukan diculik. Taiyu kesal dan mengajak Chen-hsin pergi sebelum ketahuan.

Chen-hsin membantu Taiyu menculik anak anjing dan membawanya ke atap gedung. Chen-hsin melihat Taiyu membelai anjing itu dengan lembut, dia tak mengira kalau ternyata Taiyu penyayang binatang. Taiyu memutuskan bahwa selama belum memiliki tuan yang baru maka Chen-hsin harus merawat anak anjing itu. Taiyu menyerahkan anjing itu pada Chen-hsin tapi Taiyu kaget saat anak anjing itu tiba-tiba pipis. Chen-hsin tertawa begitu pula dengan Taiyu, dia tak marah dengan tingkah anjing itu. 

Chen-hsin bertanya anjing itu akan diberi nama apa. Taiyu tersenyum licik sambil mengatakan bahwa sebaiknya mereka memberi nama Andy saja. Chen-hsin tak suka nama idolanya dijadikan nama anjing apalagi anjing hitam itu betina tapi Taiyu tak kehilangan akal dan mengusulkan agar menggunakan inisial ND saja. Chen-hsin tetap tak mau tapi Taiyu tak mau ambil pusing. Mereka akhirnya malah saling berkejaran sambil tertawa.

Di kelas, Minmin sedih karena anjingnya hilang dan Chen-hsin hanya bisa menyembunyikan wajahnya di balik buku. Saat Guru Wang masuk kelas, beliau mengatakan bahwa ada murid yang mengiriminya surat kutukan. Guru Wang menasehati bahwa mengirim surat seperti itu adalah tindakan bodoh dan tak masuk akal sambil menunjukkan surat itu kepada semua muridnya. Chen-hsin hanya bisa membisu saat Guru Wang meminta pada siapapun yang menulis surat itu untuk datang menghadap setelah jam pelajaran usai.

Chen-hsin merasa tidak enak dan berniat mengaku, dia menuju ruang guru untuk menemui Guru Wang. Di saat yang sama, Taiyu dan Minmin juga ada di ruang guru. Taiyu sedang dimarahi Guru Chen dan Minmin sedang mengurus sesuatu. Taiyu tidak memperhatikan omelan gurunya, dia malah tertarik melihat Chen-hsin yang berdiri ketakutan di sisi wali kelasnya. Minmin juga ingin tahu apa yang terjadi tapi dia pura-pura cuek.

Taiyu mendekati Chen-hsin dan tak memperdulikan teriakan Guru Chen. Sebelum Chen-hsin mengaku, Taiyu lebih dulu mengakui bahwa dirinya yang mengirim surat kutukan itu. Guru Wang tidak kaget tapi justru lega dan menyuruh Chen-hsin pergi. Chen-hsin dan Minmin sama-sama kaget tapi mereka hanya diam, Chen-hsin tak berani membantah dan memilih keluar ruangan tapi masih penasaran. Guru Chen ikut nimbrung dan memarahi Taiyu, Taiyu kesal karena mereka berdua sama-sama mengomel dan meminta mereka bicara satu per satu.

Chen-hsin berjalan pelan sambil terus menoleh, dia berusaha mencuri dengar apa yang kedua gurunya bicarakan tentang Taiyu. Chen-hsin sempat mendengar keluhan Guru Wang bahwa sebenarnya Taiyu adalah anak yang pandai dan pernah ikut olimpiade sains juga tapi mengapa sekarang menjadi anak nakal dan menyusahkan orang lain? Chen-hsin kaget mendengarnya dan berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Sepulang sekolah, Chen-hsin dan Taiyu pergi ke toko buku. Chen-hsin berterima kasih karena Taiyu telah membantunya, Taiyu hanya menjawab singkat bahwa itulah gunanya teman. Chen-hsin hanya bisa diam dan merasa tersanjung karena Taiyu menganggapnya teman. Taiyu penasaran dan bertanya kepada siapa Chen-hsin memberikan surat kutukan yang ketiga? Chen-hsin ragu dan akhirnya jujur mengakui bahwa surat ketiga dia kirimkan untuk Minmin. Chen-hsin takut Taiyu marah dan dia buru-buru menambahkan bahwa dirinya menyesal makanya dia berharap agar Taiyu bisa bersama Minmin dan mengatakan 'aku menyukaimu'.

Chen-hsin menjadi salah tingkah saat Taiyu memandang lurus kearahnya. Chen-hsin pura-pura menunduk untuk menenangkan debar jantungnya dan dia tak sengaja melihat buku puisi dari penyair asing. Chen-hsin menunjukkan buku itu dan meyakinkan bahwa daripada mengutip lirik lagu lebih baik meniru puisi, pasti tak akan ketahuan. Taiyu tak yakin bisa berhasil tapi Chen-hsin mengatakan bahwa umumnya gadis itu sulit dipahami, apa yang dikatakan pasti berbeda dengan yang dirasakannya. Taiyu hanya tersenyum mendengar penjelasan Chen-hsin.

Chen-hsin nonton Ou Yang bermain basket sambil membuka buku tahunan SMP Chongde, dia baru tahu kalau dulu Ou Yang dan Taiyu adalah teman sekelas. Chen-hsin penasaran dan dia menutup bukunya, berjalan lurus ke arah Ou Yang tanpa memperdulikan dirinya sendiri. Kedua sahabat Chen-hsin yang sedang membaca majalah bersama menjadi heran saat melihat Chen-hsin menghampiri Ou Yang. Chen-hsin mendekati Ou Yang dan dia ingin memastikan bahwa sebenarnya Ou Yang kenal dengan Taiyu. Ou Yang hanya diam sambil berpikir.

Akhirnya Ou Yang cerita bahwa dulu saat SMP dirinya memiliki 2 sahabat yaitu Taiyu dan A Yuan. Suatu hari, sepulang sekolah mereka pergi ke pantai dan bermain. A Yuan mengajak mereka bertaruh bahwa siapa yang bisa berenang paling jauh di laut selama 3 menit maka dialah pemenangnya. Taiyu menanggapi tantangan itu dan mereka berdua berenang ke laut tapi sayangnya A Yuan tenggelam, Taiyu ingin menolong tapi Ou Yang melarangnya karena terlalu berbahaya. 

Ou yang mengakhiri ceritanya dengan mengatakan bahwa sejak saat itu Taiyu membenci dan memusuhi dirinya karena Taiyu menyalahkannya atas kematian A Yuan. Chen-hsin memeluk buku tahunan itu dengan erat, kini dia tahu yang sebenarnya bahwa dulu Ou Yang dan Taiyu bersahabat. Dia juga mengerti alasan Taiyu menolongnya di kolam dan menangis, rupanya Taiyu trauma dengan kematian A Yuan. Chen-hsin memantapkan hati bahwa dia ingin menolong Taiyu.

Chen-hsin sedang membuat garis dengan kapur merah dan dia bersiap menunggu kedatangan Taiyu. Tak lama kemudian Taiyu muncul dan heran melihat Chen-hsin yang sudah menunggunya dengan mengenakan sepatu roda. Taiyu menggodanya, minta ketemuan di tempat sepi karena malu. Chen-hsin menegaskan bahwa dirinya ingin mengajak Taiyu berlomba, siapa yang bisa mencapai garis merah alias menang maka dia boleh mengajukan permintaan. 

Sebelum Taiyu menjawab, Chen-hsin sudah berlari tapi dia jatuh tersungkur. Chen-hsin bisa mendengar suara tawa Taiyu dan dia berusaha bangkit dan berlari lagi tapi Chen-hsin kembali jatuh terlentang. Taiyu tertawa dan meletakkan tasnya, dia berjalan menyusul Chen-hsin. Saat Taiyu ingin menolongnya, Chen-hsin mengibaskan tangannya, dia ingin membuktikan bahwa dirinya mampu. Taiyu meremehkannya dan mengatakan bahwa Chen-hsin tak mungkin bisa mengalahkannya. Chen-hsin bangkit dan mencoba berlari lagi, dia tak menghiraukan larangan Taiyu.

Usaha Chen-hsin akhirnya berhasil, dia bisa melewati garis merah. Taiyu tak mengerti apa yang sedang ingin dibuktikan oleh Chen-hsin padanya. Chen-hsin mengatakan bahwa saat dirinya tenggelam di kolam dan Taiyu menolongnya karena Taiyu masih trauma dengan kejadian A Yuan makanya Taiyu sempat menangis. Chen-hsin mengaku kalau Ou Yang sudah menceritakan semua padanya. Taiyu marah dan Chen-hsin balas memukulnya dengan gemas. Chen-hsin mengatakan bahwa kejadian itu juga sulit dilupakan oleh Ou Yang dan Chen-hsin yakin bahwa A Yuan pasti tak suka bila Taiyu dan Ou Yang bermusuhan. Taiyu kian marah dan mengancam akan memukul sambil mencengkeram kedua tangan Chen-hsin.

Chen-hsin terdiam dan Taiyu melepaskan tangannya kemudian berbalik pergi. Chen-hsin memanggil dan ingin mengejarnya tapi dia terjatuh, Taiyu menghentikan langkahnya dan berbalik untuk membantu Chen-hsin. Chen-hsin mengatakan bila ada kesempatan maka dia ingin berlomba lagi begitu pula dengan A Yuan, dia pasti akan mengulang kembali bila mendapat kesempatan. Hal itu bukan kesalahan Taiyu karena merupakan keputusannya sendiri. Taiyu hanya diam dan membantu Chen-hsin berdiri.

