Para pemain :
Pemain utama :
Zhao Lusi sebagai Chun Hua
Li Hong Yi sebagai Qiu Yue
Pemain pendukung :
June Wu sebagai Xiao Bai
Liu Yi Tong sebagai Qin Liu Feng
Jiang Yuan sebagai Feng Cai Cai
Sheng Hui Zi sebagai Leng Ning
Hu Jian sebagai Fu Luo
Lin jing sebagai You Si
Zhang Wei sebagai Ye Yan
Sinopsis singkat :
Drama ini mengisahkan tentang petualangan seorang gadis dari masa depan yang masuk ke alam fantasi dunia persilatan. Gadis itu berharap akan mendapatkan indahnya pengalaman cinta pertama. Gadis itu pergi dengan membawa sebuah petunjuk bahwa pria yang pertama dilihatnya adalah pria idamannya (cinta sejatinya).
Sayangnya, si gadis terbangun dalam situasi yang tak menyenangkan. Gadis itu kembali ke masa lalu (dunia persilatan) dan dirinya merupakan satu-satunya saksi pembunuhan seorang tabib sakti. Sedangkan pria tampan yang pertama dilihatnya malah menghunuskan pedang ke arah lehernya ketika gadis itu memanggilnya "suamiku" dengan nada manja. Pria yang bernama Xiao Bai itu mencurigainya sebagai dalang pembunuhan si tabib tapi tak ada bukti yang mendukung, lagipula gadis itu mengalami amnesia.
Xiao Bai akhirnya membawa gadis itu dengan menggunakan nama Chun Hua untuk kembali ke kediamannya karena Xiao Bai merasa kasihan melihat Chun Hua yang sebatang kara dan amnesia. Chun Hua sangat terpesona dengan penampilan serta kharisma Xiao Bai dan dia tak ragu untuk mengejar cintanya walaupun Xiao Bai bersikap menjaga jarak dengannya. Di waktu yang hampir bersamaan Chun Hua bertemu dengan Qiu Yue, pria rupawan dengan penampilan yang lebih menyilaukan. Chun Hua mulai goyah pendiriannya ketika merasakan perhatian dari Qiu Yue, dia merasa menyukainya tapi ragu karena pria yang pertama kali dilihatnya adalah Xiao Bai bukan Qiu Yue.
Kisah cinta Chun Hua kian rumit karena dibumbui dengan isu adanya kacang panjang umur. Orang-orang dunia persilatan sibuk memperebutkan kacang umur panjang itu dengan menghalalkan segala cara termasuk membunuh rekan sendiri. Chun Hua terjebak dalam situasi yang sulit karena ternyata baik Xiao Bai dan Qiu Yue sama-sama memanfaatkan dirinya demi kepentingan sendiri.
Di saat Chun Hua mulai membuka hatinya untuk Qiu Yue, dia menjadi kecewa karena ternyata selama ini pria itu telah membohonginya. Qiu Yue berusaha menjelaskan bila apa yang dilakukannya semata-mata demi keamanan Chun Hua tapi Chun Hua mengatakan bila dia tak ingin keamanan melainkan kenyamanan. Chun Hua bimbang, Qiu Yue ternyata suka membohonginya sedangkan Xiao Bai enggan mempertahankan dirinya dan lebih memilih memegang teguh aturan perguruan silat yang dipimpinnya.
Waktu akhirnya membuktikan bila Qiu Yue benar-benar tulus mencintainya, pria itu bahkan rela mengorbankan jiwanya demi menyelamatkan Chun Hua yang terkena racun keterikatan cinta. Chun Hua harus memilih siapa sebenarnya pria yang dicintainya dan Chun Hua memilih bersama Qiu Yue. Dia rela meninggalkan Xiao Bai karena pria itu tak mungkin bisa melakukan pengorbanan seperti telah dilakukan Qiu Yue. Chun Hua kian yakin akan cintanya pada Qiu Yue karena ternyata sebenarnya Qiu Yue adalah pria pertama yang dilihatnya.
Daya tarik utama drama ini :
Kurasa ada beberapa hal yang membuat aku jatuh hati dengan drama ini, yaitu kostum serta akting Zhao Lusi dan Li Hong Yi yang sukses bikin aku baper.
Mengenai kostum, harus diakui bila salah satu daya tarik Drama Cina yang bertema kerajaan atau dunia persilatan adalah kostumnya yang indah. Belum lagi gaya rambut yang umumnya berambut panjang (sebagian ditata dan sebagian lagi terurai) entah itu wanita atau pria. Daya tarik lainnya adalah dekorasi atau gaya arsitektur bangunannya yang unik tapi asri. Belum lagi tamannya yang indah dihiasi bunga beraneka warna dan bermekaran.
Dalam drama ini umumnya kostum yang dipakai jenis kain yang tak terlalu tebal tapi digunakan berlapis-lapis. Keren sih...dan jujur, aku salut banget dengan artis yang bersedia berperan dalam drama bertema dunia persilatan atau kerajaan. Mengapa? Ya itu tadi, kostumnya memang tipis tapi berlapis-lapis. Mungkin si artis harus menjaga pola makannya, misalnya tak boleh terlalu banyak minum atau makan makanan yang pedas atau malah berpuasa saat syuting. Kan susah tuh kalau tiba-tiba pengen pipis padahal sudah mengenakan kostum lengkap dan siap berakting. Benar-benar butuh pengorbanan banget deh. Hehehe....
Belum lagi masalah tatanan rambut, terutama artis wanitanya yang biasanya mengenakan konde atau hiasan macam-macam yang berat dan tinggi. Pasti bikin pusing deh. Tapi ada satu hal yang mengangguku. Apakah orang zaman dulu memang tak pernah benar-benar melepas kondenya dan membiarkan rambutnya tergerai bebas ketika akan tidur? Di setiap drama yang aku lihat, biasanya para wanitanya tidur dengan masih mengenakan konde tapi anehnya ketika bangun tidur, rambut mereka masih terlihat rapi seperti tak pernah tidur saja. Padahal aku saja yang berambut pendek, pasti akan acak-acakan ketika bangun tidur. Seperti rambut singa gitu deh, wkwkwkwk....
Menurutku tokoh yang paling seksi ya jelas Qiu Yue yang diperankan oleh Li Hong Yi. Sosok Qiu Yue itu terkesan misterius sekaligus bikin penasaran. Gayanya cuek dan sok jual mahal tapi sangat perhatian dan cinta mati pada Chun Hua. Dia selalu ada untuk Chun Hua kapanpun dan dimanapun. Gaya Chun Hua yang imut dan manja juga sukses membuatku gemas.
Pokoknya akting keduannya sangat pas dan aku paling suka ketika keduanya bermain tebak-tebakan dan Chun Hua selalu kalah sehingga harus mencium Qiu Yue sebagai hukumannya. Rasanya dunia benar-benar milik mereka berdua dan yang lainnya ngontrak! Siapa yang ngontrak nih? Kalau penasaran, cari saja video behind the scene drama ini. Dalam drama seolah dunia hanya milik Qiu Yue dan Chun Hua saja padahal...sebenarnya banyak sekali kru yang nonton adegan mereka. Jadi para kru itulah yang ngontrak, wkwkwk....
Adegan yang paling bikin meleleh :
Sebenarnya ada banyak, khususnya tentang kisah cinta Qiu Yue dan Chun Hua tapi aku hanya akan memilih 2 saja yang kuanggap paling bikin baper sekaligus meleleh.
Yang pertama adalah ketika Chun Hua penasaran saat melihat Qiu Yue yang asyik tiduran di atas seutas tali tipis. Siapa sih yang tak terpana melihat makhluk indah di tengah hutan yang sepi? Chun Hua yang tertarik langsung mendekatinya sambil terus menatap Qiu Yue hingga tak sadar ada ular hijau yang membelit tubuhnya. Dia baru berteriak panik sambil memejamkan mata ketika ular itu siap menerkamnya.
