Close Range Love (近キョリ恋愛 Kin Kyori Ren'ai) adalah film Jepang tahun 2014 bergenre romantis. Film ini diadaptasi dari manga dengan judul yang sama. Inti cerita dari film ini adalah kisah cinta terlarang antara murid perempuan dengan guru Bahasa Inggrisnya yang tampan. Banyak rintangan yang menunggu tapi keduanya tetap teguh dengan cinta yang mereka miliki karena bagi mereka, cinta tak pernah salah hanya waktunya tidak tepat.
Para pemain :
Tomohisa Yamashita sebagai Haruka Sakurai
Nana Komatsu sebagai Yuni Kururugi
Asami Mizukawa sebagai Mirei Takizawa
Nozomu Kotaki sebagai Ryu Matoba
Mizuki Yamamoto sebagai Kikuko Nanami
Hirofumi Arai sebagai Kazuma Akechi
Kazuma Sano sebagai Saki Satou
Seika Furuhata sebagai Mei Yoshida
Sinopsis lengkap :
Yuni adalah siswi SMU yang pandai tapi dia sangat tertutup, penyendiri dan tak memiliki banyak teman. Saat pengumuman, semua siswa heran melihat ekspresi Yuni yang tetap datar walaupun mendapat peringkat 1. Tak ada teman yang memberinya ucapan selamat, Yuni hanya diam sambil melepas dan memandangi jepit rambutnya yang berbentuk kucing.
Haruka, guru Bahasa Inggris muncul dan menyindir Yuni yang terlihat bahagia. Dia mendekati Yuni dan bertanya apakah jepit berbentuk kucing itu teman Yuni? Haruka kembali menyindir bahwa berbagi kebahagiaan dengan hewan peliharaan itu sungguh manis. Yuni hanya diam saat Haruka meralat bahwa kucingnya yang manis bukan Yuni. Yuni tak bereaksi dan hanya membisu sambil menyembunyikan jepit rambutnya. Haruka meminta Yuni ke ruang guru setelah pelajaran usai.
Yang ribut justru para murid wanita yang lain, mereka iri karena Yuni diajak ngobrol oleh Haruka, guru yang paling keren di sekolah. Mereka berteriak histeris ketika Haruka melangkah pergi. Mereka tak rela karena Yuni tak bisa Bahasa Inggris, nilainya selalu jelek untuk pelajaran itu.
Ada beberapa teman yang terang-terangan memuji Haruka yang tampan dan aroma parfumnya sangat harum. Haruka balas memuji mereka. Mereka bersorak senang tapi Haruka meralat agar mereka tak terlalu GR. Mereka tak perduli dan tertawa senang. Yuni kembali memakai jepit rambutnya dan memandang ke arah Haruka yang berjalan menjauh.
Haruka merokok dalam mobilnya sebelum kembali ke ruang guru. Sedangkan Yuni yang berdiri di depan meja Haruka agak kesal karena Haruka memintanya datang ke ruang guru tapi orangnya malah tak ada. Dia mengomel sambil melihat jam di tangannya. Haruka muncul dari belakangnya dan bertanya apa yang Yuni keluhkan. Yuni balik bertanya mengapa Haruka ingin bertemu dengannya. Haruka meminta Yuni untuk datang ke kelas Bahasa Inggris jam 4 sore setiap hari.
Yuni tak mengerti. Haruka menjelaskan bahwa Yuni harus mengikuti pelajaran tambahan karena nilai Yuni yang paling jelek di ujian tengah semester. Hal itu bisa berakibat buruk pada citranya bila murid terpandai mendapat nilai jelek di Bahasa Inggris. Haruka menyindir mengapa Yuni melakukannya? Apakah Yuni ingin mendapat perhatian darinya? Yuni tak menjawab, hanya meremas roknya dan hal itu diketahui oleh Haruka. Yuni langsung pamit tanpa mengatakan apapun.
Setelah Yuni pergi, guru matematika yang bernama Kazuma mendekati Haruka dan bertanya apakah les setiap hari itu tidak berlebihan? Yuni kan harus mempersiapkan diri untuk ujian dan belajar pelajaran lainnya. Haruka menyindir dengan bertanya apakah Kazuma mengatakan hal itu karena Yuni adalah sepupunya? Kazuma mengelak tapi tampaknya Haruka tak senang bila ada orang lain mencampuri urusannya.
Yuni curhat pada satu-satunya sahabat tapi mereka berbeda kelas yaitu Nami. Yuni mengeluh karena dirinya harus ikut kelas tambahan Bahasa Inggris. Nami tak percaya dan Yuni menceritakan tentang Haruka. Yuni merasa marah dan dia ingin makan donat. Seorang teman cowok duduk disamping Nami dan kelihatan heran dengan kebiasaan Yuni. Nami menjelaskan bahwa Yuni pasti akan makan donat bila merasa marah dan kali ini tampaknya Yuni sangat marah.
Yuni merasa asing dengan cowok itu dan bertanya pada Nami. Nami memperkenalkan cowok itu sebagai Saki, teman sekelasnya. Saki agak canggung karena Yuni hanya diam sambil terus menatapnya. Yuni berbisik pada Nami dan bertanya apakah Saki adalah pacar Nami yang baru? Nami mengiyakan. Saki mencoba menyapa lagi tapi Yuni tetap cuek padanya.
Yuni mengatakan bahwa mulai besok dirinya akan pulang sendiri. Nami kaget dan Yuni mengaku bahwa mulai besok dirinya harus ikut kelas tambahan lagipula akan sulit pulang bersama bila mereka berbeda kelas. Nami agak kecewa karena Yuni mengatakan itu secara mendadak. Nami langsung ceria dan menduga bahwa Yuni sengaja memberi ruang pada Saki. Yuni merasa tak enak bisa mereka harus menunggu dirinya tapi Nami mengatakan bahwa Saki tak keberatan bila mereka menunggu Yuni agar bisa pulang bersama.
Akhirnya Nami tak memaksa tapi dia ingin mereka tetap bertemu untuk makan siang bersama. Nami meminta Yuni agar berjanji mau melakukannya dan Yuni terharu. saat pulang, Saki mengeluh bahwa dirinya sangat gugup dan Nami minta maaf. Dia memastikan bahwa Yuni tidak jahat, Yuni hanya berusaha untuk kuat tapi sebenarnya Yuni itu rapuh.
Nami mengaku sudah berteman dengan Yuni sejak SMP jadi dia bisa mengerti perasaan Yuni. Yuni tak punya teman dan Nami tak bisa membiarkannya sendiri. Seperti saat menunggu di kelas, Yuni lebih nyaman duduk sendiri sambil membaca karena Yuni memang tak memiliki teman di kelasnya, dia hanya punya Nami tapi sayangnya mereka berbeda kelas. Mereka hanya bisa bertemu saat jam makan siang.
Haruka sudah menunggu di kelas dan dugaannya benar Yuni datang tepat waktu. Haruka meminta Yuni segera duduk agar pelajaran bisa dimulai. Ketika Yuni ingin menutup pintu, Haruka melarangnya. Haruka mulai menjelaskan tentang pola kalimat tapi Yuni mengaku tak mengerti sama sekali. Haruka bertanya bagian mana yang tak dimengerti dan Yuni menjawab semuanya.
Haruka mulai kesal dan mendekati sambil membungkuk agar wajahnya sejajar dengan Yuni. Dia menyindir Yuni yang pandai matematika tapi tak bisa memahami Bahasa Inggris yang lebih mudah. Yuni beralasan bahwa matematika itu memiliki aturan dan hanya memiliki satu jawaban. Kesederhanaan itulah yang membuatnya menyukai matematika. Haruka memandang Yuni yang kesal tapi hanya berekspresi datar. Haruka bertanya apakah Yuni tertawa atau menangis? Yuni balik bertanya apakah itu ada hubungannya dengan Bahasa Inggris?
Haruka menegakkan tubuhnya dan menjelaskan bahwa kemampuan mengungkapkan rasa bahagia atau sedih adalah kunci dalam mempelajari Bahasa Inggris. Manusia tak hanya memiliki satu emosi saja, manusia bisa berpikir ada sesuatu yang menyenangkan atau membosankan, manusia bisa merasakan sesuatu yang merepotkan atau bersenang-senang. Intinya, manusia itu rumit.
Haruka menegaskan bahwa Bahasa Inggris berbeda dengan matematika, tak ada aturan yang keras bila mempelajarinya. Yuni kembali menjawab kalau dirinya masih tak mengerti. Yuni mengemasi bukunya karena merasa pelajaran tambahan ini tak berguna, dia minta agar Haruka tak memperhatikannya karena dia menyerah pada Bahasa Inggris.
Yuni bergegas pergi tapi Haruka menghalanginya. Haruka kembali menuduh kalau Yuni sengaja melakukannya tapi Yuni hanya diam. Haruka mengancam dengan halus bahwa Yuni tak boleh lari dan harus mempersiapkan diri mengikuti pelajaran tambahannya. Yuni tak mengatakan apapun tapi dia merasa terganggu saat mencium aroma parfum Haruka.
Yuni balik menyindir bahwa parfum Haruka terlalu menyengat dan dia ingin Haruka menjauh agar aromanya tak menempel padanya. Haruka tak mengerti dan bertanya mengapa Yuni bertingkah seperti itu? Yuni tak menjawab, dia justru mendorong tubuh Haruka dan berlari pulang tanpa perduli pada Haruka yang masih tak mengerti dengan sikap Yuni.
Yuni pulang dan Kazuma bertanya bagaimana dengan pelajaran tambahannya? Yuni menjawab kalau tak ada yang menarik. Kazuma berharap Yuni tak akan mendapat masalah. Kazuma mengingatkan bahwa Yuni harus memanfaatkan kesempatan bila ingin kuliah di Universitas Mendel di California. Yuni mengaku tak sanggup dan dia sudah lama menyerah dengan ambisi itu. Yuni pamit ke kamarnya dan meninggalkan donat yang sudah dibelinya.
Haruka yang baru keluar dari mobilnya saat Kazuma menyapanya. Kazuma bertanya tentang pelajaran Yuni dan Haruka menjawab belum ada kemajuan karena masih baru mulai. Kazuma merasa tak enak dan menjelaskan bahwa kadang Yuni sulit ditangani tapi sebenarnya dia gadis yang baik. Haruka tak keberatan karena dia merasa tertantang dan ingin membantunya. Kazuma menambahkan bahwa Yuni sulit mengungkapkan apa yang dirasakannya.
Saat pelajaran tambahan, Haruka menyodorkan buku yang sudah dibuatnya khusus untuk Yuni sehingga Yuni bisa dengan mudah menghafal dan mempelajarinya. Yuni menolak, dia tak akan belajar bila tak tahu aturannya. Haruka sudah menduga Yuni akan mengatakan hal itu makanya Haruka memintanya untuk menulis tiap kata sebanyak 5x. Yuni tak membantah dan segera menulis di bukunya. Haruka ingin Yuni menulis sambil membacanya. Haruka terkesan melihat Yuni tak membantah lagi.
Ketika Haruka fokus mengajari Yuni, ada 3 siswi yang tak sengaja melihat mereka. Ketiga siswi itu iri karena Yuni mendapat pelajaran tambahan secara khusus oleh Haruka. Ketiga siswi itu datang ke ruang guru dan mereka minta agar Haruka bersedia memberi mereka pelajaran tambahan juga. Haruka menolak karena ketiganya mendapat nilai tertinggi saat ujian tengah semester.
Salah seorang siswi yang bernama Mei memberanikan diri dengan mengatakan bahwa dia menyukai Haruka, dia belajar giat karena dia menyukai Haruka. Kedua teman Mei kaget dan Haruka tersenyum. Haruka meminta mereka untuk terus belajar. Seolah tersihir, ketiganya balas tersenyum malu dan pamit. Mereka senang karena Haruka tersenyum manis pada mereka. Hal itu tak luput dari pandangan wakil kepala sekolah.
Wakil kepala sekolah memanggil Haruka dan menyampaikan keberatannya melihat kedekatan Haruka dengan Mei dan meminta Haruka untuk menjaga sikap. Beliau tak menyalahkan Haruka tapi wakil kepala sekolah tak ingin ada gosip yang beredar tentang kedekatan Haruka dan Mei. Haruka tak banyak membantah dan pamit.
Yuni sedang belajar saat Haruka masuk kelas dan dia memuji Yuni. Yuni beralasan bahwa dia melakukan tugas yang sudah diberikan padanya. Jika dia tak menganggapnya serius maka pelajarannya akan sia-sia. Setelah mengungkapkan alasannya, dengan spontan Yuni memegang telinganya sambil menunduk. Haruka bertanya mengapa Yuni malu-malu? Yuni membantahnya.
Haruka menjelaskan teorinya, ketika malu maka perasaan Yuni menjadi hangat dan ingin menyentuh sesuatu yang dingin. Haruka meniru gaya Yuni yang memegang telinganya. Yuni malu dan melepaskan telinganya. Haruka sengaja menyindir Yuni dan mendekatkan wajahnya, Yuni langsung menunduk dan ingin kembali memegang telinganya tapi tak jadi.
Haruka merasa menang dan mengatakan bahwa Yuni mudah ditebak. Haruka kembali mengingatkan bahwa itulah manusia, tindakan bawah sadar mereka tak bisa berbohong. Itulah sebabnya Haruka bisa menebak Yuni dengan mudah bahkan bila Yuni tetap menjaga ekspresi wajahnya. Yuni ingin membantah tapi yang dilakukannya justru meremas roknya. Haruka melihatnya dan menebak bahwa itu adalah cara Yuni menekan emosinya.
Yuni kaget karena Haruka bisa menebaknya, dia menatap Haruka dan Haruka langsung membuang muka. Haruka mengingatkan agar Yuni tak salah paham karena dia melakukannya sebagai seorang guru dan tak ada hal yang istimewa. Yuni menjawab bahwa dia tak salah paham tentang apapun karena dia membenci Haruka. Bukannya marah tapi Haruka malah mengatakan kalau dia senang mendengarnya dan pergi.
Ketika jam makan siang, Yuni terus belajar menghafal dan Nami mengeluh, dia minta Yuni berhenti sejenak untuk makan siang dulu. Yuni beralasan bahwa dia setidaknya harus mendapat nilai 70 untuk ujian hari ini atau pelajaran tambahannya tak akan berakhir. Yuni mengeluh tak bisa belajar bila di dalam kelas jadi dia harus melakukan yang terbaik saat jam istirahat.
Nami heran melihat Yuni sangat membenci Haruka padahal banyak yang mengatakan kalau cara mengajar Haruka itu mudah dimengerti. Semua teman sekelas Nami menyukai Haruka. Yuni mengatakan kalau dia membenci Haruka karena banyak hal dan yang terpenting dia tak menyukai aroma parfumnya. Nami membalas bahwa parfum Haruka itu sangat enak tapi Yuni tak menyukainya. Nami tak mengerti dan Yuni mulai menjelaskan tapi Nami memotongnya. Dia mengalihkan pembicaraan dengan memberinya ucapan semoga bisa mengerjakan ujian.
Saat ujian, Yuni mengeluh sendiri. Sebelumnya dia sudah hafal tapi kini seolah semuanya menjadi kabur. Haruka berkeliling ruangan dan berhenti sejenak di depan meja Yuni. Yuni secara spontan memegang telinganya ketika beradu pandang dengan Haruka. Kejadian itu tak luput dari pandangan Mei yang sengaja mengawasi gerak-gerik Yuni.
Ketika pelajaran telah usai dan kelas sudah kosong, Yuni memeriksa kertas ujiannya dan mendesah. Dia memasukkan kertas itu dalam tasnya dan hendak pergi tapi Mei menghampirinya. Mei mengajak Yuni pergi dengan alasan ada hal yang ingin dikatakannya. Ternyata Mei membawa Yuni ke gudang tempat menyimpan alat olahraga, di sana ternyata sudah menunggu kedua sahabat Mei.
Mereka terutama Mei kesal melihat tingkah Yuni. Mereka tak bisa mengerti, Yuni adalah murid pandai dan mendapat nilai bagus di semua pelajaran kecuali Bahasa Inggris. Mei menuduh Yuni sengaja melakukannya agar bisa dekat dengan Haruka. Yuni membantah dan mengatakan kalau dia membenci Haruka. Mereka kian kesal karena Yuni mengatakan membenci Haruka tapi raut wajah Yuni tetap datar.
Yuni melihat jam dan berniat pergi tapi mereka berusaha menghalangi. Mereka berusaha menarik dan mendorong Yuni hingga jatuh. Mereka memutuskan mengurung Yuni di dalam gudang. Yuni berusaha bangkit dan berjalan menuju pintu tapi pintunya terkunci dari luar. Yuni berusaha menggedor-gedor dan berharap ada yang mendengar tapi tak ada siapapun yang datang.
Haruka mencari Yuni di kelas dan menemukan Mei dan kedua sahabatnya. Mereka beralasan Yuni mungkin sudah pulang karena malu nilai ujiannya jelek. Sementara itu, Yuni yang kesakitan akibat kakinya terkilir berusaha bangkit dan mencari jalan keluar. Saat dia sedang berusaha keluar lewat jendela, pintu gudang terbuka dan Haruka muncul.
Yuni kaget tapi Haruka menjelaskan kalau dia tahu semuanya. Yuni tak terlalu senang melihatnya, dia berdalih bahwa tak butuh bantuan Haruka karena dia berniat keluar lewat jendela. Yuni berjalan keluar sambil berjalan dengan langkah berat akibat menyeret kakinya yang sakit. Yuni berjalan melewati lapangan dan Haruka berlari mengejarnya, dia tak tega melihat Yuni dan membopongnya.
Yuni hanya diam tapi tanpa di sadarinya, Yuni menghirup aroma parfum Haruka dan dia mulai menyukainya. Para murid yag sedang berolahraga langsung heboh melihat kejadian itu. Mereka iri dengan Yuni yang mendapat kesempatan berharga untuk dibopong oleh haruka, apapun alasannya.
Sementara itu wakil kepala sekolah dan beberapa guru sedang rapat untuk membahas kehadiran guru baru yang akan menggantikan posisi Guru Taguchi yang sudah lama sakit. Kazuma merasa tertarik mendengar suara gaduh di luar dan dia mengintip dari jendela. Kazuma kaget melihat Haruka membopong Yuni.
Haruka membawa Yuni ke ruang kesehatan, dia mengobati kaki Yuni yang terkilir. Haruka menghibur Yuni yang masih menunduk bahwa sakitnya tak parah tapi jangan terlalu banyak bergerak. Haruka menjamin dengan diberi koyo maka akan cepat sembuh.
Haruka meminta agar mulai sekarang Yuni lebih jujur dengan emosinya dan tak perlu menyembunyikan apa yang dirasakannya. Haruka menepuk-nepuk kepala Yuni dengan sayang dan saat Yuni menengadah, Haruka tersenyum manis. Hal itu membuat Yuni terpana.