Chen-hsin mengingatkan bahwa siapa yang menang boleh membuat permintaan, dengan nada enggan Taiyu bertanya apa yang diinginkan Chen-hsin darinya. Chen-hsin ragu dan mengatakan bahwa dirinya ingin melihat Taiyu yang dulu. Taiyu membisu dan ingatannya kembali ke masa lalu. Taiyu menangis saat melihat A Yuan berdiri di pinggir pantai sambil minum setengah isi kaleng minumannya dan membuang sisanya ke laut. A Yuan berbalik sambil tersenyum ke arah Taiyu, Taiyu yang semula menangis ikut tersenyum. Mereka saling bertukar senyum, A Yuan mengangguk kemudian berbalik ke arah laut dan berjalan menjauh. Taiyu merasa tenang, dia berbalik dan berjalan pulang.

Esoknya di kelas Taiyu, seperti biasanya para murid tak perduli dengan siapapun mereka asyik bermain. Tak seperti biasanya, Taiyu duduk dengan tenang dan berpakaian rapi sambil menunggu guru yang datang. Seorang guru pria bertubuh kurus datang dan dia sudah terbiasa mengajar di kelas yang amburadul. Seorang murid yang duduk di depan dan berkacamata langsung berdiri untuk memberi salam. Taiyu ikut berdiri dan teman yang lain terpaksa ikut memberi hormat tapi setelah itu mereka kembali cuek. Taiyu kesal dan menggebrak meja, teman-teman Taiyu menjadi takut dan ikut duduk manis. Guru kurus itu dengan terbata bertanya apakah Taiyu punya pertanyaan.

Taiyu bertanya pelajaran terakhir sampai dimana? Pertanyaan Taiyu membuat semua temannya kaget begitu pula dengan guru, guru menjawab bila sekarang akan membahas bab 7 halaman 125 tentang Perang Dunia II. Taiyu berusaha mencari halaman yang dimaksud tapi guru mengingatkan bahwa buku yang dipegang Taiyu salah. Taiyu salah tingkah dan memerintahkan temannya membuka buku yang dimaksud tapi tak ada satupun yang membawa buku itu. Satu-satunya yang memiliki buku itu adalah si kacamata. Akhirnya Taiyu dan teman-temannya ikut menyimak pelajaran bersama si kacamata. 

Hari Minggu, Chen-hsin sibuk berdandan karena hari ini dirinya janjian dengan Taiyu untuk belajar bersama di McDonald. Chen-hsin sangat percaya diri bahwa dandanannya oke tapi saat bertemu Taiyu, cowok itu malah menggodanya karena berdandan menor seperti wanita dewasa yang hendak pergi ke festival kuil. Chen-hsin kesal dan berjalan duluan meninggalkan Taiyu yang masih meledeknya. Taiyu mengejar Chen-hsin dan mengambil tasnya sehingga Taiyu membawa 2 tas seperti yang biasa dilakukan Chen-hsin. 

Chen-hsin bahagia bisa berjalan bersama Taiyu apalagi saat mendengar beberapa gadis memuji sosok Taiyu yang tampan. Chen-hsin kian berbunga dan dia tak menyadari saat sebuah mobil muncul dari tikungan dibelakangnya, mobil itu ngebut sambil membunyikan klakson. Chen-hsin kaget dan Taiyu langsung memeluk untuk melindunginya. Selama beberapa saat mereka terdiam kemudian Taiyu melepaskan pelukannya sambil mengomel. Taiyu meminta Chen-hsin minggir dan dia yang berjalan di sisi jalan raya. Chen-hsin tak henti tersenyum, hatinya berbunga, tak menyangka bila Taiyu yang kasar bisa bersikap lembut dan romantis.

Mereka tiba di McDonald, Taiyu mencari tempat duduk dan Chen-hsin yang membeli makanan. Saat Chen-hsin sedang antri membeli makanan, Minmin dan Chiayi muncul, mereka melihat Taiyu sedang duduk sendiri sambil belajar. Minmin ragu tapi Chiayi menyemangati agar mau menyapa Taiyu. Semula Taiyu ingin mengatakan bahwa dia datang bersama Chen-hsin tapi dia mengurungkan niatnya karena Minmin menyemangatinya. 

Chen-hsin muncul dan dia kaget melihat Minmin bersama Taiyu, dia juga mendengar bahwa Minmin berjanji akan memberikan biodatanya dan Taiyu tersipu. Sebelum pergi, Minmin mengatakan bahwa dia bersedia membantu bila Taiyu kesulitan pelajaran dan berpesan agar Taiyu tak salah tulis lagi, berniat menulis 'Destiny' tapi malah menulis 'Disney'. 


Setelah Minmin pergi, Taiyu menjadi bingung sendiri karena dia memang tak salah tulis. Disney itu nama samarannya. Chen-hsin datang dan bertanya tapi Taiyu hanya mengatakan bahwa Minmin berniat duduk bersama saja. Ada sorot tak rela di mata Chen-hsin saat melihat Taiyu tersipu dan Minmin yang tersenyum malu.

Sejak saat itu Taiyu benar-benar giat belajar, dia bahkan mengajak teman sekelasnya untuk mengubah segala hal baik lingkungan kelas dan perilaku mereka. Chen-hsin tak tahu apakah Taiyu berubah karena menepati janjinya atau karena dukungan Minmin. Taiyu juga bersungguh-sungguh saat bertugas menjadi patroli sekolah. 

Ketika lewat di depan kelas Chen-hsin (kebetulan Chen-hsin dan Minmin sekelas), Taiyu tersenyum manis ke arah Minmin. Chen-hsin hanya bisa menatap Taiyu tanpa berani berharap bahwa Taiyu tersenyum untuknya karena dia tahu Taiyu menyukai Minmin. Pada saat itu bila seorang gadis bersedia memberikan biodatanya pada seorang pria maka bisa dipastikan bahwa gadis itu penyukainya. Chen-hsin galau, pikirannya buntu dan dia tak tahu harus menulis nama siapa yang disukainya di buku harian miliknya. 

Sepulang sekolah, Taiyu dan Chen-hsin mampir ke toko buku untuk membeli buku soal terbaru. Ketika keluar toko, Chen-hsin berteriak girang melihat standee Andy Lau yang berdiri gagah di dekat toko. Chen-hsin langsung memeluknya itu sambil berteriak girang, "Ini dia suamiku!" Chen-hsin berharap bila dirinya dewasa akan pergi ke Taipei untuk melihat konser Andy Lau. Taiyu hanya tersenyum mendengar mimpi Chen-hsin. Dengan percaya diri Taiyu mengatakan bahwa kelak dia akan meminta Andy Lau menyanyi untuk Chen-hsin. Chen-hsin senang tapi tiba-tiba pemilik toko muncul dan marah karena Chen-hsin memegang posternya. Taiyu langsung menarik tangan Chen-hsin dan mengajaknya berlari.

Taiyu dan Chen-hsin kembali belajar bersama, ternyata Taiyu cukup pandai terutama pelajaran matematika (tentu saja, kan Taiyu pernah ikut lomba olimpiade sains). Taiyu tanpa ragu mengajari Chen-hsin matematika karena Chen-hsin selalu mendapat nilai jelek, tak salah bila Guru Wang sering menghukumnya. Semangat belajar Taiyu dan Chen-hsin membuat sahabat keduanya heran. 

Taiyu mengantar Chen-hsin pulang tapi saat Chen-hsin meminta Taiyu pulang karena rumahnya sudah dekat, Taiyu menolak dengan alasan mungkin bila dia lebih lama akan bertemu Minmin. Mereka berjalan dalam diam dan Chen-hsin mengatakan kalau ND kini kian pintar tapi Taiyu malah meledek dan bilang syukurlah ND tidak sebodoh Chen-hsin. Mereka berjalan sambil tersenyum.

Tiba-tiba Taiyu menghadang Chen-hsin dan menunjukkan gantungan kunci dengan hiasan boneka bergambar Andy Lau. Chen-hsin senang tapi Taiyu kembali menggodanya dengan mengatakan kalau sebenarnya dia ingin memberikan gantungan kunci itu pada Minmin tapi karena bonekanya jelek dan bergambar Andy Lau maka dia memberikannya pada Chen-hsin. Chen-hsin tentu saja sangat senang ketika menangkap gantungan kunci yang dilemparkan Taiyu padanya.

Chen-hsin mengejar Taiyu yang berjalan duluan. Chen-hsin bertanya apa definisi gadis cantik menurut para lelaki? Taiyu balik bertanya apakah Chen-hsin ingin tahu gadis seperti apa yang disukai Ou Yang? Chen-hsin bingung sesaat dan menjawab terserah. Taiyu bilang kalau Ou Yang mengidolakan Vivian Chow. Dengan malu-malu Chen-hsin bertanya bagaimana dengan Taiyu sendiri? Taiyu menjawab kalau dia suka Yuki Uchida dan Norika Sakai. Chen-hsin mengeluh bahwa keduanya itu artis Jepang dan Taiyu hanya tersenyum. Tiba-tiba Chen-hsin minta diajari bermain sepatu roda karena Ou Yang sangat mahir melakukannya dan Taiyu bersedia mengajarinya.