Chun Hua membuka mata ketika merasa ada yang memeluknya dan dia tak kuasa mengatakan sepatah katapun saat menatap Qiu Yue. Matanya tak berkedip mengagumi ketampanan Qiu Yue, hatinya bersorak girang dan jantungnya berdetak cepat seolah ingin mengatakan bahwa inilah pria idamannya. Tapi Chun Hua langsung mengingatkan dirinya sendiri bahwa pria idamannya adalah Xiao Bai bukan Qiu Yue.
Adegan ini memang tanpa dialog tapi secara visual pesannya benar-benar sampai bahwa pesona pada pandangan pertama itu sangat indah dan tak terlupakan. Bagaimana mungkin tak terpesona pada Qiu Yue? Dia menatap Chun Hua tanpa senyum yang tulus tapi justru senyum tipis seolah merendahkannya tapi justru itu yang membuat Chun Hua lemas tak bertenaga.
Yang kedua adalah ketika Chun Hua kesal saat Qiu Yue mengejek dan membuang tusuk rambutnya (hairpin). Qiu Yue berusaha membujuknya dengan mengatakan akan memberikan tusuk rambut yang lebih indah. Chun Hua tak mengira bila Qiu Yue akan melepaskan tusuk rambut yang dikenakannya lalu menyerahkan pada Chun Hua.
Chun Hua sampai tak sanggup menutup mulutnya ketika melihat rambut Qiu Yue yang jatuh tergerai akibat tusuk rambutnya dilepas. Gadis itu sangat terpesona dan Qiu Yue tahu bila apa yang dilakukannya telah membuat hati Chun Hua meleleh (dan aku yakin bila semua penonton khususnya para wanita termasuk aku, juga meleleh melihat tingkah Qiu Yue. Hehehe...ngaku aja deh!).
Perbedaan gaya berpacaran Xiao Bai dan Qiu Yue
Xiao Bai
Dia terlahir sebagai calon pengganti ayahnya sebagai pemimpin perguruan silat sehingga sejak kecil sudah dilatih untuk bersikap dewasa dan tegas serta tidak mudah tergoda untuk melakukan hal yang tak penting. Ketika Xiao Bai pertama kali melihat Chun Hua yang memanggilnya "suamiku" dengan tanpa rasa malu membuat Xiao Bai kaget sekaligus marah. Xiao Bai bahkan tanpa ragu mengancam Chun Hua dengan pedangnya.
Dengan berjalannya waktu, Xiao Bai mulai menyadari bila saat bersama Chun Hua, dia merasa berbeda. Ada rasa senang dan nyaman. Xiao Bai memang sopan dan tak pernah mengambil kesempatan ketika hanya berduaan saja dengan Chun Hua, hal itu membuat Chun Hua merasa dihargai dan dihormati tapi kadang Chun Hua agak kesal juga melihat Xiao Bai yang pasif. Xiao Bai tak tahu bagaimana caranya menyenangkan hati wanita yang disukainya. Walaupun sudah diajari oleh sahabatnya yang bernama Liu Feng tapi tetap saja tingkah Xiao Bai membuat Chun Hua sebal.
Contohnya, saat Chun Hua ingin mendapatkan acara kencan yang romantis tapi apa yang didapatnya? Xiao Bai malah membawanya ke ruang belajar dan menunjukkan Jurus Pedang fengming. Lha...apa gunanya jurus itu bagi Chun Hua? Kan dia tak bisa silat? Jelas Chun Hua hanya bisa menghela nafas menahan kesal. Dia juga serba salah, ingin marah tapi tak tega melihat wajah Xiao Bai yang polos seolah tak tahu apa kesalahannya. Chun Hua hanya bisa tersenyum masam ketika Xiao Bai menatapnya.
Contoh lainnya, ketika Chun Hua ingin Xiao Bai memberinya hadiah tapi Xiao Bai malah memberikan gelang giok milik ibunya. Chun Hua jelas kian bete. Maksud Chun Hua mungkin dia ingin dibelikan jepit rambut atau apalah bukannya malah diberi barang warisan ibunya, kesannya kuno banget deh.
Xiao Bai termasuk tipe pria pemalu dan sangat sopan. Beberapa kali Chun Hua memberi isyarat agar Xiao Bai memeluk atau menciumnya tapi Xiao bai tak pernah paham atau mungkin dia paham tapi tak berani melakukannya. Entahlah...yang jelas hal itu membuat Chun Hua menggerutu sendiri.
Beberapa contoh kesopanan Xiao Bai :
Ketika Xiao Bai mengajak Chun Hua kembali ke kediamannya, Xiao Bai meminta Chun Hua naik ke atas punggung kuda tanpa membantunya. Xiao Bai hanya membantu memegang tali kekang kuda agar tak lari. Chun Hua berusaha naik tapi usaha pertamanya gagal dan dia melirik Xiao Bai tapi pria itu hanya cuek. Chun Hua kembali berusaha dan kali ini dia berhasil. Chun Hua sedikit menyombongkan diri tapi dia langsung mendapat balasannya. Kuda itu mengangkat kedua kaki depannya sambil meringkik sehingga Chun Hua terjatuh.
Chun Hua mengeluh kesakitan dan Xiao Bai hanya diam tanpa berniat menolongnya. Chun Hua tak patah semangat untuk berusaha merajuk. Dia membentangkan kedua tangannya dengan harapan Xiao Bai mau mendekat dan membantunya. Xiao Bai mendesah sambil memalingkan wajahnya, dia mengulurkan pedangnya dengan maksud agar Chun Hua berusaha berdiri sambil berpegangan pada gagang pedangnya. Xiao Bai menoleh karena merasa tak ada reaksi dari Chun Hua dan ketika menoleh, Xiao Bai agak kesal karena Chun Hua membentangkan kedua tangannya sambil memejamkan mata. Akhirnya Xiao Bai malah diam-diam pergi meninggalkannya dan Chun Hua hanya bisa kesal saat membuka mata tak ada siapapun didekatnya.
Contoh lainnya ketika Xiao Bai mengajak Chun Hua ngobrol. Chun Hua sengaja mendekat agar bisa bersikap manja padanya tapi Xiao Bai langsung mengulurkan pedangnya pada Chun Hua sehingga gadis itu menahan nafas karena kaget. Xiao Bai ingin Chun Hua menjaga jarak dengannya karena tak sopan pria dan wanita berdekatan. Chun Hua terpaksa menurut, dia mundur untuk menjaga jarak tapi dia tak kurang akal. Chun Hua sengaja memelankan suaranya sehingga Xiao Bai terpaksa mendekat ke arah Chun Hua.
Chun Hua sengaja menjahili Xiao Bai
Chun Hua dihukum untuk memotong batang kayu menjadi lebih tipis agar bisa digunakan sebagai kayu bakar. Dia mengeluh karena tak kuat melakukannya tapi tak ada yang bisa membantunya. Ide bagus muncul ketika Chun Hua tak sengaja melihat Xiao Bai sedang berlatih pedang. Semula Chun Hua memuji kemampuan Xiao Bai yang terus meningkat. Lalu Chun Hua menyarankan agar Xiao Bai melatih kemampuan bermain pedangnya dengan melakukan sesuatu, contohnya memotong kayu.
Xiao Bai senang karena ada seseorang yang perduli dengannya makanya dia tak keberatan ketika Chun Hua menata sebuah batang pohon dan meminta dirinya untuk memotong batang pohon itu menjadi lebih tipis. Xiao Bai melakukannya dengan mudah dan Chun Hua kembali memanasinya agar melakukan berulang-ulang agar Xiao Bai lebih mahir. Xiao Bai setuju sehingga selama beberapa hari Xiao Bai secara tak sadar membantu pekerjaan Chun Hua.
Chun Hua memang licin seperti belut, dia pandai mengelak ketika Xiao Bai tahu niat Chun Hua yang sebenarnya hanya ingin memanfaatkan dirinya. Chun Hua mengaku bila dirinya tak bersalah, toh apa yang dia lakukan juga untuk membantu Xiao Bai melatih kemampuannya. Xiao Bai memang kesal tapi dia tak bisa marah karena apa yang dikatakan Chun Hua memang ada benarnya.