Kazuma muncul bersama dokter sekolah. Kazuma tampak khawatir tapi Yuni mengaku kalau dirinya hanya tersandung. Kazuma ingin minta konfirmasi pada Haruka tapi Yuni langsung memotong dan mengatakan bahwa dia memang tersandung tapi dirinya baik-baik saja. Haruka hanya diam dan tak membantah.
Kazuma tak bertanya lagi dan berniat memanggil taksi agar mereka bisa pulang bersama. Kazuma tak lupa mengucapkan terima kasih sebelum Haruka pamit pergi. Yuni memandangi kepergian Haruka dengan tatapan seolah tak ingin berpisah. Di rumah, Yuni yang baru selesai berganti baju tak kuasa menahan diri untuk membelai seragamnya, dia bahkan mencium lengan jaketnya yang masih ada jejak aroma parfum Haruka.
Yuni sedang ke toko baju bersama Nami. Nami kesal dengan ulah Mei dan dia senang karena Yuni hanya terkilir. Yuni mencoba menenangkan Nami dengan mengatakan bahwa Haruka sudah memarahi Mei dan Nami kelihatan lega. Yuni bertanya tentang apa yang ingin dibeli Nami dan Nami menjawab ingin memberi hadiah untuk Saki karena kini Saki mendapat pekerjaan. Nami ingin memberi sesuatu yang lebih maskulin karena selera Saki agak feminin. Yuni hanya diam sambil mengikuti Nami.
Nami menegaskan bahwa bila seseorang yang dicintai mengenakan sesuatu yang dibelinya maka rasanya sangat menyenangkan. Nami meninggalkan Yuni untuk memilih sesuatu yang pas untuk Saki sedangkan Yuni berusaha memahami apa yang baru saja dikatakan Nami padanya. Yuni melihat dasi kotak-kotak berwarna hitam putih, dia mengambilnya dan tanpa sadar Yuni memegang telingnya.
Kini Haruka sedang mengajari Yuni tentang cara mendengarkan dalam Bahasa Inggris. Haruka mengakhiri pelajarannya dengan memberikan sebuah CD dan meminta Yuni untuk mempelajarinya setiap hari selama 10 menit. yuni mengemasi bukunya dan dia berniat memberikan dasi yang sudah dibelinya pada Haruka.
Yuni menghampiri Haruka dan memberikan dasi itu sambil memegang telinganya. Yuni beralasan sebagai ucapan terima kasih atas kejadian kemarin. Haruka dengan tegas menolak hadiah dari siswa karena tak ingin ada yang salah paham. Yuni marah dan mengatakan bahwa dirinya tak salah paham atas apapun dan ini murni sebagai ungkapan terima kasih saja.
Haruka kesal melihat Yuni emosi, dia menuduh Yuni sudah benar-benar jatuh cinta padanya dan itu hal yang bodoh. Haruka lebih senang bila Yuni membencinya. Apa yang dilakukannya selama ini hanyalah karena tugasnya sebagai guru saja. Yuni tak dapat menahan diri dan dia menampar Haruka. Yuni menangis dan mengatakan bahwa dia hanya mencoba berterima kasih. Haruka kaget melihat Yuni menangis dan dia ingin menghapus airmata itu tapi Yuni berlari pulang.
Yuni membuang dasinya dan sedang membaca buku Mendel saat Kazuma membuka kamarnya untuk mengajak sarapan bersama. Kazuma heran melihat Yuni yang kembali membaca buku Mendel. Dia bertanya apakah ada masalah di sekolah atau dengan Haruka tapi Yuni menjawab tak ada masalah. Yuni beralasan hanya ingin membaca buku Mendel saja tak ada maksud apapun.
Haruka menghadap kepala sekolah dengan diantar oleh wakil kepala sekolah. Kepala sekolah mengatakan bahwa Kazuma sebagai wali Yuni membuat permintaan agar pelajaran tambahan untuk Yuni diakhiri mulai hari ini. Haruka heran mendengar Kazuma adalah walinya Yuni. Wakil kepala sekolah menjelaskan bahwa orangtua Yuni bekerja di luar negeri dan Kazuma yang merawat Yuni.
Kazuma menjelaskan bahwa sejak Yuni mengikuti pelajaran tambahan, perilaku Yuni menjadi tak menentu. Akhir pekan ini adalah yang terburuk, Yuni menghabiskan waktu di kamar dengan membaca buku Mendel. Yuni memiliki kebiasaan membaca buku itu bila ada sesuatu yang menganggunya.
Haruka bertanya apakah Yuni mengatakan sesuatu pada Kazuma? Kazuma mengaku bahwa Yuni tak pernah mengatakan apa yang menganggunya. Haruka menyindir bahwa bila Kazuma memang walinya seharusnya Kazuma mencari tahu apa yang terjadi. Kazuma hanya terdiam. Haruka menegaskan bahwa dirinya tak melakukan apapun sehingga tak perlu merasa bersalah.
Wakil kepala sekolah mencoba menengahi dan bertanya pada Kazuma untuk memastikan bahwa nilai Yuni untuk pelajaran Bahasa Inggris sudah meningkat dan kazuma mengiyakan. Haruka memotong dengan mengatakan bahwa Yuni masih bisa meningkatkan nilainya. Kepala sekolah mengatakan bahwa dengan nilai Yuni yang sekarang dan rekomendasi dari sekolah maka Yuni bisa masuk ke sekolah yang diinginkannya. Kepala sekolah memutuskan bahwa pelajaran tambahan dihentikan dan Haruka terpaksa setuju.
Yuni bertemu Kazuma dan Kazuma mengabarkan kalau mulai hari ini pelajaran tambahan dari Haruka telah dibatalkan. yuni tak mengerti. Kazuma beralasan kalau pihak sekolah merasa kini nilai Yuni sudah meningkat jadi tak perlu lagi mengikuti pelajaran tambahan. Yuni tampak kurang senang mendengarnya tapi tak mengatakan apapun.
Sepulang sekolah, Yuni mampir ke kelas Bahasa Inggris. Dia meraba meja yang biasanya ditempati oleh Haruka saat sedang mengajarinya. Yuni mendengar beberapa siswi ingin mengajak Haruka pergi tapi Haruka menolak dengan alasan sibuk.
Saat pelajaran Bahasa Inggris di kelas, Yuni hanya diam mematung ketika Haruka memberikan penjelasan di depan kelas. Haruka menatap Yuni tapi kemudian membuang muka dan menyuruh seorang siswa untuk menerjemahkan kalimat di papan tulis. Sikap dingin Haruka membuat Yuni sedih. Yuni tak tahu apa yang terjadi, dia meraba dadanya yang berdebar-debar
Ketika jam pelajaran usai, Yuni memilih tetap pergi ke kelas Bahasa Inggris. Dia menunggu sambil mendengarkan CD pemberian Haruka. Yuni meletakkan kepalanya di meja sambil melamun. Tiba-tiba Haruka muncul dan melepaskan earphone milik Yuni. Haruka meminta Yuni untuk pulang, Yuni kaget dan berlari.
Ketika jam makan siang, Nami heran melihat Yuni yang tak nafsu makan. Yuni mengaku tak ada apa-apa tapi akhirnya Yuni memberanikan diri curhat pada Nami tentang apa yang dirasakannya. Yuni tak tahu mengapa hatinya berdebar-debar, Yuni membencinya tapi dia jadi sedih saat orang itu bersikap dingin padanya. Yuni tak ingin melihatnya tapi Yuni tak tega melihatnya kesepian. Nami tersenyum dan menyimpulkan bahwa itu namanya cinta.
Yuni tak mengerti. Nami mengiyakan, benci dan cinta. Bila memiliki keduanya maka itulah cinta sejati. Nami mencontohkan hubungannya dengan Saki. Mereka sering bertengkar dan saat dia memberi hadiah untuk Saki, Saki dengan mudah mengatakan tak suka dan hal itu membuat Nami marah. Nami bercerita sambil cemberut tapi kemudian dia tersenyum dan mengaku kalau dirinya tetap mencintai Saki. Nami mengaku bila awalnya dia menyukai segala sesuatu dalam diri Saki. Tapi kini Nami mengakui bahwa dia membenci sekaligus mencintai Saki, rasanya seperti nyata.
Yuni mencoba memahaminya ketika Nami berteriak malu karena telah menceritakan semuanya pada Yuni. Yuni minta maaf tapi Nami malah senang karena kini Yuni lebih terbuka padanya. Nami mengeluh bahwa selama ini Yuni selalu memikirkan orang lain dan tak pernah mengatakan apa yang dirasakannya, hal itu pasti membuat Yuni kesepian. Yuni terharu karena Nami adalah sahabat sejati dan bisa mengerti apa yang dirasakannya.
Ketika mereka akan berpisah dan masuk kelas masing-masing, Nami penasaran dan ingin tahu siapa yang disukai Yuni tapi Yuni tak mau mengatakannya. Nami bisa mengerti dan tak memaksa. Nami hanya minta Yuni menceritakan padanya bila semuanya berjalan lancar. Nami minta Yuni berjanji dan Yuni mengiyakan.
Saat pulang sekolah, Yuni mampir ke toko buku. Dia mencari buka yang bisa membantu mengatasi masalah cintanya. Yuni menemukan buku yang bertema tentang cinta. Dia membuka dan memeriksa isi buku itu. Di salah satu halaman buku itu tertulis bahwa jalan menuju kesimpulan terbaik adalah dengan menyatakan perasaan kepada orang yang disukai. Yuni ragu tapi dia berniat mencobanya.
Yuni mencoba mengatakannya saat pelajaran akan di mulai tapi dia ragu ketika semua mata terutama Haruka yang memandang ke arahnya. Akhirnya Yuni malah mengatakan bahwa Haruka harus segera memulai pelajaran karena sudah terlambat 3 menit lebih. Hal itu membuat Haruka agak kesal. Yuni mendesah karena tak mungkin menyatakan suka di depan semua temannya.
Haruka sedang ada di mobilnya dan ingin merokok, tiba-tiba Yuni membuka pintu mobil dan merebut rokok Haruka. Haruka kesal dan keluar dari mobil, dia berniat merebut kembali rokoknya tapi Yuni mencegahnya. Haruka ingin mengambil rokok yang lain dan Yuni berusaha merebut bungkus rokok itu. Haruka marah dan bertanya apa yang Yuni inginkan. Yuni ingin mengatakannya tapi kembali tak berani, hal itu membuat Haruka kesal dan pergi.
Di laboratorium, Yuni merasa galau karena dia tak tahu bagaimana caranya menyatakan perasaannya pada Haruka. Tiba-tiba dia mendengar seorang temannya memanggil guru untuk bertanya tentang hal yang tak dipahaminya. Yuni mengintip dan melihat temannya membawa buku ketika bertanya. Yuni mendapat ide untuk melakukan hal yang sama, pura-pura bertanya sambil menunjukkan buku yang sudah berisi pernyataan cintanya.
Yuni sibuk sendiri di pojokan kelas, dia berusaha mengingat apa yang akan dikatakan pada Haruka. Seorang teman mengabarkan kalau Haruka sudah datang. Semuanya berhamburan dan bergegas kembali ke mejanya masing-masing. Begitu pula dengan Yuni, dia berlari menuju mejanya tapi dia berubah pikiran dan memilih bersembunyi.
Haruka masuk ke kelas dan para siswa segera berdiri dan memberi hormat. Haruka mengedarkan pandangan dan bertanya apakah Yuni tidak masuk hari ini? Beberapa siswa mengatakan bahwa mereka sempat melihat Yuni, mereka mengira Yuni pergi ke kamar mandi.
Yuni yang ternyata bersembunyi di balik meja guru, tak bisa menyembunyikan rasa senangnya bisa mencium aroma parfum Haruka dari dekat. Tanpa sadar Yuni menarik-narik kain celana Haruka. Haruka menunduk dan dia kaget melihat Yuni yang bersembunyi di bawah mejanya. Yuni membuka buku catatannya agar Haruka bisa membaca isinya. Yuni menulis "Aku membencimu tapi aku juga menyukaimu. Apa yang harus aku lakukan?"
Haruka tak mengatakan apapun dan hal itu membuat Yuni berharap cemas. Seorang siswa penasaran dan bertanya apa yang terjadi. Haruka segera menguasai keadaan dan menegakkan tubuh kembali sambil mengatakan tak ada apa-apa. Haruka meminta seorang siswa membaca dan dia sengaja menjatuhkan penanya di bawah meja.
Yuni kaget saat Haruka jongkok di depannya sambil mengambil penanya. Haruka seolah tak bisa lagi menyembunyikan perasaannya. Dia mencondongkan tubuh dan mencium Yuni tanpa sepengetahuan siswa yang lainnya karena mereka sibuk menyimak temannya yang bertugas membaca.
Sementara itu wakil kepala sekolah sedang mengajak guru baru yang bernama Mirei untuk berkeliling sekolah. Saat berjalan di depan kelas Yuni, Mirei tak sengaja melihat Haruka yang jongkok di bawah meja tapi sejurus kemudian dia berdiri sambil memegang bibirnya. Mirei melihat sekilas siswi berambut pendek yang mengenakan jepit rambut hitam berbentuk kucing. Mirei tampak tak suka melihatnya.
Saat jam istirahat, Yuni berlari menuju Kantor Bimbingan Karir tempat dimana Haruka sudah menunggunya. Haruka menunggu Yuni dengan sedikit gelisah. Ketika Yuni muncul, Haruka segera minta maaf karena telah mencium Yuni. Haruka minta agar Yuni melupakannya. Yuni tak mengerti mengapa Haruka seolah mempermainkannya, dia tak berani bertanya. Yuni hanya bisa meremas rok bajunya ketika Haruka telah pergi.
Haruka berjalan gontai menuju ruang guru. Kazuma memanggilnya dan memperkenalkan Haruka pada Mirei. Haruka agak kaget melihat Mirei tapi Haruka tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Justru Mirei yang mengaku pada Kazuma bahwa dirinya dan Haruka adalah teman lama. Kazuma kaget mendengarnya dan Haruka terpaksa mengiyakan saat Mirei bertanya padanya.
Mirei mengajak Haruka jalan-jalan tapi tampaknya Haruka tak terlalu antusias menanggapinya. Haruka bertanya apa yang Mirei ingin katakan padanya. Mirei mengeluh bahwa Haruka masih tetap dingin seperti dulu. Tiba-tiba Mirei mencium Haruka dan Haruka langsung mendorong tubuhnya. Mirei menyindir bahwa Haruka masih seperti dulu, selalu memegang bibir setelah berciuman. Mirei mengatakan bahwa dia melihat kejadian kemarin saat Haruka mencium siswi di dalam kelas.
Mereka duduk di bangku dan Haruka terpaksa cerita kalau dirinya tak sengaja mencium Yuni. Mirei tak percaya bahwa itu hanya kebetulan. Haruka cerita sambil menunduk dan merokok sehingga dia tak melihat Mirei yang menangis. Mirei berdiri dan menghapus airmatanya, dia mengingatkan bahwa ketika mereka pacaran dulu, mereka sering berciuman tapi dirinya yang selalu mulai duluan bukannya Haruka. Haruka tak mengingatnya. Mirei menyadari bahwa dulu Haruka tak sungguh mencintainya tapi dirinya sangat mencintai Haruka.
Haruka bertanya apa yang Mirei inginkan dan Mirei bertanya apakah Haruka sungguh menyukai Yuni? Haruka hanya diam saat mirei menambahkan bahwa bila Haruka tak menyukainya maka Haruka tak mungkin menciumnya. Mirei mengingatkan bahwa Haruka pernah mengatakan tindakan bawah sadar manusia tak bisa berbohong.
Mirei melarang Haruka agar tak berbuat sesuatu yang merugikan dirinya sendiri. Bila pihak sekolah tahu maka Haruka akan kehilangan kesempatan untuk mengajar dan yang lebih parah, Haruka bisa dituntut. Haruka agak kesal karena Mirei mencampuri urusannya. Haruka mengatakan kalau dia tahu konsekuensinya jadi Mirei tak perlu memberitahunya.
Di meja kerjanya, Haruka galau sendiri. Dia ingin membuang semua catatan yang telah dibuatnya untuk Yuni tapi dia malah mengambil kembali setelah membuangnya ke tempat sampah. Haruka akhirnya memilih menyimpan catatan itu dalam laci mejanya.
Di kelas Yuni, Mirei yang kini menjadi wali kelas meminta semua siswa memberikan daftar pilihan universitas pada Senin minggu depan seraya membagikan lembaran kertas pada mereka semua. Para siswa yang duduk di depan Yuni sibuk memuji kecantikan Mirei. Mirei tertarik melihat para siswa yang ngobrol dan dia melihat Yuni. Hal yang paling Mirei ingat tentang Yuni adalah jepit rambutnya yang berwarna hitam dengan bentuk kucing.
Mirei sengaja menunggu Yuni di tangga dan memanggilnya ketika Yuni muncul. Mirei memeriksa keadaan karena khawatir ada yang mencuri dengar. Mirei mengatakan kalau dirinya tahu tentang Yuni dan Haruka dari cerita Haruka. Dia bertanya apakah Yuni baik-baik saja? Mirei salah tingkah ketika Yuni hanya diam tak bereaksi. Mirei menambahkan bahwa Yuni boleh curhat padanya karena kini dirinya adalah wali kelas Yuni dan yang terpenting mereka berdua sama-sama wanita. Yuni hanya mengucapkan terima kasih dan pamit.
Mirei mengikuti Haruka yang duduk di bangku. Mirei tak sengaja melihat Yuni yang melihat dari balik jendela, dia sengaja memanasi dengan bersikap manja pada Haruka. Beberapa siswi yang ada di dekat Yuni langsung heboh melihat mereka berdua. Salah satu dari mereka ada yang mengatakan bahwa dia sempat mendengar kalau Haruka dan Mirei itu teman masa kecil. Yuni tak senang dan memilih pergi sambil berlari.
Yuni melamun di ruang laboratorium dan ternyata hari itu hujan turun dengan derasnya. Haruka mengunci pintu setelah beberapa siswi keluar dan pamit pulang. Haruka berjalan pergi dan dia kaget melihat Yuni yang berdiri menunggunya. Yuni mengatakan bahwa Haruka pernah memintanya jujur dengan emosinya dan kini menyatakan suka pada Haruka. Yuni mengaku tak bisa melupakan apa yang telah terjadi.