Esoknya sepulang sekolah, Chen-hsin membeli majalah dengan cover artis Jepang. Dia ingin meniru gaya artis idola Taiyu. Chen-hsin melihat seorang gadis dengan dandanan modis menunggu di depan rumahnya. Gadis itu sedang menunggu kakaknya. Chen-hsin tertarik melihat gaya rambut gadis itu yang mirip dengan cover majalahnya dan bertanya bagaimana caranya agar dia bisa berdandan seperti gadis itu. Tiba-tiba kakaknya muncul dan mengomelinya tapi gadis itu malah membela Chen-hsin. Gadis itu bersedia membantu Chen-hsin. Chen-hsin tersenyum senang tanpa menghiraukan tatapan kakaknya yang sewot.

Minmin khawatir melihat Ou Yang terluka tapi Ou Yang mengatakan bahwa dirinya hanya terkilir. Kedua sahabat Chen-hsin yang melihat hal itu menjadi sedih tapi kemudian muncul Chiayi dan menyindir bahwa mereka bukan teman Ou Yang. Gadis itu langsung berlari dan menyapa Ou Yang. Mei-mei kesal dan ingin memukulnya tapi Small menghalanginya. Mereka heran karena Chen-hsin tak juga muncul padahal sekarang saat yang tepat untuk menarik perhatian Ou Yang.  

Tiba-tiba pandangan Ou Yang tertuju pada Chen-hsin yang pagi itu tampak berbeda. Bila biasanya rambut Chen-hsin selalu berantakan, poninya dijepit dan berkacamata tapi kali ini rambutnya disisir rapi dan berponi tanpa mengenakan kacamata. Chen-hsin tersenyum pada Ou Yang dan langsung masuk ke kantin. Taiyu yang sedang makan mie juga langsung terpesona dengan perubahan Chen-hsin sedangkan Chen-hsin langsung berjalan menuju kotak es krim dan mengambil satu es batangan. Chen-hsin ingin memberikannya pada Ou Yang tapi ragu.

Tiba-tiba Taiyu mendorong punggungnya dan memberi kode agar Chen-hsin menyerahkan esnya pada Ou Yang. Minmin yang merasa diabaikan langsung pergi menuju kelasnya sementara Ou Yang malah memuji perubahan Chen-hsin dan berharap agar Chen-hsin bisa sukses mengerjakan ujian. Kedua sahabat yang sejak tadi mengintip langsung memberi selamat pada Chen-hsin tapi entah mengapa Chen-hsin tidak terlalu senang, dia malah melirik Taiyu yang pura-pura asyik menyantap mienya.

Ujian berlangsung lancar dan tanpa disangka, Taiyu berhasil mendapatkan peringkat 10 saat ujian. Ketika semua orang terkejut dengan hasil ujian Taiyu, datang kepala sekola pengganti di sekolah itu. Kepala sekolah Chuan ini sangat disiplin dan tanpa ampun kepada penghuni kelas 317 (kelas Taiyu). Beliau mengganti petugas patroli sekolah dan menganggap kelas 317 adalah kelas rendahan. Taiyu tak gentar saat Kepala Sekolah baru meremehkannya bahkan Taiyu berani menunjukkan tangannya sebagai tanda bahwa dirinya tak takut sambil meninggalkan ruang kepala sekolah. 


Kepala Sekolah Chuan masuk ke kelas Taiyu dan menuduh bahwa hasil ujian Taiyu tidak murni karena mencontek dan Taiyu tidak berhak mendapat peringkat 10. Semua murid kelas hanya diam saat Kepala Sekolah bertanya apa ada yang membantu Taiyu mencontek, beliau memutuskan untuk menghukum mereka semua tapi Taiyu menolak karena mereka tidak bersalah. Akhirnya hanya Taiyu yang dihukum berlari keliling lapangan sebanyak 50x. Taiyu marah sambil menendang meja sebelum berlari keluar kelas untuk menjalani hukumannya, sementara semua teman sekelasnya hanya bisa diam menunduk.


Semua murid berkumpul di lapangan dan merasa prihatin tapi tidak berani berbuat apapun, hanya menggerutu tentang kebijakan Kepala Sekolah Chuan sangat disiplin. Chiayi menceritakan gosip pada Minmin bahwa Taiyu mencontek saat ujian tapi Chen-hsin membantahnya. Chen-hsin yang melihat Taiyu dihukum menjadi kesal karena Taiyu tak mengatakan yang sebenarnya bahwa dia benar-benar belajar dan tak curang. 


Chen-hsin mencoba membujuk Kepala Sekolah Chuan. Beliau malah menyarankan agar Chen-hsin tidak bergaul dengan Taiyu, Beliau tetap pada pendiriannya dan mengancam akan menambah hukumannya bila Taiyu tidak mampu menyelesaikan hukuman larinya. Taiyu yang kepayahan akhirnya jatuh pingsan. 


Sejak saat itu Chen-hsin menjadi gelisah karena tidak mendengar kabar tentang Taiyu lagi. Taiyu seolah menghilang ditelan bumi, bahkan para sahabatnya juga tak tahu keberadaan Taiyu. Chen-hsin duduk melamun sambil memandangi meja yang penuh dengan coretan Taiyu. Chen-hsin hanya diam mendengarkan para sahabatnya mengomel tentang kebijakan Kepala Sekolah Chuang, tiba-tiba terbersit ide di kepala Chen-hsin. Chen-hsin merencanakan aksi boikot terhadap Kepala Sekolah Chuan, dengan dibantu keempat sahabatnya, Chen-hsin membuat selebaran dan dibagikan kepada teman yang lain. 


Hanya sedikit teman yang mau menerima atau membaca selebaran itu karena mereka takut. Saat Chen-hsin hendak memberikan selebaran pada Minmin, Chiayi melarangnya dan mengajak Minmin masuk ke kantin. Minmin hanya diam saat Chiayi menariknya menuju kantin. Chen-hsin sedih tapi senyum langsung mengembang di wajahnya karena Ou Yang datang dan meminta semua selebarannya. Ou Yang meminta kedua sahabatnya untuk membantu Chen-hsin.


Selebaran itu cepat menyebar di kalangan murid tapi hal itu langsung ketahuan Guru Wang, Chen-hsin dimarahi dan dihukum 2 hari karena dianggap sebagai provokator. Di rumah, Chen-hsin kembali dimarahi ayah ibunya. Chen-hsin tidak boleh keluar kamar dan setelah Chen-hsin naik ke lantai atas, ibu kembali mengeluh pada ayah karena sempat diomeli Guru Wang di telepon. 

Saat ibunya asyik curhat pada ayah, tiba-tiba telepon rumah berdering dan ibu terpaksa mengangkatnya. Sebenarnya ibu agak takut bila ternyata Guru Wang menelepon lagi tapi bukannya takut tapi ibu malah jadi kesal karena seseorang sedang menggodanya. Teleponnya langsung dimatikan saat ibu ingin menjawabnya, begitu terus.

Chen-hsin yang menguping dari balik tangga menduga kalau yang menelepon adalah Taiyu karena si penelepon mengaku sebagai petugas kelas tambahan. Chen-hsin buru-buru masuk kamar dan bersiap di depan telepon merahnya, begitu telepon berdering maka Chen-hsin langsung mengangkatnya. Ternyata memang Taiyu yang menelepon Chen-hsin, Chen-hsin mengatakan bahwa dirinya tak apa-apa tapi Taiyu tidak boleh meneleponnya selama 2 hari ke depan dan langsung menutupnya.

Taiyu yang sedang dirawat di rumah sakit merasa khawatir pada Chen-hsin makanya dia berniat menelepon. Dia merasa aneh karena ibunya Chen-hsin menjawab sambil marah-marah. Taiyu kian khawatir saat bisa ngobrol dengan Chen-hsin tapi gadis itu malah memintanya agar tak meneleponnya selama 2 hari dan langsung menutup teleponnya. 

Chen-hsin sedang menulis hukumannya ketika mendengar seseorang melempari jendelanya dengan batu kerikil. Chen-hsin keluar balkon dan mendapati Taiyu berdiri di luar. Mereka berbasa-basi tapi jelas sekali tatapan rindu diantara keduanya. Taiyu berdalih bahwa dirinya kebetulan lewat saja dan dia lega bisa melihat Chen-hsin. Chen-hsin menatap Taiyu seolah ingin tahu apa yang terjadi dan Taiyu menjadi salah tingkah kemudian berniat pergi. Chen-hsin meminta untuk menunggunya. 

Taiyu menunggu dan saat pintu pagar terbuka, ND muncul disertai Chen-hsin. ND tak ragu berjalan ke arah Taiyu dan ND hanya diam saat Taiyu mengelus dan menggendongnya. Chen-hsin penasaran dan bertanya tentang kabar Taiyu dan Taiyu malah senang bisa diskors. Chen-hsin agak kesal dan kembali bertanya tentang keadaan Taiyu setelah pingsan waktu dihukum lari. Taiyu menjawa singkat bahwa dirinya tak apa cuma dehidrasi. Chen-hsin hanya diam sambil memandangi plester di lengan Taiyu, Taiyu yang menggendong ND buru-buru membuang plesternya.