Chun Hua sebenarnya tahu bila Xiao Bai memiliki tempat pemandian pribadi tapi dia iseng ingin mencoba pemandian itu. Suatu malam, Chun Hua sengaja pergi ke pemandian dan mandi. Xiao Bai marah ketika melihat ada seseorang yang lancang masuk tanpa izin tapi dia langsung terdiam ketika Chun Hua berbalik. Xiao Bai terbelalak kaget bukan karena melihat tubuh Chun Hua melainkan bekas luka yang ada di dekat leher Chun Hua. Chun Hua menjerit kaget sambil mengomel dan Xiao Bai langsung berbalik dan pergi.
Qiu Yue
Dia terlahir sebagai pria rupawan tapi sayangnya berasal dari keturunan tidak baik sehingga dianggap sebagai musuh oleh orang-orang dunia persilatan. Qiu Yue terbiasa memanipulasi serta membohongi orang lain dan dia melakukan hal yang sama pada Chun Hua. Semula dia mengaku sebagai kakak Chun Hua tapi dia tak segan menggoda serta mengintimidasi gadis itu. Qiu Yue bahkan tak segan mencuri ciuman dengan alasan hal itu sebagai wujud rasa sayangnya sebagai kakak.
Sikap Qiu Yue yang sering berubah-ubah membuat Chun Hua bingung. Kadang Qiu Yue bersikap manis dan memanjakannya tapi ada kalanya dia bersikap kejam serta memaksa Chun Hua untuk mencuri jurus pamungkas pedang Fengming. Qiu Yue bahkan suka mengancam akan membunuhnya bila Chun Hua tak menuruti perintahnya.
Sikap Qiu Yue ini membuat Chun Hua takut sekaligus penasaran. Dia ragu bila bertemu pria itu, apakah Qiu Yue akan bersikap manis atau malah sadis? Apalagi Qiu Yue suka sering datang dan pergi sesukanya seperti hantu saja, terutama saat Chun Hua sedang sendirian di kamarnya.
Semula Chun Hua berusaha melawan perintah Qiu Yue karena dia tak ingin menyakiti Xiao Bai. Contohnya dengan memberikan jurus pedang Fengming palsu. Chun Hua tak perduli bila Qiu Yue akan membunuhnya asal Xiao Bai bisa selamat. Qiu Yue yang semula hanya ingin "bermain" dengan Chun Hua kini malah menjadi benar-benar tertarik padanya.
Qiu Yue merasa hidupnya lebih berwarna ketika mulai mengenal pribadi Chun Hua yang hangat dan menyenangkan. Qiu Yue tak marah ketika bermain lempar tepung bersama Chun Hua, pria itu bahkan bisa tertawa lepas dan membalas melempar tepung ke arah gadis itu. Wajah dan rambut Qiu Yue menjadi putih karena tepung tapi dia malah bahagia.
Chun Hua juga merasa hal yang sama, dia merasa "hidup" ketika bersama Qiu Yue karena pria itu selalu memberi kejutan tanpa banyak kata. Contohnya, selalu ada ketika Chun Hua dalam bahaya. Tapi bila Xiao Bai selalu bersikap sopan dan menjaga tata krama maka berbeda dengan Qiu Yue. Qiu Yue bisa dibilang sebagai tipe pria yang "kurang ajar".
Beberapa contoh sikap Qiu Yue yang bisa dianggap "kurang ajar" :
Saat Chun Hua terpesona dengan gaya tidur Qiu Yue yang unik di tengah hutan dan dia tak sengaja dibelit ular hijau dan akan dipatuk maka Qiu Yue dengan sigap menolongnya. Chun Hua mengatakan tak punya apapun untuk membayar kebaikan Qiu Yue tapi Qiu Yue dengan lancang mengatakan bila Chun Hua bisa membayar dengan menikah dengannya. Chun Hua jelas marah dan mengatakan bila dia adalah tunangan Xiao Bai.
Sikap lainnya adalah Qiu Yue suka sekali mengintimidasi sambil mengancam Chun Hua tapi Qiu Yue tak pernah benar-benar ingin menyakiti Chun Hua. Bagi Qiu Yue, Chun Hua seperti kelinci imut yang tak berbahaya karena gadis itu tak bisa kungfu makanya Qiu Yue suka sekali mempermainkannya. Qiu Yue tak menyadari bahwa Chun Hua memang tak bisa kungfu tapi gadis itu memiliki daya tarik yang membuat Qiu Yue akhirnya benar-benar jatuh cinta serta sangat perduli padanya.
Chun Hua mengajarkan arti berbagi dengan orang lain terutama keluarga
Pada saat Festival Musim Gugur, Xiao Bai bersama Liu Feng berniat menyelidiki keluarga Chun Hua. Agar tak menimbulkan kecurigaan, mereka mengajak Cai Cai, Leng Ning dan Chun Hua. Ktika sampai di hotel, Xiao Bai dan Liu Feng pamit pada ketiganya untuk pergi sebentar. Chun Hua merasa tak enak pada Cai Cai dan Leng Ning, dia ikutan pamit dengan alasan ingin membeli kue bulan.
Ketika hendak membeli kue bulan, Qiu Yue muncul dan Chun Hua bertanya apakah pria itu pernah makan kue bulan? Qiu Yue berbohong dan menjawab pernah tapi Chun Hua tak percaya. Akhirnya Qiu Yue mengajak Chun Hua ke rumahnya untuk membuat kue bulan sendiri. Chun Hua akhirnya bersedia membuat kue bulan khusus untuk Qiu Yue.
Ketika hendak mencoba kue itu, Chun Hua mengatakan bila Qiu Yue harus membagi kue itu dengan keluarganya karena inti dari kue bulan adalah berbagi bersama keluarga. Qiu Yue membagi kuenya dan memberikan setengah kepada Chun Hua. Chun Hua tersenyum dan Qiu Yue melirik ke arah Ye Yan lalu memberikan setengah kue lainnya padanya. Semula Ye Yan ragu tapi akhirnya mau menerima kue pemberian Qiu Yue.
Persamaan Xiao Bai dan Qiu Yue
Menurutku, kedua pria tampan ini memiliki masa kecil yang tak menyenangkan. Xiao Bai memang memiliki orangtua tapi ayahnya lebih sibuk mengurusi perguruan silat dan hal itu membuat ibunya patah hati karena merasa diabaikan. Ibunya akhirnya meninggal ketika Xiao Bai berusia 6 tahun. Sejak ibunya meninggal, ayah "memaksa" Xiao Bai untuk fokus latihan dengan alasan kelak Xiao Bai akan mewarisi pedang Fengming dan perguruana silat.
Xiao Bai tak punya pilihan selain menuruti kemauan ayahnya. Dia juga tak keberatan untuk mengesampingkan perasaan atau hatinya, yang penting terus latihan agar ayahnya bangga. Mungkin Xiao Bai tak ingin wanita yang kelak dicintainya akan bernasib sama seperti ibunya, kesepian dan patah hati makanya Xiao Bai sengaja menutup hatinya untuk cinta.
Tapi keyakinan Xiao Bai mulai goyah ketika bertemu Chun Hua yang polos, tak tahu tata krama, tak bisa silat tapi ceria dan penuh semangat. Xiao Bai perlahan membuka hatinya untuk Chun Hua tapi sayang, pada akhirnya Xiao Bai tetap menyakiti hati Chun Hua. Xiao Bai lebih memilih Pedang Fengming dan perguruan silat daripada mempertahankan cintanya pada Chun Hua.
Sedangkan Qiu Yue sejak kecil sudah "dipaksa" ibunya untuk berjanji bila kelak akan membunuh ayah Xiao Bai. Kurasa Qiu Yue dan Xiao Bai sebenarnya adalah saudara seayah tapi beda ibu. Qiu Yue kecil merasa benci dan dendam pada ibunya hingga akhirnya Qiu Yue tumbuh menjadi pria yang suka meremehkan dan mengintimidasi orang lain terutama wanita. Ye Yan adalah satu-satunya pelayan wanita yang setia padanya, bukan karena Ye Yan menyukai Qiu Yue tapi Ye Yan merasa berhutang budi sebab Qiu Yue pernah menyelamatkan nyawanya.