Haruka galau dan meminta Yuni untuk melupakannya tapi Yuni menggeleng. Haruka memegang kedua bahu Yuni dan meminta Yuni untuk menatapnya. Haruka tak ingin Yuni salah paham, perasaan Yuni padanya hanya bersifat sementara. Haruka yakin dengan berjalannya waktu, Yuni pasti akan melupakannya. Yuni kesal dan meremas roknya, dia marah karena Haruka tak memahaminya. Yuni berlari pulang, tak perduli hujan yang deras. Haruka mencoba mengejarnya tapi Yuni sudah hilang.
Hari itu diadakan ujian Bahasa Inggris, Yuni hanya diam melamun saat teman di depannya memberi lembaran soal. Yuni mengambil selembar dan membagi sisanya pada teman yang duduk di belakangnya. Lembar soal Yuni jatuh dan Haruka membantu mengambilnya. Yuni menatap Haruka yang menyerahkan lembar soal untuknya tapi kemudian Yuni membuang muka.
Bel pelajaran telah usai dan Yuni yang terlihat lemah bersiap pulang tapi dia tak suka melihat ketiga temannya ingin membuka buku milik Ryu yang digembok. Yuni merebut buku itu tapi mereka beralasan asal dikembalikan seperti semula pasti Ryu tak akan tahu. Tiba-tiba Ryu muncul dan ketiga teman itu langsung lari. Yuni mengembalikan buku itu dan Ryu sangat berterima kasih sambil menunduk.
Yuni ingin mengatakan sesuatu tapi dia keburu pingsan. Ryu panik dan memanggil Yuni. Haruka yang sudah berjalan keluar kelas ikutan kaget dan segera berlari ke dalam kelas. Dia memeriksa keadaan Yuni dan Haruka langsung membawanya ke ruang kesehatan. Dokter sekolah mengatakan kalau Yuni mengalami demam tinggi dan berniat menelepon kazuma untuk menjemput Yuni. Haruka berpesan pada Ryu agar tak mengatakan pada Yuni bahwa dia yang menolongnya.
Paginya, Yuni berangkat ke sekolah bersama Nami dan Saki. Ryu muncul dan berniat membawakan tas Yuni tapi Yuni menolak. Nami tersenyum dan menyindir bahwa Ryu itu cowok bertipe pengawal. Ryu beralasan kalau Yuni sudah melindungi buku catatannya, Ryu menganggap Yuni adalah penyelamatnya. Yuni balas mengatakan kalau Ryu juga penyelamatnya, Yuni mengira Ryu yang membawanya ke ruang kesehatan. Ryu tahu yang sebenarnya tapi dia hanya diam karena sudah janji pada Haruka.
Haruka tak sengaja melihat Yuni yang berjalan bersama Ryu, dia menghela nafas. Mirei memanggil Haruka seraya menyerahkan daftar tugas sekolah selama musim panas. Haruka tak membalas senyum Mirei, dia menerima daftar tugas itu dan langsung kembali ke mejanya. Mirei penasaran dan melihat ke arah jendela. Rupanya Haruka galau karena melihat Yuni berjalan bersama Ryu.
Sepulang sekolah, Ryu mengajak Yuni ke suatu tempat. Ryu merasa tak enak tapi Yuni tak keberatan karena dirinya suka makanan yang manis. Ryu merasa lega dan dia cerita kalau ingin menjadi seorang koki Pastry. Ryu ingin belajar hal-hal yang akan dimakan dengan hati-hati di tempat seperti ini tapi dia kesulitan bila datang sendirian.
Ryu mengambil buku yang sebelumnya diselamatkan Yuni, Ryu menunjukkan bahwa buku itu berisi kumpulan resep yang ditulis ayahnya. Ryu berencana setelah lulus dirinya akan mengumpulkan uang agar bisa pergi ke Perancis dan bekerja di toko kue milik ayahnya. Ryu malu dan minta maaf saat Yuni hanya diam tak berkomentar. Ryu mengira Yuni tak tertarik mendengar ceritanya sambil menutup bukunya dan memasukkan dalam tas.
Yuni meralat, dia diam karena terharu dan iri. Ryu sudah memiliki impian untuk masa depan sedangkan dirinya tak punya. Yuni cerita kalau saat SMP dia ingin kuliah di Universitas Mendel California tapi nilai Bahasa Inggrisnya jelek sehingga dia harus mengubur impiannya. Ryu menyemangati Yuni dan Yuni langsung memegang telinganya.
Malamnya, Yuni melihat nilai TOEFL untuk Universitas California adalah 120, Yuni mengeluh bahwa dia tak mungkin bisa. Yuni mengedarkan pandangan dan dia melihat buku catatan pemberian Haruka. Yuni membuka dan membacanya tapi dia malah teringat pada Haruka saat melihat kata-kata penyemangat yang ditulis Haruka di buku itu.
Para siswa dan guru berkumpul di aula untuk mendengarkan pengarahan dari kepala sekolah tentang liburan musim panas. Yuni yang berdiri diantara teman-temannya, serius mendengarkan pengarahan itu. Yuni tak menyadari kalau Haruka yang berdiri bersama para guru, terus mencuri pandang ke arahnya.
Yuni jalan-jalan bersama Nami, Saki dan Ryu. Nami dan Saki asyik ngobrol sambil bergandengan tangan. Sedangkan Yuni berjalan sendiri meninggalkan Ryu. Saki memberi kode pada Nami untuk melihat Yuni dan Ryu. Nami memanasi Ryu agar menggandeng tangan Yuni. Nami menebak kalau sebenarnya Ryu menyukai Yuni. Saki heran karena Ryu tak bersikap seperti pria sejati. Saki menambahkan bahwa Ryu harus tegas.Ryu berpikir sejenak lalu mengejar Yuni sambil memanggilnya. Yuni berhenti dan berbalik, Ryu memberanikan diri mengatakan suka lalu menarik tangan Yuni.
Di tempat lain, Mirei senang karena bisa membeli barang yang diinginkannya. Mirei menyarankan agar setelah belanja mereka pergi nonton tapi Haruka mengingatkan bahwa mereka hanya berencana belanja saja. Haruka mengeluh bahwa Mirei selalu minta lebih. Mirei cemberut dan dia tak sengaja melihat Yuni dan Ryu di seberang jalan.
Haruka ingin pergi tapi Mirei mencegah dengan menarik lengan Haruka. Mirei ingin mereka kembali merajut cinta. Haruka heran dan ingin mengatakan sesuatu tapi Mirei memotongnya, dia tahu bahwa Haruka pasti akan mengatakan dirinya tak bisa membohongi perasaannya. Mirei tak ingin mendengarnya karena dulu Haruka pernah mengatakannya saat mereka putus.
Haruka merasa hari ini Mirei sedikit aneh. Mirei tak mengatakan apapun dan Haruka berniat pergi tapi langkahnya terhenti saat melihat Ryu menarik tangan Yuni sedangkan dengan tangannya yang lain Yuni meremas roknya. Haruka ingin mengejar mereka tapi Mirei melarangnya, dia mengingatkan segala konsekuensinya bila Haruka berani bertindak.
Yuni menghentikan langkah Ryu. Yuni minta maaf pada Ryu karena dia telah menyukai orang lain. Yuni ingin menjelaskan lebih lanjut tapi tiba-tiba ada seseorang yang menutupi kepalanya dengan jaket datang dan menarik Yuni. Ryu ingin mengejar mereka tapi tidak jadi, dia hanya melihat mereka yang berlari kian jauh.
Orang itu mengajak Yuni terus berlari sambil menggandeng tangannya. Angin yang bertiup akhirnya mampu membuka penutup kepala orang itu. Yuni kaget karena orang yang membawanya pergi adalah Haruka. mereka berlari hingga ke lorong bawah tanah. Dengan nafas yang masih terengah Haruka mengeluh bahwa dirinya telah terperdaya oleh Yuni. Haruka tersenyum mendekati Yuni dan menyatakan suka.
Yuni tak percaya dan hal itu membuat Haruka kaget. Yuni membalikkan semua kata-kata yang pernah Haruka katakan saat dirinya menyatakan suka pada Haruka. Yuni mengaku serius mencintai Haruka tapi mungkin perasaan Haruka padanya hanya sementara. Yuni menambahkan bahwa selama Haruka tak bisa membuktikan perasaannya maka dia tak bisa mempercayai Haruka. Setelah mengatakan hal itu, Yuni langsung berlari pulang.
Haruka galau, dia terus memikirkan apa yang dikatakan Yuni padanya. Haruka gelisah dan dia mengambil sebungkus rokok dari saku jaketnya, dia berniat mengambil sebatang dan menghisapnya. Tapi Haruka ingat bahwa Yuni sempat melarangnya merokok karena bisa membahayakan kesehatannya. Akhirnya Haruka memilih meremas bungkus rokok itu dan membuangnya ke tempat sampah.
Paginya, Yuni tampak tak berselera makan. Kazuma heran ketika melihat Yuni yang semula menunduk jadi terbelalak seperti orang kaget. Rupanya Yuni melihat Haruka yang berdiri di luar dan memberinya isyarat untuk keluar. Kazuma tidak tahu karena posisi duduknya membelakangi jendela. Yuni beralasan bahwa dirinya ingin makan donat dan buru-buru pamit.
Yuni pergi keluar dan tanpa banyak kata, Haruka langsung menarik tangan Yuni. Yuni bingung tapi Haruka memintanya untuk duduk diam karena mereka akan pergi ke suatu tempat. Haruka membawa Yuni ke pantai yang tersembunyi, Yuni sangat terpesona karena mungkin belum pernah ke pantai sebelumnya. Haruka tersenyum melihat kepolosan Yuni.
Haruka menceritakan tentang keluarga terutama ayahnya yang terus berbohong hingga akhir hayatnya. Itulah alasan Haruka sangat membenci suatu kebohongan. Haruka tak pernah menceritakan hal itu pada siapapun dan Yuni adalah orang pertama yang mendengarnya. Yuni hanya menggeleng ketika Haruka bertanya apakah Yuni mengerti apa yang dia ceritakan padanya.
Haruka memutuskan bahwa setelah Yuni lulus maka mereka akan menikah. Yuni terkejut sambil mengangkat kedua bahunya. Haruka mengaku dirinya baru pertama kali merasakan jatuh cinta pada Yuni. Haruka berpikir bisa pergi kemanapun bila Yuni bersamanya. Yuni agak bingung karena Haruka sudah membahas tentang pernikahan. Haruka balas mengatakan dia hanya melakukan apa yang Yuni minta yaitu membuktikan cintanya.
Haruka mendekati Yuni dan bertanya apa keputusannya karena ini sama saja dengan sebuah lamaran. Yuni berbalik dan melepaskan jepit rambut seraya membelai kepala kucing itu. Yuni mengiyakan lamaran itu dan Haruka memeluknya. Haruka membisikkan kata cinta dan dia tak keberatan bila harus berhenti mengajar asal bisa bersama Yuni.
Haruka melepaskan pelukannya dan memutar tubuh Yuni agar mereka bisa saling berhadapan. Haruka berpesan agar jangan sampai ada yang tahu tentang mereka karena Yuni bisa dikeluarkan. Haruka memberi solusi bahwa sebelum Yuni lulus maka hubungan mereka adalah sebagai guru dan murid. Yuni terpaksa mengiyakan. Haruka menghiburnya dengan mengatakan bahwa apapun yang terjadi dia akan melindungi Yuni. Mereka menikmati bermain air di pantai tanpa ada yang tahu.
Haruka mengantar Yuni pulang. Haruka mengatakan bila waktunya tepat, dirinya akan berterus terang pada Kazuma tentang rencana pernikahan mereka. Yuni mengiyakan dan dia kembali melepas jepit rambutnya. Haruka memperhatikannya dan bertanya apakah Yuni sangat menyukainya? Yuni mengaku kalau Kazuma yang memberikannya saat dirinya masih SMP, walaupun tanpa ekspresi tapi Yuni melihat sesuatu yang sedikit manis dari kucing itu.
Haruka sedikit menyindir bahwa Yuni tak perlu sesuatu yang seperti itu karena mulai sekarang Haruka yang akan selalu melihat Yuni. Yuni hanya bisa menunduk sambil memegang telinganya saat Haruka tersenyum padanya.
Ketika jam pelajaran usai, Yuni menunggu dengan gelisah. Dia menunggu Haruka yang akan melintas di koridor sekolah. Saat akhirnya melihat Haruka, Yuni hanya bisa memberi kode dengan meraba dadanya dan berjalan mendekatinya. Mereka berjalan kian dekat tapi tiba-tiba muncul 3 siswi yang bertanya tentang pelajaran dan Haruka terpaksa masuk ke kelas kosong dan mengajari mereka. Dia meninggalkan Yuni yang agak kecewa sambil meremas roknya.
Di kelas, saat semua siswa menyimak bukunya masing-masing. Yuni malah memperhatikan Haruka yang sedang membaca sambil berjalan. Ketika tatapan mata mereka bertemu, Haruka buru-buru membuang muka. Hal itu membuat Yuni kembali kecewa.
Yuni berjalan gontai setelah dari toilet ketika Ryu memanggilnya dan akhirnya mereka ngobrol sambil duduk di bangku. Yuni minta maaf ketika tiba-tiba pergi meninggalkan Ryu tanpa pamit. Ryu mengaku kalau saat itu dia ingin mengejar Yuni tapi dia mengurungkan niatnya setelah mengetahui bahwa yang membawa Yuni adalah Haruka. Yuni kaget tapi Ryu mengetahuinya dari aroma parfum Haruka.
Ryu menebak bahwa orang yang disukai Yuni adalah Haruka. Yuni merasa tidak enak tapi Ryu tidak keberatan bila Yuni tak mau cerita. Yuni menunduk sambil minta maaf tapi kini justru Ryu yang merasa tak enak. Ryu mengaku bahwa dirinya yang seharusnya minta maaf. Haruka telah memintanya diam makanya tak cerita.
Ryu bercerita bahwa sebenarnya bukan dirinya yang menolong Yuni saat pingsan tapi Haruka yang membawa Yuni ke ruang kesehatan. Ketika Yuni pingsan, Haruka langsung datang dan dia tampak sangat khawatir melihat keadaan Yuni. Yuni seolah mengerti sesuatu dan tanpa sadar dia memegang telinganya.
Mood Yuni sedang bagus dan dia memasak banyak makanan sambil bersenandung, hal itu membuat Kazuma heran. Akhir-akhir ini Yuni sering memasak makanan yang agak rumit padahal Kazuma tak keberatan makan masakan yang sederhana saja. Kazuma khawatir bila Yuni tak punya waktu untuk belajar. Yuni beralasan bahwa memasak sangat bagus untuk mood-nya dan dia ingin belajar lebih banyak tentang memasak. Kazuma menyindir bahwa ada yang aneh tapi Yuni mengelak.
Yuni melingkari tanggal 1 Maret dan menulis kata "perpisahan". Yuni lebih giat belajar Bahasa Inggris bahkan saat jam istirahat, dia berjalan sambil mendengarkan rekaman yang Haruka berikan. Yuni tak sengaja menabrak siswi yang sedang berjalan sambil bercanda dengan pacarnya. Yuni sangat iri dengan mereka tapi tak bisa berbuat apapun.
Tiba-tiba ada pesan masuk dari Haruka. Haruka memintanya datang ke Kantor Bimbingan Karir sepulang sekolah. Yuni membalasnya dan melepas jepitnya. Dia membelai kepala kucing itu tapi langsung memakainya kembali saat Nami dan Saki muncul. Nami kecewa karena Yuni tak bisa pulang bersama padahal mereka sudah berencana makan donat bersama. Yuni buru-buru pergi dengan alasan tak ingin ketinggalan pelajaran berikutnya.
Ketika pelajaran telah usai, Yuni segera berlari ke Kantor Bimbingan Karir. Mirei yang melihat tingkah Yuni menjadi penasaran. Yuni masuk kantor dan Haruka sudah menunggunya. Haruka sudah melihat hasil ujiannya dan nilai Yuni meningkat sedikit. Yuni menjawab sambil memegang telinganya bahwa semua itu berkat bahan ajaran yang sudah diberikan padanya.
Haruka tahu bahwa Yuni tak puas karena masih banyak perbaikan makanya dia memberi buku catatan lagi. Haruka yakin Yuni bisa mendapat nilai yang lebih baik. Yuni menerima buku itu dengan sedikit kecewa. Dia bertanya apakah Haruka memanggilnya hanya untuk memberi buku catatan itu? Yuni sedih saat Haruka mengiyakan. Haruka bertanya tapi Yuni menjawab tak ada apa-apa dan pamit.
Haruka menghentikan langkah Yuni dengan memanggilnya. Dia bertanya apakah Yuni baik-baik saja? Yuni tak menjawab, dia hanya meremas roknya dan itu sudah cukup bagi Haruka. Haruka memeluk Yuni, dia minta maaf karena telah tak sengaja menyakiti Yuni. Yuni mengaku kalau dirinya tak baik-baik saja.
Haruka membalikkan tubuh Yuni. Dia mencoba menghibur Yuni yang galau. Dia bertanya apakah Yuni kembali mengenakan jepit kucing itu? Yuni kaget, ternyata Haruka memperhatikannya. Haruka mengingatkan bahwa dirinya selalu melihat Yuni. Yuni menyembunyikan wajahnya di dada Haruka dan Haruka memeluk sambil membelai rambut Yuni.
Mirei yang mungkin sejak tadi penasaran dan mengikuti Yuni menjadi kaget melihat Haruka memeluk Yuni, dia tak suka dan mungkin cemburu. Mirei segera mengambil ponsel dan memotret mereka secara sembunyi-sembunyi. Di ruang guru, Mirei malah galau sendiri melihat foto Haruka dan Yuni. Dia bingung antara ingin menyimpan atau menghapus foto itu.
Suara panggilan Kazuma membuat Mirei kaget dan menyembunyikan ponselnya. Kazuma menghampiri meja Mirei dan bertanya tentang Yuni pada Mirei karena kini Mirei adalah wali kelas Yuni. Kazuma menceritakan beberapa kebiasaan aneh Yuni. Mirei mengatakan bahwa tak ada yang aneh pada Yuni ketika di sekolah. Mirei balik bertanya mengapa Kazuma tak bertanya langsung pada Yuni?
Kazuma beralasan bahwa bila Yuni merasa khawatir tentang sesuatu maka Yuni tak akan mau bercerita, itu sudah menjadi kebiasaannya. Makanya Kazuma selalu berpikir untuk mencoba selangkah di depan Yuni agar bisa tahu apa yang terjadi. Kazuma mengeluh bahwa akhir-akhir ini dia tak tahu apa yang harus dilakukannya untuk membantu Yuni.
Kazuma merasa tak enak telah bercerita banyak dan dia pamit untuk kembali ke meja kerjanya. Mirei kembali melihat ponselnya, dia ragu tapi akhirnya menunjukkan foto Haruka dan Yuni pada Kazuma. Kazuma tentu saja sangat kaget dan dia segera minta penjelasan pada Haruka. Haruka mengaku kalau ingin menikahi Yuni setelah Yuni lulus sekolah. Kazuma tak setuju karena Yuni masih SMA.