Taiyu balik bertanya mengapa Chen-hsin dihukum dan dengan nada bercanda Chen-hsin mengatakan bahwa siapapun yang mengenal Taiyu pasti akan dihukum. Chen-hsin bertanya mengapa Taiyu malam-malam datang mencarinya, Taiyu tersenyum dan mengatakan apa yang dulu pernah Chen-hsin katakan padanya tentang sifat gadis yang tak mau berterus terang. Bila gadis mengatakan tak apa-apa artinya pasti ada apa-apa. Chen-hsin tersenyum malu karena taiyu mengingat omongannya.

Taiyu mengajak Chen-hsin jalan-jalan ditemani ND yang kini telah besar. Tiba di suatu tempat seperti arena bermain, Taiyu menyerahkan ND pada Chen-hsin karena dia ingin menunjukkan sesuatu pada Chen-hsin. Chen-hsin menunggu dan dia terkesima melihat arena bermain yang semula agak gelap kini menjadi terang oleh lampu-lampu, Chen-hsin kian terpesona saat Taiyu muncul dengan membawa sepatu roda untuknya. Taiyu ingin menepati janjinya mengajari Chen-hsin bermain roller skating.

Chen-hsin bahagia, Taiyu mengajarinya dengan sabar dan mengatakan bahwa Chen-hsin tak perlu takut jatuh karena yang terpenting adalah alasan mengapa Chen-hsin berada di tempat itu. Chen-hsin tersenyum malu dan Taiyu membantunya berdiri. Taiyu kembali mengajari dan memegang tangan Chen-hsin agar tak jatuh lagi. Mereka terus berlatih bersama dengan disaksikan ND yang bertugas menjaga tas dan sepatu mereka.

Pada saat festival sekolah, baik murid dan para wali murid berkumpul di aulu. Kepala Sekolah Chuan mengumumkan para siswa peraih peringkat 1 - 10. Ou Yang mendapat peringkat 1 sedangkan Minmin peringkat 5. Chen-hsin melirik Taiyu yang membalasnya dengan senyum karena sebentar lagi Kepala Sekolah akan memanggil namanya sebagai peraih peringkat 10. Sayangnya Kepala Sekolah memutuskan hanya mengumumkan hingga peringkat 9 saja, beliau bersikeras membatalkan peringkat 10 yang diraih Taiyu karena dianggap berbuat curang sambil menunjuk ke arah Taiyu.

Taiyu yang sudah berdiri langsung lemas ada rasa tak percaya dalam sorot matanya saat mendengar keputusan Kepala Sekolah itu. Chen-hsin berusaha menguatkan hati saat semua teman Taiyu kesal dan menggerutu. Kepala Sekolah tak perduli, beliau balik menyindir dan mengomeli Taiyu yang dianggapnya tak berguna. Taiyu terduduk, dia kesal tapi tak bisa berbuat apapun. Semua yang hadir di aula itu hanya bisa menonton tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Chen-hsin sudah tak tahan lagi, dia berdiri dan memanggil Kepala Sekolah Chuan sambil berjalan ke arah panggung. Mei-mei dan Small ingin menghalangi tapi Chen-hsin sudah membulatkan tekad untuk melawan ketidakadilan. Chen-hsin berjalan sambil memendekkan roknya, dia sengaja minta dihukum karena melanggar beberapa aturan, diantaranya mengenakan rok terlalu pendek. Kepala Sekolah mengacuhkannya dan berjanji akan menghukumnya nanti. Chen-hsin menyindir kalau semua peraturan itu tak penting mengapa para murid harus mematuhinya?

Ketika Chen-hsin menunduk untuk minta dihukum, Kepala Sekolah hanya bisa terdiam. Hal itu membuat para wali murid kian bingung sementara Taiyu tak menyangka Chen-hsin bisa seberani itu. Semua hanya berani berkasak-kusuk. Tiba-tiba Ou Yang turun dari panggung, dia mengaku kalau dirinya mencontek saat ujian dan dia minta dihukum. Chen-hsin yang semula menunduk langsung menegakkan tubuhnya, dia kaget sekaligus senang karena Ou Yang ada dipihaknya.

Ayah Ou Yang kaget dan protes bahwa hal itu tak mungkin dilakukan karena Ou Yang pandai. Ou Yang seolah ingin menyindir seseorang dengan mengatakan bahwa bila Kepala Sekolah bisa menuduh Taiyu telah berbuat curang maka dia juga bisa melakukan hal yang sama. Kepala Sekolah kesal dan berjanji akan memberi hukuman pada Ou Yang tapi ayah Ou Yang tidak setuju dan minta didiskusikan dulu sebelum memberi hukuman. 

Ketika Kepala Sekolah dan ayah Ou Yang berdebat, tiba-tiba Mei-mei melepas roknya dan hanya mengenakan celana selutut. Dengan suara lantang Mei-mei minta dihukum karena tak taat peraturan. Semua murid bertepuk tangan saat satu per satu murid mengakui kesalahannya karena tak taat peraturan, begitu pula dengan Minmin yang mengaku membawa pager padahal hal itu dilarang. Chiayi hanya bisa mendelik kaget dengan keberanian Minmin.

Para wali kelas heboh ketika semua murid berdiri dan bersorak tanda bahwa mereka mendukung aksi yang dimotori oleh Chen-hsin. Kepala Sekolah gusar dan tak tahu harus berbuat apa saat semua murid berebut ingin dihukum. Chen-hsin menoleh ke arah semua temannya dan ada sorot lega dimatanya atas dukungan mereka. 

Chen-hsin mengingatkan Kepala Sekolah bahwa beliau pernah meminta siswa harus bertindak seperti siswa tapi nilai ujian atau peraturan sekolah tak dapat menentukan siapa murid itu. Murid yang mendapat nilai bagus pasti pernah melakukan kesalah dan siapapun yang pernah melakukan kesalahan pasti bisa berubah menjadi lebih baik. Baik buruknya seseorang tak tergantung pada siapapun tapi tergantung pada diri sendiri. Ou Yang yang berdiri disamping Chen-hsin kian terpesona dengan keberaniannya menyuarakan ketidakadilan.

Semua murid bertepuk tangan mendengar argumen Chen-hsin, Ou Yang tersenyum sambil memandangi Chen-hsin. Kepala Sekolah Chuan kesal dan marah, dia ingin menghukum Chen-hsin yang dianggap sebagai provokator tapi di saat yang genting, Kepala Sekolah yang lama muncul dan menenangkan suasana yang kian panas. Kepala Sekolah lama berjanji akan mendiskusikan masalah ini bersama-sama dan memperbaiki diri agar sekolah ini menjadi lebih berkualitas. 

Janji itu membuat semua murid bertepuk tangan. Beliau memberi tanda pada Kepala Sekolah chuan agar tak memperkeruh suasana. Kepala Sekolah lama mengatakan bahwa hari ini ulangtahun sekolah dan perang balon air bisa segera dimulai. Semua murid bersorak girang. Chen-hsin lega usahanya berjalan lancar, dia menoleh ke arah Taiyu dan Taiyu tersenyum padanya. Mereka berlari ke lapangan dan perang balon air dimulai. 

Narasi Chen-hsin : kita tidak akan tahu sampai bertahun kemudian bahwa orang pertama yang dilempari balon air bukan seseorang yang tak disukai tapi seseorang yang tidak bisa berhenti dipandangi. Chen-hsin dan Taiyu saling melempar balon air, mereka bertukar senyum dan tertawa bersama tapi saat Taiyu hendak melempar balon lagi ternyata Ou Yang muncul dan menjadi perisai bagi Chen-hsin. Minmin bersembunyi di balik punggung Taiyu dan mereka semua saling melempar balon dengan riang tak perduli tubuh dan seragam yang basah yang ada hanya rasa senang.

Saat liburan sekolah, mereka semua (4 pasangan) pergi berkemah dengan mengendarai motor. Chen-hsin dibonceng oleh Ou Yang dan Minmin dibonceng oleh Taiyu. Pasangan lainnya yang ikut adalah kedua sahabat Chen-hsin dan Taiyu tapi setelah agak jauh, Sakuraki yang membonceng Mei-mei berhenti karena Dahe dan Small tak kunjung kelihatan jadi mereka memutuskan untuk menunggu.

Saat menunggu, Taiyu bertanya pada Minmin yang menempel manja dipunggungnya, apakah Minmin lelah dan Minmin hanya menggeleng. Pemandangan itu membuat Chen-hsin agak cemburu, dia duduk mematung di atas motor Ou Yang. Ou Yang sedang menggosok tangannya sendiri seolah tahu bahwa Chen-hsin iri dengan kemesraan Taiyu dan Minmin. 

Ou Yang meraih kedua tangan Chen-hsin dan memasukkannya dalam jaket dengan alasan agar tangan Chen-hsin tak kedinginan. Taiyu menoleh dan melihat hal itu sekilas sebelum membuang muka. Jelas terlihat bahwa sebenarnya Taiyu dan Chen-hsin saling menyukai tapi menahan diri karena sekarang mereka telah bersama dengan orang yang mereka inginkan.

Sementara itu Dahe yang menggunakan motor matik seolah kesulitan membonceng Small yang bertubuh subur. Dirinya ketinggalan jauh dan Dahe kian kesal karena Small ingin melingkarkan tangannya di pinggangnya. Small mencoba merayu bahwa mereka ditakdirkan bersama tapi Dahe kembali mengomel sambil berusaha mempercepat laju motor matiknya. Small dengan nada manja menuduhnya sengaja melambatkan laju motornya agar bisa berduaan dengannya. Dahe frustrasi dan berteriak memanggil Taiyu dan Sakuraki sementara Small malah tersenyum.