Awalnya Qiu Yue meremehkan Chun Hua sebab sebelum amnesia, Chun Hua memang mengejar cintanya bahkan mengajaknya kawin lari karena tak mau dijodohkan dengan Xiao Bai. Tapi setelah siuman dan menderita amnesia, Chun Hua seolah menjadi pribadi yang lain yaitu ceplas-ceplos, ceria dan tak takut pada Qiu Yue. Hal itu membuat Qiu Yue tertarik untuk mempermainkannya tapi dengan berjalannya waktu, Qiu Yue menjadi benar-benar tertarik dan mencintainya.
Chun Hua mampu membuat Xiao Bai menjadi lebih baik, belajar membuka hatinya untuk cinta. Qiu Yue menjadi lebih manusiawi, memperlakukan Ye Yan dengan lebih lembut dan sabar. Tapi pada akhirnya hanya Qiu Yue yang mampu memenangkan cinta Chun Hua berkat ketulusan dan pengorbanannya untuk gadis yang dicintainya.
Adegan yang paling romantis
Aku memilih saat Chun Hua merawat Qiu Yue di gua lembah es. Semula Qiu Yue sempat kesal ketika dia bertanya tentang pintu keluar dan Chun Hua langsung berlari setelah Qiu Yue menunjukkan arahnya. Qiu Yue mengira Chun Hua akan pergi meninggalkannya dan dia bersiap membunuh Chun Hua dengan kekuatan yang masih tersisa. Tapi tenyata dugaan Qiu Yue salah, Chun Hua buru-buru pergi karena ingin mengambil selimut dan membawa makanan hangat untuknya.
Qiu Yue memanipulasi Chun Hua dengan mengatakan dia butuh istirahat lebih lama padahal alasan yang sebenarnya adalah ingin lebih lama berduaan bersama Chun Hua. Chun Hua yang sedikit merasa bersalah karena dialah yang menyebabkan Qiu Yue terluka terpaksa merawat Qiu Yue. Dia agak kesal melihat tingkah Qiu Yue yang manja tapi lama-lama dia menikmati perannya sebagai perawat Qiu Yue.
Hanya berdua saja di tempat yang sepi selama beberapa hari membuat keduanya kian akrab, qiu Yue bahkan menceritakan masa kecilnya yang suram pada chun Hua. Saat itu Chun Hua baru menyadari bila anggapannya selama ini salah, ternyata pria yang pertama dilihatnya bukan Xiao Bai tapi Qiu Yue. Chun Hua tak bisa mengingat dengan jelas karena waktu itu pandangannya kabur, dia hanya mengingat pria berambut panjang dan mengenakan tusuk rambut berwarna putih.
Berbagai hal romantis namun kadang lucu sering mereka lakukan misalnya Qiu Yue pura-pura kedinginan sehingga Chun Hua terpaksa memeluknya, bermain tebak-tebakan yang berujung pada kekalahan Chun Hua sehingga gadis itu harus mencium Qiu Yue sebagai hukumannya atau saat mereka berciuman dan Chun Hua menjadi tersipu malu.
Menurutku, hal yang paling romantis adalah saat Chun Hua menyisir rambut Qiu Yue. Entahlah...indah saja dipandang. Qiu Yue yang terlihat dingin dan cuek tapi mengizinkan Chun Hua menyentuh bagian tubuhnya yang paling tinggi yaitu rambutnya. Tapi ada juga kejadian yang membuatku ikut kaget yaitu saat Chun Hua menyentuhnya ketika Qiu Yue sedang tidur. Qiu Yue langsung membuka mata dan siap menyerangnya. Melihat Chun Hua kaget, Qiu Yue mengaku bila sejak kecil dia tak pernah bisa tidur nyenyak karena itu bisa membuatnya mati.
Pertanyaan iseng
Bila kamu ada di posisi Chun Hua, berada di hutan lebat sendirian dan tiba-tiba melihat penampakan seperti gambar di atas. Apakah kamu akan takut dan berlari menjauh atau kamu akan bersikap seperti Chun Hua? Penasaran dan malah berjalan mendekatinya? Jawab yang jujur ya? Jawab dalam hati saja kok jadi tak akan ada yang tahu apa jawaban kamu. Hehehe....
Daya tarik utama drama ini :
Kurasa ada beberapa hal yang membuat aku jatuh hati dengan drama ini, yaitu kostum serta akting Zhao Lusi dan Li Hong Yi yang sukses bikin aku baper.
Mengenai kostum, harus diakui bila salah satu daya tarik Drama Cina yang bertema kerajaan atau dunia persilatan adalah kostumnya yang indah. Belum lagi gaya rambut yang umumnya berambut panjang (sebagian ditata dan sebagian lagi terurai) entah itu wanita atau pria. Daya tarik lainnya adalah dekorasi atau gaya arsitektur bangunannya yang unik tapi asri. Belum lagi tamannya yang indah dihiasi bunga beraneka warna dan bermekaran.
Dalam drama ini umumnya kostum yang dipakai jenis kain yang tak terlalu tebal tapi digunakan berlapis-lapis. Keren sih...dan jujur, aku salut banget dengan artis yang bersedia berperan dalam drama bertema dunia persilatan atau kerajaan. Mengapa? Ya itu tadi, kostumnya memang tipis tapi berlapis-lapis. Mungkin si artis harus menjaga pola makannya, misalnya tak boleh terlalu banyak minum atau makan makanan yang pedas atau malah berpuasa saat syuting. Kan susah tuh kalau tiba-tiba pengen pipis padahal sudah mengenakan kostum lengkap dan siap berakting. Benar-benar butuh pengorbanan banget deh. Hehehe....
Belum lagi masalah tatanan rambut, terutama artis wanitanya yang biasanya mengenakan konde atau hiasan macam-macam yang berat dan tinggi. Pasti bikin pusing deh. Tapi ada satu hal yang mengangguku. Apakah orang zaman dulu memang tak pernah benar-benar melepas kondenya dan membiarkan rambutnya tergerai bebas ketika akan tidur? Di setiap drama yang aku lihat, biasanya para wanitanya tidur dengan masih mengenakan konde tapi anehnya ketika bangun tidur, rambut mereka masih terlihat rapi seperti tak pernah tidur saja. Padahal aku saja yang berambut pendek, pasti akan acak-acakan ketika bangun tidur. Seperti rambut singa gitu deh, wkwkwkwk....
Menurutku tokoh yang paling seksi ya jelas Qiu Yue yang diperankan oleh Li Hong Yi. Sosok Qiu Yue itu terkesan misterius sekaligus bikin penasaran. Gayanya cuek dan sok jual mahal tapi sangat perhatian dan cinta mati pada Chun Hua. Dia selalu ada untuk Chun Hua kapanpun dan dimanapun. Gaya Chun Hua yang imut dan manja juga sukses membuatku gemas.
Pokoknya akting keduannya sangat pas dan aku paling suka ketika keduanya bermain tebak-tebakan dan Chun Hua selalu kalah sehingga harus mencium Qiu Yue sebagai hukumannya. Rasanya dunia benar-benar milik mereka berdua dan yang lainnya ngontrak! Siapa yang ngontrak nih? Kalau penasaran, cari saja video behind the scene drama ini. Dalam drama seolah dunia hanya milik Qiu Yue dan Chun Hua saja padahal...sebenarnya banyak sekali kru yang nonton adegan mereka. Jadi para kru itulah yang ngontrak, wkwkwk....
Adegan yang paling bikin meleleh :
Sebenarnya ada banyak, khususnya tentang kisah cinta Qiu Yue dan Chun Hua tapi aku hanya akan memilih 2 saja yang kuanggap paling bikin baper sekaligus meleleh.
Yang pertama adalah ketika Chun Hua penasaran saat melihat Qiu Yue yang asyik tiduran di atas seutas tali tipis. Siapa sih yang tak terpana melihat makhluk indah di tengah hutan yang sepi? Chun Hua yang tertarik langsung mendekatinya sambil terus menatap Qiu Yue hingga tak sadar ada ular hijau yang membelit tubuhnya. Dia baru berteriak panik sambil memejamkan mata ketika ular itu siap menerkamnya.