Kazuma bergegas pergi ke ruang kepala sekolah, dia ingin mengetuk pintu tapi tak jadi. Ketika Kazuma ingin pergi, seorang guru memanggilnya. Guru itu heran melihat wajah Kazuma yang agak menakutkan tapi Kazuma mengatakan kalau tak ada apa-apa. Guru itu bertanya apakah Kazuma sudah melihat hasil ujiannya? Kazuma hanya menggeleng dan guru itu mengabarkan bahwa nilai Yuni untuk Bahasa Inggris adalah 65.
Guru itu tak menduga bahwa Yuni bisa mendapat nilai itu dengan waktu singkat. Kazuma tersenyum senang dan seolah mendapat ide untuk memisahkan hubungan Yuni dan Haruka ketika mendengar guru itu menjamin bahwa Yuni bisa melanjutkan sekolah dimanapun sesuai dengan keinginannya termasuk sekolah di luar negeri.
Yuni kaget saat Kazuma menyodorkan brosur universitas di luar negeri. Kazuma beralasan sayang bila Yuni harus mengubur mimpinya kuliah di luar negeri. Yuni ragu tapi Kazuma memastikan bahwa Yuni pasti bisa karena nilai Yuni cukup bagus dan bila Yuni berusaha maka dia juga akan mendapat nilai Bahasa Inggris yang bagus.
Yuni galau, dia bingung menentukan pilihan. Dia ingin sekali mencoba kuliah di luar negeri tapi bila dia pergi maka hubungannya dengan Haruka akan berantakan. Saat Yuni masih galau, ponselnya berbunyi. Haruka meneleponnya. Haruka meminta Yuni agar membuka jendelanya agar mereka bisa ngobrol sambil saling melihat.
Setelah melihat Yuni, Haruka menyindir bahwa walaupun di rumah Yuni tetap saja berekspresi datar. Yuni agak kesal karena Haruka meneleponnya hanya untuk mengatakan hal itu. Haruka menghiburnya dan mengatakan kalau dirinya kangen makanya menelepon. Yuni tanpa sadar meraba dadanya. Haruka berjanji setelah Yuni lulus maka dia akan membuat alasan agar Yuni bisa tersenyum.
Haruka tersenyum dan mengakhiri pembicaraannya. Dia pergi setelah mengatakan selamat malam. Haruka berjalan santai menuju mobilnya tapi Yuni berlari mengejarnya. Yuni memeluk punggung Haruka dan balas mengatakan selamat malam. Haruka tersenyum tapi saat dia berbalik, Yuni sudah berlari pulang.
Paginya, Yuni memutuskan mengembalikan brosur itu pada Kazuma. Yuni beralasan bahwa dia tak ingin kuliah di luar negeri dan tak ada alasan lain. Kazuma kesal dan membuang brosur itu ketika Yuni sudah pergi.
Di sekolah, gosip itu menyebar dengan cepat bahwa Yuni memiliki hubungan dengan Haruka makanya nilai Yuni bisa naik drastis. Haruka yang berjalan di koridor kelas tak menyadari bahwa banyak siswi yang membicarakannya, Haruka hanya melihat Kazuma yang sedang ngobrol dengan wakil kepala sekolah.
Saat jam makan siang, Nami berlari menuju Yuni yang sedang duduk melamun. Nami memberinya selamat karena dia dengar kabar dari Kazuma bahwa Yuni akan kuliah di luar negeri. Nami dan Saki jadi punya alasan ke luar negeri untuk mengunjungi Yuni. Yuni langsung berdiri dan mengatakan kalau dirinya tak akan pergi. Nami tak mengerti padahal itulah keinginan Yuni sejak SMP. Yuni kesal dan membentak Nami.
Nami kaget, dia tak menyangka Yuni akan membentaknya. Nami mengeluh bahwa akhir-akhir ini Yuni sangat aneh, dia tak tahu apa yang terjadi tapi kini Yuni agak dingin padanya. Nami bertanya apakah Yuni menyembunyikan sesuatu darinya? Yuni hanya diam menunduk. Nami agak marah, dia mengira telah mengenal Yuni tapi nyatanya dia keliru. Nami berlari pergi dan Saki mengejarnya. Hal itu tak luput dari pandangan Ryu yang kebetulan melihatnya.
Haruka sedang di meja kerjanya ketika wakil kepala sekolah datang dan memintanya pergi ke ruang kepala sekolah. Haruka langsung pergi dan di sana Kazuma sudah menunggu, jelas terlihat sorot kesal dari tatapan Kazuma pada Haruka. Wakil kepala sekolah menceritakan gosip yang melibatkan Yuni, bagaimana Yuni bisa mendapat nilai bagus dalam waktu singkat. itu karena Haruka melanjutkan memberi pelajaran tambahan secara rahasia.
Wakil kepala sekolah tak terlalu mempermasalahkan hal itu tapi ada siswa yang mengatakan sempat melihat Haruka dan Yuni di mall saat liburan musim panas. Wakil kepala sekolah takut bila kepala sekolah mendengarnya tapi Kazuma memotong pembicaraan itu. Kazuma menyangkal gosip itu dan dia berani menjamin bahwa itu tak benar. Baik Haruka dan wakil kepala sekolah kaget mendengar Kazuma mengatakan hal itu.
Wakil kepala sekolah agak lega dan menganggap berita itu hanya gosip. Beliau menasihati Haruka agar lebih berhati-hati lagi. Ujian siswa sudah kian dekat dan mereka pasti sensitif. Haruka mengiyakan dan dia sempat melirik Kazuma yang telah berbohong demi melindungi Yuni dan dirinya.
Malamnya Haruka menemui Kazuma dan berterimakasih tapi Kazuma berdalih tak melakukannya demi Haruka tapi demi Yuni. Kazuma menceritakan impian Yuni yang ingin kuliah di luar negeri tapi kini malah menyerah padahal nilai Bahasa Inggrisnya sudah bagus. Kazuma meminta Haruka agar mau menyakinkan Yuni untuk pergi. Haruka menolak, Yuni bisa pergi bila mereka putus.
Kazuma kesal dan mencengkeram baju Haruka. Kazuma mengingatkan bahwa Yuni masih anak-anak. Dia ingin Haruka memberi Yuni ruang agar bisa menjadi dewasa. Kazuma ingin Haruka berpikir layaknya seperti orang dewasa. Kazuma bertanya apakah Haruka yakin dengan keputusannya? Haruka tak menjawab, dia tak bisa menutup kesedihannya. Kazuma menjadi tak tega dan melepaskan tangannya. Haruka melangkah pergi dengan gontai.
Yuni berdiri di depan cafe tempat dirinya dan Nami sering makan donat bersama. Yuni sedih karena kini Nami menjauhinya. Haruka tak sengaja melihat Yuni yang berdiri sendiri sambil meremas roknya. Haruka galau dan ragu membuat keputusan, dia tak ingin membuat Yuni sedih tapi dia juga tak ingin kehilangan Yuni.
Haruka mengajak Yuni ke pantai. Haruka bertanya bukankah seharusnya hari ini Yuni pergi bersama Nami? Yuni menjawab kalau dia sedang bertengkar dengan Nami padahal Nami adalah teman Yuni satu-satunya. Yuni tak keberatan toh kini dia sudah punya Haruka. Haruka membuang muka ketika Yuni memegang telinganya setelah bercerita.
Yuni mengatakan kalau dirinya mempelajari resep baru untuk Haruka setelah mereka menikah nanti. Haruka mengingatkan seharusnya Yuni belajar untuk ujian. Yuni tak perduli dengan sekolahnya, dia bisa sekolah manapun karena nilainya bagus. Yuni berbalik karena Haruka hanya diam saja.
Haruka mengatakan bahwa Yuni mungkin masih anak-anak. Yuni kaget dan Haruka berusaha menguatkan hati mengatakan sesuatu yang pastinya akan menyakiti Yuni. Haruka mengaku bahwa dia tak bisa menikahi Yuni, dia merasa sudah tak membutuhkan Yuni karena saat pulang ke rumah Haruka tak mengingat Yuni. Haruka ingin mereka putus saja. Haruka berbalik agar tak melihat kesedihan di wajah Yuni karena dirinya sendiri juga merasa berat.
Yuni sedang duduk melamun saat Nami muncul, Nami sangat khawatir karena Mirei mengatakan kalau Yuni tak masuk tapi Kazuma mengatakan kalau Yuni pergi sekolah sejak pagi. Yuni hanya diam dan Nami melanjutkan bahwa dia sudah mengetahui semuanya dari Ryu. Nami bertanya apakah karena itu Yuni menyerah untuk pergi ke luar negeri? Yuni tetap menunduk tanpa mengatakan apapun.
Nami mengungkapkan kekesalannya karena Yuni tak mengatakan apapun padanya padahal Yuni sudah berjanji akan bercerita bila sudah punya pacar. Yuni berdiri dan minta maaf pada Nami, dia mengaku kalau kini mereka sudah putus. Yuni akhirnya curhat tentang akhir hubungan mereka, walaupun telah disakiti tapi Yuni masih mencintai Haruka.
Yuni heran melihat Nami yang menangis, Nami beralasan kalau Yuni yang mengalami hal itu tak menangis makanya dia menangis untuk menggantikan Yuni. Yuni meresapi apa yang dikatakan Nami dan diapun akhirnya menangis. Tangisnya kian keras saat Nami memeluknya. Mereka menangis bersama.
Saki dan Ryu melihat dari kejauhan. Ryu tak bisa menahan amarahnya dan dia berlari mencari Haruka. Ryu menghentikan Haruka yang sedang berjalan bersama Mirei. Ryu mendekati Haruka tanpa memperdulikan Mirei. Ryu kesal karena sudah mempercayai dan bersedia diam demi Haruka tapi Haruka malah mempermainkan Yuni. Ryu memukul wajah Haruka hingga terjatuh, dia mengancam agar Haruka tak mendekati Yuni lagi. Ryu langsung pergi dan Mirei ingin memanggilnya tapi Haruka melarang.
Mirei membantu Haruka. Mirei mengaku kalau dirinyalah yang mengatakan pada Kazuma tentang hubungan Haruka dan Yuni. Mirei kaget saat Haruka mengatakan kalau dirinya sudah menduganya. Haruka yakin tak ada orang lain yang berani mengambil foto itu selain Mirei dan mungkin Mirei berpikir bila Kazuma akan menangani masalah itu secara diam-diam tanpa memberitahu wakil kepala sekolah. Mirei menjadi salah tingkah mendengar kata-kata Haruka yang tajam.
Mirei mengaku kalau dirinya tak sebaik itu, sebenarnya dia ingin agar Kazuma memaksa Haruka putus dengan Yuni, itulah harapannya. Haruka menyambung dengan menyindir bila itu terjadi maka Mirei akan mendapatkan apa yang dia inginkan. Mirei menangis dan yakin bahwa dia tak mendapatkan apapun karena dia percaya Haruka akan menuruti kata hatinya dan Yuni tak mendapatkan apapun.
Malamnya, Yuni mendatangi Kazuma yang sibuk mengetik. Yuni memutuskan akan kuliah di luar negeri dan Kazuma kaget mendengar keputusan Yuni yang mendadak. Yuni menyindir Kazuma yang tampaknya tak terlalu senang mendengar berita itu. Kazuma menyangkal dan dia mengaku senang. Yuni kembali ke kamarnya dengan langkah gontai. Di kamarnya, Yuni membuka buku catatan dari Haruka dan dia mulai serius belajar.
Tiba saatnya Yuni harus pergi ke California untuk kuliah. Nami dan Kazuma menemani Yuni ke bandara. Yuni menunggu sambil ngobrol dengan Nami sedangkan Kazuma menunggu di kursi yang agak jauh. Nami bertanya apakah Yuni tak kesulitan belajar di luar negeri karena perbedaan bahasa? Yuni mengaku tak masalah karena dia akan ikut kelas percakapan agar bisa lancar berbicara. Nami melihat jam di tangannya dan mengingatkan Yuni untuk pergi.
Yuni berdiri dan mengedarkan pandangan, dia agak kecewa karena tak melihat Haruka. Nami berjanji akan mengatakan pada Haruka. Yuni mengaku kalau rasa cintanya pada Haruka tak berubah. Dia ingin kuliah dan belajar dengan giat, Yuni ingin melakukan yang terbaik agar Haruka benar-benar jatuh cinta padanya.
Nami mengangguk dan menyemangatinya. Nami berjanji akan mengumpulkan uang agar bisa mengunjungi Yuni di California. Mereka saling berpelukan dan saling menyemangati agar mimpi mereka bisa terwujud. Kazuma melihat kedua sahabat itu sambil tersenyum senang.
Di sekolah, wakil kepala sekolah bertanya pada Kazuma tentang Yuni. Kazuma menjawab kalau Yuni sudah sampai dengan selamat tapi kesulitan baru saja di mulai. Yuni harus rajin mengikuti kelas percakapan agar bisa mengikuti kuliah dengan lancar. Guru yang lain ikut nimbrung dan mengatakan bahwa Yuni pasti bisa melakukannya. Kazuma menambahkan bahwa semua itu berkat bantuan Haruka.
Kazuma menghampiri Haruka yang bersiap pergi mengajar. Kazuma dengan tulus mengucapkan terima kasih atas semua bantuan Haruka pada Yuni. Haruka tak mengatakan apapun dan hanya mengangguk kemudian pergi. Rupanya Haruka juga kangen pada Yuni, dia mampir ke kelas Bahasa Inggris dan mengamati meja tempat dia biasanya mengajar Yuni.
Hari terus berganti dengan cepat baik Haruka dan Yuni berada di tempat yang berbeda tapi mereka sama-sama giat meraih mimpi mereka. Yuni kuliah dan belajar dengan tekun sementara Haruka mengabdikan dirinya sebagai guru dan membantu para muridnya meraih mimpi mereka. Saat mengajar, Haruka tak sengaja melihat keluar jendela dan ternyata salju sudah mulai turun.
Haruka berjalan santai setelah mengajar. Dia berjalan menyusuri koridor dan dia kaget melihat sosok yang sangat dikenalnya berdiri tak jauh dari tempatnya berdiri. Yuni mendekati Haruka dan ingin menunjukkan sesuatu. Haruka bertanya bagaimana dengan kuliahnya? Yuni mengaku kalau dirinya melewatkan beberapa kelas.
Yuni melihat Kazuma di balik punggung Haruka dan dia mengajak Haruka pergi sambil berlari. Seluruh siswa heboh karena Haruka pergi padahal sekolah belum usai. Mereka juga heran melihat Haruka pergi bersama seorang gadis. Mirei juga melihat mereka tapi kini tak ada sorot cemburu di matanya, justru Mirei tersenyum senang melihat Haruka bertemu lagi dengan Yuni.
Yuni dan Haruka pergi ke pantai, Yuni menunjukkan sebuah foto tentang matahari biru yang tenggelam. Dulu Haruka pernah menceritakan hal itu berdasarkan cerita ayahnya tapi Haruka tak percaya dan menganggap itu hanya khayalan ayahnya saja. Yuni mengaku kalau dirinya harus menunjukkan foto itu pada Haruka, apapun yang terjadi.
Haruka bertanya apakah Yuni datang menemuinya hanya untuk menunjukkan foto itu? Yuni mengiyakan. Haruka berterima kasih tapi dia menganggap hal itu tak mengubah keadaan, baginya ayahnya tetap berbohong pada keluarganya. Yuni mencoba membela ayah dengan mengatakan bahwa bukankah itu artinya ayah ingin semua keluarganya bahagia? Berbohong demi kebahagiaan orang lain.
Yuni menyindir bahwa Haruka juga membohonginya. Haruka kaget dan berbalik. Yuni menambahkan bahwa dirinya baru menyadari setelah jauh dari Haruka. Haruka mengatakan bahwa tak mencintainya lagi hanyalah kebohongan agar Yuni pergi kuliah ke California. Yuni akan terus belajar dan berusaha agar bisa kembali pada Haruka sebagai orang yang lebih cocok. Yuni ingin agar Haruka menunggunya selesai kuliah.
Haruka minta maaf dan tak ingin membohongi Yuni lagi. Yuni kecewa dan meremas roknya sambil menunduk. Haruka melepaskan tangan Yuni dan memeluknya. Haruka berjanji akan mencintai Yuni seumur hidupnya. Haruka ingin mereka menikah sekarang. Yuni kaget dan melepaskan pelukan Haruka, mereka tak bisa menikah sekarang.
Haruka tahu alasan Yuni tapi dia tak akan mengekang, Yuni bebas melakukan apapun yang diinginkannya termasuk untuk terus sekolah. Haruka mencintai Yuni yang sekarang berdiri di depannya. Haruka minta Yuni tak memanggilnya secara formal terus. Haruka memanggil Yuni dan membuka kedua lengannya. Yuni tersenyum dan menghambur ke dalam pelukan Haruka.
Adegan favoritku :
Scene yang paling aku ingat dari film ini adalah saat Yuni bersembunyi di bawah meja dan menarik-narik kain celana Haruka agar Haruka menyadari keberadaannya.
Aku bisa mengerti bila Yuni berbuat nekat itu. Yuni tipe orang yang tertutup dan hanya memiliki Nami sebagai sahabat. Yuni juga tak terbuka soal kisah cintanya pada Nami mungkin perbedaan status dan usia antara dirinya dan Haruka.
Yuni tak tahu harus bertanya pada siapa, dia hanya tahu dari buku yang dibacanya bahwa cara terbaik untuk menyatakan cinta adalah dengan mengatakannya secara langsung. Yuni sudah mencoba beberapa kali dan pada akhirnya dia nekat bersembunyi di bawah meja guru dan menunjukkan tulisan tentang kegalauan hatinya.
Untung saja Haruka memiliki perasaan yang sama dengan Yuni sehingga Yuni tak dipermalukan, misalnya Haruka dengan sengaja mengatakan keberadaan Yuni di depan semua temannya.
Hikmah yang bisa diambil dari film ini :
Cinta memang tak harus saling memiliki, ungkapan ini terdengar klise tapi itulah yang terjadi bila cinta kita bertepuk sebelah tangan. Dalam film ini ada 2 tokoh yang cintanya bertepuk sebelah tangan, yaitu Mirei dan Ryu tapi aku suka dengan karakter tokoh Ryu, walaupun hanya muncul sedikit tapi kehadirannya sangat memukau.
Ryu sosok pemuda yang garang dan ditakuti tapi dia memiliki keinginan menjadi pembuat Pastry seperti ayahnya. Yuni sosok gadis pendiam dan tertutup secara tak sengaja membantu Ryu dan sejak itu Ryu jadi menyukai Yuni tapi sayangnya cinta Ryu bertepuk sebelah tangan, Yuni menyukai Haruka.