Mereka semua akhirnya tiba di tempat berkemah. Mereka tertawa dan menari bersama. Mei-mei menyarankan agar mereka bermain "Truth or Dare" dengan menggunakan botol yang diputar untuk menentukan giliran. Mei-mei memutar botol dan berhenti ke arah Ou Yang. Mei-mei bertanya apakah Ou Yang menyukai seseorang dan orang itu ada di sini bersama mereka. Ou Yang tersenyum saat menatap Chen-hsin dan mengiyakan kedua pertanyaan Mei-mei. Kini giliran Ou Yang memutar botol dan botol itu berhenti ke arah Taiyu. 

Ou Yang menanyakan pertanyaan yang sama pada Taiyu dan dengan mantap Taiyu mengiyakan pertanyaan itu sambil menatap lurus ke depan. Chen-hsin yang duduk di depan Taiyu dan bersebelahan dengan Minmin merasa iri karena Taiyu menatap mesra ke arah Minmin dan Minmin balas tersipu malu.

Kini giliran Taiyu yang memutar botol dan botol itu berhenti di depan Chen-hsin. Chen-hsin bingung, dia tak tahu harus menjawab apa saat Taiyu bertanya apakah Chen-hsin menyukai seseorang dan orang itu ada di sini bersama mereka. Chen-hsin hanya bisa bergantian menatap Ou Yang dan Taiyu seolah minta bantuan. 

Ketika Chen-hsin masih terdiam, tiba-tiba Dahe meralat dan maju untuk mengamati arah botol dengan lebih seksama. Dahe mengatakan bahwa sebenarnya botol itu lebih mengarah ke Minmin bukan Chen-hsin. Yang lain meminta Taiyu mengulangi pertanyaannya sementara Minmin tersenyum manis dan siap menjawab. 

Taiyu hanya diam sambil memandangi Minmin yang terus tersenyum padanya. Tiba-tiba Taiyu bertanya apakah Minmin pernah mengirim surat kutukan? Wajah Minmin langsung pucat dan yang lain kaget mendengar pertanyaan itu begitu pula dengan Chen-hsin. Yang lain kesal karena Taiyu mengubah pertanyaan dan Ou Yang minta agar Taiyu dihukum dengan minum.

Malamnya saat mencari kayu bakar, Chen-hsin berdiskusi dengan Taiyu tentang Minmin dan surat kutukan itu. Taiyu menjelaskan alasannya mencurigai Minmin karena dialah yang mengirim surat itu pada Chen-hsin makanya dia tahu kalau Chen-hsin pelakunya dan melaporkan pada guru. Chen-hsin tidak mengira kalau Minmin yang selama ini dianggapnya sempurna ternyata punya sisi jahat juga. 

Secara jujur Taiyu mengakui kalau ternyata kepribadian Chen-hsin lebih menarik daripada Minmin. Dengan nada bercanda Taiyu mengatakan kalau sebenarnya Chen-hsin tak kalah cantiknya dibandingkan Minmin sambil mendekatkan lentera yang dibawanya ke wajah Chen-hsin. Chen-hsin tersipu malu tapi dia langsung cemberut dan ingin menendang saat Taiyu menggodanya. Mereka tertawa bersama dan Taiyu meletakkan lenteranya di tanah kemudian mendekati Chen-hsin. Chen-hsin deg-degan tapi ternyata Taiyu hanya ingin mengambil kayu bakar yang dibawanya.

Mereka beristirahat sambil duduk bersisian memandang langit yang bertabur bintang. Chen-hsin meminta Taiyu berjanji, seandainya kelak mereka tidak satu kampus, Taiyu harus giat belajar dan lulus, tidak boleh berkelahi dan membuat khawatir orang-orang yang menyayanginya. Taiyu menyanggupinya. 

Taiyu balik bertanya apakah bila kelak dirinya jauh Chen-hsin mau menjanjikan satu hal padanya? Chen-hsin kaget saat Taiyu mendekatkan tubuh padanya, tiba-tiba Taiyu mengatakan bahwa jangan pernah mencampur minyak wijen dengan mie. Chen-hsin menyindir bahwa hal itu tak lucu tapi dia tersenyum juga karena dirinya selalu salah ketika memesan mie untuk Taiyu. 


Langit yang cerah kian cerah saat Chen-hsin melihat bintang jatuh, dia segera meminta Taiyu untuk membuat permohonan. Taiyu hanya mengangkat tangan sambil melirik Chen-hsin yang serius berdoa dan akhirnya dia ikut berdoa, entah serius atau tidak. 


Narasi Chen-hsin : surat kutukan tak membawa keberuntungan bagi siapapun tapi Chen-hsin merasa bahwa malam itu dirinya mendapat keberuntungan karena bisa bersama Taiyu. Mereka tidak sadar kalau Ou Yang memperhatikan mereka dari balik pohon.


Chen-hsin dan keluarganya sedang asyik nonton acara takhayul di tv. Chen-hsin agak merinding saat pembawa acara itu menunjukkan foto dirinya dan teman-teman saat kemah bulan lalu. Pembawa acara itu mengatakan bahwa sebaiknya siswa dalam foto pergi ke kuil untuk meminta keselamatan. Chen-hsin khawatir karena siswa yang dimaksud adalah Taiyu.


Di saat yang sama, Taiyu pergi ke toko buku bukan untuk membeli kaset dan meminta standee Andy Lau sebagai hadiah. Pemilik toko menyarankan agar Taiyu hati-hati karena sudah larut malam dan Taiyu hanya tersenyum mengiyakan. Ketika Taiyu keluar toko, dia sudah dihadang oleh banyak orang yang membawa motor dan pemukul. Rupanya mereka adalah geng yang pernah dikalahkan oleh Taiyu saat bermain roller skating.


Setelah ujian, Mei-mei mendengar cerita dari Sakuraki kalau sudah seminggu Taiyu tak masuk bahkan dia juga tak ikut ujian. Small menimpali dan menduga apakah ada hubungannya dengan acara takhayul yang disiarkan minggu lalu. Mei-mei tak percaya dengan hal itu. Chen-hsin tak berkomentar apapun tapi dia kian khawatir.


Malamnya Chen-hsin mencoba menelepon Taiyu tapi tak ada jawaban. Chen-hsin berniat pergi ke suatu tempat dengan berlari tapi dia menghentikan larinya ketika tak sengaja melihat Taiyu di ruang kepala sekolah. Chen-hsin sengaja menunggu sambil berharap cemas karena ingin bicara dengan Taiyu. 


Taiyu terkejut melihat punggung Chen-hsin, dia mencoba cuek dan pergi tapi Chen-hsin memanggilnya. Taiyu tetap berjalan hingga dia terpaksa berhenti karena Chen-hsin menghadangnya. Chen-hsin bertanya mengapa Taiyu tak ikut ujian tapi Taiyu menjawab singkat bahwa itu bukan urusan Chen-hsin. Chen-hsin menghela nafas dan kembali bertanya dengan nada prihatin mengapa Taiyu kembali berkelahi. Taiyu seolah malas meladeni pertanyaan Chen-hsin dan menjawab bahwa tak ada alasan khusus, musuhnya ingin mengajak berkelahi maka Taiyu meladeni.


Chen-hsin kesal sambil menahan airmata setelah mendengar jawaban Taiyu yang ketus tapi Taiyu menguatkan hati dengan menatap tajam ke arah Chen-hsin. Chen-hsin marah dan mengancam tidak mau berbicara dengan Taiyu lagi. Chen-hsin kemudian pergi sambil mengusap airmatanya, dia tak melihat sorot sedih di mata Taiyu. 


Narasi Chen-hsin : bila seorang gadis mengatakan tidak ada yang salah berarti ada yang salah, bila mengatakan aku baik-baik saja berarti dirinya tak baik-baik saja. Kita tak tahu sampai kapan ketika seorang gadis mengatakan aku tak ingin berbicara denganmu lagi berarti dia tak membencimu tapi sangat perduli denganmu. Sejak itu Taiyu dan Chen-hsin hanya diam dan cuek saat berpapasan di koridor sekolah.


Malamnya, Chen-hsin pulang dan mendapati standee Andy Lau berdiri tegak di depan rumahnya. Chen-hsin mengira Taiyu yang datang tapi ternyata Dahe dan Sakuraki. Mereka mengucapkan selamat ulangtahun pada Chen-hsin, mereka tak tahu Taiyu sibuk apa tapi Taiyu tetap ingat ulangtahun Chen-hsin. Chen-hsin senang karena Taiyu memberinya hadiah istimewa. Dahe mengeluarkan kaset Andy Lau dari dalam sakunya dan mengatakan bahwa Chen-hsin hanya bisa membuka dan mendengarkan isinya bila telah lulus ujian universitas. 


Chen-hsin tersenyum malu saat menerima kaset itu karena Dahe menduga pasti ada yang istimewa dalam kaset itu. Sakuraki menambahkan bahwa bila besok Chen-hsin bertemu Taiyu maka Chen-hsin harus berterimakasih padanya. Keduanya langsung pamit karena telah selesai menjalankan misi yang diperintahkan Taiyu. Chen-hsin tak henti tersenyum bahagia sambil membolak-balik kasetnya, tanpa ragu Chen-hsin memeluk standee Andy Lau.