Chun Hua membuka mata ketika merasa ada yang memeluknya dan dia tak kuasa mengatakan sepatah katapun saat menatap Qiu Yue. Matanya tak berkedip mengagumi ketampanan Qiu Yue, hatinya bersorak girang dan jantungnya berdetak cepat seolah ingin mengatakan bahwa inilah pria idamannya. Tapi Chun Hua langsung mengingatkan dirinya sendiri bahwa pria idamannya adalah Xiao Bai bukan Qiu Yue.
Adegan ini memang tanpa dialog tapi secara visual pesannya benar-benar sampai bahwa pesona pada pandangan pertama itu sangat indah dan tak terlupakan. Bagaimana mungkin tak terpesona pada Qiu Yue? Dia menatap Chun Hua tanpa senyum yang tulus tapi justru senyum tipis seolah merendahkannya tapi justru itu yang membuat Chun Hua lemas tak bertenaga.
Yang kedua adalah ketika Chun Hua kesal saat Qiu Yue mengejek dan membuang tusuk rambutnya (hairpin). Qiu Yue berusaha membujuknya dengan mengatakan akan memberikan tusuk rambut yang lebih indah. Chun Hua tak mengira bila Qiu Yue akan melepaskan tusuk rambut yang dikenakannya lalu menyerahkan pada Chun Hua.
Chun Hua sampai tak sanggup menutup mulutnya ketika melihat rambut Qiu Yue yang jatuh tergerai akibat tusuk rambutnya dilepas. Gadis itu sangat terpesona dan Qiu Yue tahu bila apa yang dilakukannya telah membuat hati Chun Hua meleleh (dan aku yakin bila semua penonton khususnya para wanita termasuk aku, juga meleleh melihat tingkah Qiu Yue. Hehehe...ngaku aja deh!).
Perbedaan gaya berpacaran Xiao Bai dan Qiu Yue
Xiao Bai
Dia terlahir sebagai calon pengganti ayahnya sebagai pemimpin perguruan silat sehingga sejak kecil sudah dilatih untuk bersikap dewasa dan tegas serta tidak mudah tergoda untuk melakukan hal yang tak penting. Ketika Xiao Bai pertama kali melihat Chun Hua yang memanggilnya "suamiku" dengan tanpa rasa malu membuat Xiao Bai kaget sekaligus marah. Xiao Bai bahkan tanpa ragu mengancam Chun Hua dengan pedangnya.
Dengan berjalannya waktu, Xiao Bai mulai menyadari bila saat bersama Chun Hua, dia merasa berbeda. Ada rasa senang dan nyaman. Xiao Bai memang sopan dan tak pernah mengambil kesempatan ketika hanya berduaan saja dengan Chun Hua, hal itu membuat Chun Hua merasa dihargai dan dihormati tapi kadang Chun Hua agak kesal juga melihat Xiao Bai yang pasif. Xiao Bai tak tahu bagaimana caranya menyenangkan hati wanita yang disukainya. Walaupun sudah diajari oleh sahabatnya yang bernama Liu Feng tapi tetap saja tingkah Xiao Bai membuat Chun Hua sebal.
Contohnya, saat Chun Hua ingin mendapatkan acara kencan yang romantis tapi apa yang didapatnya? Xiao Bai malah membawanya ke ruang belajar dan menunjukkan Jurus Pedang fengming. Lha...apa gunanya jurus itu bagi Chun Hua? Kan dia tak bisa silat? Jelas Chun Hua hanya bisa menghela nafas menahan kesal. Dia juga serba salah, ingin marah tapi tak tega melihat wajah Xiao Bai yang polos seolah tak tahu apa kesalahannya. Chun Hua hanya bisa tersenyum masam ketika Xiao Bai menatapnya.
Contoh lainnya, ketika Chun Hua ingin Xiao Bai memberinya hadiah tapi Xiao Bai malah memberikan gelang giok milik ibunya. Chun Hua jelas kian bete. Maksud Chun Hua mungkin dia ingin dibelikan jepit rambut atau apalah bukannya malah diberi barang warisan ibunya, kesannya kuno banget deh.
Xiao Bai termasuk tipe pria pemalu dan sangat sopan. Beberapa kali Chun Hua memberi isyarat agar Xiao Bai memeluk atau menciumnya tapi Xiao bai tak pernah paham atau mungkin dia paham tapi tak berani melakukannya. Entahlah...yang jelas hal itu membuat Chun Hua menggerutu sendiri.
Beberapa contoh kesopanan Xiao Bai :
Ketika Xiao Bai mengajak Chun Hua kembali ke kediamannya, Xiao Bai meminta Chun Hua naik ke atas punggung kuda tanpa membantunya. Xiao Bai hanya membantu memegang tali kekang kuda agar tak lari. Chun Hua berusaha naik tapi usaha pertamanya gagal dan dia melirik Xiao Bai tapi pria itu hanya cuek. Chun Hua kembali berusaha dan kali ini dia berhasil. Chun Hua sedikit menyombongkan diri tapi dia langsung mendapat balasannya. Kuda itu mengangkat kedua kaki depannya sambil meringkik sehingga Chun Hua terjatuh.
Chun Hua mengeluh kesakitan dan Xiao Bai hanya diam tanpa berniat menolongnya. Chun Hua tak patah semangat untuk berusaha merajuk. Dia membentangkan kedua tangannya dengan harapan Xiao Bai mau mendekat dan membantunya. Xiao Bai mendesah sambil memalingkan wajahnya, dia mengulurkan pedangnya dengan maksud agar Chun Hua berusaha berdiri sambil berpegangan pada gagang pedangnya. Xiao Bai menoleh karena merasa tak ada reaksi dari Chun Hua dan ketika menoleh, Xiao Bai agak kesal karena Chun Hua membentangkan kedua tangannya sambil memejamkan mata. Akhirnya Xiao Bai malah diam-diam pergi meninggalkannya dan Chun Hua hanya bisa kesal saat membuka mata tak ada siapapun didekatnya.
Contoh lainnya ketika Xiao Bai mengajak Chun Hua ngobrol. Chun Hua sengaja mendekat agar bisa bersikap manja padanya tapi Xiao Bai langsung mengulurkan pedangnya pada Chun Hua sehingga gadis itu menahan nafas karena kaget. Xiao Bai ingin Chun Hua menjaga jarak dengannya karena tak sopan pria dan wanita berdekatan. Chun Hua terpaksa menurut, dia mundur untuk menjaga jarak tapi dia tak kurang akal. Chun Hua sengaja memelankan suaranya sehingga Xiao Bai terpaksa mendekat ke arah Chun Hua.
Chun Hua sengaja menjahili Xiao Bai
Chun Hua dihukum untuk memotong batang kayu menjadi lebih tipis agar bisa digunakan sebagai kayu bakar. Dia mengeluh karena tak kuat melakukannya tapi tak ada yang bisa membantunya. Ide bagus muncul ketika Chun Hua tak sengaja melihat Xiao Bai sedang berlatih pedang. Semula Chun Hua memuji kemampuan Xiao Bai yang terus meningkat. Lalu Chun Hua menyarankan agar Xiao Bai melatih kemampuan bermain pedangnya dengan melakukan sesuatu, contohnya memotong kayu.
Xiao Bai senang karena ada seseorang yang perduli dengannya makanya dia tak keberatan ketika Chun Hua menata sebuah batang pohon dan meminta dirinya untuk memotong batang pohon itu menjadi lebih tipis. Xiao Bai melakukannya dengan mudah dan Chun Hua kembali memanasinya agar melakukan berulang-ulang agar Xiao Bai lebih mahir. Xiao Bai setuju sehingga selama beberapa hari Xiao Bai secara tak sadar membantu pekerjaan Chun Hua.
Chun Hua memang licin seperti belut, dia pandai mengelak ketika Xiao Bai tahu niat Chun Hua yang sebenarnya hanya ingin memanfaatkan dirinya. Chun Hua mengaku bila dirinya tak bersalah, toh apa yang dia lakukan juga untuk membantu Xiao Bai melatih kemampuannya. Xiao Bai memang kesal tapi dia tak bisa marah karena apa yang dikatakan Chun Hua memang ada benarnya.