Bukannya berbuat curang tapi Ryu malah "mendukung" Yuni memperjuangkan cintanya. Ryu bahkan membantu agar kesalahpahaman antara Yuni dan Nami sirna agar mereka bisa kembali bersama seperti biasanya karena ryu tahu bahwa Nami adalah satu-satunya sahabat Yuni.
Ryu juga tak segan atau ragu memukul Haruka yang telah tega menyakiti hati Yuni. Bagi Ryu, walaupun Haruka memutuskan Yuni demi kebaikan Yuni tapi dia tak suka melihat Yuni yang sedih dan menangis pilu di pelukan Nami.
Berbeda dengan Ryu yang bisa menerima "kekalahan", Mirei justru berusaha untuk mengacaukan hubungan Haruka dan Yuni. Mirei masih tak rela bila Haruka lebih memilih Yuni daripada dirinya, walaupun Mirei tahu bahwa sejak dulu Haruka memang tak mencintainya. Pada akhirnya Mirei menyadari bahwa cinta memang tak bisa dipaksakan.
Yah, cinta memang tak harus selalu memiliki. Sedih sih tapi untuk apa bila bisa memiliki orang yang dicintai tapi bukannya merasa bahagia tapi malah tersiksa? Melihat orang yang dicintai bisa bahagia dengan orang yang dipilihnya mungkin memang sakit tapi mungkin itu yang terbaik dan berpikir positif bahwa dia memang bukan jodoh kita.
Komentarku :
Film ini sangat menarik karena temanya tak hanya cinta beda usia tapi juga beda status. Seorang guru yang sudah berusia dewasa jatuh cinta dengan siswi SMU yang masih remaja dan labil. Memang sih, yang berat bukan masalah usianya tapi statusnya. Seorang guru tugasnya adalah mendidik siswinya bukan memacari siswinya.
Tapi kalau sudah ngomong soal cinta, agak repot juga kan? Cinta kan tak mengenal perbedaan status, usia dan perbedaan lainnya. Kalau cinta ya cinta saja. Masalahnya, kita kan hidup bermasyarakat dan ada banyak norma yang harus dipatuhi tak bisa hanya menuruti kata hati saja.
Dilema itu yang dirasakan Haruka, dia memang mencintai Yuni tapi dia tak boleh egois dan dituntut untuk bersikap lebih dewasa. Akhirnya Haruka sengaja berbohong agar Yuni bisa menggapai cita-citanya. Perpisahan justru membuat Yuni menyadari cintanya pada Haruka, bukannya benci karena mereka putus tapi Yuni jadi tahu bahwa sebenarnya Haruka memberinya peluang untuk mengembangkan diri dan mandiri.
Oh ya, aku juga sempat membaca tentang kisah cinta guru SMP dan muridnya (kejadiannya di Manado). Kisah mereka sangat viral karena mereka akhirnya menikah setelah 7 tahun pacaran. Kurasa masih banyak lagi kisah guru yang menikahi muridnya. Intinya tak ada yang salah bila seorang guru menyukai atau menikahi muridnya, yang jelas guru itu harus sabar, tak boleh egois dan bersedia menunggu.
Contohnya ya seperti kisah cinta dari Manado itu. Kalau menuruti kata hati si guru pasti maunya nikah secepatnya tapi kan kasihan muridnya, belum siap secara fisik dan mental. Guru itu butuh waktu 7 tahun agar mereka bisa menikah. Endingnya memang manis tapi aku yakin mereka berdua butuh tenaga ekstra untuk meyakinkan orangtua, keluarga dan masyarakat bahwa cinta mereka tulus. Dan semua perjuangan itu akan terbayar lunas saat berhasil bersanding di pelaminan karena restu orangtua. Benar-benar romantis!!!
Nami mengaku sudah berteman dengan Yuni sejak SMP jadi dia bisa mengerti perasaan Yuni. Yuni tak punya teman dan Nami tak bisa membiarkannya sendiri. Seperti saat menunggu di kelas, Yuni lebih nyaman duduk sendiri sambil membaca karena Yuni memang tak memiliki teman di kelasnya, dia hanya punya Nami tapi sayangnya mereka berbeda kelas. Mereka hanya bisa bertemu saat jam makan siang.
Haruka sudah menunggu di kelas dan dugaannya benar Yuni datang tepat waktu. Haruka meminta Yuni segera duduk agar pelajaran bisa dimulai. Ketika Yuni ingin menutup pintu, Haruka melarangnya. Haruka mulai menjelaskan tentang pola kalimat tapi Yuni mengaku tak mengerti sama sekali. Haruka bertanya bagian mana yang tak dimengerti dan Yuni menjawab semuanya.
Haruka mulai kesal dan mendekati sambil membungkuk agar wajahnya sejajar dengan Yuni. Dia menyindir Yuni yang pandai matematika tapi tak bisa memahami Bahasa Inggris yang lebih mudah. Yuni beralasan bahwa matematika itu memiliki aturan dan hanya memiliki satu jawaban. Kesederhanaan itulah yang membuatnya menyukai matematika. Haruka memandang Yuni yang kesal tapi hanya berekspresi datar. Haruka bertanya apakah Yuni tertawa atau menangis? Yuni balik bertanya apakah itu ada hubungannya dengan Bahasa Inggris?
Haruka menegakkan tubuhnya dan menjelaskan bahwa kemampuan mengungkapkan rasa bahagia atau sedih adalah kunci dalam mempelajari Bahasa Inggris. Manusia tak hanya memiliki satu emosi saja, manusia bisa berpikir ada sesuatu yang menyenangkan atau membosankan, manusia bisa merasakan sesuatu yang merepotkan atau bersenang-senang. Intinya, manusia itu rumit.
Yuni bergegas pergi tapi Haruka menghalanginya. Haruka kembali menuduh kalau Yuni sengaja melakukannya tapi Yuni hanya diam. Haruka mengancam dengan halus bahwa Yuni tak boleh lari dan harus mempersiapkan diri mengikuti pelajaran tambahannya. Yuni tak mengatakan apapun tapi dia merasa terganggu saat mencium aroma parfum Haruka.
Yuni balik menyindir bahwa parfum Haruka terlalu menyengat dan dia ingin Haruka menjauh agar aromanya tak menempel padanya. Haruka tak mengerti dan bertanya mengapa Yuni bertingkah seperti itu? Yuni tak menjawab, dia justru mendorong tubuh Haruka dan berlari pulang tanpa perduli pada Haruka yang masih tak mengerti dengan sikap Yuni.
Yuni pulang dan Kazuma bertanya bagaimana dengan pelajaran tambahannya? Yuni menjawab kalau tak ada yang menarik. Kazuma berharap Yuni tak akan mendapat masalah. Kazuma mengingatkan bahwa Yuni harus memanfaatkan kesempatan bila ingin kuliah di Universitas Mendel di California. Yuni mengaku tak sanggup dan dia sudah lama menyerah dengan ambisi itu. Yuni pamit ke kamarnya dan meninggalkan donat yang sudah dibelinya.
Haruka yang baru keluar dari mobilnya saat Kazuma menyapanya. Kazuma bertanya tentang pelajaran Yuni dan Haruka menjawab belum ada kemajuan karena masih baru mulai. Kazuma merasa tak enak dan menjelaskan bahwa kadang Yuni sulit ditangani tapi sebenarnya dia gadis yang baik. Haruka tak keberatan karena dia merasa tertantang dan ingin membantunya. Kazuma menambahkan bahwa Yuni sulit mengungkapkan apa yang dirasakannya.
Saat pelajaran tambahan, Haruka menyodorkan buku yang sudah dibuatnya khusus untuk Yuni sehingga Yuni bisa dengan mudah menghafal dan mempelajarinya. Yuni menolak, dia tak akan belajar bila tak tahu aturannya. Haruka sudah menduga Yuni akan mengatakan hal itu makanya Haruka memintanya untuk menulis tiap kata sebanyak 5x. Yuni tak membantah dan segera menulis di bukunya. Haruka ingin Yuni menulis sambil membacanya. Haruka terkesan melihat Yuni tak membantah lagi.
Ketika Haruka fokus mengajari Yuni, ada 3 siswi yang tak sengaja melihat mereka. Ketiga siswi itu iri karena Yuni mendapat pelajaran tambahan secara khusus oleh Haruka. Ketiga siswi itu datang ke ruang guru dan mereka minta agar Haruka bersedia memberi mereka pelajaran tambahan juga. Haruka menolak karena ketiganya mendapat nilai tertinggi saat ujian tengah semester.
Salah seorang siswi yang bernama Mei memberanikan diri dengan mengatakan bahwa dia menyukai Haruka, dia belajar giat karena dia menyukai Haruka. Kedua teman Mei kaget dan Haruka tersenyum. Haruka meminta mereka untuk terus belajar. Seolah tersihir, ketiganya balas tersenyum malu dan pamit. Mereka senang karena Haruka tersenyum manis pada mereka. Hal itu tak luput dari pandangan wakil kepala sekolah.
Wakil kepala sekolah memanggil Haruka dan menyampaikan keberatannya melihat kedekatan Haruka dengan Mei dan meminta Haruka untuk menjaga sikap. Beliau tak menyalahkan Haruka tapi wakil kepala sekolah tak ingin ada gosip yang beredar tentang kedekatan Haruka dan Mei. Haruka tak banyak membantah dan pamit.
Yuni sedang belajar saat Haruka masuk kelas dan dia memuji Yuni. Yuni beralasan bahwa dia melakukan tugas yang sudah diberikan padanya. Jika dia tak menganggapnya serius maka pelajarannya akan sia-sia. Setelah mengungkapkan alasannya, dengan spontan Yuni memegang telinganya sambil menunduk. Haruka bertanya mengapa Yuni malu-malu? Yuni membantahnya.
Haruka menjelaskan teorinya, ketika malu maka perasaan Yuni menjadi hangat dan ingin menyentuh sesuatu yang dingin. Haruka meniru gaya Yuni yang memegang telinganya. Yuni malu dan melepaskan telinganya. Haruka sengaja menyindir Yuni dan mendekatkan wajahnya, Yuni langsung menunduk dan ingin kembali memegang telinganya tapi tak jadi.
Haruka merasa menang dan mengatakan bahwa Yuni mudah ditebak. Haruka kembali mengingatkan bahwa itulah manusia, tindakan bawah sadar mereka tak bisa berbohong. Itulah sebabnya Haruka bisa menebak Yuni dengan mudah bahkan bila Yuni tetap menjaga ekspresi wajahnya. Yuni ingin membantah tapi yang dilakukannya justru meremas roknya. Haruka melihatnya dan menebak bahwa itu adalah cara Yuni menekan emosinya.
Yuni kaget karena Haruka bisa menebaknya, dia menatap Haruka dan Haruka langsung membuang muka. Haruka mengingatkan agar Yuni tak salah paham karena dia melakukannya sebagai seorang guru dan tak ada hal yang istimewa. Yuni menjawab bahwa dia tak salah paham tentang apapun karena dia membenci Haruka. Bukannya marah tapi Haruka malah mengatakan kalau dia senang mendengarnya dan pergi.
Ketika jam makan siang, Yuni terus belajar menghafal dan Nami mengeluh, dia minta Yuni berhenti sejenak untuk makan siang dulu. Yuni beralasan bahwa dia setidaknya harus mendapat nilai 70 untuk ujian hari ini atau pelajaran tambahannya tak akan berakhir. Yuni mengeluh tak bisa belajar bila di dalam kelas jadi dia harus melakukan yang terbaik saat jam istirahat.
Nami heran melihat Yuni sangat membenci Haruka padahal banyak yang mengatakan kalau cara mengajar Haruka itu mudah dimengerti. Semua teman sekelas Nami menyukai Haruka. Yuni mengatakan kalau dia membenci Haruka karena banyak hal dan yang terpenting dia tak menyukai aroma parfumnya. Nami membalas bahwa parfum Haruka itu sangat enak tapi Yuni tak menyukainya. Nami tak mengerti dan Yuni mulai menjelaskan tapi Nami memotongnya. Dia mengalihkan pembicaraan dengan memberinya ucapan semoga bisa mengerjakan ujian.
Saat ujian, Yuni mengeluh sendiri. Sebelumnya dia sudah hafal tapi kini seolah semuanya menjadi kabur. Haruka berkeliling ruangan dan berhenti sejenak di depan meja Yuni. Yuni secara spontan memegang telinganya ketika beradu pandang dengan Haruka. Kejadian itu tak luput dari pandangan Mei yang sengaja mengawasi gerak-gerik Yuni.
Ketika pelajaran telah usai dan kelas sudah kosong, Yuni memeriksa kertas ujiannya dan mendesah. Dia memasukkan kertas itu dalam tasnya dan hendak pergi tapi Mei menghampirinya. Mei mengajak Yuni pergi dengan alasan ada hal yang ingin dikatakannya. Ternyata Mei membawa Yuni ke gudang tempat menyimpan alat olahraga, di sana ternyata sudah menunggu kedua sahabat Mei.
Mereka terutama Mei kesal melihat tingkah Yuni. Mereka tak bisa mengerti, Yuni adalah murid pandai dan mendapat nilai bagus di semua pelajaran kecuali Bahasa Inggris. Mei menuduh Yuni sengaja melakukannya agar bisa dekat dengan Haruka. Yuni membantah dan mengatakan kalau dia membenci Haruka. Mereka kian kesal karena Yuni mengatakan membenci Haruka tapi raut wajah Yuni tetap datar.
Yuni melihat jam dan berniat pergi tapi mereka berusaha menghalangi. Mereka berusaha menarik dan mendorong Yuni hingga jatuh. Mereka memutuskan mengurung Yuni di dalam gudang. Yuni berusaha bangkit dan berjalan menuju pintu tapi pintunya terkunci dari luar. Yuni berusaha menggedor-gedor dan berharap ada yang mendengar tapi tak ada siapapun yang datang.
Haruka mencari Yuni di kelas dan menemukan Mei dan kedua sahabatnya. Mereka beralasan Yuni mungkin sudah pulang karena malu nilai ujiannya jelek. Sementara itu, Yuni yang kesakitan akibat kakinya terkilir berusaha bangkit dan mencari jalan keluar. Saat dia sedang berusaha keluar lewat jendela, pintu gudang terbuka dan Haruka muncul.
Yuni kaget tapi Haruka menjelaskan kalau dia tahu semuanya. Yuni tak terlalu senang melihatnya, dia berdalih bahwa tak butuh bantuan Haruka karena dia berniat keluar lewat jendela. Yuni berjalan keluar sambil berjalan dengan langkah berat akibat menyeret kakinya yang sakit. Yuni berjalan melewati lapangan dan Haruka berlari mengejarnya, dia tak tega melihat Yuni dan membopongnya.
Yuni hanya diam tapi tanpa di sadarinya, Yuni menghirup aroma parfum Haruka dan dia mulai menyukainya. Para murid yag sedang berolahraga langsung heboh melihat kejadian itu. Mereka iri dengan Yuni yang mendapat kesempatan berharga untuk dibopong oleh haruka, apapun alasannya.
Sementara itu wakil kepala sekolah dan beberapa guru sedang rapat untuk membahas kehadiran guru baru yang akan menggantikan posisi Guru Taguchi yang sudah lama sakit. Kazuma merasa tertarik mendengar suara gaduh di luar dan dia mengintip dari jendela. Kazuma kaget melihat Haruka membopong Yuni.
Haruka membawa Yuni ke ruang kesehatan, dia mengobati kaki Yuni yang terkilir. Haruka menghibur Yuni yang masih menunduk bahwa sakitnya tak parah tapi jangan terlalu banyak bergerak. Haruka menjamin dengan diberi koyo maka akan cepat sembuh.
Haruka meminta agar mulai sekarang Yuni lebih jujur dengan emosinya dan tak perlu menyembunyikan apa yang dirasakannya. Haruka menepuk-nepuk kepala Yuni dengan sayang dan saat Yuni menengadah, Haruka tersenyum manis. Hal itu membuat Yuni terpana.
Kazuma muncul bersama dokter sekolah. Kazuma tampak khawatir tapi Yuni mengaku kalau dirinya hanya tersandung. Kazuma ingin minta konfirmasi pada Haruka tapi Yuni langsung memotong dan mengatakan bahwa dia memang tersandung tapi dirinya baik-baik saja. Haruka hanya diam dan tak membantah.
Kazuma tak bertanya lagi dan berniat memanggil taksi agar mereka bisa pulang bersama. Kazuma tak lupa mengucapkan terima kasih sebelum Haruka pamit pergi. Yuni memandangi kepergian Haruka dengan tatapan seolah tak ingin berpisah. Di rumah, Yuni yang baru selesai berganti baju tak kuasa menahan diri untuk membelai seragamnya, dia bahkan mencium lengan jaketnya yang masih ada jejak aroma parfum Haruka.
Yuni sedang ke toko baju bersama Nami. Nami kesal dengan ulah Mei dan dia senang karena Yuni hanya terkilir. Yuni mencoba menenangkan Nami dengan mengatakan bahwa Haruka sudah memarahi Mei dan Nami kelihatan lega. Yuni bertanya tentang apa yang ingin dibeli Nami dan Nami menjawab ingin memberi hadiah untuk Saki karena kini Saki mendapat pekerjaan. Nami ingin memberi sesuatu yang lebih maskulin karena selera Saki agak feminin. Yuni hanya diam sambil mengikuti Nami.
Nami menegaskan bahwa bila seseorang yang dicintai mengenakan sesuatu yang dibelinya maka rasanya sangat menyenangkan. Nami meninggalkan Yuni untuk memilih sesuatu yang pas untuk Saki sedangkan Yuni berusaha memahami apa yang baru saja dikatakan Nami padanya. Yuni melihat dasi kotak-kotak berwarna hitam putih, dia mengambilnya dan tanpa sadar Yuni memegang telingnya.
Kini Haruka sedang mengajari Yuni tentang cara mendengarkan dalam Bahasa Inggris. Haruka mengakhiri pelajarannya dengan memberikan sebuah CD dan meminta Yuni untuk mempelajarinya setiap hari selama 10 menit. yuni mengemasi bukunya dan dia berniat memberikan dasi yang sudah dibelinya pada Haruka.
Haruka kesal melihat Yuni emosi, dia menuduh Yuni sudah benar-benar jatuh cinta padanya dan itu hal yang bodoh. Haruka lebih senang bila Yuni membencinya. Apa yang dilakukannya selama ini hanyalah karena tugasnya sebagai guru saja. Yuni tak dapat menahan diri dan dia menampar Haruka. Yuni menangis dan mengatakan bahwa dia hanya mencoba berterima kasih. Haruka kaget melihat Yuni menangis dan dia ingin menghapus airmata itu tapi Yuni berlari pulang.