Siangnya saat jam istirahat, Chen-hsin dan kedua sahabatnya sedang berencana untuk merayakan ulang tahunnya ketika Taiyu melintas di depan kelasnya. Chen-hsin sangat senang dan mengira Taiyu sedang mencarinya. Dia segera keluar dan melihat Taiyu menunggunya, tanpa ragu Chen-hsin menarik tangan Taiyu. Hati Chen-hsin kian bahagia ketika teman-temannya mengatakan bahwa keduanya sangat romantis. Mereka berlari menuju atas gedung sekolah.  


Mereka saling berbasa-basi sebentar tentang hadiah ulangtahun tapi Taiyu hanya membisu saat Chen-hsin menyodorkan buku hariannya karena ingin Taiyu mengisi biodatanya. Tiba-tiba Minmin muncul sambil membawa payung, dia tersenyum kearah Taiyu dan bertanya apakah Taiyu mencarinya. Taiyu mengajak Minmin menjauhi Chen-hsin sambil memegangnya, Chen-hsin memandangnya dengan tatapan iri.


Setelah agak jauh, Taiyu kembali mendekati Chen-hsin. Chen-hsin salah tingkah karena terlalu geer, mengira Taiyu datang mencarinya. Dengan terbata Chen-hsin bertanya apa keperluan Taiyu mencari Minmin, Taiyu jujur mengakui kalau Minmin mengatakan suka padanya. Chen-hsin terdiam tak tahu harus berkata apa, dengan nada canggung mengatakan selamat pada Taiyu.


Jelas sekali kalau Chen-hsin patah hati begitu pula Taiyu yang tak terlalu antusias menerima ucapan selamat dari Chen-hsin. Chen-hsin tak bisa menyembunyikan tangisnya tapi dia berusaha tegar saat Taiyu menyemangatinya bahwa Chen-hsin pasti bisa bersama Ou Yang. Tiba-tiba gerimis dan Minmin langsung membuka payungnya, dia berjalan menuju Taiyu. Minmin meminta Chen-hsin untuk ikut bergabung tapi Chen-hsin menolak, dia memilih pergi sambil berlari menggunakan bukunya sebagai payung.


Taiyu memanggilnya untuk kembali bersama tapi Chen-hsin menolak, dia memilih menjauh tapi Chen-hsin jatuh karena jalan yang licin. Taiyu segera berlari untuk membantu tapi Chen-hsin memberi tanda agar Taiyu tak mendekatinya karena dia takut Taiyu melihat tangisnya. Chen-hsin segera bangkit dan berlari sekencangnya. Dia baru bisa menumpahkan tangisnya setelah menjauh dari keduanya.


Hari berlalu dengan cepat tapi Chen-hsin masih sedih dan patah hati sambil memandangi gantungan kunci pemberian Taiyu, dia bahkan tak perduli saat Mei-mei muncul membawa koran yang berisi gosip tentang Andy Lau yang kini telah punya pacar. Small tak percaya dan mengatakan bahwa itu hanya gosip. Narasi Chen-hsin : setiap penggemar seperti dirinya pasti bermimpi akan menikah dengan idolanya (Andy Lau) tapi kenyataannya tak seindah itu. Dia tak mungkin bisa mengalahkan gadis yang cantik nan pintar seperti Minmin.


Beberapa hari kemudian, Chen-hsin masuk kelas sambil menyapa beberapa teman. Dia tak sengaja mendengar Chiayi menghibur Minmin yang menangis karena merasa dipermainkan oleh Taiyu. Cowok itu tiba-tiba pergi ke luar negeri setelah Minmin mengatakan suka padanya. Chiayi menyarankan agar Minmin menjauhi cowok aneh yang memisahkan minyak wijen dengan mie. Chen-hsin  kaget mendengarnya, dia segera mencari Taiyu bahkan masuk ke dalam kelasnya tapi para sahabat Taiyu juga tidak tahu Taiyu pergi ke mana. 


Mei-mei sedang ngobrol dengan Small, Dahe dan Sakuraki. Dia mendengar bahwa Kepala Sekolah Chuan mengetahui kalau Taiyu berkelahi lagi dan ingin mengeluarkannya dari sekolah, itulah alasan ayah Taiyu membawanya ke luar negeri. Small memberi isyarat agar Mei-mei berhenti cerita karena Chen-hsin datang. Chen-hsin bersikap seolah tak ada apa-apa dan meminta semuanya untuk belajar tapi dia jadi teringat Taiyu saat melihat coretan di meja tempat biasa mereka belajar.


Narasi Chen-hsin : saat itu tak ada sosmed, jarak yang jauh berarti berpisah selamanya. Tapi kadang ada rasa bahwa sepertinya Taiyu masih ada bersamanya. Contohnya saat Chen-hsin hampir tertabrak mobil, rasanya seperti de javu. Chen-hsin merasa Taiyu yang memeluknya tapi nyatanya yang melindungi dirinya adalah Ou Yang.


Saat belajar bersama, Ou Yang memberikan catatan sakti agar Chen-hsin lebih mudah belajar matematika. Ou Yang ingin mengajak Chen-hsin main roller skating atau nonton film setelah mereka selesai ujian. Tapi Chen-hsin tak terlalu antusias menanggapi ajakan Ou Yang. Untuk menghilangkan rasa rindunya pada Taiyu, Chen-hsin sering berlatih roller skating sendiri ditemani ND yang kini kian besar.


Narasi Chen-hsin : Taiyu telah pergi dan kehidupan Chen-hsin kembali seperti dulu tapi Chen-hsin yakin karena Taiyu kini dirinya lebih rajin belajar. Chen-hsin meraba isi laci mejanya dan mendapati sebuah surat dengan tempelan stiker Andy Lau, sama seperti saat dirinya membuat surat kutukan dulu. Chen-hsin membuka dan melihat surat yang dilipat dengan cara unik, surat itu bertuliskan "Kau cantik. Maukah menjadi temanku?" 


Akhirnya Chen-hsin berhasil lulus ujian universitas. Ou Yang mengajak Chen-hsin untuk jalan-jalan, Chen-hsin tak mengira dia bisa mengerjakan matematika makanya dia berterimakasih atas catatan sakti milik Ou Yang. Ou Yang mengingatkan agar Chen-hsin tidak lupa mendengarkan rekaman dari Taiyu, karena Ou Yang sudah berjanji padanya. Dengan nada bercanda, Ou Yang seolah menyindir Taiyu bahwa apa yang diharapkannya teryata tidak menjadi kenyataan.


Ou Yang bercerita bahwa saat mereka pergi berkemah, dia sempat melihat Chen-hsin dan Taiyu berduaan dan Taiyu juga melihatnya. Mereka sempat membicarakan tentang Chen-hsin. Taiyu menjelaskan awal perkenalannya dengan Chen-hsin gara-gara surat kutukan. Semula dia membenci Chen-hsin tapi ternyata Chen-hsin gadis yang baik. 


Ini terbukti dari isi surat kutukannya, Chen-hsin minta maaf dan yakin bahwa Taiyu bisa mengubah nasibnya menjadi lebih baik. Bukannya marah mendapat surat kutukan tapi Taiyu malah penasaran dan ingin mengenal Chen-hsin makanya dia menggunakan trik "berteman" agar Chen-hsin terus menempel padanya. Taiyu mengira kalau mengejar banyak gadis adalah hal yang mudah contohnya saat "nembak" Minmin tapi ternyata dia keliru, Minmin menolaknya. 


Taiyu mengakui bila memang menyukai seseorang maka dia tak akan menyadarinya sampai ada kejadian yang membuatnya sadar atau paham akan perasaannya sendiri. Contohnya saat melihat Chen-hsin tenggelam di kolam, tanpa ragu Taiyu langsung melompat untuk menyelamatkannya. Atau saat dirinya pertama kali belajar bersama, dia benar-benar gugup menunggu kedatangan Chen-hsin. Taiyu juga berterimakasih pada mobil yang melaju kencang seolah ingin menabrak Chen-hsin karena dia baru tahu bahwa dengan memeluk Chen-hsin bisa membuat jantungnya berdegup kencang.


Saat Minmin muncul dan duduk bersamanya, Taiyu tak ingin Chen-hsin salah paham makanya dia tak mengatakan apapun. Tapi Taiyu merasa bahwa Chen-hsin tak menyukai jawabannya dan suasana diantara mereka menjadi canggung. Taiyu menambahkan bila menyukai seseorang dan orang itu bersama orang yang disukainya maka Taiyu baru menyadari bahwa semua perlakuan buruknya pada Chen-hsin hanya sebagai kedok saja agar bisa lebih dekat Chen-hsin. 


Bersama orang yang disukai maka Taiyu bisa mengingat apapun yang dikatakan Chen-hsin makanya saat di toko, Taiyu sengaja membeli gantungan kunci Andy Lau tapi gengsi bicara jujur makanya berdalih ingin diberikan pada Minmin tapi tak jadi. Saat Taiyu menelepon dari RS dan Chen-hsin mengatakan tak ada apa-apa, itu artinya ada apa-apa, makanya Taiyu langsung pergi ke rumah Chen-hsin. Taiyu tak perduli dengan dirinya sendiri yang masih lemah, dia hanya ingin melihat Chen-hsin.