Chun Hua sebenarnya tahu bila Xiao Bai memiliki tempat pemandian pribadi tapi dia iseng ingin mencoba pemandian itu. Suatu malam, Chun Hua sengaja pergi ke pemandian dan mandi. Xiao Bai marah ketika melihat ada seseorang yang lancang masuk tanpa izin tapi dia langsung terdiam ketika Chun Hua berbalik. Xiao Bai terbelalak kaget bukan karena melihat tubuh Chun Hua melainkan bekas luka yang ada di dekat leher Chun Hua. Chun Hua menjerit kaget sambil mengomel dan Xiao Bai langsung berbalik dan pergi.
Dia terlahir sebagai pria rupawan tapi sayangnya berasal dari keturunan tidak baik sehingga dianggap sebagai musuh oleh orang-orang dunia persilatan. Qiu Yue terbiasa memanipulasi serta membohongi orang lain dan dia melakukan hal yang sama pada Chun Hua. Semula dia mengaku sebagai kakak Chun Hua tapi dia tak segan menggoda serta mengintimidasi gadis itu. Qiu Yue bahkan tak segan mencuri ciuman dengan alasan hal itu sebagai wujud rasa sayangnya sebagai kakak.
Sikap Qiu Yue yang sering berubah-ubah membuat Chun Hua bingung. Kadang Qiu Yue bersikap manis dan memanjakannya tapi ada kalanya dia bersikap kejam serta memaksa Chun Hua untuk mencuri jurus pamungkas pedang Fengming. Qiu Yue bahkan suka mengancam akan membunuhnya bila Chun Hua tak menuruti perintahnya.
Sikap Qiu Yue ini membuat Chun Hua takut sekaligus penasaran. Dia ragu bila bertemu pria itu, apakah Qiu Yue akan bersikap manis atau malah sadis? Apalagi Qiu Yue suka sering datang dan pergi sesukanya seperti hantu saja, terutama saat Chun Hua sedang sendirian di kamarnya.
Semula Chun Hua berusaha melawan perintah Qiu Yue karena dia tak ingin menyakiti Xiao Bai. Contohnya dengan memberikan jurus pedang Fengming palsu. Chun Hua tak perduli bila Qiu Yue akan membunuhnya asal Xiao Bai bisa selamat. Qiu Yue yang semula hanya ingin "bermain" dengan Chun Hua kini malah menjadi benar-benar tertarik padanya.
Qiu Yue merasa hidupnya lebih berwarna ketika mulai mengenal pribadi Chun Hua yang hangat dan menyenangkan. Qiu Yue tak marah ketika bermain lempar tepung bersama Chun Hua, pria itu bahkan bisa tertawa lepas dan membalas melempar tepung ke arah gadis itu. Wajah dan rambut Qiu Yue menjadi putih karena tepung tapi dia malah bahagia.
Chun Hua juga merasa hal yang sama, dia merasa "hidup" ketika bersama Qiu Yue karena pria itu selalu memberi kejutan tanpa banyak kata. Contohnya, selalu ada ketika Chun Hua dalam bahaya. Tapi bila Xiao Bai selalu bersikap sopan dan menjaga tata krama maka berbeda dengan Qiu Yue. Qiu Yue bisa dibilang sebagai tipe pria yang "kurang ajar".
Beberapa contoh sikap Qiu Yue yang bisa dianggap "kurang ajar" :
Saat Chun Hua terpesona dengan gaya tidur Qiu Yue yang unik di tengah hutan dan dia tak sengaja dibelit ular hijau dan akan dipatuk maka Qiu Yue dengan sigap menolongnya. Chun Hua mengatakan tak punya apapun untuk membayar kebaikan Qiu Yue tapi Qiu Yue dengan lancang mengatakan bila Chun Hua bisa membayar dengan menikah dengannya. Chun Hua jelas marah dan mengatakan bila dia adalah tunangan Xiao Bai.
Sikap lainnya adalah Qiu Yue suka sekali mengintimidasi sambil mengancam Chun Hua tapi Qiu Yue tak pernah benar-benar ingin menyakiti Chun Hua. Bagi Qiu Yue, Chun Hua seperti kelinci imut yang tak berbahaya karena gadis itu tak bisa kungfu makanya Qiu Yue suka sekali mempermainkannya. Qiu Yue tak menyadari bahwa Chun Hua memang tak bisa kungfu tapi gadis itu memiliki daya tarik yang membuat Qiu Yue akhirnya benar-benar jatuh cinta serta sangat perduli padanya.
Chun Hua mengajarkan arti berbagi dengan orang lain terutama keluarga
Pada saat Festival Musim Gugur, Xiao Bai bersama Liu Feng berniat menyelidiki keluarga Chun Hua. Agar tak menimbulkan kecurigaan, mereka mengajak Cai Cai, Leng Ning dan Chun Hua. Ktika sampai di hotel, Xiao Bai dan Liu Feng pamit pada ketiganya untuk pergi sebentar. Chun Hua merasa tak enak pada Cai Cai dan Leng Ning, dia ikutan pamit dengan alasan ingin membeli kue bulan.
Ketika hendak membeli kue bulan, Qiu Yue muncul dan Chun Hua bertanya apakah pria itu pernah makan kue bulan? Qiu Yue berbohong dan menjawab pernah tapi Chun Hua tak percaya. Akhirnya Qiu Yue mengajak Chun Hua ke rumahnya untuk membuat kue bulan sendiri. Chun Hua akhirnya bersedia membuat kue bulan khusus untuk Qiu Yue.
Ketika hendak mencoba kue itu, Chun Hua mengatakan bila Qiu Yue harus membagi kue itu dengan keluarganya karena inti dari kue bulan adalah berbagi bersama keluarga. Qiu Yue membagi kuenya dan memberikan setengah kepada Chun Hua. Chun Hua tersenyum dan Qiu Yue melirik ke arah Ye Yan lalu memberikan setengah kue lainnya padanya. Semula Ye Yan ragu tapi akhirnya mau menerima kue pemberian Qiu Yue.
Persamaan Xiao Bai dan Qiu Yue
Menurutku, kedua pria tampan ini memiliki masa kecil yang tak menyenangkan. Xiao Bai memang memiliki orangtua tapi ayahnya lebih sibuk mengurusi perguruan silat dan hal itu membuat ibunya patah hati karena merasa diabaikan. Ibunya akhirnya meninggal ketika Xiao Bai berusia 6 tahun. Sejak ibunya meninggal, ayah "memaksa" Xiao Bai untuk fokus latihan dengan alasan kelak Xiao Bai akan mewarisi pedang Fengming dan perguruana silat.
Xiao Bai tak punya pilihan selain menuruti kemauan ayahnya. Dia juga tak keberatan untuk mengesampingkan perasaan atau hatinya, yang penting terus latihan agar ayahnya bangga. Mungkin Xiao Bai tak ingin wanita yang kelak dicintainya akan bernasib sama seperti ibunya, kesepian dan patah hati makanya Xiao Bai sengaja menutup hatinya untuk cinta.
Tapi keyakinan Xiao Bai mulai goyah ketika bertemu Chun Hua yang polos, tak tahu tata krama, tak bisa silat tapi ceria dan penuh semangat. Xiao Bai perlahan membuka hatinya untuk Chun Hua tapi sayang, pada akhirnya Xiao Bai tetap menyakiti hati Chun Hua. Xiao Bai lebih memilih Pedang Fengming dan perguruan silat daripada mempertahankan cintanya pada Chun Hua.
Sedangkan Qiu Yue sejak kecil sudah "dipaksa" ibunya untuk berjanji bila kelak akan membunuh ayah Xiao Bai. Kurasa Qiu Yue dan Xiao Bai sebenarnya adalah saudara seayah tapi beda ibu. Qiu Yue kecil merasa benci dan dendam pada ibunya hingga akhirnya Qiu Yue tumbuh menjadi pria yang suka meremehkan dan mengintimidasi orang lain terutama wanita. Ye Yan adalah satu-satunya pelayan wanita yang setia padanya, bukan karena Ye Yan menyukai Qiu Yue tapi Ye Yan merasa berhutang budi sebab Qiu Yue pernah menyelamatkan nyawanya.