Yuni membuang dasinya dan sedang membaca buku Mendel saat Kazuma membuka kamarnya untuk mengajak sarapan bersama. Kazuma heran melihat Yuni yang kembali membaca buku Mendel. Dia bertanya apakah ada masalah di sekolah atau dengan Haruka tapi Yuni menjawab tak ada masalah. Yuni beralasan hanya ingin membaca buku Mendel saja tak ada maksud apapun.
Kazuma menjelaskan bahwa sejak Yuni mengikuti pelajaran tambahan, perilaku Yuni menjadi tak menentu. Akhir pekan ini adalah yang terburuk, Yuni menghabiskan waktu di kamar dengan membaca buku Mendel. Yuni memiliki kebiasaan membaca buku itu bila ada sesuatu yang menganggunya.
Haruka bertanya apakah Yuni mengatakan sesuatu pada Kazuma? Kazuma mengaku bahwa Yuni tak pernah mengatakan apa yang menganggunya. Haruka menyindir bahwa bila Kazuma memang walinya seharusnya Kazuma mencari tahu apa yang terjadi. Kazuma hanya terdiam. Haruka menegaskan bahwa dirinya tak melakukan apapun sehingga tak perlu merasa bersalah.
Wakil kepala sekolah mencoba menengahi dan bertanya pada Kazuma untuk memastikan bahwa nilai Yuni untuk pelajaran Bahasa Inggris sudah meningkat dan kazuma mengiyakan. Haruka memotong dengan mengatakan bahwa Yuni masih bisa meningkatkan nilainya. Kepala sekolah mengatakan bahwa dengan nilai Yuni yang sekarang dan rekomendasi dari sekolah maka Yuni bisa masuk ke sekolah yang diinginkannya. Kepala sekolah memutuskan bahwa pelajaran tambahan dihentikan dan Haruka terpaksa setuju.
Yuni bertemu Kazuma dan Kazuma mengabarkan kalau mulai hari ini pelajaran tambahan dari Haruka telah dibatalkan. yuni tak mengerti. Kazuma beralasan kalau pihak sekolah merasa kini nilai Yuni sudah meningkat jadi tak perlu lagi mengikuti pelajaran tambahan. Yuni tampak kurang senang mendengarnya tapi tak mengatakan apapun.
Sepulang sekolah, Yuni mampir ke kelas Bahasa Inggris. Dia meraba meja yang biasanya ditempati oleh Haruka saat sedang mengajarinya. Yuni mendengar beberapa siswi ingin mengajak Haruka pergi tapi Haruka menolak dengan alasan sibuk.
Saat pelajaran Bahasa Inggris di kelas, Yuni hanya diam mematung ketika Haruka memberikan penjelasan di depan kelas. Haruka menatap Yuni tapi kemudian membuang muka dan menyuruh seorang siswa untuk menerjemahkan kalimat di papan tulis. Sikap dingin Haruka membuat Yuni sedih. Yuni tak tahu apa yang terjadi, dia meraba dadanya yang berdebar-debar
Ketika jam pelajaran usai, Yuni memilih tetap pergi ke kelas Bahasa Inggris. Dia menunggu sambil mendengarkan CD pemberian Haruka. Yuni meletakkan kepalanya di meja sambil melamun. Tiba-tiba Haruka muncul dan melepaskan earphone milik Yuni. Haruka meminta Yuni untuk pulang, Yuni kaget dan berlari.
Ketika jam makan siang, Nami heran melihat Yuni yang tak nafsu makan. Yuni mengaku tak ada apa-apa tapi akhirnya Yuni memberanikan diri curhat pada Nami tentang apa yang dirasakannya. Yuni tak tahu mengapa hatinya berdebar-debar, Yuni membencinya tapi dia jadi sedih saat orang itu bersikap dingin padanya. Yuni tak ingin melihatnya tapi Yuni tak tega melihatnya kesepian. Nami tersenyum dan menyimpulkan bahwa itu namanya cinta.
Yuni tak mengerti. Nami mengiyakan, benci dan cinta. Bila memiliki keduanya maka itulah cinta sejati. Nami mencontohkan hubungannya dengan Saki. Mereka sering bertengkar dan saat dia memberi hadiah untuk Saki, Saki dengan mudah mengatakan tak suka dan hal itu membuat Nami marah. Nami bercerita sambil cemberut tapi kemudian dia tersenyum dan mengaku kalau dirinya tetap mencintai Saki. Nami mengaku bila awalnya dia menyukai segala sesuatu dalam diri Saki. Tapi kini Nami mengakui bahwa dia membenci sekaligus mencintai Saki, rasanya seperti nyata.
Yuni mencoba memahaminya ketika Nami berteriak malu karena telah menceritakan semuanya pada Yuni. Yuni minta maaf tapi Nami malah senang karena kini Yuni lebih terbuka padanya. Nami mengeluh bahwa selama ini Yuni selalu memikirkan orang lain dan tak pernah mengatakan apa yang dirasakannya, hal itu pasti membuat Yuni kesepian. Yuni terharu karena Nami adalah sahabat sejati dan bisa mengerti apa yang dirasakannya.
Ketika mereka akan berpisah dan masuk kelas masing-masing, Nami penasaran dan ingin tahu siapa yang disukai Yuni tapi Yuni tak mau mengatakannya. Nami bisa mengerti dan tak memaksa. Nami hanya minta Yuni menceritakan padanya bila semuanya berjalan lancar. Nami minta Yuni berjanji dan Yuni mengiyakan.
Saat pulang sekolah, Yuni mampir ke toko buku. Dia mencari buka yang bisa membantu mengatasi masalah cintanya. Yuni menemukan buku yang bertema tentang cinta. Dia membuka dan memeriksa isi buku itu. Di salah satu halaman buku itu tertulis bahwa jalan menuju kesimpulan terbaik adalah dengan menyatakan perasaan kepada orang yang disukai. Yuni ragu tapi dia berniat mencobanya.
Yuni mencoba mengatakannya saat pelajaran akan di mulai tapi dia ragu ketika semua mata terutama Haruka yang memandang ke arahnya. Akhirnya Yuni malah mengatakan bahwa Haruka harus segera memulai pelajaran karena sudah terlambat 3 menit lebih. Hal itu membuat Haruka agak kesal. Yuni mendesah karena tak mungkin menyatakan suka di depan semua temannya.
Haruka sedang ada di mobilnya dan ingin merokok, tiba-tiba Yuni membuka pintu mobil dan merebut rokok Haruka. Haruka kesal dan keluar dari mobil, dia berniat merebut kembali rokoknya tapi Yuni mencegahnya. Haruka ingin mengambil rokok yang lain dan Yuni berusaha merebut bungkus rokok itu. Haruka marah dan bertanya apa yang Yuni inginkan. Yuni ingin mengatakannya tapi kembali tak berani, hal itu membuat Haruka kesal dan pergi.
Di laboratorium, Yuni merasa galau karena dia tak tahu bagaimana caranya menyatakan perasaannya pada Haruka. Tiba-tiba dia mendengar seorang temannya memanggil guru untuk bertanya tentang hal yang tak dipahaminya. Yuni mengintip dan melihat temannya membawa buku ketika bertanya. Yuni mendapat ide untuk melakukan hal yang sama, pura-pura bertanya sambil menunjukkan buku yang sudah berisi pernyataan cintanya.
Yuni sibuk sendiri di pojokan kelas, dia berusaha mengingat apa yang akan dikatakan pada Haruka. Seorang teman mengabarkan kalau Haruka sudah datang. Semuanya berhamburan dan bergegas kembali ke mejanya masing-masing. Begitu pula dengan Yuni, dia berlari menuju mejanya tapi dia berubah pikiran dan memilih bersembunyi.
Haruka masuk ke kelas dan para siswa segera berdiri dan memberi hormat. Haruka mengedarkan pandangan dan bertanya apakah Yuni tidak masuk hari ini? Beberapa siswa mengatakan bahwa mereka sempat melihat Yuni, mereka mengira Yuni pergi ke kamar mandi.
Yuni yang ternyata bersembunyi di balik meja guru, tak bisa menyembunyikan rasa senangnya bisa mencium aroma parfum Haruka dari dekat. Tanpa sadar Yuni menarik-narik kain celana Haruka. Haruka menunduk dan dia kaget melihat Yuni yang bersembunyi di bawah mejanya. Yuni membuka buku catatannya agar Haruka bisa membaca isinya. Yuni menulis "Aku membencimu tapi aku juga menyukaimu. Apa yang harus aku lakukan?"
Haruka tak mengatakan apapun dan hal itu membuat Yuni berharap cemas. Seorang siswa penasaran dan bertanya apa yang terjadi. Haruka segera menguasai keadaan dan menegakkan tubuh kembali sambil mengatakan tak ada apa-apa. Haruka meminta seorang siswa membaca dan dia sengaja menjatuhkan penanya di bawah meja.
Yuni kaget saat Haruka jongkok di depannya sambil mengambil penanya. Haruka seolah tak bisa lagi menyembunyikan perasaannya. Dia mencondongkan tubuh dan mencium Yuni tanpa sepengetahuan siswa yang lainnya karena mereka sibuk menyimak temannya yang bertugas membaca.
Sementara itu wakil kepala sekolah sedang mengajak guru baru yang bernama Mirei untuk berkeliling sekolah. Saat berjalan di depan kelas Yuni, Mirei tak sengaja melihat Haruka yang jongkok di bawah meja tapi sejurus kemudian dia berdiri sambil memegang bibirnya. Mirei melihat sekilas siswi berambut pendek yang mengenakan jepit rambut hitam berbentuk kucing. Mirei tampak tak suka melihatnya.
Saat jam istirahat, Yuni berlari menuju Kantor Bimbingan Karir tempat dimana Haruka sudah menunggunya. Haruka menunggu Yuni dengan sedikit gelisah. Ketika Yuni muncul, Haruka segera minta maaf karena telah mencium Yuni. Haruka minta agar Yuni melupakannya. Yuni tak mengerti mengapa Haruka seolah mempermainkannya, dia tak berani bertanya. Yuni hanya bisa meremas rok bajunya ketika Haruka telah pergi.
Haruka berjalan gontai menuju ruang guru. Kazuma memanggilnya dan memperkenalkan Haruka pada Mirei. Haruka agak kaget melihat Mirei tapi Haruka tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Justru Mirei yang mengaku pada Kazuma bahwa dirinya dan Haruka adalah teman lama. Kazuma kaget mendengarnya dan Haruka terpaksa mengiyakan saat Mirei bertanya padanya.
Mirei mengajak Haruka jalan-jalan tapi tampaknya Haruka tak terlalu antusias menanggapinya. Haruka bertanya apa yang Mirei ingin katakan padanya. Mirei mengeluh bahwa Haruka masih tetap dingin seperti dulu. Tiba-tiba Mirei mencium Haruka dan Haruka langsung mendorong tubuhnya. Mirei menyindir bahwa Haruka masih seperti dulu, selalu memegang bibir setelah berciuman. Mirei mengatakan bahwa dia melihat kejadian kemarin saat Haruka mencium siswi di dalam kelas.
Mereka duduk di bangku dan Haruka terpaksa cerita kalau dirinya tak sengaja mencium Yuni. Mirei tak percaya bahwa itu hanya kebetulan. Haruka cerita sambil menunduk dan merokok sehingga dia tak melihat Mirei yang menangis. Mirei berdiri dan menghapus airmatanya, dia mengingatkan bahwa ketika mereka pacaran dulu, mereka sering berciuman tapi dirinya yang selalu mulai duluan bukannya Haruka. Haruka tak mengingatnya. Mirei menyadari bahwa dulu Haruka tak sungguh mencintainya tapi dirinya sangat mencintai Haruka.
Haruka bertanya apa yang Mirei inginkan dan Mirei bertanya apakah Haruka sungguh menyukai Yuni? Haruka hanya diam saat mirei menambahkan bahwa bila Haruka tak menyukainya maka Haruka tak mungkin menciumnya. Mirei mengingatkan bahwa Haruka pernah mengatakan tindakan bawah sadar manusia tak bisa berbohong.
Mirei melarang Haruka agar tak berbuat sesuatu yang merugikan dirinya sendiri. Bila pihak sekolah tahu maka Haruka akan kehilangan kesempatan untuk mengajar dan yang lebih parah, Haruka bisa dituntut. Haruka agak kesal karena Mirei mencampuri urusannya. Haruka mengatakan kalau dia tahu konsekuensinya jadi Mirei tak perlu memberitahunya.
Di meja kerjanya, Haruka galau sendiri. Dia ingin membuang semua catatan yang telah dibuatnya untuk Yuni tapi dia malah mengambil kembali setelah membuangnya ke tempat sampah. Haruka akhirnya memilih menyimpan catatan itu dalam laci mejanya.
Di kelas Yuni, Mirei yang kini menjadi wali kelas meminta semua siswa memberikan daftar pilihan universitas pada Senin minggu depan seraya membagikan lembaran kertas pada mereka semua. Para siswa yang duduk di depan Yuni sibuk memuji kecantikan Mirei. Mirei tertarik melihat para siswa yang ngobrol dan dia melihat Yuni. Hal yang paling Mirei ingat tentang Yuni adalah jepit rambutnya yang berwarna hitam dengan bentuk kucing.
Mirei sengaja menunggu Yuni di tangga dan memanggilnya ketika Yuni muncul. Mirei memeriksa keadaan karena khawatir ada yang mencuri dengar. Mirei mengatakan kalau dirinya tahu tentang Yuni dan Haruka dari cerita Haruka. Dia bertanya apakah Yuni baik-baik saja? Mirei salah tingkah ketika Yuni hanya diam tak bereaksi. Mirei menambahkan bahwa Yuni boleh curhat padanya karena kini dirinya adalah wali kelas Yuni dan yang terpenting mereka berdua sama-sama wanita. Yuni hanya mengucapkan terima kasih dan pamit.
Mirei mengikuti Haruka yang duduk di bangku. Mirei tak sengaja melihat Yuni yang melihat dari balik jendela, dia sengaja memanasi dengan bersikap manja pada Haruka. Beberapa siswi yang ada di dekat Yuni langsung heboh melihat mereka berdua. Salah satu dari mereka ada yang mengatakan bahwa dia sempat mendengar kalau Haruka dan Mirei itu teman masa kecil. Yuni tak senang dan memilih pergi sambil berlari.
Yuni melamun di ruang laboratorium dan ternyata hari itu hujan turun dengan derasnya. Haruka mengunci pintu setelah beberapa siswi keluar dan pamit pulang. Haruka berjalan pergi dan dia kaget melihat Yuni yang berdiri menunggunya. Yuni mengatakan bahwa Haruka pernah memintanya jujur dengan emosinya dan kini menyatakan suka pada Haruka. Yuni mengaku tak bisa melupakan apa yang telah terjadi.
Haruka galau dan meminta Yuni untuk melupakannya tapi Yuni menggeleng. Haruka memegang kedua bahu Yuni dan meminta Yuni untuk menatapnya. Haruka tak ingin Yuni salah paham, perasaan Yuni padanya hanya bersifat sementara. Haruka yakin dengan berjalannya waktu, Yuni pasti akan melupakannya. Yuni kesal dan meremas roknya, dia marah karena Haruka tak memahaminya. Yuni berlari pulang, tak perduli hujan yang deras. Haruka mencoba mengejarnya tapi Yuni sudah hilang.
Hari itu diadakan ujian Bahasa Inggris, Yuni hanya diam melamun saat teman di depannya memberi lembaran soal. Yuni mengambil selembar dan membagi sisanya pada teman yang duduk di belakangnya. Lembar soal Yuni jatuh dan Haruka membantu mengambilnya. Yuni menatap Haruka yang menyerahkan lembar soal untuknya tapi kemudian Yuni membuang muka.
Bel pelajaran telah usai dan Yuni yang terlihat lemah bersiap pulang tapi dia tak suka melihat ketiga temannya ingin membuka buku milik Ryu yang digembok. Yuni merebut buku itu tapi mereka beralasan asal dikembalikan seperti semula pasti Ryu tak akan tahu. Tiba-tiba Ryu muncul dan ketiga teman itu langsung lari. Yuni mengembalikan buku itu dan Ryu sangat berterima kasih sambil menunduk.
Yuni ingin mengatakan sesuatu tapi dia keburu pingsan. Ryu panik dan memanggil Yuni. Haruka yang sudah berjalan keluar kelas ikutan kaget dan segera berlari ke dalam kelas. Dia memeriksa keadaan Yuni dan Haruka langsung membawanya ke ruang kesehatan. Dokter sekolah mengatakan kalau Yuni mengalami demam tinggi dan berniat menelepon kazuma untuk menjemput Yuni. Haruka berpesan pada Ryu agar tak mengatakan pada Yuni bahwa dia yang menolongnya.
Paginya, Yuni berangkat ke sekolah bersama Nami dan Saki. Ryu muncul dan berniat membawakan tas Yuni tapi Yuni menolak. Nami tersenyum dan menyindir bahwa Ryu itu cowok bertipe pengawal. Ryu beralasan kalau Yuni sudah melindungi buku catatannya, Ryu menganggap Yuni adalah penyelamatnya. Yuni balas mengatakan kalau Ryu juga penyelamatnya, Yuni mengira Ryu yang membawanya ke ruang kesehatan. Ryu tahu yang sebenarnya tapi dia hanya diam karena sudah janji pada Haruka.
Haruka tak sengaja melihat Yuni yang berjalan bersama Ryu, dia menghela nafas. Mirei memanggil Haruka seraya menyerahkan daftar tugas sekolah selama musim panas. Haruka tak membalas senyum Mirei, dia menerima daftar tugas itu dan langsung kembali ke mejanya. Mirei penasaran dan melihat ke arah jendela. Rupanya Haruka galau karena melihat Yuni berjalan bersama Ryu.
Sepulang sekolah, Ryu mengajak Yuni ke suatu tempat. Ryu merasa tak enak tapi Yuni tak keberatan karena dirinya suka makanan yang manis. Ryu merasa lega dan dia cerita kalau ingin menjadi seorang koki Pastry. Ryu ingin belajar hal-hal yang akan dimakan dengan hati-hati di tempat seperti ini tapi dia kesulitan bila datang sendirian.
Ryu mengambil buku yang sebelumnya diselamatkan Yuni, Ryu menunjukkan bahwa buku itu berisi kumpulan resep yang ditulis ayahnya. Ryu berencana setelah lulus dirinya akan mengumpulkan uang agar bisa pergi ke Perancis dan bekerja di toko kue milik ayahnya. Ryu malu dan minta maaf saat Yuni hanya diam tak berkomentar. Ryu mengira Yuni tak tertarik mendengar ceritanya sambil menutup bukunya dan memasukkan dalam tas.