Taiyu menyadari bahwa dia menyukai Chen-hsin tapi dia tak punya keberanian untuk mengatakannya karena Chen-hsin menyukai Ou Yang. Taiyu berharap saat mereka berdoa ketika ada bintang jatuh, dirinya ada dalam doa Chen-hsin. Taiyu mengakhiri ceritanya dengan mengatakan semua kebiasaan Chen-hsin agar Ou Yang bisa lebih dekat dengannya karena Chen-hsin sangat menyukai Ou Yang. 


Taiyu tahu kalau Chen-hsin sangat ingin kuliah di Universitas Taiwan tapi lemah dalam pelajaran matematika makanya Taiyu meluangkan waktu untuk membuatkan catatan sakti agar Chen-hsin lebih mudah belajar matematika. Taiyu menitipkannya pada Ou Yang agar Chen-hsin mengira bahwa Ou Yang telah membantunya. Ou Yang mengakhiri ceritanya tentang pertemuan terakhirnya dengan Taiyu saat berkemah dulu. 


Chen-hsin hanya bisa menangis apalagi saat mendengar cerita selanjutnya. Ou Yang juga tak menyangka bila Taiyu pergi ke luar negeri dalam waktu yang lama untuk operasi. Beberapa luka dalam yang dideritanya (tertabrak mobil, tengkuknya dipukul saat di roller skating, berlari 50x putaran) menyebabkan adanya gumpalan darah di kepalanya. Dokter menyarankan agar cepat dioperasi. Taiyu ingin merahasiakan hal itu dari Chen-hsin karena tak ingin membuatnya khawatir.


Ketika Chen-hsin bertanya mengapa Taiyu berkelahi lagi, Taiyu hanya menjawab tak ada alasan dan ingin meladeni saja. Saat itu Chen-hsin marah dan mengancam tak akan berbicara lagi dengan Taiyu kemudian berlari. Chen-hsin tak tahu bahwa Taiyu berkelahi hanya untuk melindungi Chen-hsin. Taiyu sedih karena Chen-hsin salah paham padanya tapi Taiyu menguatkan hati untuk tetap diam agar Chen-hsin tak khawatir padanya. Chen-hsin sangat sedih setelah mendengar cerita Ou Yang secara keseluruhan, ada rasa menyesal dihatinya tapi kini semua sudah terlambat. 


Malamnya, Chen-hsin duduk di bangku tempat biasanya dia dan Taiyu berlatih roller skating. Dia mulai mendengarkan rekaman suara Taiyu melalui earphone. Taiyu mengira bahwa sekarang Chen-hsin sudah bahagia bersama Ou Yang dan dirinya bersama Minmin, mereka sama-sama telah saling menepati janji (saling membantu mendekati orang yang disukai). Chen-hsin menoleh seakan Taiyu duduk didekatnya ketika sedang merekam suaranya. Taiyu mengakui bahwa walaupun Chen-hsin pendek, bodoh dan menyukai orang lain tapi dirinya tetap menyukai Chen-hsin. 


Taiyu mengungkapkan isi hatinya sambil tersenyum ke arah Chen-hsin. Chen-hsin hanya bisa menangis sambil memandang ke arah Taiyu. Taiyu mengingatkan bahwa setelah mendengar rekamannya maka Chen-hsin harus melihat ke langit karena dia akan tahu dia melihat langit berbintang yang sama sebagai gadis yang disukainya. Taiyu mengakhiri rekamannya dengan mengatakan "aku mencintaimu".


Masih di tempat yang sama tapi Chen-hsin remaja telah berganti kembali menjadi Chen-hsin dewasa. Suara rekaman itu berhenti dan Chen-hsin memandangi buku hariannya. Dia melihat tulisan 'orang yang aku sukai' dan membuka penutupnya, ternyata di sana tertulis 'Taiyu'. Chen-hsin seolah mendapat kekuatan baru dan dia mantap untuk berubah menjadi lebih baik.


Paginya, dia berangkat ke kantor dengan wajah ceria, dia berjalan menuju kantor bosnya dan melemparkan surat pengunduran diri yang ditulis dengan tangan. Tentu saja tindakan Chen-hsin membuat seisi kantor heran, biasanya Chen-hsin selalu menuruti apapun kemauan bosnya tapi kini malah berani melakukan hal itu. Ketiga rekan kerja Chen-hsin memuji keberaniannya. 


Di apartemennya, Chen-hsin sedang sibuk berkemas saat pacarnya kesal dan terus mengomel karena Chen-hsin memutuskan berhenti bekerja. Padahal mereka butuh uang dan dia tak mau kalau Chen-hsin hanya menggantungkan hidup padanya. Chen-hsin ikutan kesal diomelin terus, dia memberanikan diri mengambil keputusan besar. Chen-hsin membanting kardus yang dibawanya dan berbalik menatap pacarnya yang kaget dengan perubahan sikapnya. Dengan tatapan dingin, Chen-hsin menyarankan agar mereka putus saja.


Narasi Chen-hsin : terlalu baik pada orang yang tak disukai dan menghargai orang yang disukai tapi menjadi diri sendiri adalah yang terbaik. Chen-hsin merasa menjadi orang yang pemberani, naif dan masih saja menjerit bila melihat idolanya yaitu Andy Lau. Chen-hsin tidak habis pikir mengapa Andy Lau masih saja terkenal padahal sudah berkarier selama 30 tahun dan dia juga kesal karena sejak dulu hingga sekarang dirinya tak pernah bisa mendapat tiket untuk nonton konser Andy Lau. Chen-hsin hanya bisa mengomeli standee Andy Lau yang berdiri tegak dihadapannya.


Chen-hsin berjalan dengan galau di area konser Andy Lau, dia iri dengan orang-orang berhasil mendapatkan tiket konser. Chen-hsin harus puas dengan selfie bersama poster Andy Lau saja. Dia memutuskan membeli minuman. Chen-hsin tak tahu harus kemana jadi dia berdiri sambil mendengarkan lagu dari ponselnya. Di saat yang sama, seorang pria mengenakan celana jeans biru, jaket dan topi hitam datang dan membeli minuman. Pria itu terkejut melihat sebuah gantungan kunci jatuh. Pria itu mengambil gantungan kunci dan berjalan menuju Chen-hsin yang berdiri membelakanginya.


Pria itu mencolek bahu Chen-hsin sambil menunjukkan gantungan kunci miliknya. Chen-hsin berbalik dan tersenyum melihat gantungan kuncinya. Chen-hsin kaget melihat Andy Lau berdiri dihadapannya sambil melepas earphonenya. Chen-hsin ingin berteriak tapi Andy Lau segera memberi isyarat agar Chen-hsin tidak heboh karena dirinya sedang istirahat dan ingin dianggap sebagai orang biasa.

Chen-hsin pura-pura jaim dan mengatakan bahwa dia bukan penggemar Andy Lau tapi dia jadi malu saat tanpa sengaja dia mencabut kabel earphonenya dan terdengar suara nyanyian Andy Lau. Chen-hsin berdalih bahwa temannya yang mendownload lagu itu tadi pagi, Chen-hsin pura-pura memuji lagu itu walaupun tak tahu siapa penyanyinya. 


Chen-hsin masih berlagak cuek dan berniat menunjukkan lagu koleksinya yang lain tapi yang muncul malah gambar Chen-hsin saat selfie dengan poster Andy Lau. Andy Lau melihat Chen-hsin gugup dan ikut mengintip isi ponselnya, Andy Lau hanya tersenyum melihatnya. Ternyata Chen-hsin memang penggemarnya tapi tak mau mengakuinya.
Andy Lau tak marah melihat Chen-hsin yang salah tingkah tapi malah memintanya agar mau berfoto bersamanya. Chen-hsin tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya, dia tak berhenti tersenyum. Dia segera berpose tersenyum ketika Andy Lau mendekatkan wajahnya. Mereka melakukan wefie beberapa kali.


Setelah berfoto, Andy Lau pamit tapi Chen-hsin menghentikannya untuk meminta tanda tangannya. Andy Lau tak bisa menyembunyikan rasa herannya, mengaku bukan penggemarnya tapi tahu lagu dan minta tanda tangannya. Chen-hsin agak malu tapi Andy menuruti permintaan Chen-hsin. Andy menurut saat Chen-hsin minta tandatangan dan menuliskan untuk Lin Truly. L.I.N Truly sebagai 'Truly Madly Deeply'. 

Andy menanyakan apakah Chen-hsin ke konsernya karena konsernya berjudul 'Truly Love You'. Chen-hsin langsung cemberut, dia mengaku kehabisan tiket dan Andy memberikan no ponsel seseorang padanya dan bilang kalau orang ini bisa membantu Chen-hsin untuk menonton konsernya. Chen-hsin tertawa dan tersenyum girang dalam waktu bersamaan, dia tak menyangka mimpinya bisa jadi kenyataan.

Malamnya, Chen-hsin tiba di tempat konser, dia menelpon seseorang yang diakui Andy Lau sebagai staffnya. Chen-hsin mengatakan bahwa namanya Lin Truly, dia kaget saat pria yang diseberang memanggil namanya. Chen-hsin menoleh dan mencari asal suara. Chen-hsin kaget melihat sosok pria yang selalu dalam ingatannya. Ternyata pria itu dalah Taiyu. Taiyu menyapanya dengan pertanyaan "Apakah minyak wijen masih terpisah dari mie?"