Awalnya Qiu Yue meremehkan Chun Hua sebab sebelum amnesia, Chun Hua memang mengejar cintanya bahkan mengajaknya kawin lari karena tak mau dijodohkan dengan Xiao Bai. Tapi setelah siuman dan menderita amnesia, Chun Hua seolah menjadi pribadi yang lain yaitu ceplas-ceplos, ceria dan tak takut pada Qiu Yue. Hal itu membuat Qiu Yue tertarik untuk mempermainkannya tapi dengan berjalannya waktu, Qiu Yue menjadi benar-benar tertarik dan mencintainya.
Chun Hua mampu membuat Xiao Bai menjadi lebih baik, belajar membuka hatinya untuk cinta. Qiu Yue menjadi lebih manusiawi, memperlakukan Ye Yan dengan lebih lembut dan sabar. Tapi pada akhirnya hanya Qiu Yue yang mampu memenangkan cinta Chun Hua berkat ketulusan dan pengorbanannya untuk gadis yang dicintainya.
Adegan yang paling romantis
Aku memilih saat Chun Hua merawat Qiu Yue di gua lembah es. Semula Qiu Yue sempat kesal ketika dia bertanya tentang pintu keluar dan Chun Hua langsung berlari setelah Qiu Yue menunjukkan arahnya. Qiu Yue mengira Chun Hua akan pergi meninggalkannya dan dia bersiap membunuh Chun Hua dengan kekuatan yang masih tersisa. Tapi tenyata dugaan Qiu Yue salah, Chun Hua buru-buru pergi karena ingin mengambil selimut dan membawa makanan hangat untuknya.
Qiu Yue memanipulasi Chun Hua dengan mengatakan dia butuh istirahat lebih lama padahal alasan yang sebenarnya adalah ingin lebih lama berduaan bersama Chun Hua. Chun Hua yang sedikit merasa bersalah karena dialah yang menyebabkan Qiu Yue terluka terpaksa merawat Qiu Yue. Dia agak kesal melihat tingkah Qiu Yue yang manja tapi lama-lama dia menikmati perannya sebagai perawat Qiu Yue.
Hanya berdua saja di tempat yang sepi selama beberapa hari membuat keduanya kian akrab, qiu Yue bahkan menceritakan masa kecilnya yang suram pada chun Hua. Saat itu Chun Hua baru menyadari bila anggapannya selama ini salah, ternyata pria yang pertama dilihatnya bukan Xiao Bai tapi Qiu Yue. Chun Hua tak bisa mengingat dengan jelas karena waktu itu pandangannya kabur, dia hanya mengingat pria berambut panjang dan mengenakan tusuk rambut berwarna putih.
Berbagai hal romantis namun kadang lucu sering mereka lakukan misalnya Qiu Yue pura-pura kedinginan sehingga Chun Hua terpaksa memeluknya, bermain tebak-tebakan yang berujung pada kekalahan Chun Hua sehingga gadis itu harus mencium Qiu Yue sebagai hukumannya atau saat mereka berciuman dan Chun Hua menjadi tersipu malu.
Menurutku, hal yang paling romantis adalah saat Chun Hua menyisir rambut Qiu Yue. Entahlah...indah saja dipandang. Qiu Yue yang terlihat dingin dan cuek tapi mengizinkan Chun Hua menyentuh bagian tubuhnya yang paling tinggi yaitu rambutnya. Tapi ada juga kejadian yang membuatku ikut kaget yaitu saat Chun Hua menyentuhnya ketika Qiu Yue sedang tidur. Qiu Yue langsung membuka mata dan siap menyerangnya. Melihat Chun Hua kaget, Qiu Yue mengaku bila sejak kecil dia tak pernah bisa tidur nyenyak karena itu bisa membuatnya mati.
Pertanyaan iseng
Bila kamu ada di posisi Chun Hua, berada di hutan lebat sendirian dan tiba-tiba melihat penampakan seperti gambar di atas. Apakah kamu akan takut dan berlari menjauh atau kamu akan bersikap seperti Chun Hua? Penasaran dan malah berjalan mendekatinya? Jawab yang jujur ya? Jawab dalam hati saja kok jadi tak akan ada yang tahu apa jawaban kamu. Hehehe....
Contoh kisah cinta sehidup semati
Dalam drama ini, pasangan yang paling mencuri perhatian adalah Fu Luo dan You Si. Semula aku berpikir bahwa keduanya agak lebay, sudah tua tapi masih suka bertingkah romantis seperti anak muda saja. Tapi setelah mengetahui perjalanan cinta mereka, aku jadi salut dan bisa memahaminya.
Fu Luo diceritakan sebagai pria yang tak tahu diri, membunuh dan mencuri istri gurunya serta mengangkat dirinya sendiri sebagai ketua menggantikan si guru yang sudah dibunuhnya. Dunia persilatan menganggapnya sebagai musuh dan orang yang kejam. Dari luar, mungkin Fu Luo terlihat ganas dan kejam tapi dia akan menjadi selembut sutra saat bersama You Si.
Fu Luo termasuk orang yang sangat percaya dengan isu kacang umur panjang. Dia gigih mencari informasi dan berambisi untuk mendapatkan kacang itu demi istrinya. Fu Luo bahkan tak keberatan menukar nyawanya demi mendapatkan kacang itu untuk kesembuhan You Si. You Si sebenarnya tak keberatan menderita asal bisa terus bersama Fu Luo tapi Fu Luo tak tega melihat istrinya yang lemah dan sakit-sakitan.
Saat Fu Luo bisa mendapatkan kacang palsu maka orang-orang dunia persilatan datang untuk menagih janji bahwa Fu Luo harus mati. Fu Luo tak gentar menghadapi kematian tapi justru You Si yang tak rela melihat suaminya meninggal sementara orang-orang itu belum puas juga, mereka ingin mencincang tubuh Fu Luo.
Kemarahan You Si tak terbendung, dengan nada kesal You Si menceritakan apa yang sebenarnya dia alami ketika menjadi istri ketua. Dia sering mengalami siksaan fisik tapi tak ada yang mau membantunya. You Si menderita sendirian dan saat itulah Fu Luo datang memberinya kekuatan hingga akhirnya mereka saling jatuh cinta.
Apakah cinta mereka salah? Kurasa tidak, mungkin waktunya yang salah. Terlambat mempertemukan keduanya. Keduanya bertemu ketika You Si sudah menikah dan mengalami kekerasan dalam rumah tangganya. Mungkin awalnya Fu Luo kasihan dan ingin menolong tapi akhirnya malah tumbuh benih cinta untuk You Si. You Si mungkin awalnya menolak perhatian Fu Luo tapi dia tak punya tempat mengadu selain fu Luo hingga akhirnya dia menerima cinta Fu Luo.
Fu Luo dan You Si sangat menghargai kebersamaan mereka karena bagi mereka, cinta yang mereka rasakan adalah buah dari perjuangan yang panjang dan melelahkan. You Si tak ingin suaminya selalu pergi demi mencari kacang umur panjang karena bagi You Si bukan kesembuhan atau keabadian yang dicarinya. You Si hanya ingin selalu bersama Fu Luo.
Ketika Fu Luo meninggal demi dirinya, You Si patah hati. Dia tak ingin menjalani hidup tanpa Fu Luo yang sangat mendukung dan mencintainya. You Si memilih mengakhiri hidupnya dan agar bisa bersama dengan Fu Luo kembali. Bagi You Si, kehidupang tak indah lagi bila Fu Luo tak lagi ada di sisinya.
Pentingnya arti seorang sahabat :
Dalam drama bergenre apapun biasanya pemeran utama atau pendukung pasti memiliki sahabat. Nah dalam drama ini, yang beruntung memiliki sahabat adalah para pemeran pendukung yaitu Xiao Bai yang memiliki Liu Feng dan Cai Cai yang memiliki Leng Ning. Mereka bisa saling mendukung dan memberi nasihat. Contohnya Liu Feng selalu memberi nasihat atau masukan bila Xiao Bai sedang bingung menghadapi sikap Chun Hua yang tak dia mengerti, terutama soal perasaan cinta.