Yuni meralat, dia diam karena terharu dan iri. Ryu sudah memiliki impian untuk masa depan sedangkan dirinya tak punya. Yuni cerita kalau saat SMP dia ingin kuliah di Universitas Mendel California tapi nilai Bahasa Inggrisnya jelek sehingga dia harus mengubur impiannya. Ryu menyemangati Yuni dan Yuni langsung memegang telinganya.
Malamnya, Yuni melihat nilai TOEFL untuk Universitas California adalah 120, Yuni mengeluh bahwa dia tak mungkin bisa. Yuni mengedarkan pandangan dan dia melihat buku catatan pemberian Haruka. Yuni membuka dan membacanya tapi dia malah teringat pada Haruka saat melihat kata-kata penyemangat yang ditulis Haruka di buku itu.
Para siswa dan guru berkumpul di aula untuk mendengarkan pengarahan dari kepala sekolah tentang liburan musim panas. Yuni yang berdiri diantara teman-temannya, serius mendengarkan pengarahan itu. Yuni tak menyadari kalau Haruka yang berdiri bersama para guru, terus mencuri pandang ke arahnya.
Yuni jalan-jalan bersama Nami, Saki dan Ryu. Nami dan Saki asyik ngobrol sambil bergandengan tangan. Sedangkan Yuni berjalan sendiri meninggalkan Ryu. Saki memberi kode pada Nami untuk melihat Yuni dan Ryu. Nami memanasi Ryu agar menggandeng tangan Yuni. Nami menebak kalau sebenarnya Ryu menyukai Yuni. Saki heran karena Ryu tak bersikap seperti pria sejati. Saki menambahkan bahwa Ryu harus tegas.Ryu berpikir sejenak lalu mengejar Yuni sambil memanggilnya. Yuni berhenti dan berbalik, Ryu memberanikan diri mengatakan suka lalu menarik tangan Yuni.
Di tempat lain, Mirei senang karena bisa membeli barang yang diinginkannya. Mirei menyarankan agar setelah belanja mereka pergi nonton tapi Haruka mengingatkan bahwa mereka hanya berencana belanja saja. Haruka mengeluh bahwa Mirei selalu minta lebih. Mirei cemberut dan dia tak sengaja melihat Yuni dan Ryu di seberang jalan.
Haruka ingin pergi tapi Mirei mencegah dengan menarik lengan Haruka. Mirei ingin mereka kembali merajut cinta. Haruka heran dan ingin mengatakan sesuatu tapi Mirei memotongnya, dia tahu bahwa Haruka pasti akan mengatakan dirinya tak bisa membohongi perasaannya. Mirei tak ingin mendengarnya karena dulu Haruka pernah mengatakannya saat mereka putus.
Haruka merasa hari ini Mirei sedikit aneh. Mirei tak mengatakan apapun dan Haruka berniat pergi tapi langkahnya terhenti saat melihat Ryu menarik tangan Yuni sedangkan dengan tangannya yang lain Yuni meremas roknya. Haruka ingin mengejar mereka tapi Mirei melarangnya, dia mengingatkan segala konsekuensinya bila Haruka berani bertindak.
Yuni menghentikan langkah Ryu. Yuni minta maaf pada Ryu karena dia telah menyukai orang lain. Yuni ingin menjelaskan lebih lanjut tapi tiba-tiba ada seseorang yang menutupi kepalanya dengan jaket datang dan menarik Yuni. Ryu ingin mengejar mereka tapi tidak jadi, dia hanya melihat mereka yang berlari kian jauh.
Orang itu mengajak Yuni terus berlari sambil menggandeng tangannya. Angin yang bertiup akhirnya mampu membuka penutup kepala orang itu. Yuni kaget karena orang yang membawanya pergi adalah Haruka. mereka berlari hingga ke lorong bawah tanah. Dengan nafas yang masih terengah Haruka mengeluh bahwa dirinya telah terperdaya oleh Yuni. Haruka tersenyum mendekati Yuni dan menyatakan suka.
Yuni tak percaya dan hal itu membuat Haruka kaget. Yuni membalikkan semua kata-kata yang pernah Haruka katakan saat dirinya menyatakan suka pada Haruka. Yuni mengaku serius mencintai Haruka tapi mungkin perasaan Haruka padanya hanya sementara. Yuni menambahkan bahwa selama Haruka tak bisa membuktikan perasaannya maka dia tak bisa mempercayai Haruka. Setelah mengatakan hal itu, Yuni langsung berlari pulang.
Haruka galau, dia terus memikirkan apa yang dikatakan Yuni padanya. Haruka gelisah dan dia mengambil sebungkus rokok dari saku jaketnya, dia berniat mengambil sebatang dan menghisapnya. Tapi Haruka ingat bahwa Yuni sempat melarangnya merokok karena bisa membahayakan kesehatannya. Akhirnya Haruka memilih meremas bungkus rokok itu dan membuangnya ke tempat sampah.
Paginya, Yuni tampak tak berselera makan. Kazuma heran ketika melihat Yuni yang semula menunduk jadi terbelalak seperti orang kaget. Rupanya Yuni melihat Haruka yang berdiri di luar dan memberinya isyarat untuk keluar. Kazuma tidak tahu karena posisi duduknya membelakangi jendela. Yuni beralasan bahwa dirinya ingin makan donat dan buru-buru pamit.
Yuni pergi keluar dan tanpa banyak kata, Haruka langsung menarik tangan Yuni. Yuni bingung tapi Haruka memintanya untuk duduk diam karena mereka akan pergi ke suatu tempat. Haruka membawa Yuni ke pantai yang tersembunyi, Yuni sangat terpesona karena mungkin belum pernah ke pantai sebelumnya. Haruka tersenyum melihat kepolosan Yuni.
Haruka menceritakan tentang keluarga terutama ayahnya yang terus berbohong hingga akhir hayatnya. Itulah alasan Haruka sangat membenci suatu kebohongan. Haruka tak pernah menceritakan hal itu pada siapapun dan Yuni adalah orang pertama yang mendengarnya. Yuni hanya menggeleng ketika Haruka bertanya apakah Yuni mengerti apa yang dia ceritakan padanya.
Haruka memutuskan bahwa setelah Yuni lulus maka mereka akan menikah. Yuni terkejut sambil mengangkat kedua bahunya. Haruka mengaku dirinya baru pertama kali merasakan jatuh cinta pada Yuni. Haruka berpikir bisa pergi kemanapun bila Yuni bersamanya. Yuni agak bingung karena Haruka sudah membahas tentang pernikahan. Haruka balas mengatakan dia hanya melakukan apa yang Yuni minta yaitu membuktikan cintanya.
Haruka mendekati Yuni dan bertanya apa keputusannya karena ini sama saja dengan sebuah lamaran. Yuni berbalik dan melepaskan jepit rambut seraya membelai kepala kucing itu. Yuni mengiyakan lamaran itu dan Haruka memeluknya. Haruka membisikkan kata cinta dan dia tak keberatan bila harus berhenti mengajar asal bisa bersama Yuni.
Haruka melepaskan pelukannya dan memutar tubuh Yuni agar mereka bisa saling berhadapan. Haruka berpesan agar jangan sampai ada yang tahu tentang mereka karena Yuni bisa dikeluarkan. Haruka memberi solusi bahwa sebelum Yuni lulus maka hubungan mereka adalah sebagai guru dan murid. Yuni terpaksa mengiyakan. Haruka menghiburnya dengan mengatakan bahwa apapun yang terjadi dia akan melindungi Yuni. Mereka menikmati bermain air di pantai tanpa ada yang tahu.
Haruka mengantar Yuni pulang. Haruka mengatakan bila waktunya tepat, dirinya akan berterus terang pada Kazuma tentang rencana pernikahan mereka. Yuni mengiyakan dan dia kembali melepas jepit rambutnya. Haruka memperhatikannya dan bertanya apakah Yuni sangat menyukainya? Yuni mengaku kalau Kazuma yang memberikannya saat dirinya masih SMP, walaupun tanpa ekspresi tapi Yuni melihat sesuatu yang sedikit manis dari kucing itu.
Haruka sedikit menyindir bahwa Yuni tak perlu sesuatu yang seperti itu karena mulai sekarang Haruka yang akan selalu melihat Yuni. Yuni hanya bisa menunduk sambil memegang telinganya saat Haruka tersenyum padanya.
Ketika jam pelajaran usai, Yuni menunggu dengan gelisah. Dia menunggu Haruka yang akan melintas di koridor sekolah. Saat akhirnya melihat Haruka, Yuni hanya bisa memberi kode dengan meraba dadanya dan berjalan mendekatinya. Mereka berjalan kian dekat tapi tiba-tiba muncul 3 siswi yang bertanya tentang pelajaran dan Haruka terpaksa masuk ke kelas kosong dan mengajari mereka. Dia meninggalkan Yuni yang agak kecewa sambil meremas roknya.
Di kelas, saat semua siswa menyimak bukunya masing-masing. Yuni malah memperhatikan Haruka yang sedang membaca sambil berjalan. Ketika tatapan mata mereka bertemu, Haruka buru-buru membuang muka. Hal itu membuat Yuni kembali kecewa.
Yuni berjalan gontai setelah dari toilet ketika Ryu memanggilnya dan akhirnya mereka ngobrol sambil duduk di bangku. Yuni minta maaf ketika tiba-tiba pergi meninggalkan Ryu tanpa pamit. Ryu mengaku kalau saat itu dia ingin mengejar Yuni tapi dia mengurungkan niatnya setelah mengetahui bahwa yang membawa Yuni adalah Haruka. Yuni kaget tapi Ryu mengetahuinya dari aroma parfum Haruka.
Ryu menebak bahwa orang yang disukai Yuni adalah Haruka. Yuni merasa tidak enak tapi Ryu tidak keberatan bila Yuni tak mau cerita. Yuni menunduk sambil minta maaf tapi kini justru Ryu yang merasa tak enak. Ryu mengaku bahwa dirinya yang seharusnya minta maaf. Haruka telah memintanya diam makanya tak cerita.
Ryu bercerita bahwa sebenarnya bukan dirinya yang menolong Yuni saat pingsan tapi Haruka yang membawa Yuni ke ruang kesehatan. Ketika Yuni pingsan, Haruka langsung datang dan dia tampak sangat khawatir melihat keadaan Yuni. Yuni seolah mengerti sesuatu dan tanpa sadar dia memegang telinganya.
Mood Yuni sedang bagus dan dia memasak banyak makanan sambil bersenandung, hal itu membuat Kazuma heran. Akhir-akhir ini Yuni sering memasak makanan yang agak rumit padahal Kazuma tak keberatan makan masakan yang sederhana saja. Kazuma khawatir bila Yuni tak punya waktu untuk belajar. Yuni beralasan bahwa memasak sangat bagus untuk mood-nya dan dia ingin belajar lebih banyak tentang memasak. Kazuma menyindir bahwa ada yang aneh tapi Yuni mengelak.
Yuni melingkari tanggal 1 Maret dan menulis kata "perpisahan". Yuni lebih giat belajar Bahasa Inggris bahkan saat jam istirahat, dia berjalan sambil mendengarkan rekaman yang Haruka berikan. Yuni tak sengaja menabrak siswi yang sedang berjalan sambil bercanda dengan pacarnya. Yuni sangat iri dengan mereka tapi tak bisa berbuat apapun.
Tiba-tiba ada pesan masuk dari Haruka. Haruka memintanya datang ke Kantor Bimbingan Karir sepulang sekolah. Yuni membalasnya dan melepas jepitnya. Dia membelai kepala kucing itu tapi langsung memakainya kembali saat Nami dan Saki muncul. Nami kecewa karena Yuni tak bisa pulang bersama padahal mereka sudah berencana makan donat bersama. Yuni buru-buru pergi dengan alasan tak ingin ketinggalan pelajaran berikutnya.
Ketika pelajaran telah usai, Yuni segera berlari ke Kantor Bimbingan Karir. Mirei yang melihat tingkah Yuni menjadi penasaran. Yuni masuk kantor dan Haruka sudah menunggunya. Haruka sudah melihat hasil ujiannya dan nilai Yuni meningkat sedikit. Yuni menjawab sambil memegang telinganya bahwa semua itu berkat bahan ajaran yang sudah diberikan padanya.
Haruka tahu bahwa Yuni tak puas karena masih banyak perbaikan makanya dia memberi buku catatan lagi. Haruka yakin Yuni bisa mendapat nilai yang lebih baik. Yuni menerima buku itu dengan sedikit kecewa. Dia bertanya apakah Haruka memanggilnya hanya untuk memberi buku catatan itu? Yuni sedih saat Haruka mengiyakan. Haruka bertanya tapi Yuni menjawab tak ada apa-apa dan pamit.
Haruka menghentikan langkah Yuni dengan memanggilnya. Dia bertanya apakah Yuni baik-baik saja? Yuni tak menjawab, dia hanya meremas roknya dan itu sudah cukup bagi Haruka. Haruka memeluk Yuni, dia minta maaf karena telah tak sengaja menyakiti Yuni. Yuni mengaku kalau dirinya tak baik-baik saja.
Haruka membalikkan tubuh Yuni. Dia mencoba menghibur Yuni yang galau. Dia bertanya apakah Yuni kembali mengenakan jepit kucing itu? Yuni kaget, ternyata Haruka memperhatikannya. Haruka mengingatkan bahwa dirinya selalu melihat Yuni. Yuni menyembunyikan wajahnya di dada Haruka dan Haruka memeluk sambil membelai rambut Yuni.
Mirei yang mungkin sejak tadi penasaran dan mengikuti Yuni menjadi kaget melihat Haruka memeluk Yuni, dia tak suka dan mungkin cemburu. Mirei segera mengambil ponsel dan memotret mereka secara sembunyi-sembunyi. Di ruang guru, Mirei malah galau sendiri melihat foto Haruka dan Yuni. Dia bingung antara ingin menyimpan atau menghapus foto itu.
Suara panggilan Kazuma membuat Mirei kaget dan menyembunyikan ponselnya. Kazuma menghampiri meja Mirei dan bertanya tentang Yuni pada Mirei karena kini Mirei adalah wali kelas Yuni. Kazuma menceritakan beberapa kebiasaan aneh Yuni. Mirei mengatakan bahwa tak ada yang aneh pada Yuni ketika di sekolah. Mirei balik bertanya mengapa Kazuma tak bertanya langsung pada Yuni?
Kazuma beralasan bahwa bila Yuni merasa khawatir tentang sesuatu maka Yuni tak akan mau bercerita, itu sudah menjadi kebiasaannya. Makanya Kazuma selalu berpikir untuk mencoba selangkah di depan Yuni agar bisa tahu apa yang terjadi. Kazuma mengeluh bahwa akhir-akhir ini dia tak tahu apa yang harus dilakukannya untuk membantu Yuni.
Kazuma merasa tak enak telah bercerita banyak dan dia pamit untuk kembali ke meja kerjanya. Mirei kembali melihat ponselnya, dia ragu tapi akhirnya menunjukkan foto Haruka dan Yuni pada Kazuma. Kazuma tentu saja sangat kaget dan dia segera minta penjelasan pada Haruka. Haruka mengaku kalau ingin menikahi Yuni setelah Yuni lulus sekolah. Kazuma tak setuju karena Yuni masih SMA.
Kazuma bergegas pergi ke ruang kepala sekolah, dia ingin mengetuk pintu tapi tak jadi. Ketika Kazuma ingin pergi, seorang guru memanggilnya. Guru itu heran melihat wajah Kazuma yang agak menakutkan tapi Kazuma mengatakan kalau tak ada apa-apa. Guru itu bertanya apakah Kazuma sudah melihat hasil ujiannya? Kazuma hanya menggeleng dan guru itu mengabarkan bahwa nilai Yuni untuk Bahasa Inggris adalah 65.
Guru itu tak menduga bahwa Yuni bisa mendapat nilai itu dengan waktu singkat. Kazuma tersenyum senang dan seolah mendapat ide untuk memisahkan hubungan Yuni dan Haruka ketika mendengar guru itu menjamin bahwa Yuni bisa melanjutkan sekolah dimanapun sesuai dengan keinginannya termasuk sekolah di luar negeri.
Yuni kaget saat Kazuma menyodorkan brosur universitas di luar negeri. Kazuma beralasan sayang bila Yuni harus mengubur mimpinya kuliah di luar negeri. Yuni ragu tapi Kazuma memastikan bahwa Yuni pasti bisa karena nilai Yuni cukup bagus dan bila Yuni berusaha maka dia juga akan mendapat nilai Bahasa Inggris yang bagus.
Yuni galau, dia bingung menentukan pilihan. Dia ingin sekali mencoba kuliah di luar negeri tapi bila dia pergi maka hubungannya dengan Haruka akan berantakan. Saat Yuni masih galau, ponselnya berbunyi. Haruka meneleponnya. Haruka meminta Yuni agar membuka jendelanya agar mereka bisa ngobrol sambil saling melihat.
Setelah melihat Yuni, Haruka menyindir bahwa walaupun di rumah Yuni tetap saja berekspresi datar. Yuni agak kesal karena Haruka meneleponnya hanya untuk mengatakan hal itu. Haruka menghiburnya dan mengatakan kalau dirinya kangen makanya menelepon. Yuni tanpa sadar meraba dadanya. Haruka berjanji setelah Yuni lulus maka dia akan membuat alasan agar Yuni bisa tersenyum.
Haruka tersenyum dan mengakhiri pembicaraannya. Dia pergi setelah mengatakan selamat malam. Haruka berjalan santai menuju mobilnya tapi Yuni berlari mengejarnya. Yuni memeluk punggung Haruka dan balas mengatakan selamat malam. Haruka tersenyum tapi saat dia berbalik, Yuni sudah berlari pulang.
Paginya, Yuni memutuskan mengembalikan brosur itu pada Kazuma. Yuni beralasan bahwa dia tak ingin kuliah di luar negeri dan tak ada alasan lain. Kazuma kesal dan membuang brosur itu ketika Yuni sudah pergi.
Di sekolah, gosip itu menyebar dengan cepat bahwa Yuni memiliki hubungan dengan Haruka makanya nilai Yuni bisa naik drastis. Haruka yang berjalan di koridor kelas tak menyadari bahwa banyak siswi yang membicarakannya, Haruka hanya melihat Kazuma yang sedang ngobrol dengan wakil kepala sekolah.
Saat jam makan siang, Nami berlari menuju Yuni yang sedang duduk melamun. Nami memberinya selamat karena dia dengar kabar dari Kazuma bahwa Yuni akan kuliah di luar negeri. Nami dan Saki jadi punya alasan ke luar negeri untuk mengunjungi Yuni. Yuni langsung berdiri dan mengatakan kalau dirinya tak akan pergi. Nami tak mengerti padahal itulah keinginan Yuni sejak SMP. Yuni kesal dan membentak Nami.