Chen-hsin tak sanggup berkata, dia hanya terpana karena setelah sekian lama kini bisa bertemu Taiyu lagi. Tiba-tiba layar besar di dekat Chen-hsin yang semula berisi poster Andy Lau menyala dan Andy Lau bertanya apakah mereka tak akan masuk karena konsernya akan segera dimulai. Andy Lau juga menjelaskan bahwa konser ini terwujud karena salah seorang temannya ingin menepati janjinya pada orang yang menjadi cinta pertamanya. Andy Lau mendedikasikan konsernya untuk semua orang yang benar-benar mencintai seseorang. Chen-hsin tak kuasa menahan tangis bahagianya dan berbalik ke arah Taiyu.

Taiyu bertanya apakah Chen-hsin tidak masuk karena konsernya akan di mulai, Chen-hsin menjawab kalau dirinya tidak punya tiket. Taiyu tersenyum dan melakukan hal yang sama seperti yang dulu pernah dilakukannya yaitu membuat Any Lau menyanyi untuk Chen-hsin sambil menunjuk poster Andy Lau. Mereka berdua sama-sama tertawa mengingat janji Taiyu yang pernah dibuatnya dulu.


Mereka saling mendekat dan Taiyu berkata 'lama tidak bertemu' dan Chen-hsin menyeka airmatanya dan tersenyum kemudian membalas 'lama tidak bertemu'. Taiyu mengajak Chen-hsin masuk untuk melihat konser Andy Lau, suatu hal yang sejak dulu menjadi mimpi terbesar Chen-hsin. Akhirnya Taiyu mampu menepati janjinya karena kini dia bekerjasama dengan Andy Lau.

Adegan favoritku :


Adegan yang paling bikin baper adalah saat Taiyu dan Chen-hsin pertama kali 'kencan'. Padahal hanya pergi belajar bersama tapi Chen-hsin benar-benar niat, kebingungan mencari baju dan riasan yang cocok, berganti gaya rambut tapi pada akhirnya malah berdandan seperti guru, berpakaian ala orang dewasa dan berdandan menor. Chen-hsin hanya bisa cemberut ketika Taiyu mengomentari penampilannya. 

Ternyata Taiyu tak hanya bisa meledek atau berbuat usil pada Chen-hsin, Taiyu juga bisa membuat hati Chen-hsin meleleh dengan perhatiannya. Saat Chen-hsin masih kesal dan berjalan agak ke tengah jalan, tiba-tiba muncul mobil ngebut sambil membunyikan klakson, hal itu membuat Chen-hsin kaget dan secara spontan Taiyu memeluknya. Wuiihhh...benar-benar romantis, hingga membuat Chen-hsin terdiam dalam pelukan Taiyu. 

Hikmah yang bisa diambil dari film ini :


Saat Chen-hsin berbicara dengan lantang kepada kepala sekolah dihadapan semua teman-temannya. Chen-hsin mengatakan bahwa setiap orang bisa berubah, orang yang salah pasti bisa berubah menjadi lebih baik. Orang yang baik suatu saat pasti juga bisa berbuat salah. Baik buruknya seseorang bukan ditentukan oleh orang lain tapi diri kita sendiri karena kita yang tahu apa yang terbaik buat diri kita sendiri. 

Kata-kata Chen-hsin itu seolah suatu sindiran bagi siapapun yang mendengarnya. Kadang kita suka membuat penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan penampilannya saja padahal penampilan luar seseorang itu bisa menipu. 

Komentarku :

Setelah nonton film ini, aku jadi kangen dan pengen kembali pada masa SMU dulu. Film ini benar-benar menggambarkan suasana remaja yang masih labil khas anak SMU. Mengidolakan artis hingga bermimpi untuk menikah dengan artis itu, diam-diam menyukai seseorang yang populer di sekolah, rasa iri dan cemburu pada seseorang yang dianggap lebih keren, memiliki grup atau geng. Mungkin benar kata orang kalau masa sekolah yang paling indah ya saat SMU. 

Aku suka dengan karakter Chen-hsin remaja, dia tidak terlalu pintar tapi pribadinya menyenangkan cenderung konyol dan polos. Aku tidak bisa berhenti tertawa saat melihat Chen-hsin menyelipkan surat kutukan yang ditempelinya dengan stiker Andy Lau ke dalam tas Taiyu, benar-benar konyol! Masa maling malah menunjukkan jati dirinya? jelas saja Taiyu dengan mudah menemukannya, lha di atas bangku Chen-hsin penuh dengan stiker Andy Lau dengan gambar yang sama. Huff...

Semula aku tidak suka dengan Taiyu yang sok berkuasa dan kejam tapi ternyata itu semua hanya kedok, Taiyu sebenarnya cowok yang hangat dan romantis. Aku langsung meleleh saat melihat Taiyu memeluk Chen-hsin ketika mereka berdua sedang berjalan dan tiba-tiba ada mobil melaju dengan kencang sambil membunyikan klakson di arah belakang mereka. Ada juga ketika Taiyu menyelamatkan Chen-hsin yang tenggelam di kolam renang. Taiyu yang garang, ternyata bisa menangis juga setelah berhasil menyelamatkan Chen-hsin. Rupanya Taiyu memiliki trauma, dia melihat sahabatnya tenggelam di laut dan dia tidak bisa menyelamatkannya.

Chen-hsin yang semula memiliki target untuk menyukai Ou Yang kini malah ingin membantu Taiyu mengatasi traumanya. Taiyu yang awalnya hanya iseng dan mempersulit Chen-hsin kini malah membantu dan membela saat Chen-hsin dalam kesulitan. Tanpa mereka sadari, cinta mulai menghampiri mereka tapi mereka sengaja menolak perasaan itu karena masing-masing 'mengira' sudah memiliki seseorang yang mereka sukai. Pasti berat menyangkal perasaan suka pada seseorang apalagi orang itu ada di dekat kita. Tubuh mungkin bisa berbohong tapi mata tidak bisa menipu. Ada beberapa kejadian saat Taiyu merasa tidak rela atau cemburu ketika melihat Chen-hsin bersama Ou Yang begitu pula sebaliknya, Chen-hsin merasa sedih saat melihat Taiyu bersama Minmin.

Kadang memang butuh keberanian ekstra untuk bisa menyatakan suka kepada seseorang yang diam-diam kita sukai tapi kadang kita masih bingung untuk membedakan antara menyukai dan mengagumi seseorang. Mungkin itu yang dialami Chen-hsin, dia salah mengartikan perasaannya kepada Ou Yang. Dia mengira akan bahagia setelah bersama Ou Yang tapi yang ada malah Chen-hsin terus merindukan Taiyu. 

Untung saja Ou Yang itu tipe cowok yang sabar dan pengertian, dia terus menemani dan mengajari Chen-hsin pelajaran matematika agar Chen-hsin bisa lulus. Ou Yang juga tidak curang, dia menceritakan semuanya setelah Chen-hsin lulus ujian universitas tapi semuanya sudah terlambat. Taiyu sudah pergi jauh dan entah kapan kembali, yang ada dalam benak Chen-hsin hanya rasa menyesal ketika mendengar pengakuan cinta Taiyu dari rekaman kaset yang diterimanya sebagai hadiah ulangtahun. Lalu Chen-hsin remaja berubah menjadi Chen-hsin dewasa yang duduk sambil membuka buku hariannya, di sana tertulis cowok yang dia sukai adalah Taiyu.

Apakah karena rasa menyesal dan patah hati yang teramat dalam membuat Chen-hsin remaja yang selalu ceria dan semangat berubah menjadi Chen-hsin dewasa yang selalu murung, membosankan dan mau melakukan apa saja untuk memuaskan orang lain termasuk bosnya? Entahlah, tapi ada satu hal yang tidak pernah berubah dalam diri Chen-hsin yaitu dia masih mengidolakan Andy Lau. Andy Lau juga yang secara tidak langsung mempertemukan Chen-hsin dengan Taiyu karena Taiyu bekerja untuk Andy Lau. 

Akhirnya Taiyu dewasa bertemu kembali dengan Chen-hsin dewasa bertemu di lokasi konser Andy Lau. Mungkin karena sudah lama tidak bertemu, mereka berdiri agak berjauhan dan hanya tersenyum, kesannya kaku dan garing banget. Bahasa tubuh mereka memang canggung dan kaku tapi ada satu hal yang tak berubah yaitu tatapan mata mereka, jelas terlihat rasa kangen dan cinta diantara mereka.   

Aku suka dengan Taiyu yang benar-benar menepati janji yang pernah dibuatnya. Taiyu pernah berjanji bahwa kelak dia akan meminta Andy Lau bernyanyi untuk Chen-hsin dan akhirnya janji itu terbukti, Chen-hsin bahkan bisa bertemu langsung dengan artis idolanya itu. 


Oya, setelah nonton film ini aku jadi ingat dengan film He was Cool karena ada kemiripan, contohnya adalah tokoh utama pria dulunya punya dua sahabat dan salah satu sahabatnya meninggal karena tenggelam ketika bermain di laut hingga membuat tokoh utama pria dan salah satu sahabatnya bermusuhan. Contoh lainnya adalah tokoh utama wanita menyukai cowok berandalan. Tapi aku suka dengan kedua filmnya karena memiliki keistimewaan tapi kalau disuruh memilih maka aku akan memilih film Our Times.

Review Film Menarik Lainnya

0 comments:

Post a Comment