Sedangkan Cai Cai dan Leng Ning sangat akrab dan suka sekali berbagi cerita. Ketika Chun Hua terang-terangan memusuhi Cai Cai tentang statusnya bagi Xiao Bai, Leng Ning selalu menghibur Cai Cai. Begitu pula sebaliknya, Cai Cai juga tak segan mendorong Leng Ning untuk belajar membuka hatinya untuk Liu Feng. Cai Cai tahu bila Liu Feng serius menyukai Leng Ning tapi Leng Ning masih ragu karena status Liu Feng yang terkenal sebagai playboy.
Sedangkan pemeran utama yaitu Qiu Yue dan Chun Hua tak punya sahabat atau teman berbagi. Alasannya, Chun Hua tak punya sahabat karena sejatinya dia merupakan pendatang (dari masa depan yang kebetulan menderita amnesia). Tapi akhirnya dia menjadi dekat dengan Cai Cai walaupun tak bisa disebut sebagai sahabat. Semula, Cai Cai membenci Chun Hua karena merasa telah merebut Xiao Bai buktinya dia bekerjasama dengan ayahnya untuk mencelakakan Chun Hua tapi akhirnya Chun Hua malah menyelamatkan nyawanya ketika Cai Cai kalah bertarung dengan Fu Luo. Cai Cai kian merasa berterima kasih saat Chun Hua kembali menyelamatkan nyawanya untuk yang kedua kalinya. Cai Cai menyadari bila cinta tak bisa dipaksakan dan dia mendukung pernikahan Chun Hua bersama Xiao Bai.
Qiu Yue jelas tak punya sahabat karena sejak kecil dia sudah membenci orang lain (ibunya) dan Qiu Yue tak percaya pada siapapun. Qiu Yue tumbuh menjadi pribadi yang kuat di luar tapi rapuh di dalam. Dari luar, orang bisa melihat bila Qiu Yue itu sangat kejam dan tak kenal ampun pada siapapun tapi sebenarnya Qiu Yue sangat kesepian. Satu-satunya orang yang dia percaya hanyalah Ye Yan.
Himah yang bisa diambil dari drama ini :
Kurasa drama ini ingin memberikan pesan bahwa keserakahan adalah hal yang umum melekat di dalam diri tiap manusia. Manusia tak akan pernah puas dengan apa yang sudah dimiliki, maunya ingin lebih dan lebih sehingga kemauannya tak akan ada habisnya karena selalu kurang.
Dalam drama ini, kacang umur panjang hanyalah isu yang dihembuskan oleh seorang tabib atas saran Qiu Yue agar dunia persilatan heboh. Nyatanya ide Qiu Yue memang cemerlang. Isu kacang umur panjang membuat orang-orang dunia persilatan berlomba untuk mendapatkannya. Mereka tak segan untuk saling mencelakai hingga membunuh demi mendapatkan kacang itu yang konon hanya ada satu saja di dunia. Mereka rela membunuh demi hal yang belum jelas. Mengapa? Orang-orang itu berambisi untuk mendapatkannya tanpa pernah berpikir atau menguji kebenaran kacang itu. Misalnya apakah ada yang sudah pernah melihat bentuk atau wujud kacang itu? Apakah berita itu benar atau hanya isu saja?
Hal inilah yang akhir-akhir ini sering terjadi di masyarakat, yaitu masalah berita. Orang dengan mudah menelan suatu kabar atau berita tanpa pernah sempat untuk mengecek apakah berita itu benar atau tidak. Begitu mendapat suatu berita (khususnya berita yang negatif) pasti akan langsung menyebarkannya tanpa perduli apakah berita itu akan menyakiti orang lain atau tidak, yang penting beritanya tersebar dan semakin banyak orang yang tahu.
Hikmah lainnya adalah orang lebih suka mencari aman sendiri dan suka menghakimi orang lain. Dalam drama ini, sebenarnya banyak yang tahu bila suami You Si itu sangat kejam terhadap istrinya tapi mereka lebih memilih diam. Contohnya ayah Liu Feng. Tuan Qin pernah melihat atau mengetahui perbuatan ketua terhadap You Si tapi hanya diam dengan alasan tak ingin mencampuri urusan rumah tangga orang lain.
Ketika Fu Luo sudah meninggal dan You Si dihina oleh orang lain, Tuan Qin bukannya membela wanita itu tapi malah ikut menghakiminya seolah semua itu salah You Si. You Si dianggap bersalah karena berselingkuh dan ketua terbunuh juga akibat kesalahannya. Seharusnya Tuan Qin membela You Si dengan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi dengan alasan kemanusiaan karena Fu Luo sudah meninggal. Tapi Tuan Qin hanya diam dan hal itu membuat You Si merasa sendiri dan tak punya tempat berlindung sehingga memilih untuk mengakhiri hidupnya untuk menyusul Fu Luo di alam keabadian.
Dan hikmah yang paling penting adalah seperti judul drama ini, bahwa cinta lebih baik daripada keabadian. Walaupun hidup sebentar tapi bila sudah merasakan indahnya cinta atau merajut jalinan cinta bersama pasangan yang dikasihi hingga maut memisahkan, pasti tak akan menyesal. Berbeda bila memilih keabadian pastinya akan kesepian. Mengapa? Walaupun merasakan indahnya cinta tapi bila pasangannya meninggal pastinya akan kesepian dan kesepian adalah hal yang paling tak menyenangkan bagi siapapun. Contohnya ya kisah cinta Fu Luo dan You Si.
Catatan :
Kurasa sejak awal, Qiu Yue sudah tertarik pada Chun Hua yang sedang berbaring di rumah tabib sakti. Qiu Yue melihat Chun Hua yang berbaring diam lalu mendekatinya. Ternyata Qiu Yue yang sengaja memberinya nama Chun Hua. Saat itulah Chun Hua yang baru siuman membuka matanya tapi pandangannya masih samar, sehingga dia hanya melihat pria berambut panjang yang mengenakan tusuk rambut berwarna putih.
Komentarku :
Sejak awal aku sudah sangat tertarik dengan drama ini saat melihat trailer-nya tapi aku enggan nonton drama yang sedang tayang (ongoing) karena takut baper dan tak kuat menunggu episode selanjutnya. Makanya aku menyabarkan diri untuk menunggu drama ini selesai tayang dulu baru nonton.
Ternyata kesabaranku tak sia-sia, aku sangat puas setelah nonton drama ini. Aku suka sekali dengan akting Zhao Lusi dan Li Hong Yi. Sebelumnya mereka pernah bekerjasama dalam drama Prodigy Healer tapi sayangnya aku kurang suka dengan dramanya jadi aku tak menonton drama itu. Pertama melihat akting Zhao Lusi dalam drama yang berjudul Oh My Emperor.
Sayangnya ada hal yang kurang dalam drama Love Better Than Immortality. Apa itu??? Durasi dan jumlah episodenya kurang lama!!!! Aku masih penasaran dengan akhir kisah cinta Qiu Yue dan Chun Hua. Atau mungkin kelak akan ada season 2? Semoga saja! Aku berharap Chun Hua dan Qiu Yue kembali bertemu di era modern (masa kini) dengan berbagai masalah yang sesuai dengan masa sekarang, misalnya dunia kerja atau dunia pendidikan (kampus).
Kurasa hanya sedikit drama yang membahas tentang seseorang dari masa lalu yang berkelana di masa sekarang. Kalaupun ada pasti tak dijelaskan secara detail. Yang umum terjadi dalam drama bertema perjalanan waktu (time travel) adalah seseorang dari masa depan kembali ke masa lalu atau seseorang dari masa lalu berkelana sejenak di masa depan tapi lalu kembali lagi ke masa lalu.
Hmmm....kurasa sekian dulu ulasanku tentang drama Love Better Than Immortality dan drama ini sangat aku sarankan pada kamu untuk segera menontonnya bila belum sempat menonton karena drama ini menarik dan pasti bikin kangen untuk nonton kembali bila kamu memang sudah pernah menontonnya.
0 comments:
Post a Comment