Nami kaget, dia tak menyangka Yuni akan membentaknya. Nami mengeluh bahwa akhir-akhir ini Yuni sangat aneh, dia tak tahu apa yang terjadi tapi kini Yuni agak dingin padanya. Nami bertanya apakah Yuni menyembunyikan sesuatu darinya? Yuni hanya diam menunduk. Nami agak marah, dia mengira telah mengenal Yuni tapi nyatanya dia keliru. Nami berlari pergi dan Saki mengejarnya. Hal itu tak luput dari pandangan Ryu yang kebetulan melihatnya.
Haruka sedang di meja kerjanya ketika wakil kepala sekolah datang dan memintanya pergi ke ruang kepala sekolah. Haruka langsung pergi dan di sana Kazuma sudah menunggu, jelas terlihat sorot kesal dari tatapan Kazuma pada Haruka. Wakil kepala sekolah menceritakan gosip yang melibatkan Yuni, bagaimana Yuni bisa mendapat nilai bagus dalam waktu singkat. itu karena Haruka melanjutkan memberi pelajaran tambahan secara rahasia.
Wakil kepala sekolah tak terlalu mempermasalahkan hal itu tapi ada siswa yang mengatakan sempat melihat Haruka dan Yuni di mall saat liburan musim panas. Wakil kepala sekolah takut bila kepala sekolah mendengarnya tapi Kazuma memotong pembicaraan itu. Kazuma menyangkal gosip itu dan dia berani menjamin bahwa itu tak benar. Baik Haruka dan wakil kepala sekolah kaget mendengar Kazuma mengatakan hal itu.
Wakil kepala sekolah agak lega dan menganggap berita itu hanya gosip. Beliau menasihati Haruka agar lebih berhati-hati lagi. Ujian siswa sudah kian dekat dan mereka pasti sensitif. Haruka mengiyakan dan dia sempat melirik Kazuma yang telah berbohong demi melindungi Yuni dan dirinya.
Malamnya Haruka menemui Kazuma dan berterimakasih tapi Kazuma berdalih tak melakukannya demi Haruka tapi demi Yuni. Kazuma menceritakan impian Yuni yang ingin kuliah di luar negeri tapi kini malah menyerah padahal nilai Bahasa Inggrisnya sudah bagus. Kazuma meminta Haruka agar mau menyakinkan Yuni untuk pergi. Haruka menolak, Yuni bisa pergi bila mereka putus.
Kazuma kesal dan mencengkeram baju Haruka. Kazuma mengingatkan bahwa Yuni masih anak-anak. Dia ingin Haruka memberi Yuni ruang agar bisa menjadi dewasa. Kazuma ingin Haruka berpikir layaknya seperti orang dewasa. Kazuma bertanya apakah Haruka yakin dengan keputusannya? Haruka tak menjawab, dia tak bisa menutup kesedihannya. Kazuma menjadi tak tega dan melepaskan tangannya. Haruka melangkah pergi dengan gontai.
Yuni berdiri di depan cafe tempat dirinya dan Nami sering makan donat bersama. Yuni sedih karena kini Nami menjauhinya. Haruka tak sengaja melihat Yuni yang berdiri sendiri sambil meremas roknya. Haruka galau dan ragu membuat keputusan, dia tak ingin membuat Yuni sedih tapi dia juga tak ingin kehilangan Yuni.
Haruka mengajak Yuni ke pantai. Haruka bertanya bukankah seharusnya hari ini Yuni pergi bersama Nami? Yuni menjawab kalau dia sedang bertengkar dengan Nami padahal Nami adalah teman Yuni satu-satunya. Yuni tak keberatan toh kini dia sudah punya Haruka. Haruka membuang muka ketika Yuni memegang telinganya setelah bercerita.
Yuni mengatakan kalau dirinya mempelajari resep baru untuk Haruka setelah mereka menikah nanti. Haruka mengingatkan seharusnya Yuni belajar untuk ujian. Yuni tak perduli dengan sekolahnya, dia bisa sekolah manapun karena nilainya bagus. Yuni berbalik karena Haruka hanya diam saja.
Haruka mengatakan bahwa Yuni mungkin masih anak-anak. Yuni kaget dan Haruka berusaha menguatkan hati mengatakan sesuatu yang pastinya akan menyakiti Yuni. Haruka mengaku bahwa dia tak bisa menikahi Yuni, dia merasa sudah tak membutuhkan Yuni karena saat pulang ke rumah Haruka tak mengingat Yuni. Haruka ingin mereka putus saja. Haruka berbalik agar tak melihat kesedihan di wajah Yuni karena dirinya sendiri juga merasa berat.
Yuni sedang duduk melamun saat Nami muncul, Nami sangat khawatir karena Mirei mengatakan kalau Yuni tak masuk tapi Kazuma mengatakan kalau Yuni pergi sekolah sejak pagi. Yuni hanya diam dan Nami melanjutkan bahwa dia sudah mengetahui semuanya dari Ryu. Nami bertanya apakah karena itu Yuni menyerah untuk pergi ke luar negeri? Yuni tetap menunduk tanpa mengatakan apapun.
Nami mengungkapkan kekesalannya karena Yuni tak mengatakan apapun padanya padahal Yuni sudah berjanji akan bercerita bila sudah punya pacar. Yuni berdiri dan minta maaf pada Nami, dia mengaku kalau kini mereka sudah putus. Yuni akhirnya curhat tentang akhir hubungan mereka, walaupun telah disakiti tapi Yuni masih mencintai Haruka.
Yuni heran melihat Nami yang menangis, Nami beralasan kalau Yuni yang mengalami hal itu tak menangis makanya dia menangis untuk menggantikan Yuni. Yuni meresapi apa yang dikatakan Nami dan diapun akhirnya menangis. Tangisnya kian keras saat Nami memeluknya. Mereka menangis bersama.
Saki dan Ryu melihat dari kejauhan. Ryu tak bisa menahan amarahnya dan dia berlari mencari Haruka. Ryu menghentikan Haruka yang sedang berjalan bersama Mirei. Ryu mendekati Haruka tanpa memperdulikan Mirei. Ryu kesal karena sudah mempercayai dan bersedia diam demi Haruka tapi Haruka malah mempermainkan Yuni. Ryu memukul wajah Haruka hingga terjatuh, dia mengancam agar Haruka tak mendekati Yuni lagi. Ryu langsung pergi dan Mirei ingin memanggilnya tapi Haruka melarang.
Mirei membantu Haruka. Mirei mengaku kalau dirinyalah yang mengatakan pada Kazuma tentang hubungan Haruka dan Yuni. Mirei kaget saat Haruka mengatakan kalau dirinya sudah menduganya. Haruka yakin tak ada orang lain yang berani mengambil foto itu selain Mirei dan mungkin Mirei berpikir bila Kazuma akan menangani masalah itu secara diam-diam tanpa memberitahu wakil kepala sekolah. Mirei menjadi salah tingkah mendengar kata-kata Haruka yang tajam.
Mirei mengaku kalau dirinya tak sebaik itu, sebenarnya dia ingin agar Kazuma memaksa Haruka putus dengan Yuni, itulah harapannya. Haruka menyambung dengan menyindir bila itu terjadi maka Mirei akan mendapatkan apa yang dia inginkan. Mirei menangis dan yakin bahwa dia tak mendapatkan apapun karena dia percaya Haruka akan menuruti kata hatinya dan Yuni tak mendapatkan apapun.
Malamnya, Yuni mendatangi Kazuma yang sibuk mengetik. Yuni memutuskan akan kuliah di luar negeri dan Kazuma kaget mendengar keputusan Yuni yang mendadak. Yuni menyindir Kazuma yang tampaknya tak terlalu senang mendengar berita itu. Kazuma menyangkal dan dia mengaku senang. Yuni kembali ke kamarnya dengan langkah gontai. Di kamarnya, Yuni membuka buku catatan dari Haruka dan dia mulai serius belajar.
Tiba saatnya Yuni harus pergi ke California untuk kuliah. Nami dan Kazuma menemani Yuni ke bandara. Yuni menunggu sambil ngobrol dengan Nami sedangkan Kazuma menunggu di kursi yang agak jauh. Nami bertanya apakah Yuni tak kesulitan belajar di luar negeri karena perbedaan bahasa? Yuni mengaku tak masalah karena dia akan ikut kelas percakapan agar bisa lancar berbicara. Nami melihat jam di tangannya dan mengingatkan Yuni untuk pergi.
Yuni berdiri dan mengedarkan pandangan, dia agak kecewa karena tak melihat Haruka. Nami berjanji akan mengatakan pada Haruka. Yuni mengaku kalau rasa cintanya pada Haruka tak berubah. Dia ingin kuliah dan belajar dengan giat, Yuni ingin melakukan yang terbaik agar Haruka benar-benar jatuh cinta padanya.
Nami mengangguk dan menyemangatinya. Nami berjanji akan mengumpulkan uang agar bisa mengunjungi Yuni di California. Mereka saling berpelukan dan saling menyemangati agar mimpi mereka bisa terwujud. Kazuma melihat kedua sahabat itu sambil tersenyum senang.
Di sekolah, wakil kepala sekolah bertanya pada Kazuma tentang Yuni. Kazuma menjawab kalau Yuni sudah sampai dengan selamat tapi kesulitan baru saja di mulai. Yuni harus rajin mengikuti kelas percakapan agar bisa mengikuti kuliah dengan lancar. Guru yang lain ikut nimbrung dan mengatakan bahwa Yuni pasti bisa melakukannya. Kazuma menambahkan bahwa semua itu berkat bantuan Haruka.
Kazuma menghampiri Haruka yang bersiap pergi mengajar. Kazuma dengan tulus mengucapkan terima kasih atas semua bantuan Haruka pada Yuni. Haruka tak mengatakan apapun dan hanya mengangguk kemudian pergi. Rupanya Haruka juga kangen pada Yuni, dia mampir ke kelas Bahasa Inggris dan mengamati meja tempat dia biasanya mengajar Yuni.
Hari terus berganti dengan cepat baik Haruka dan Yuni berada di tempat yang berbeda tapi mereka sama-sama giat meraih mimpi mereka. Yuni kuliah dan belajar dengan tekun sementara Haruka mengabdikan dirinya sebagai guru dan membantu para muridnya meraih mimpi mereka. Saat mengajar, Haruka tak sengaja melihat keluar jendela dan ternyata salju sudah mulai turun.
Haruka berjalan santai setelah mengajar. Dia berjalan menyusuri koridor dan dia kaget melihat sosok yang sangat dikenalnya berdiri tak jauh dari tempatnya berdiri. Yuni mendekati Haruka dan ingin menunjukkan sesuatu. Haruka bertanya bagaimana dengan kuliahnya? Yuni mengaku kalau dirinya melewatkan beberapa kelas.
Yuni melihat Kazuma di balik punggung Haruka dan dia mengajak Haruka pergi sambil berlari. Seluruh siswa heboh karena Haruka pergi padahal sekolah belum usai. Mereka juga heran melihat Haruka pergi bersama seorang gadis. Mirei juga melihat mereka tapi kini tak ada sorot cemburu di matanya, justru Mirei tersenyum senang melihat Haruka bertemu lagi dengan Yuni.
Yuni dan Haruka pergi ke pantai, Yuni menunjukkan sebuah foto tentang matahari biru yang tenggelam. Dulu Haruka pernah menceritakan hal itu berdasarkan cerita ayahnya tapi Haruka tak percaya dan menganggap itu hanya khayalan ayahnya saja. Yuni mengaku kalau dirinya harus menunjukkan foto itu pada Haruka, apapun yang terjadi.
Haruka bertanya apakah Yuni datang menemuinya hanya untuk menunjukkan foto itu? Yuni mengiyakan. Haruka berterima kasih tapi dia menganggap hal itu tak mengubah keadaan, baginya ayahnya tetap berbohong pada keluarganya. Yuni mencoba membela ayah dengan mengatakan bahwa bukankah itu artinya ayah ingin semua keluarganya bahagia? Berbohong demi kebahagiaan orang lain.
Yuni menyindir bahwa Haruka juga membohonginya. Haruka kaget dan berbalik. Yuni menambahkan bahwa dirinya baru menyadari setelah jauh dari Haruka. Haruka mengatakan bahwa tak mencintainya lagi hanyalah kebohongan agar Yuni pergi kuliah ke California. Yuni akan terus belajar dan berusaha agar bisa kembali pada Haruka sebagai orang yang lebih cocok. Yuni ingin agar Haruka menunggunya selesai kuliah.
Haruka minta maaf dan tak ingin membohongi Yuni lagi. Yuni kecewa dan meremas roknya sambil menunduk. Haruka melepaskan tangan Yuni dan memeluknya. Haruka berjanji akan mencintai Yuni seumur hidupnya. Haruka ingin mereka menikah sekarang. Yuni kaget dan melepaskan pelukan Haruka, mereka tak bisa menikah sekarang.
Haruka tahu alasan Yuni tapi dia tak akan mengekang, Yuni bebas melakukan apapun yang diinginkannya termasuk untuk terus sekolah. Haruka mencintai Yuni yang sekarang berdiri di depannya. Haruka minta Yuni tak memanggilnya secara formal terus. Haruka memanggil Yuni dan membuka kedua lengannya. Yuni tersenyum dan menghambur ke dalam pelukan Haruka.
Adegan favoritku :
Scene yang paling aku ingat dari film ini adalah saat Yuni bersembunyi di bawah meja dan menarik-narik kain celana Haruka agar Haruka menyadari keberadaannya.
Aku bisa mengerti bila Yuni berbuat nekat itu. Yuni tipe orang yang tertutup dan hanya memiliki Nami sebagai sahabat. Yuni juga tak terbuka soal kisah cintanya pada Nami mungkin perbedaan status dan usia antara dirinya dan Haruka.
Yuni tak tahu harus bertanya pada siapa, dia hanya tahu dari buku yang dibacanya bahwa cara terbaik untuk menyatakan cinta adalah dengan mengatakannya secara langsung. Yuni sudah mencoba beberapa kali dan pada akhirnya dia nekat bersembunyi di bawah meja guru dan menunjukkan tulisan tentang kegalauan hatinya.
Untung saja Haruka memiliki perasaan yang sama dengan Yuni sehingga Yuni tak dipermalukan, misalnya Haruka dengan sengaja mengatakan keberadaan Yuni di depan semua temannya.
Hikmah yang bisa diambil dari film ini :
Cinta memang tak harus saling memiliki, ungkapan ini terdengar klise tapi itulah yang terjadi bila cinta kita bertepuk sebelah tangan. Dalam film ini ada 2 tokoh yang cintanya bertepuk sebelah tangan, yaitu Mirei dan Ryu tapi aku suka dengan karakter tokoh Ryu, walaupun hanya muncul sedikit tapi kehadirannya sangat memukau.
Ryu sosok pemuda yang garang dan ditakuti tapi dia memiliki keinginan menjadi pembuat Pastry seperti ayahnya. Yuni sosok gadis pendiam dan tertutup secara tak sengaja membantu Ryu dan sejak itu Ryu jadi menyukai Yuni tapi sayangnya cinta Ryu bertepuk sebelah tangan, Yuni menyukai Haruka.
Bukannya berbuat curang tapi Ryu malah "mendukung" Yuni memperjuangkan cintanya. Ryu bahkan membantu agar kesalahpahaman antara Yuni dan Nami sirna agar mereka bisa kembali bersama seperti biasanya karena ryu tahu bahwa Nami adalah satu-satunya sahabat Yuni.
Ryu juga tak segan atau ragu memukul Haruka yang telah tega menyakiti hati Yuni. Bagi Ryu, walaupun Haruka memutuskan Yuni demi kebaikan Yuni tapi dia tak suka melihat Yuni yang sedih dan menangis pilu di pelukan Nami.
Berbeda dengan Ryu yang bisa menerima "kekalahan", Mirei justru berusaha untuk mengacaukan hubungan Haruka dan Yuni. Mirei masih tak rela bila Haruka lebih memilih Yuni daripada dirinya, walaupun Mirei tahu bahwa sejak dulu Haruka memang tak mencintainya. Pada akhirnya Mirei menyadari bahwa cinta memang tak bisa dipaksakan.
Yah, cinta memang tak harus selalu memiliki. Sedih sih tapi untuk apa bila bisa memiliki orang yang dicintai tapi bukannya merasa bahagia tapi malah tersiksa? Melihat orang yang dicintai bisa bahagia dengan orang yang dipilihnya mungkin memang sakit tapi mungkin itu yang terbaik dan berpikir positif bahwa dia memang bukan jodoh kita.
Komentarku :
Film ini sangat menarik karena temanya tak hanya cinta beda usia tapi juga beda status. Seorang guru yang sudah berusia dewasa jatuh cinta dengan siswi SMU yang masih remaja dan labil. Memang sih, yang berat bukan masalah usianya tapi statusnya. Seorang guru tugasnya adalah mendidik siswinya bukan memacari siswinya.
Tapi kalau sudah ngomong soal cinta, agak repot juga kan? Cinta kan tak mengenal perbedaan status, usia dan perbedaan lainnya. Kalau cinta ya cinta saja. Masalahnya, kita kan hidup bermasyarakat dan ada banyak norma yang harus dipatuhi tak bisa hanya menuruti kata hati saja.
Dilema itu yang dirasakan Haruka, dia memang mencintai Yuni tapi dia tak boleh egois dan dituntut untuk bersikap lebih dewasa. Akhirnya Haruka sengaja berbohong agar Yuni bisa menggapai cita-citanya. Perpisahan justru membuat Yuni menyadari cintanya pada Haruka, bukannya benci karena mereka putus tapi Yuni jadi tahu bahwa sebenarnya Haruka memberinya peluang untuk mengembangkan diri dan mandiri.
Oh ya, aku juga sempat membaca tentang kisah cinta guru SMP dan muridnya (kejadiannya di Manado). Kisah mereka sangat viral karena mereka akhirnya menikah setelah 7 tahun pacaran. Kurasa masih banyak lagi kisah guru yang menikahi muridnya. Intinya tak ada yang salah bila seorang guru menyukai atau menikahi muridnya, yang jelas guru itu harus sabar, tak boleh egois dan bersedia menunggu.
Contohnya ya seperti kisah cinta dari Manado itu. Kalau menuruti kata hati si guru pasti maunya nikah secepatnya tapi kan kasihan muridnya, belum siap secara fisik dan mental. Guru itu butuh waktu 7 tahun agar mereka bisa menikah. Endingnya memang manis tapi aku yakin mereka berdua butuh tenaga ekstra untuk meyakinkan orangtua, keluarga dan masyarakat bahwa cinta mereka tulus. Dan semua perjuangan itu akan terbayar lunas saat berhasil bersanding di pelaminan karena restu orangtua. Benar-benar romantis!!!
0 comments:
Post a Comment